Anda di halaman 1dari 3

PNEUMONI PENGERTI

Pneumonia adalah penyakit batuk pilek


disertai napas sesak atau napas cepat. PATOFISIOLOGI
A pneumonia
menyebabkan
adalah infeksi
paru-paru
yang
meradang. Sebagian besar pneumonia didapat melalui
kantung-kantung kemampuan menyerap aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
oksigen menjadi kurang,kekurangan mekanisme yang pada keadaan normal
ETIOLOGI ADA 2 oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
ETIOLOGI bekerja. difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
PNEUMONIA : saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai
FAKTOR paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan
dengan makrofag alveoler, dan juga dengan
mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bakteri
Respiratory Syncial Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada
Virus (RSV). pneumokokus keadaan normal berkolonisasi di saluran napas
atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu
a. Pasien imunosupresif dan mereka
orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di
dengan jumlah neutrofi rendah
Mikroorganisme tersering sebagai udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan
(neutropeni) adalah mereka yang Bakteri pneumokokus adalah kuman
penyebab pneumonia adalah virus. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri
berisik. yang paling umum sebagai penyebab
virus,terutama Respiratory Syncial menyebabkan respons inflamasi akut yang
b. IndIvidu yang merokok berisik, kerena pneumonia,biasanya pneumonia
Virus (RSV) yang mencapai meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan
asap rokok mengganggu baik bakteri di dahului dengan infeksi
40%,sedangkan golongan bakteri infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli
aktifitasmukosiliari dan makrofag. saluran nafas yang ringan atau satu
yang ikut berperan terutama yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif
minggu sebelumnya. Infeksi virus pada
c. Setiap pasien yang diperbolehakan Streptococcus pneumoniae dan di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang
saluran pernapasan dapat
berbaring secara pasif di tempat tidur Haemophilus influenzae type b khas pada foto toraks.
mengakibatkan pneumonia disebabkan
dalam waktu yang lama yang secara (Hib). Awalnya mikroorganisme
mukus (cairan/lendir) yang
relatif imobil dan bernafas dangkal masuk melalui percikan ludah KOMPLIKASI
mengandung pneumokokus dapat
(droplet),kemudian terjadi
terisap masuk ke paru-paru.
penyebaran mikroorganisme dari Abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media,
saluran napas bagian atas ke sinus sitis, meningitis pururental, perikarditis
jaringan (parenkim) paru dan dan epiglotis kaang ditemukan pada infeksi H.
sebagian kecil karena penyebaran Influenzae tipe B.
melalui aliran darah.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tes urine Bronkoskopi

Untuk mengidentifikaasi bakteri Pemeriksaan ini dilakukan pada jalur udara di paru-paru dengan menggunakan alat
streptococcus pneumonia dan bronkoskop. Bronkoskopi dilakukan jika gejala pneumonia sangat parah dan tubuh
tidak bereaksi terhadap antibiotik.
lengionella pneumonia.
Pulse oximetry

Proses pengukuran kadar


oksigen dalam darah
CT-scan
Pengkajian
Pemeriksaan kondisi paru-paru yang lebih detail ini dapat
dilakukan jika gejala pneumonia tidak kunjung 1. Identitas Klien
sembuh,untuk melihat kemungkinan penyebab lainnya. Lakukan pengkajian pada identitas
pasien dan isi identitasnya, yang meliputi: nama,
Tes darah jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat,
agama, tanggal pengkajian.
Untuk memastikan keebradaan infeksi dan
mengidentifikasi jenis organisme yang menyebabkan ASUHAN 2. Keluhan Utama
infeksi Sering menjadi alasaan klein untuk
KEPERAWATAN
Kultur cairan pluera meminta pertolongan kesehatan adalah Sesak 
napas, batuk berdahak, demam, sakit kepala, ny
Sampel cairan pluera akan diambil dari rongga di antara
iga untuk mengidentifikasi penyebab infeksi. dan kelemahan
6. Data Dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat 3. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Foto rontgen dada
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Penderita pneumonia menampakkan
Untuk memastikan keberadaan pneumonia serta tingkat Tanda : letargi, penurunan toleransi gejala nyeri, sesak napas, batuk dengan dahak
keparahannya
terhadap aktivitas. yang kental dan sulit dikeluarkan, badan lemah,
b. Sirkulasi ujung jari terasa dingin.
Gejala : riwayat adanya /GJK kronis 4. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul : Tanda : takikardia, penampilan Penyakit yang pernah dialami oleh
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea kemerahan, atau pucat pasien sebelum masuk rumah sakit, kemungkinan
bronchial, c. Makanan/cairan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, seperti : asthma, alergi terhadap makanan, debu,
2. Intoleran aktivitas berdasarkan degan ketidakseimbangan antara suplai muntah, riwayat diabetes mellitus TB dan riwayat merokok.
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan oksigen. Tanda : sistensi abdomen, kulit kering
dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia
(malnutrisi), hiperaktif bunyi usus.
membatasi gerakan).
misal
bantuan
Intervensi:
 Observasi
a. Monitor pola napas
( frekuensi,kedalaman,usaha napas)
A. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan Implementasi :
b. Monitor bunyi napas tambahan
inflamasi trachea bronchial, peningkatan produksi a. Memonitor pola napas
(mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
sputum, ditandai dengan: ( frekuensi,kedalaman,usaha napas).
kering)
 Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan. b. Memberikan minum hangat
c. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma).
 Bunyi nafas tak normal. c. Menganjurkan asupan cairan 2000
 Terapeutik
 Dispnea, sianosis ml/hari,jika tidak kontraindikasi
a. Posisikan semi fowler/fowler
 Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa d. Mengkolaborasi pemberian
b. Berikan minum hangat
produksi sputum. bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jik
c. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
Tujuan  : Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan a perlu
15 detik
napas
d. Berikan oksigen bila perlu Evaluasi :
Kriteria hasil :
 Edukasi S: Klien mengatakan takipnea(sesak napas)
 Batuk teratasi a. Anjurkan asupan cairan 2000 berkurang
 Nafas normal ml/hari,jika tidak kontraindikasi O: Pasien tampak lemas
 Bunyi nafas bersih b. Ajarkan teknik batuk efektif A: Masalah teratasi sebagian
 Tidak terjadi Sianosis  Kolaborasi P: Intervensi dilanjutkan
a. kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika
perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Azkia,Harizka. 2019. Kenalan Dengan Pneumonia. Yogyakarta : Penerbit Kemochi Media


Suddarth & Brunner. 2013. Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai