Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Hukum Bisnis

Pengertian hukum bisnis lebih sering diidentikkan dengan hukum ekonomi.

Padahal pengertian hukum bisnis berada di ruang lingkup yang lebih kecil daripada

hukum ekonomi. Pengertian hukum bisnis sangat jarang diketahui oleh karena

pengertian hukum bisnis hanya menjadi kepentingan bagi para penggelut dunia bisnis

atau akademisi dan mahasiswa yang konsentrasi pada jurusan hukum bisnis.

Sebenarnya pengertian hukum bisnis ini pernah kami ulas dalam artikel

sebelumnya yang berjudul hukum bisnis. Untuk menemukannya anda bisa lihat pada

menu kategori hukum bisnis dibawah menu hukum perdata. Namun artikel tersebut

kami rasa masih kurang dan karenanya tetap merasa perlu untuk memberikan

tambahan pengertian hukum bisnis. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui artikel

ini kami akan berbagi pengetahuan sedikit mengenai pengertian hukum bisnis.

Pengertian hukum bisnis secara umum hukum bisnis dapat dipahami sebagai

hukum yang mengatur tentang aktivitas ekonomi. Aktivitas tersebut berupa

perdagangan, pelayanan jasa, dan keuangan yang dilaksanakan secara terus menerus,

bertujuan mendapatkan keuntungan. Aktivitas ekonomi itulah yang disebut sebagai

bisnis. Kegiatan usaha atau aktivitas ekonomi tersebut dijalankan oleh perorangan atau

badan usaha. Seiring berkembangnya jaman, cara manusia melakukan kegiatan

ekonomi juga semakin beragam. Di zaman dulu, orang melakukan kegiatan ekonomi

secara sederhana, seperti berdagang. Dewasa ini kegiatan ekonomi bisa dilakukan

dengan mendirikan badan usaha atau badan hukum.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan bisnis.


1. Usaha sebagai kegiatan perdagangan (commerce), yaitu seluruh kegiatan jual beli

yang dilakukan oleh perorangan dan badan hukum. Kegiatan perdagangan ini bisa

dilakukan di dalam dan di luar negeri. Tujuan dari usaha perdagangan ini untuk

mendapatkan keuntungan. Contohnya adalah dealer, agen, grosir, toko dan lain

sebagainya.

2. Usaha sebagai kegiatan industri, yaitu kegiatan yang memproduksi, menghasilkan

barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat. Contohnya industri pertaniain,

perkebunan, pertambangan, pabrik semen, pakaian dan sebagainya.

3. Usaha sebagai kegiatan melaksanakan jasa, yaitu kegiatan melaksanakan jasa atau

mnyediakan jasa yang dilakukan secara perorangan atau badan usaha. Contohnya jasa

perhotelan. Konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan dan sebagainya.

Dari beberapa kegiatan bisnis yang diungkapkan diatas, maka dapat disimpulkan

pengertian hukum bisnis secara sederhana, yakni sebagai peraturan yang dibuat untuk

mengatur kegiatan bisnis. Agar kegiatan itu dijalankan dengan adil.

Pengertian hukum bisnis secara umum adalah peraturan-peraturan tertulis yang

dibuat oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur, mengawasi dan melindungi

seluruh kegiatan bisnis, meliputi kegiatan industri, perdagangan dan pelaksanaan jasa

serta semua hal yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dan kegiatan bisnis lainnya.

Hukum bisnis merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur lalu

lintas kegiatan ekonomi agar tercipta keamanan dan ketertiban dalam bidang ekonomi

Indonesia. Apabila kaidah hukum dalam bidang bisnis ini dilanggar, maka akan diberikan

sanksi yang tegas.


Demikian artikel mengenai pengertian hukum bisnis ini dibuat semoga bermanfaat bagi

kita semua.

Hukum Bisnis yang Berlaku di Indonesia

A. Pengertian Hukum Bisnis

Istilah “hukum bisnis” sebagai terjemahan dari istilah “Business Law” sangat

banyak di pakai dewasa ini, baik di kalangan akademis maupun di kalangan para artikel.

Meskipun begitu, banyak istilah lain yang sungguhpun tidak sama persis sama artinya,

tetapi mempunyai ruang lingkup yang mirip-mirip dengan istilah hukum bisnis. Istilah-

istilah terhadap hukum bisnis terebut sebagai berikut :

1. Hukum Dagang (sebagai terjemahan dari “Trade Law”)

2. Hukum Perniagaan (sebagai terjemahan dari commercial Law )

3. Hukum Ekonomi (sebagai terjemahan dari “economic law”)

Istilah “hukum dagang atau “hukum perniagaan” merupakan istilah dengan

cakupan yang sangat tradisional dan sangant sempit. Sebab, pada prinsipnya kedua istilah

tersebut hanya melingkupi topic-topik yang terdapat dalam kitab undang-undang hukum

dagang (KUHD) saja. Padahal, begitu banyak topik hukum bisnis yang tidak diatur atau

tidak lagi diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang (KUHD). Misalnya,

mengenai perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar modal, merger dan akuisisi,

perkreditan, hak atas kekayaan intelektual, perpajakan, bisnis internasional dan masih

banyak lagi. Sementara dengan istilah “hukum ekonomi cakupannya sangat luas,

berhubungan dengan adanya pengertian ekonomi dalam arti mikro dan makro, ekonomi

pembangunan dan ekonomi sosial, ekonomi manajemen dan akuntansi, yang kesemuanya

tersebut mau tidak mau harus di cakup oleh istilah “hukum ekonomi”. Jadi, kita dilihat
dari segi batasan ruang lingkupnya, maka jika istilah hukum dagang atau hukum

perniagaan ruang lingkupnya sangat luas. Karena itu, memang istilah yang ideal adalah

“hukum bisnis” itu sendiri.

Selain itu, jika istilah “hukum dagang” atau istilah “hukum perniagaan”, kedua

istilah tersebut sudah sangat tradisional, bahkan sudah menjadiklasik”,maka dengan

istilah “hukum bisnis” penekanannya adalah kepada hal-hal yang modern yang sesuai

dengan perkembangannya yang mutakhir. Itulah sebabnya, dibandingkan dengan istilah-

istilah lainnya tersebut, istilah “hukum bisnis” saat ini lebih popular dan sangat banyak

digunakan orang, baik di Indonesia maupun di banyak Negara lain, bahkan oleh

masyarakat internasional.

Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan istilah “hukum bisnis” itu ?

sebagaimana diketahui bahwa istilah “hukum bisnis” terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu kata

“hukum” dan kata “bisnis”. Banyak definisi sudah diberikan kepada kata “hukum”

meskipun tidak ada 1 (satu) definisi pun yang dapat dikatakan lengkap dan

menggambarkan arah arti hukum secara utuh.

Sedangkan terhadap istilah “bisnis” yang dimaksudkan adalah suatu urusan atau

kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau

pertukaran barang atau jasa (Abdurrachman, 1991:150), dengan menempatkan uang dari

para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk

mendapatkan keuntungan (Friedman, jack P., 1987:66).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan hukum bisnis adalah suatu perangkat

kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan

urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi

atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah

untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

Fungsi Hukum Bisnis adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi

bisnis, untuk memahami hak dan kewajibannya dalam praktek bisnis, agar terwujud

watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan, wajar, dan dinamis (yang

dijamin oleh kepastian hukum).

2 ASPEK POKOK ASAS HUKUM BISNIS :

a. Aspek kontrak (perjanjian) yang menjadi sumber hukum utama dimana

masing-masing pihak tunduk pada perjanjian yang telah disepakati bersama.

b. Aspek kebebasan membuat perjanjian dimana para pihak bebas membuat dan

menentukan isi dari perjanjian yang disepakati bersama.

Adapun yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis ini, antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Kontrak Bisnis

2. Jual beli

3. Bentuk-bentuk perusahaan

4. Perusahaan go public dan pasar modal

5. Penanaman modal asing

6. Kepailitan dan likuidasi

7. Merger dan akuisisi

8. Perkreditan dan pembiayaan

9. Jaminan hutang

10. Surat berharga

11. Perburuhan

12. Hak atas kekayaan intelektual


13. Anti monopoli

14. Perlindungan konsumen

15. Keagenan dan distribusi

16. Asuransi

17. Perpajakan

18. Penyelesaian sengketa bisnis

19. Bisnis internasional

20. hukum pengangkutan (darat, laut, udara, dan multimodal)

Sumber Hukum Bisnis Indonesia

Sumber hukum bisnis sesungguhnya sama dengan sumber hukum di

Indonesia. Serupa dengan bidang hukum lainnya, sumber hukum bisnis dapat

disebutkan sebagai berikut:

·         Peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan hukum yang berlaku, seperti:

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain sebagainya.

·      Perjanjian atau kontrak, yaitu kesepakatan yang dibuat oleh para pihak dalam

transaksi bisnis. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa perjanjian atau kontrak

berlaku sebagai Undang-Undang terhadap para pihak yang membuatnya.

·         Traktat, yaitu ketentuan dalam hubungan dan hukum internasional, baik

berupa kesepakatan antara para pemimpin negara di dunia, peraturan dalam hukum

internasional, pedoman yang dibuat oleh lembaga-lembaga dunia, dan lain sebagainya

yang diberlakukan di Indonesia.

·         Yurisprudensi, yaitu keputusan hukum yang biasanya menjadi pedoman dalam

merumuskan atau menjadi pertimbangan dalam penyusunan peraturan atau keputusan

hukum berikutnya.
·         Kebiasaan-kebiasaan dalam bisnis, yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh

pelaku bisnis pada umumnya.

·        Doktrin, yaitu pendapat pakar atau ahli hukum yang berkaitan dengan hukum

bisnis. Doktrin biasa pula disebut dengan pendapat para sarjana hukum.

Dalam hukum bisnis Indonesia terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang

menjadi landasan bagi transaksi bisnis. Diantara peraturan perundang-undangan

tersebut, beberapa diantaranya memiliki saling keterkaitan satu sama lain. Berikut ini

beberapa peraturan perundang-undangan dalam hukum bisnis di Indonesia, antara

lain:

 Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Perikatan

 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 sebagaimana telah dubah menjadi Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten

 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat

 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang

 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa.

Namun demikian, dasar hukum dari hukum bisnis di Indonesia yang tertulis adalah sebagai

berikut:

1. KUH Dagang yang belum banyak di ubah.

2. KUH dagang yang sudah banyak berubah.

3. KUH Dagang yang sudah diganti dengan Perundang-undangan yang baru.

4. KUH Perdata yang belum banyak diubah.

5. KUH Perdata yang sudah banyak berubah.

6. KUH Perdata yang sudah diganti dengan Perundag-undangan yang baru.

7. Perundang-undangan yang tidak terikat dengan KUH Dagang maupun KUH Perdata.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing kategori tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. KUH Dagang yang belum banyak di ubah

Masih banyak ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya belum

berubah yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis, meskipun sudah

barang tentu sudah banyak dari ketentuan tersebut yang sudah usang dimakan zaman.

Ketentuan-ketentua dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku adalah

pengaturan tentang hal-hal sebagai berikut:

A. Keagenan dan distributor (makelar dan komisioner)

B. Surat berharga (wesel, cek dan aksep)

C. Pengangkutan laut
2. KUH Dagang yang sudah banyak berubah

Disamping itu, masih ada ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya

masih berlaku, akan tetapi telah banyak berubah yang mengatur tentang berbagai aspek

dari hukum bisnis. Ketentuan-ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya masih

berlaku, tetapi telah banyak berubah adalah pengaturan tentang hal-hal berikut:

o Pembukuan Dagang

o Asuransi

3. KUH Dagang yang sudah diganti dengan Perundang-undangan yang baru

Selanjutnya, ada juga ketentuan dalam KUH Dagang yang telah dicabut dan

diganti dengan perundang-undangan yang baru sehingga secara yuridis formal tidak

berlaku lagi. Yakni ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dan

hukum bisnis berupa:

a. Perseroan Terbatas

b. Pembukuan Perseroan

c. Reklame dan penuntutan kembali dalam kepailitan

4. KUH Perdata yang belum banyak diubah

Kemudian, masih ada ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya belum

berubah yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis. Ketentuan-ketentuan

dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih berlaku adalah pengaturan tentang hal-

hal sebagai berikut:

a. Kontrak

b. Jual Beli

c. Hipotik (atas Kapal)

5. KUH Perdata yang sudah banyak berubah


Disamping itu, masih ada ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya

masih berlaku, tetapi telah banyak berubah yang mengatur tentang berbagai aspek dari

hukum bisnis. Ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih

berlaku, tetapi telah banyak berubah adalah pengaturan tentang hal sebagai berikut:

- Perkreditan (Perjanjian Pinjam_meminjam)

6. KUH Perdata yang sudah diganti dengan Perundang-undangan yang baru

Selanjutnya, ada juga ketentuan dalam KUH Perdata yang telah dicabut dan

diganti dengan perundang-undangan yang beru sehingga secara yuridis formal tidak

berlaku lagi. Yakni ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dari

hukum bisnis berupa:

a. Hak tanggungan (dahulu hipotik atas tanah)

b. Perburuhan

7. Perundang-undangan yang tidak terkait dengan KUH Dagang maupun KUH Perdata

Banyak juga ketentuan perundang-undang an Indonesia yang mengatur berbagai

facet dari hukum bisnis yang tidak erikat, baik dengan KUH Dagang maupun dengan

KUH Perdata. Ketentuan yang tidak terikat dengan KUH Perdata atau KUH Dagang

tersebut, antara lain adalah ketentuan-ketentuan tentang hal-hal sebagai berikut:

a. Perusahaan Go Public dan pasar modal

b. Penanaman modal asing

c. Kepailitan dan likuidasi

d. Akusisi dan merger

e. Pembiayaan

f. Hak atas kekayaan intelektual (HAKI)

g. Anti monopoli

h. Perlindungan konsumen
i. Penyelesaian sengketa bisnis

j. Bisnis internasional

Ruang Lingkup Hukum Bisnis Indonesia

Mengingat hukum bisnis Indonesia lahir untuk mengatur, mengawasi,

melindungi kegiatan ekonomi, maka ruang lingkup hukum bisnis juga berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Hampir setiap sendi kegiatan bisnis di Indonesia

sudah tersentuh oleh hukum bisnis. Keberadaan hukum bisnis saat ini, telah berhasil

mengisi ruang kosong pada kegiatan bisnis.

Adapun ruang lingkup hukum bisnis, antara lain: Perjajian dan Kontrak Bisnis,

Badan Usaha dan Badan Hukum (Perusahaan), Pembiayaan, Penanaman

Modal/Investasi, Asuransi, Kepailitan dan Likuidasi, Perlindungan Konsumen,

Persaingan Usaha, Pengangkutan, Pajak, Ketenagakerjaan, Surat Berharga, Hak atas

Kekayaan Intelektual, Penyelesaian Sengketa Bisnis, dan Kegiatan Bisnis lainnya.

Sumber :

Apa yang dimaksud dengan HUKUM BISNIS ?

Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang

tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang,industri atau keuangan yang

dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan

uang dari entepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif

adalah mendapatkan keuntungan tertentu pula.

Anda mungkin juga menyukai