Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ Persiapan Dasar Luka “

Nama : Marianti J Dunggio


Nim : 15011104066

Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Sam Ratulangi
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut di panjatkan kehadiratNya, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Persiapan Dasar Luka “ ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Wound Care & Stoma. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka kritikan dan saran yang
membangun sangat di harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB. II PEMBAHASAN .......................................................... 2
A. Preparasi bed luka
BAB. III PENUTUP .......................................................... 5
- Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan berbagai hal.
Kondisi ini akan segera disusul dengan penyembuhan luka. Proses yang berlangsung sangat
kompleks. Peran perawatan luka sangat penting untuk membuat kondisi luka menjadi optimal
serta mengawal proses penyembuhan luka berlangsung dengan baik. Secara umum prinsip
tersebut tetap menjadi dasar dalam perawatan luka. Metode perawatan luka telah mengalami
perbaikan dan penambahan secara luas. Pengetahuan perawatan luka terutama dari
pengalaman empiris. Dalam perkembangannya cara penerapan prinsip tersebut mengalami
banyak perubahan terutama pada dekade ini.
Penanganan luka yang umum di lakukan saat ini masih banyak yang menganut cara
tradisional di mana perawatan luka dilakukan dengan antiseptik , antibiotik serta ditutup
dengan pembalut yang sederhana. Konsep pengolaan luka sampai saat ini telah banyak
berubah. Luka dikelola berdasarkan kondisi luka serta berupaya mengawal luka supaya
penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik.
konsep preparasi luka saat ini menjadi fokus utama dalam perawatan luka dan menjadi dasar
dan harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan penutupan luka. Atas dasar itu, akan
dibahas tentang berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kondisi luka yang
baik dan memungkinkan luka dapat sembuh sesuai demgan harapan.
B. Rumusan masalah
Bagaimana persiapan dasar luka ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui persiapan dasar luka
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Preparasi Bed Luka


Preparasi bed luka adalah suatu upaya untuk mempersiapkan luka supaya dapat melalui
proses penyembuhan luka dengan baik, merupakan proses pembuangan barrier yang terdapat
diluka yang dapat dilakukan dengan cara melakukan debridement, kontrol bakteri dan
pengelolaan eksudat luka.
Debridement merupakan proses usaha menghilangkan jaringan nekrotik atau jaringan
nonvital dan jaringan yang sangat terkontaminasi dari bed luka dengan mempertahankan
secara maksimal struktur anatomi yang penting seperti syaraf, pembuluh darah, tendon dan
tulang. Debridement dilakukan pada luka akut maupun luka kronis. Setelah luka dibersihkan
dari jaringan nekrotik diharapkan akan memperbaiki dan mempermudah proses
pemyembuhan luka. Timbunan jaringan nekrotik biasanya terjadi akibat buruknya suplai
darah pada luka atau dari peningkatan tekanan interstitiel.
Tujuan dasar debridement adalah mengurangi kontaminasi pada luka untuk mengontrol dan
mencegah infeksi. Jika jaringan nekrotik tidak dihilangkan akan berakibat tidak hanya
menghalangi penyembuhan luka tetapi juga dapat juga terjadi kehilangan
protein,osteomielitis, infeksi iskemik dan kemungkinan terjadi sepsis, amputasi tungkai atau
kematian. Setelah debridement, membuang jaringan nekrotik akan terjadi perbaikan sirkulasi
dan terpenuhi pengangkutan oksigen yang adekuat ke luka. Debridement merupakan upaya
untuk mempercepat penyembuhan luka , dimana luka yang mengandung jaringan nekrotik
akan lama sembuhnya. Karena jeringan nekrotik akan menjadi tempat koloni bakteri dan
menimbulkan bau yang tidak enak.

2
Debridement dapat dilakukan dengan teknik :
1. Pembedahan
Debridement pembedahan adalah tindakan menggunakan skalpel, guting, kuret atau
instrumen lain untuk membuang jaringan mati dari luka. Tindakan ini merupakan pilihan
pertama jika faktor kecepatan dan ketuntasan menjadi pertimbangan, cara ini paling efektif
mengatasi jaringan nekrotik, eksudat dan mengatasi infeksi, tetapi mempunyai kekurangan
yaitu rasa nyeri dan biaya relatif tinggi.
2. Enzimatik
Debridement enzimatik merupakan teknik debridement menggunakan topikal ointment enzim
yang mempunyai tingkat selektivitas yang paling tinggi untuk membuang jaringan nekrotik.
Topikal ointment yang populer saat ini adalah kolagenase yang telah di pakai secara luas.
Enzim kolagenase adalah hasil fermentasi dari clostridium histolyticum yang mempunyai
kemampuan unik mencerna kolagen dalam jaringan nekrotik. Kolagenase dapat
membersihkan luka dari jaringan mati dan menjadikan bed luka siap untuk penyembuhan.
3. Otolitik
Debridement otolitik atau invivo emzymes self digest devitalized tissue adalah proses usaha
tubuh untuk melakukan pembuangan jaringan mati dengan cara mempertahankan suasana
luka supaya tetap lembab. Dalam keadaan luka lembab akan menghasilkan protein proteolitik
yang berefek melisiskan jaringan nekrotik, sehingga mampu membersihkan luka dari
jaringan nekrotik. Tindakan ini merupakan prosedur debridement yang tidak nyeri dan biaya
relatif rendah.
4. Mekanik
Debridement mekanik disebut juga gauze debridement, prinsip kerjanya adalah wet to dry
dressing. Luka ditutup dengan kasa yang telah dibasahi normal saline, setelah kasa kering
jaringan yang mati/debris akan melekat pada kasanya. Saat mengganti balut jaringan mati
akan ikut terbuang. Tindakan ini dilakukan berulang 2-6 kali perhari.
3
Biasanya tindakan ini sebagai pelengkap surgical debridement. Prosedur ini membuat tidak
nyaman bagi penderita karena sering diganti balutannya, dapat merusak jaringan granulasi
baru, merusak epitel yang masih fragile dan potensial timbul maserasi disekitar luka.
5. Biologik
Debridement biologik merupakan upaya debridement memggunakan larva disebut sebagai
maggot debridement therapy. Larva yang digunakan Phaenicae sericata. Prosedur ini dapat
membersihkan jaringan nekrotik dan infeksi, desinfeksi membunuh bakteri dan stimulasi
penyembuhan luka. Metode ini merupakan biomechanical debridement, sukses untuk
menangani abses, luka bakar, selulitis, gangren, ulkus, ostemielitis dan mastoiditis.
Kontrol koloni bakteri dilakukan untuk mencegah peningkatan karena akan mengingkatkan
jumlah eksudat dan kemungkinan infeksi yang akan mengganggu penyembuhan luka.
Mengatasi eksudat merupakan hal yang penting dalam pemgolaan luka kronik. Tujuan
pengelolaan eksudat adalah mempertahankan kondisi luka dalam keadaan lembab. Dilakukan
balut tekan denganenggunakan kasa absorben, selain itu juga dapat dilakukan dengan sistem
vacuum. Pembalut (dresing) luka bertujuan melindungi luka dari trauma dan infeksi.

4
BAB III
PENUTUP

- Kesimpulan
Peran perawatan luka sangat penting untuk membuat kondisi luka menjadi optimal serta
mengawal proses penyembuhan luka berlangsung dengan baik.
5

DAFTAR PUSTAKA

David S Perdanakusuma. 2015. Modern Wound Management : Indication and Application.


PT Revka Petra Media. Surabaya.
Margarita Rehatta. 2015. Pedoman Keterampilan Medik 3. Airlangga University Press.
Surabaya.
6

Anda mungkin juga menyukai