Disusun Oleh :
Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Tuhan seru sekalian alam, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya-lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam
semoga tercurah dan terlimpahkan kepada Nabi pembawa rahmat bagi alam
semesta dan akan memberikan syafaatnya dihari kiamat dan hujjah bagi seluruh
manusia, beliau lah nabi kita Muhammad SAW. Beliau lah yang diutus oleh Allah
SWT untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi penutup risalah kenabian.
Pada kesempatan materi kali ini, penulis akan mencoba memaparkan
mengenai “Ahlul Halli Wal Aqdi”. Harapan penulis, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Walaupun hanya setetes tinta yang penulis goreskan dan mungkin jauh dari
kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.
Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan makalah ini, semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga kita semua selalu dilimpahkan
taufik dan hidayah-Nya. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Keprihatinan tentang realitas proses pemilihan kepemimpinan NU di
berbagai tingkatan yang semakin kuat dicampuri oleh pihak-pihak dari luar
NU demi kepentingan-kepentingan politik sesaat. Misalnya: calon-calon
pilkada yang bertarung mendukung calon pimpinan NU dari kubu masing-
masing. Lebih memprihatinkan lagi, pertarungan-pertarungan dalam forum-
forum permusyawaratan Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan itu hampir
selalu melibatkan politik uang untuk jual-beli suara. Hal itu jelas akan
menjurus kepada kerusakan moral yang luar biasa dalam jajaran
kepemimpinan Nahlatul Ulama.
Pada waktu itu, PWNU Jawa Timur hendak menerapkan model Ahlul
Halli Wal ‘Aqdi itu dalam Konferensi Wilayah mereka. Tapi karena belum
ada payung hukum yang memadai, PBNU meminta agar maksud itu ditunda.
Selanjutnya, dalam Rapat Pleno ke-2 PBNU di Wonosobo, tanggal 6 – 8
September 2013, Rais ‘Aam K.H. M. A. Sahal Mahfudh rahimahullah
memerintahkan agar PBNU segera memproses gagasan tentang Ahlul Halli
Wal ‘Aqdi itu menjadi aturan yang dapat diterapkan dalam pemilihan
kepemimpinan di seluruh jajaran kepengurusan NU.
Berdasarkan perintah Rais ‘Aam tersebut kemudian dibentuklan satu tim
khusus, dipimpin oleh K.H. Masdar F. Mas’udi (Rais Syuriah PBNU) dan Drs.
Abdul Mun’im DZ (Wakil Sekjen PBNU). Tim itu segera melaksanakan
penelitian dan kajian-kajian hingga dihasilkan suatu naskah akademis yang
cukup mendalam, mencakup landasan nilai-nilai keagamaan, dasar-dasar
filosofis, acuan historis hingga pertimbangan-pertimbangan terkait dinamika
sosial-politik mutakhir yang mengharuskan diterapkannya model Ahlul Halli
Wal ‘Aqdi itu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui dasar dalil Ahlul halli wal aqdi dalam Al-Qur’an.
PEMBAHASAN
3 Dhiauddin Rais, An-Nazhariyatu As-Siyasatu Al-Islamiyah. Terj. Abdul Hayyie al- Kattani “Teori
Politik Islam”, (Jakarta: Gema Insani Press, Cet. ke-1, 2001), hlm. 178.
Dari pengertian secara bahasa di atas, dapat kita simpulkan
pengertian Ahlul halli wal aqdi secara istilah yaitu "Orang-orang yang berhak
membentuk suatu sistem didalam sebuah negara dan membubarkannya
kembali jika dipandang perlu".
4 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2012), hlm. 79
ُول َوأُ ۟ولِى ٱأْل َ ْم ِر ِمن ُك ْم ۖ فَإِن ۟ ُوا ٱهَّلل َ َوأَ ِطيع
۟ ين َءامنُ ٓو ۟ا أَ ِطيع ٓ
َ ُوا ٱل َّرس َ َ ٰيَأَيُّهَا ٱلَّ ِذ
َ ُتَ ٰنَ َز ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرسُو ِل إِن ُكنتُ ْم تُ ْؤ ِمن
ون بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَ ْو ِم
ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َس ُن تَأْ ِوياًل َ ِٱلْ َءا ِخ ِ‡ر ۚ ٰ َذل
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Ahlul Halli wal Aqdi juga erat kaitannya dengan Musyawarah.Seperti
mencari pengganti presiden. Berikut adalah bunyi dalil Al-Qur`an tentang
Musyawarah.
Menurut Al farra untuk menjadi Ahlul Halli Wal Aqdi harus memiliki 3
syarat:
1. Adil
3. Harus terdiri dari para pakar dan ahli manajemen yang dapat memilih
siapa yang lebih pantas untuk memegang tongkat kepemimpinan.
Menurut Al-Mawardi memberikan tiga syarat untuk menjadi Ahlul Halli Wal
Aqdi:
1. Adil.
2. Mempunyai ilmu yang bisa digunakan untuk mengetahui orang yang
berhak menduduki jabatan Imamah (Khi-lafah) berdasarkan syarat
yang diakui.
6 Farid Abdullah Khaliq, Fikih Politik Islam, (Jakarta, Amzah, 2005),hlm. 112
menjadi anggota, bahkan menjadi ketua DPR atau MPR, selama
rakyat mendukung.
b) Didalam sistem ahlu halli wal aqdi anggotanya harus seorang
laki-laki. Namun dalam sistem parlemen, perempuan dibolehkan
menjadi anggota didalamnya. 7
c) Anggota ahlul halli wal aqdi harus seorang yang berpengetahuan
luas terhadap ajaran islam, sedangkan anggota parlemen boleh
dari orang yang kurang pengetahuan tentang masalah agama.
d) Dari segi tugas dan peranannya. Tugas ahlul halli wal aqdi harus
sesuai dengan aturan syariat islamiyah. Mereka tidak boleh
merubah aturan Allah dan rasulnya yang sudah paten dan mapan,
walau seluruh anggota dan rakyat menghendaki perubahan itu.
Adapun didalam parlemen, mereka bebas dan leluasa
menentukan sebuah hukum, undang-undang, dan bahkan
merubah hukum Allah selama hal itu disepakati seluruh anggota
atau atas kehendak rakyat.
D. Tugas dan wewenang Ahlul Halli Wal Aqdi
Tugas Ahlul Hilli Wal Aqdi tidak hanya bermusyawarah dalam perkara-
perkara umum kenegaraan, mengeluarkan Undang-Undang yang berkaitan
dengan kemaslahatan dan tidak bertabrakan dengan satu dasar dari dasar-dasar
syariat yang baku dan melaksanakan peran konstitusional dalam memilih
pemimpin tertinggi negra saja. Tetapi tugas mereka juga mencakup
melaksanakan peran pengawasan atas kewenangan legislatif sebagai
wewenang pengawasan yang dilakukan oleh rakyat terhadap pemerintah dan
penguasa untuk mencegah mereka dari tindakan pelanggaran terhadap satu
hak dari hak-hak Allah.8
Tugas Ahlul Hilli Wal Aqdi antara lain memilih khalifah, imam, kepala
negara secara langsung. Oleh karena itu Ahlul Hilli Wal Aqdi juga disebut
oleh Al-Mawardi sebagai ahl ikhtiyar (golongan yang berhak memilih).
7 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2012), hlm. 81
8Farid Abdullah Khaliq, Fikih Politik Islam, (jakarta, Amzah, 2005), Hal:78-80.
Peranan golongan ini sangat penting untuk memilih salah seorang diantar ahl
imamah (golongan yang berhak dipilih) untuk menjadi khalifah. Ahlu Hilli
Wal Aqdi adalah orang-orang yang langsung berhubungan langsung dengan
rakyat yang telah memberi kepercayaan kepada mereka.
Ahlul Halli Wal Aqdi mempunyai wewenang :
1. Ahlul Halli Wal Aqdi adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang
mempunyai wewenang untuk memilih dan membaiat imam serta untuk
memecat dan memberhentikan khalifah
2. Ahlul Halli Wal Aqdi mempunyai wewenang untuk mengarahkan
kehidupan masyarakat kepada yang maslahat
3. Ahlul Halli Wal Aqdi mempunyai wewenang untuk membuat Undang-
Undang yang mengikat pada seluruh umat didalam hal-hal yang tidak
diatur tegas oleh Al-Quran dan hadits
4. Ahlul Halli Wal Aqdi tempat konsultasi imam didalam kebijakannya
5. Ahlul Halli Wal Aqdi mengawasi jalannya pemerintahan
Wewenang tersebut hampir mirip dengan MPR, DPR dan DPA di
indonesia sebelum amandemen UUD 1945. Ahlul Halli Wal Aqdi sangat
penting dalam kehidupan bernegara. Karena pada negara hakekatnya
rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi. Sedangkan rakyat tidak
dimungkinkan untuk kumpul bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa Ahlu Halli Wal Aqdi memiliki pengertian orang-orang yang
melepas dan mengikat atau orang yang dapat memutuskan dan mengikat.
Sedangkan para ahli fiqh siyasah Ahlu Halli Wal Aqdi adalah orang-orang
yang memiliki kewenangan untuk memutuskan dan menentukan sesuatu atas
nama umat (warga negara). Atau lembaga perwakilan yang menampung dan
menyalurkan aspirasi atau suara suatu masyarakat. Dasar Ahlul Hilli Wal Aqdi
terdapat pada Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 59 dan 83, juga terdapat pada Al-
Qur’an surat Al-Imran ayat 104.
Terdapat tiga syarat untuk menjadi Ahlul Halli Wal Aqdi yang
dikemukakan oleh Al-Farra dan Al-Mawardi, syarat keduanya sangat mirip.
Tugas Ahlul Hilli Wal Aqdi antara lain memilih khalifah, imam, kepala
negara secara langsung. Oleh karena itu Ahlul Hilli Wal Aqdi juga disebut
oleh Al-Mawardi sebagai ahl ikhtiyar (golongan yang berhak memilih). Selain
tugas Ahlul Halli Wal Aqdi juga mempunyai wewenang yang wewenang itu
hampir mirip dengan MPR,DPR,DPA diindonesia sebelum amandemen UUD
1945.
DAFTAR PUSTAKA