Anda di halaman 1dari 38

KAS

Guna Melengkapi Tugas Akuntansi Keuangan 1

Dosen Pengajar :

Lujaenal Anhar 1816220074


Deshinta Damayanti 1816220077
Wiranti Anwar 1816220073
Rosadah 1816220076
Angelline Ari Kusumawati 1816220027
Indah Nurhasanah 1816220078
Wiwin Andriyani 1816220033
Winda Sari 1816220066
Ardiansyah 18162200
Irpan 1816220030
PROGRAM STUDY AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PUTRA PERDANA INDONESIA (STIE PPI)
JL. Citra Raya Barat No.31-32 Griya Harsa II Block I 10 Citra Raya
Kecamatan Cikupa Kabupaten Tanggerang 15710

BAB I PENDAHULUAN
 
A.      Latar Belakang
Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan di dalam transaksi,
setiap saat diinginkan. Namun kas juga merupakan aktiva yang paling sensitive terhadap tindak
kecurangan oleh karyawan, sebab kecil volume fisiknya, tidak mencantumkan identitas pemiliknya,
dan mudah ditransfer menjadi aktiva lain. Kerugian yang mungkin timbul dari dari perbuatan tidak
etis itu dapat dihindari atau diminimumkan dengan pengendalian intern yang memadai terhadap
perubahan kas sejak diterima pertama kali hingga dikeluarkan dari perusahaan (Karrenbrock dan
Simons, 1958). Apabila pengendalian intern tidak memadai maka akan sangat potensial terjadinya
penggelapan kas.
Penyimpanan kas perusahaan dalam bentuk rekening giro bank merupakan salah satu cara dalam
pengendalian intern terhadap kas karena pihak bank memiliki prosedur-prosedur tersendiri yang
dapat memberikan keamanan terhadap kas. Secara periodik (biasanya bulanan) bank memberikan
laporan bank yang berisi informasi mengenai saldo awal dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi
yang terjadi selama bulan yang bersangkutan.  Antara pembukuan perusahaan dengan laporan bank
seringkali menunjukkan jumlah saldo yang berbeda. Oleh karena setiap akhir bulan perusahaan perlu
mencocokkan saldo menurut catatan perusahaan dengan saldo menurut catatan bank yang tersaji di
laporan bank. Prosedur mencocokkan saldo kas menurut catatan perusahaan dan catatan bank dan
catatan perusahaan yang disebut rekonsiliasi bank.
         Untuk mengendalikan kas perusahaan yang ada di bank yang mungkin mengalami
ketidakcocokan antara kas yang dicatat di perusahaan dank as yang dicatat di bank   maka harus
dapat memahami apa itu rekonsiliasi bank. Maka dari itu makalah ini di susun selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah membuat makalah tentang
pengendalian intern-rekonsiliasi bank juga disusun untuk untuk menggambarkan prosedur
rekonsiliasi bank sebagai salah satu bentuk pengendalian intern kas agar tidak terjadi tindak
kecurangan oleh anggota (karyawan) perusahaan sehingga kekayaan kas perusahaan tetap aman
dan stabil.
 
 
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud Pengendalian Intern kas?
2.      Apa saja bentuk-bentuk pengendalian Intern kas?
3.      Apa yang dimaksud Rekonsiliasi bank?
4.      Apa peran Rekonsiliasi bank dalam pengendalian intern kas?
5.      Apakah tujuan dari rekonsiliasi bank?
6.      Bagaimana tahapan dalamre konsiliasi bank?
7.      Pengertian dari macam rekonsiliasi bank?
 
C.      Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengendalian intern
2.      Mampu menjelaskan bentuk-bentuk pengendalian intern
3.      Memahami pengertian rekonsiliasi bank
4.      Mengetahui pentingnya rekosiliasi bank sebagai bentuk pengendalian intern
5.      Memahami tujuan dari rekonsiliasi bank
6.      Mampu menjelaskan tata cara / tahapan pembuatan rekonsiliasi bank
7.      Mampu menjelaskan macam rekonsiliasi bank
 
D.      Manfaat
         Agar lebih memahami apa itu pengendalian intern serta bentuk-bentuknya sehingga dapat
mempraktekannya dengan baik dan benar. Agar dapat memahami rekonsiliasi bank untuk
mengendalikan kas perusahaan yang ada di bank.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II PEMBAHASAN
 
A.      PENGENDALIAN INTERN KAS
 
1.        Pengertian Kas 
Kas merupakan aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi penyelewengan,
penipuan dan pencurian (Slamet sugiri,2009:1). Kas adalah alat pertukaran/pembayaran.  Terdapat
dua syarat yang harus dipenuhi asset disebut sebagai kas yaitu:
a.       Harus siap digunakan setiap saat untuk melakukan pembayaran
b.      Harus bebas dari ikatan-ikatan apapun yang membatasi penggunaanya untuk melunasi
kewajiban. (Slamet Sugiri, 2009: 4). 
Kas dapat disebut juga sebagai aktiva likuid (cair), karena sifatnya yang likuid maka kas harus
dilindungi dari kecurangan dan pencurian dengan prosedur-prosedur pengendalian untuk kas.
(Haryono, 2005 : 3).  Istilah kas dalam pengertian sempit dapat berarti uang tunai baik kertas
maupun logam. Istilah kas dalam akuntansi meliputi (Erhans, 2000 : 7) : 
a.       Uang tunai 
b.      Simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan misalnya tabungan, simpanan dalam
bentuk rekening koran, kartu kredit dan sebagainya.
c.       Cek dan bilyet giro yang diterima  dari pihak lain. 
 
2.        Pengendalian Intern Kas
Seperti dikemukakan diatas, penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian terhadap kas.  
Pengendalian terhadap kas yang umumnya ditempuh oleh perusahaan adalah (Erhans, 2000 : 7) : 
§  Pemisahan petugas yang melakukan pencatatan dengan yang memegang phisik kas
§  Pengeluaran kas melalui chek atau bilyet giro.
§  Seluruh penerimaan kas langsung disetorkan ke rekening perusahaan di bank.
 
Penggunaan Bank Memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pengendalian internal kas
yaitu :
a.       Meminimalkan jumlah mata uang yg harus tersedia di tangan.
b.      Memfasilitasi pengendalian atas kas karena menyebabkan dua catatan terpisah atas semua
transaksi perbankan-satu oleh perusahaan,
c.       Sangat memungkinkan untuk melakukan Rekonsiliasi Bank (penyesuaian) kapan saja.
 
 
3.        Rekening Giro Bank Sebagai Alat Pengawasan
Penyimpanan kas dalam rekening giro bank adalah merupakan bagian dari pelaksanaan
pengendalian intern, karena bank biasanya menerapkan praktik-praktik tertentu yang dapat
mengamankan kas. Selain itu bank secara periodik memberi laporan kepada pemegang giro
mengenai transaksi-transaksi yang telah terjadi secara rinci. Agar dapat diperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari cara pengawasan ini, perusahaan sebaiknya membuat ketentuan bahwa
semua pengeluaran kas harus dilakukan sengan menggunakan cek (kecuali untuk pengeluaran
melalui kas kecil).
Pada kebanyakan perusahaan, kas adalah merupakan aktiva yang paling penting. Hal ini disebabkan
oleh sifat kas yang merupakan alat pertukaran yang paling umum, dan hampir semua transaksi pada
akhirnya akan mempengaruhi kas. Kas juga merupakan aktiva paling sering menjadi sasaran
pencurian. Oleh karena pengendalian intern terhadap kas merupakan hal yang sangat penting, bila
dibandingkan dengan pengendalian intern terhadap uang tunai saja, tetapi juga meliputi cek,
poswesel, bak draft, dan simpanan di bank dalam bentuk rekening giro. Dokumen-dokumen yang
digunakan dalam pengawasan tersebut yang berupa:
a.       Kartu Tanda-tangan. Bank mensyaratkan bahwa setiap orang yang diberi kewenangan me-
nandatangani cek (disebut: pemegang giro) untuk mencantumkan tandatangannya pada kartu
tandatangan. Contoh tandatangan dalam kartu ini akan digunakan oleh bank untuk disbanding-kan
dengan tandatangan yang tercantum pada cek yang ditarik oleh pemegang giro. Hal ini dimaksudkan
untuk melindungi bank dan pemegang giro dari kemungkinan adanya cek palsu atau cek yang tidak
dibuat oleh pihak yang berhak.
b.      Bukti Setoran. Bank biasanya telah menyediakan formulir yang digunakan pada saat sese-orang
akan menyetor ke rekening giro tertentu, yang disebut formulir atau bukti setoran. Bukti ini biasanya
dibuat 2 (dua) rangkap. Lembar pertama ditahan oleh bank, dan lembar kedua diberikan kepada
penyetor.
c.       Cek. Untuk mengambil uang dari suatu rekening giro, pemegang giro harus menarik cek, yaitu
perintah kepada bank untuk membayar kepada orang atau perusahaan, sejumlah uang seba-
gaimana tertulis pada cek tersebut. Dalam suatu cek terdapat tiga pihak, yaitu: penarik, yaitu
penandatanganan cek; penerima pembayaran, yaitu pihak yang akan menerima uang; dan bank,
yaitu bank yang harus melakukan pembayaran. Cek pada umumnya diberi nomor urut tercetak,
disertai nama dan alamt pemegang giro dan banknya. Dalam cek tersebut tersedia ruang untuk
menuliskan tanggal, nama penerima pemba-yaran, tandatangan pemegang giro (penarik cek), dan
jumlah rupiahnya. Pada bank-bank yang sudah modern, biasanya nama bank, dan nomor identifikasi
bank, serta nomor rekening giro, dicetak dengan tinta magnetic agar dapat diproses oleh mesin.
d.      Laporan Bank. Pada akhir bulan, bank biasanya mengirimkan laporan bulanan kepada para
pemegang giro. Laporan tersebut berisi saldo awal dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi yang
terjadi selama bulan yang bersangkutan. Transaksi tersebut meliputi penyetoran dan penarikan cek
(pengambilan), serta penambahan dan pengurangan lain yang dilakukan bank atas rekening giro.
Setoran didaftar menurut tanggal penyetorannya, sedangkan cek didaftar menurut tanggal
pembayarannya oleh bank.
e.       Rekonsiliasi Bank. Apabila perusahaan membuka rekening giro di bank, maka perusahaan akan
mempunyai dua catatan mengenai kas yang dimiliki, yaitu: rekening Kas yang terdapat dalam
pembukuan perusahaan, dan laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank.
Saldo kas yang ditunjukkan dalam rekening Kas biasanya jarang sama jumlahnya dengan saldo yang
terdapat dalam laporan bank.
 
A.      REKONSILIASI BANK
1.        Pengertian Rekonsiliasi Bank
Rekonsilisiasi bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di bank, dengan
membandingkan catatan akuntansi kas menurut perusahaan. Secara periodik bank mengirimkan
laporan berupa bank statement yang berisi semua transaksi penyetoran dan pengambilan oleh
deposan (depositor) selama periode tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan
menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika
perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap
benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan dan catatan
bank, maka diperlukan penyesuaian.
 
Dokumen yang dibutuhkan dalam menysusun rekonsiliasi bank antara lain :
1.      Jurnal penerimaan kas
2.      Jurnal pengeluaran kas
3.      Rekening Koran
4.      Bukti setoran ke bank
5.      Bukti penerimaan dan pengeluaran kas
 
2.        Peran Rekonsiliasi bank terhadap pengendalian kas, antara lain sebagai berikut :
·         Rekonsiliasi bank dilakukan untuk mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidak wajaran yang
ada pada catatan perusahaan di bank.
·          Prosedur rekonsiliasi dilakukan untuk mencari sebab-sebab ketidakcocokan yang terjadi
antara saldo menurut catatan bank dan catatan perusahaan.
·         Selain itu, rekonsiliasi bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas
dan catatan bank.
·          Rekonsiliasi juga berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi
di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
 
3.        Tujuan Pemeriksaan Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank)
Beberapa tujuan pemeriksaan Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) adalah:
1.      Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (Rekonsiliasi Bank 4 kolom).
2.      Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul
ada dan dimiliki perusahaan (existence).
3.      Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank.
4.      Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan
apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi tahun berjalar
5.      Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (presentation and disclosure).
 
4.        Ciri Internal Kontrol Kas dan Bank yang Baik :
a.       Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian penerimaan dan pengeluaran
dengan bagian pencatatan, dan bagian otorisasi
b.      Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus selain yang mengerjakan buku bank
c.       Digunakannya impres  fund system dalam mengelola kas kecil
d.      Penerimaan kas, cek, giro harus disetor ke bank paling lambat keesokan harinya
e.       Uang harus disimpan ditempat yg aman
f.       Uang harus dikelola dengan baik, jangan dibiarkan menganggur
g.      Blanko cek dan giro harus disimpan ditempat yg aman, dihindari penandatanganan cek dalam
bentuk blanko. Penandatanganan cek harus dilampiri bukti pendukung
h.      Sebaiknya cek dan giro ditulis atas nama, dan ditandatangani oleh 2 orang
i.        Kasir sebaiknya diasuransikan
j.        Gunakan kuitansi bernomor urut tercetak
k.      Bukti pendukung pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel LUNAS
 
5.        Identifikasi Mutasi kas bank
Dalam perusahaan yang menyetorkan semua dana yang diterima ke bank, saldo kas perusahaan
meliputi uang simpanan giro di bank,uang tunai dan cek yang belum disetorkan ke bank dan sisa
dana kas kecil. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas (mutasi kas) dilakukan sebagai berikut:
a.       Penerimaan dana dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk cek yang diterima dari pihak
lain. Transaksi yang bersangkutan seperti biasa dicatat dalam buku Jurnal Penerimaan Kas.
b.      Penyetoran uang tunai dan cek yang diterima ke bank. Kegiatan tersebut dicatat dalam Daftar
Setoranke Bank bedasarkan bukti (slip) setoran.
c.       Pengeluaran kas umum dilakukan dengan menggunakan cek atau dengan bilyet giro. Artinya
menggunakan (menarik) uang simpanan di bank, termasuk pengeluaran untuk pembentukan dan
pengisian kembali dana kas kecil. Transaksi yang bersangkutan dicatat dalam buku Jurnal
Pengeluaran Kas atau dalam Cek Register.
d.      Pengeluaran kas kecil khusus suntuk pembayaran yang dipandang tidak praktis jika dibayar
dengan menggunakan cek atau dalam batas jumlah yang telah ditetapkan. Transaksi yang
bersangkutan dicatat dalam buku Jurnal Kas Kecil.
 
Dokumen Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Dokumen Penerimaan Kas
Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya bersal dari transaksi penjualan tunai dan
penerimaan piutang dari debitor. Penerimaan piutang bisa terjadi dalam bentuk cek yang dikirimkan
debitor melalui pos atau diserhakan langsung, bisa juga melalui transfer dana dari debitor kepada
rekening perusahaan di bank. Oleh karena itu dalam perusahaan yang aktivitas usahanya dilakukan
melalui prosedur operasional yang ditetapkan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penerimaan
kas yitu sebagai berikut.
a.          bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti transaksi penerimaan
kas dari manapun sumbernya.
b.         faktur (nota) penjualan tunai sebagi bukti pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
transaksi penjualan tunai.
c.          Daftar Surat Pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang
berasal dari penerimaan piutang.
d.         surat pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
penerimaan piutang.
e.          memo (nota) kredit dari bank sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
penerimaan piutang melalui transfer dana dari debitor.
f.          bukti setoran ke bank sebagai bukti pendukung yang digunakan untuk mengecekan jumlah
dana yang diterima dengan jumlah yang disetorkan ke bank.
 
Dokumen Pengeluaran Kas
Secara umum, perusahaan mengeluarkan kas untuk pembayaran utang dan pemba-yaran biaya
operasional. Pembayaran dalam dalam jumlah besar dilakukan dengan kas, sedangkan bila dalam
jumlah kecil, dilakukan dengan dana kas kecil.
Dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas adalah:
a.          Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti segala jenis tran-
saksi pengeluaran kas.
b.         Faktur (nota) pembelian tunai, sebagai bukti pendukung pengeluaran kas pada pembelian
tunai.
c.          Faktur pembelian kredit sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
d.         Bukti penerimaan barang sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang
e.          Permintaan pengisian kembali kas kecil sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk
pengisian dana kas kecil.
f.          Bukti pengeluaran kas kecil sebagai pendukung permintaan pengisian kembali kas kecil.
g.         Surat permintaan pengeluaran kas kecil sebagai pendukung pengeluaran kas kecil.
 
6.        Tahap-Tahap penyusunan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
1.      Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan saldo yang tercantum dalam
rekening Kas perusahaan (disebut juga “saldo per buku”). Kedua angka tersebut mungkintifak sama
karena adanya perbedaan saat pembukuan dan karensa sebab-sebab yang telah diterangkan diatas.
2.      Tambahkan atau kurangkan saldo per bank, hal-hal yang tercantum dalam pembukuan
perusahaan tetapi tidak tercantum dalam laporan bank.
a.       Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank. Setoran dalam perja-lanan dapat
diketahui dengan cara membandingkan antara setoran-setoran yang tercantum dalam laporan bank
dengan daftar penerimaan kas yang terdapat dalam pembukuan perusahaan. Setoran dalam
perjalanan adalah setoran yang tercantum dalam pembukuan perusahaan, tetapi tidak tercantum
sebagai setoran dalam lapor-an bank pada bulan yang bersangkutan. Apabila pada bulan yang lalu
terdapat setoran dalam perjalanan, maka setoran tersebut akan nampak dalam laporan bank bulain
ini. Jika tidak, berarti setoran tersebut telah hilang
b.      Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo ke bank. Cek dalam perjalanan dapat di-ketahui
dengan cara membandingkan antara cek-cek yang diuangkan di bank seper-ti yang tercantum dalam
laporan bank dengan cek-cek yang dikeluarkan perusahaan seperti tercantum dalam jurnal kas. Cek
dalam perjalanan adalah cek yang telah di-keluarkan perusahaan tetapi tidak nampak dalam laporan
bank. Pembandingan ini juga merupakan pengujian bahwa semua cek yang telah dibayar oleh bank
adalah merupakan cek perusahaan yang sah dan telah dicatat dengan benar, baik oleh bank maupun
oleh perusahaan. Cek dalam perjalanan sangat umum terjadi, sehing-ga merupakan hal yang paling
sering tercantum dalam suatu laporan bank.
3.      Tambahkan atau kurangkan pada saldo per buku, hal-hal yang tercantum dalam laporan bank
tetapi tidak tercatat dalam pembukuan perusahaan.
a.       Tambahkan pada saldo per buku (a) penerimaan-penerimaan kas langsung melalui bank dan
(b) pendapatan bunga atas saldo giro di bank. Kedua hal tersebut akan dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara setoran-setoran yang tercan-tum dalam laporan bank dengan penerimaan
kas yang terdapat dalam pembukuan perusahaan. Kadang-kadang perusahaan belum mencatat
kedua hal tersebut, se-dangkan bank sudah mencatatnya.
b.      Kurangkan saldo per buku (a) biaya administrasi bank, (b) biaya pencetakan cek, (c)
pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (misalnya pengurangan karena adanya
pengembalian cek kosong atau cek yang telah lewat waktu). Hal-hal tersebut akan dapat diketahui
dengan cara membandingkan pengurangan-pengurangan yang terdapat dalam laporan bank dengan
catatan perusahaan dalam jurnal kas. Kadang-kadang hal-hal diatas belum dicatat perusahaan,
sedangkan bank sudah mencatatnya.
4.      Hitunglah saldo per bank yang telah disesuaikan dan saldo per buku yang telah dise-suaikan.
Kedua saldo tersebut harus sama.
5.      Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada 3 butir diatas, yaitu hal-hal yang ter-cantum
pada sisi per buku (perusahaan) dalam rekonsiliasi bank.
6.      Perbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, dan sampai-kan
pemberitahuan kepada bank jika bank telah melakukan kesalahan.
 
 
7.        Rekonsiliasi Untuk Menentukan Saldo Kas Yang Benar
Rekonsiliasi Untuk Menentukan Saldo Akhir Kas Yang Benar
Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo akhir kas yang benar disusun dengan cara
memperhitungkan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan, dengan faktor-faktor
penyebab kesalahan dan perbedaan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada saldo kas menurut bank dan koreksinya adalah
sebagai berikut:
1.      Faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut bank.
a.       Koreksi positif atas saldo kas menurut bank.
§  Setoran dalam perjalanan. Faktor ini mengakibatkan saldo kas menurut bank terlalu kecil,
sehingga untuk mengoreksi, saldo kas menurut bank harus ditambahkan sejumlah setoran dalam
perjalanan tersebut, agar menunjukkan saldo kas yang benar.
§  Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh bank, misalnya bank salah mengkredit rekening
nasabah lain atas setoran perusahaan.
b.      Koreksi negatif atas saldo kas menurut bank.
§  Cek dalam peredaran. Faktor ini menyebabkan saldo kas menurut bank terlalu besar, sehingga
untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah cek dalam peredaran tersebut, agar dapat menunjukkan
saldo kas yang benar.
§  Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh bank, misalnya bank salah mendebit rekening
nasabah lain atas cek perusahaan.
 
 
2.      Faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut perusahaan.
a.       Koreksi positif atas saldo kas menurut perusahaan.
§  Tagihan piutang perusahaan oleh bank. Faktor ini mengakibatkan saldo kas menurut perusahaan
terlalu rendah, sehingga harus dikoreksi dengan menambahkan sejumlah tagihan piutang
perusahaan oleh bank tersebut.
§  Pendapatan bunga oleh perusahaan yang belum diketahui oleh pihak perusahaan.
§  Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh pihak perusahaan, misalnya perusahaan mencatat
pengeluaran terlalu besar, sehingga saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah.
b.      Koreksi negatif atas saldo kas menurut perusahaan.
§  Cek kosong, atau cek yang dananya kurang. Faktor ini mengakibatkan jumlah saldo kas menurut
perusahaan terlalu besar, untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah cek kosong tersebut.
§  Biaya jasa bank. Faktor ini mengakibatkan jumlah saldo kas menurut perusahaan terlalu besar,
untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah biaya tersebut.
§  Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh pihak perusahaan, misalnya perusahaan mencatat
penerimaan kas terlalu besar, sehingga jumlah saldo kas menurut perusahaan terlalu besar.
 
Bentuk rekonsiliasi saldo akhir kas perusahaan dapat berupa rekening T atau bentuk tabel dari atas
ke bawah. Berikut ini adalah contoh bentuk rekonsiliasi bank bentuk T sekaligus menggambarkan
ringkasan faktor-faktor koreksi pada saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.
 
 
PT. GAMMA
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Desember 2006
Saldo kas per bank
Ditambah:
Setoran dalam perjalanan   Rp xxx
 
 
Dikurangi:
Cek dalam peredaran          Rp xxx
 
 
Saldo kas yang benar
Rp xxx
 
 
Rp xxx
Rp xxx
 
 
 
Rp xxx
Rp xxx
Saldo kas per perusahaan
Ditambah:
Tagihan bank          Rp xxx
Pendapatan bunga  Rp xxx
 
Dikurangi:
Cek kosong             Rp xxx
Kesalahan               Rp xxx
 
Saldo kas yang benar
 
Rp xxx
 
 
 
Rp xxx
Rp xxx
 
 
Rp xxx
Rp xxx
 
Sebagai contoh, berikut ini akan diberikan gambaran bentuk rekonsiliasi saldo akhir kas yang benar
pada PT. GAMMA pada tanggal 31 Januari 2006. Bentuk rekonsiliasi dalam contoh di bawah ini akan
disajikan dalam bentuk staffel, atau dari atas ke bawah.
 
PT. GAMMA
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Januari 2007
Saldo kas menurut laporan bank 31/1/2007………….
Ditambah:
Setoran dalam perjalanan………………………………………
Kesalahan bank……………………………………………………….
 
Memasukkan biaya yang bukan beban PT. GAMMA
 
Dikurangi:
Cek dalam peredaran:
Cek nomor 1.000…………………………………………………….
Cek nomor 1.007…………………………………………………….
Cek nomor 1.101…………………………………………………….
 
Saldo kas yang benar………………………………………………
 
Saldo kas menurut buku perusahaan………………………
Ditambah:
Tagihan oleh bank………………………………………………….
Jumlah tagihan Rp 500.000,00 dikurangi biaya tagihan Rp 1.500,00
Kesalahan pencatatan cek nomor 1111 Rp 46.000,00 dicatat Rp 64.000,00 oleh perusahaan….
 
 
Dikurangi:
Biaya bank………………………………………………………………
Cek kosong………………………………………………………………
 
Saldo kas yang benar………………………………………………
 
 
Rp  658.500,00
Rp    12.500,00 +
 
……………………………
 
 
 
Rp   58.160,00
Rp  198.600,00
Rp  447.070,00 +
 
……………………………
 
……………………………
 
Rp  498.500,00
 
 
 
Rp    18.000,00 +
 
 
 
Rp      3.160,00
Rp   118.940,00 +
 
……………………………
Rp  2.979.720,00
 
 
 
 
Rp     671.000,00 +
Rp  3.650.720,00
 
 
 
 
 
Rp     703.830,00 –
Rp  2.946.890,00
 
Rp  2.552.490,00
 
 
 
 
 
 
Rp     516.500,00 +
Rp  3.068.990,00
 
 
 
Rp     122.100,00 –
Rp  2.946.890,00
 
 
Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir, Untuk Menentukan Saldo Awal,
Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Yang Benar
                  Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir
kas yang benar, memperhitungkan faktor-faktor kesalahan tidak hanya terhadap saldo akhir kas
tetapi juga terhadap saldo awal, penerimaan dan pengeluaran kas selama periode rekonsiliasi.
Sehingga setiap faktor kesalahan dan perbedaan berpengaruh pada unsur-unsur yang direkonsiliasi
di atas. Berikut ini akan diuraikan mengenai pengaruh masing-masing faktor pada masing-masing
unsur yang direkonsiliasi.
                  Dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas, setiap faktor
kesalahan harus diidentifikasi apakah terjadi pada awal periode atau akhir periode, karena
memberikan pengaruh yang berbeda. Faktor kesalahan yang sama, tetapi pada saat yang berbeda,
yaitu pada awal periode dan akhir periode, akan memberikan pengaruh dan koreksi yang berbeda.
Hal tersebut berkaitan dengan hubungan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
sebagai berikut:
 
Saldo akhir kas periode rekonsiliasi =
Saldo awal kas periode rekonsiliasi + Penerimaan kas periode rekonsiliasi – Pengeluaran kas periode
rekonsiliasi.
 
1.      Faktor Kesalahan Pada Saldo Kas Menurut Bank Dan Koreksinya
a.       Setoran Dalam Perjalanan
Setoran dalam perjalanan pada awal periode rekonsiliasi, mengakibatkan:
§  Saldo awal kas menurut bank terlalu rendah
§  Penerimaan kas menurut bank untuk periode rekonsiliasi terlalu besar. Ini dengan asumsi setoran
dalam perjalanan awal periode tersebut, diterima oleh bank pada periode berikutnya (sekarang).
Untuk mengoreksi, agar jumlah saldo awal menurut bank dan penerimaan menurut bank benar:
§  Saldo awal menurut bank harus ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan awal periode
tersebut, dan
§  Penerimaan kas menurut bank harus dikurangi sejumlah setoran dalam perjalanan awal periode
tersebut.
Setoran dalam perjalanan pada akhir periode, mengakibatkan:
§  Saldo akhir kas menurut bank terlalu rendah.
§  Penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut bank terlalu rendah.
Untuk mengoreksi agar saldo akhir kas menurut bank dan jumlah penerimaan kas menurut bank
benar, dibuat koreksi sebagai berikut:
§  Saldo akhir kas menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan akhir periode, dan
§  Jumlah penerimaan kas menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan tersebut.
 
b.      Cek Dalam Peredaran
Cek dalam peredaran pada awal periode, mengakibatkan:
§  Saldo awal kas menurut bank terlalu besar, dan
§  Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank terlalu besar.
Untuk mengoreksi agar jumlah saldo akhir menurut bank dan jumlah pengeluaran menurut bank
periode yang direkonsiliasi benar, dikoreksi dengan cara:
§  Saldo awal kas menurut bank harus dikurangi sejumlah cek dalam peredaran awal periode
tersebut, dan
§  Pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam peredaran awal
periode.
Cek dalam peredaran akhir periode rekonsiliasi, mengakibatkan:
§  Saldo akhir bank menurut bank terlalu besar, dan
§  Jumlah pengeluaran menurut bank periode rekonsiliasi terlalu rendah.
Untuk mengoreksi agar saldo akhir kas menurut bank dan jumlah pengeluaran kas menurut bank
periode rekonsiliasi benar, dilakukan cara:
§  Saldo akhir kas menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam perjalanan akhir periode tersebut,
dan
§  Jumlah pengeluaran bank periode rekonsiliasi ditambah sejumlah cek dalam peredaran akhir
periode tersebut.
 
c.       Kesalahan Yang Dilakukan Oleh Bank
Kesalahan ini memberikan akibat yang bermacam-macam dan koreksi yang bermacam-macam
tergantung pada jenis kesalahannya.
 
2.      Faktor-faktor Kesalahan
Pada saldo kas menurut perusahaan dan koreksinya.
a.       Tagihan Piutang Perusahaan Oleh Bank
Tagihan piutang perusahaan oleh bank pada awal periode, mengakibatkan:
§  Saldo awal kas menurut perusahaan terlalu rendah.
§  Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan terlalu besar. Ini dengan asumsi
hasil tagihan tersebut diketahui oleh perusahaan pada periode berikutnya.
Untuk mengoreksi, agar saldo awal dan jumlah penerimaan kas menurut perusahaan benar:
§  Saldo awal kas menurut perusahaan ditambah hasil tagihan tersebut, dan
§  Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi dikurangi sejumlah hasil tagihan.
Tagihan piutang perusahaan oleh bank pada akhir periode
Faktor kesalahan ini mengakibatkan:
§  Saldo akhir kas menurut perusahaan terlalu rendah.
§  Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan terlalu rendah.
Untuk mengoreksi agar saldo kas akhir periode dan jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi
menurut perusahaan benar, dilakukan cara:
§  Saldo akhir menurut perusahaan ditambah sejumlah hasil tagihan piutang perusahaan.
§  Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi ditambah sejumlah tagihan
tersebut.
 
b.      Hasil Pendapatan Bunga Oleh Perusahaan
Akibat dan koreksi kesalahan faktor ini sama dengan faktor di nomor a di atas.
 
c.       Cek Kosong
Cek kosong pada awal periode, Faktor ini mengakibatkan:
§  Saldo awal kas menurut perusahaan terlalu besar.
§  Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan terlalu besar. Ini dengan asumsi
cek kosong tersebut diketahui dan dicatat oleh perusahaan pada periode berikutnya.
Untuk mengoreksi agar saldo awal menurut perusahaan dan pengeluaran kas menurut perusahaan
periode rekonsiliasi benar:
§  Saldo awal kas menurut perusahaan harus dikurangi sejumlah cek kosong tersebut, dan
§  Jumlah pengeluaran menurut perusahaan pada periode rekonsiliasi harus dikurangi sejumlah cek
kosong pada awal periode.
Cek kosong pada akhir periode, Faktor ini mengakibatkan:
§  Saldo akhir kas menurut perusahaan terlalu besar, dan
§  Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi terlalu besar.
Untuk mengoreksi agar saldo akhir dan penerimaan kas menurut perusahaan benar:
§  Saldo akhir kas menurut perusahaan dikurangi sejumlah cek kosong tersebut, dan
§  Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan dikurangi sejumlah cek kosong
tesebut.
 
d.   Biaya Jasa Bank
            Faktor ini memberikan pengaruh yang sama dengan cek kosong baik pada awal periode dan
akhir periode, hanya sedikit berbeda dalam hal cek kosong pernah dicatat oleh perusahaan sebagai
penerimaan, sedangkan biaya jasa bank tidak. Sehingga koreksinya terhadap jumlah pengeluaran,
tidak pada jumlah penerimaan.
 
Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
perusahaan yang benar dapat dibuat dalam bentuk delapan kolom, atau empat kolom. Di bawah ini
akan disajikan ringkasan koreksi terhadap faktor-faktor kesalahan baik pada saldo kas menurut bank
dan saldo kas menurut perusahaan, dalam bentuk laporan rekonsiliasi bank empat kolom dan
contoh yang menyertakan angka-angka disajikan dalam bentuk delapan kolom.
 
PT. XXX
Rekonsiliasi Bank
31 Desember 2006
Deskripsi
Saldo awal
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo akhir
Menurut bank
Setoran dalam perjalanan
1 Desember 2006
31 Desember 2006
Cek dalam peredaran
1 Desember 2006
31 Desember 2006
Ba
 
+
x
 
-
X
bp
 
-
+
 
x
x
bpg
 
x
x
 
-
+
bak
 
x
+
 
x
-
Saldo yang benar
Kab
Kpb
Kpgb
kakb
Menurut perusahaan
Tagihan oleh bank
1 Desember 2006
31 Desember 2006
Cek kosong
1 Desember 2006
31 Desember 2006
Biaya jasa bank
1 Desember 2006
31 Desember 2006
Pa
 
+
x
 
-
x
 
-
X
pp
 
-
+
 
x
x
 
x
x
png
 
x
x
 
- +   -
+
pak
 
x
+
 
x
-
 
x
-
Saldo kas benar
Kab
Kpb
Kpgb
kakb
Keterangan:
 
 
 
 
Kab
=
Saldo kas awal periode yang benar
+
:
Menambah
kpb
=
Jumlah penerimaan kas yang benar
-
:
Mengurangi
kpgb
=
Jumlah pengeluaran kas yang benar
x
:
Tidak terpengaruh
kakb
=
Saldo akhir kas yang benar
 
 
 

 
Pada contoh diatas dapat dilihat rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas perusahaan yang benar. Setelah rekonsiliasi, saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut perusahaan sama dengan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut bank.
 
Rekonsiliasi Saldo Kas Menurut Bank Disesuaikan Ke Saldo Kas Menurut Perusahaan
            Rekonsiliasi bank menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo kas menurut perusahaan
dilakukan untuk menentukan tingkat ketelitian dan kebenaran pencatatan kas. Rekonsiliasi ini dapat
dibuat untuk menyesuaikan saldo akhir kas saja, atau untuk menyesuaikan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas. Apabila dalam rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo kas yang
benar ada faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut bank dan ada faktor-faktor yang
mengoreksi saldo kas menurut perusahaan, dalam rekonsiliasi untuk menyesuaikan saldo kas bank
ke saldo kas menurut perusahaan, ini semua faktor kesalahan diperhitungkan untuk menyesuaikan
saldo kas menurut bank agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan. Faktor-faktor yang
menyesuaikan saldo akhir kas menurut bank ke saldo akhir kas menurut perusahaan dan pengaruh
penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
a.   Setoran dalam perjalanan, untuk menyesuaikan saldo bank ditambah sejumlah setoran dalam
perjalanan.
b.   Cek dalam peredaran, untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank dikurangi sejumlah cek
dalam peredaran.
c.    Cek kosong, untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ditambah sejumlah cek kosong.
d.   Biaya jasa bank, untuk menyesuaikan, saldo kas menurut bank ditambah sejumlah biaya jasa
bank.
e.   Tagihan piutang perusahaan oleh bank, untuk menyesuaikan, saldo kas menurut bank dikurangi
sejumlah hasil tagihan oleh bank.
f.     Kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank. Kesalahan ini memberikan akibat dan
penyesuaian yang bervariasi tergantung pada jenis kesalahan yang terjadi.
 
Secara ringkas faktor-faktor yang diperhitungkan dalam rekonsiliasi tersebut dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut:
 
PT. LLL
Rekonsilasi Bank
Per 31 Januari 200X
Saldo kas per laporan bank……………………………………………………………
Penyesuaian :
Ditambah :
Setoran dalam perjalanan…………………………………………………………….
Biaya jasa bank…………………………………………………………………………….
Cek kosong…………………………………………………………………………………….
 
Dikurangi :
Cek dalam peredaran……………………………………………………………………
Tagihan piutang oleh bank……………………………………………………………
 
Saldo kas menurut perusahaan…………………………………………………….
 
 
 
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx   +
 
 
Rp xxx
Rp xxx    +
 
 
 
Rp xxx
 
 
 
 
 
Rp xxx
 
 
 
(Rp xxx)
Rp xxx
 
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses penyusunan rekonsiliasi bank,
dibawah ini disajikan contoh rekonsiliasi bank untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo
kas menurut perusahaan. Dari contoh tersebut, dibandingkan dengan contoh-contoh rekonsiliasi
sebelumnya dapat diketahui, setelah rekonsiliasi, saldo kas menurut bank sama dengan saldo kas
menurut perusahaan. Saldo akhir kas menurut bank adalah Rp 2.979.720,00 setelah direkonsiliasi
menjadi Rp 2.552.490,00 sama seperti saldo kas menurut perusahaan.
 
PT GAMMA
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Januari 2007
Saldo kas per laporan bank……………………….
Ditambah :
Setoran dalam perjalanan…………………………
Biaya bank bulan Januari………………………….
Kesalahan bank1)…………………………..........
Cek kosong…………………………………………………
 
 
Dikurangi :
Cek dalam peredaran…………………………………
Tagihan bank…………………………………………….
Kesalahan pencatatan oleh perusahaan2)…
 
Saldo kas menurut perusahaan…………………
 
 
Rp
Rp
Rp
Rp
 
 
 
Rp
Rp
Rp
 
 
658.500,00
3.160,00
12.500,00
118.940,00
 
 
 
703.830,00
498.500,00
18.000,00
Rp
 
 
 
 
+
Rp
Rp
 
 
 
+
Rp
Rp
2.979.720,00
 
 
 
 
 
793.100,00
3.772.820,00
 
 
 
 
1.220.330,00
2.552.490,00
 
1)        Kesalahan bank ini adalah, bank salah membebankan biaya nasabah lain PT. GMA kepada PT.
GAMMA.
2)        Kesalahan perusahaan adalah, mencatat cek Rp 46.000,00 dengan 64.000,00.
 
 
Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Menurut Bank Ke Saldo Awal,
Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Menurut Perusahaan
            Rekonsiliasi ini tidak hanya menyesuaikan saldo akhir kas menurut bank, tetapi meliputi saldo
awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut bank ke saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir menurut perusahaan. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam
rekonsiliasi ini adalah faktor-faktor yang dalam rekonsiliasi untuk menentukan saldo kas yang benar,
mengoreksi saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.
            Seperti rekonsiliasi yang menyesuaikan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir
kas untuk menentukan saldo akhir kas yang benar, rekonsiliasi untuk menyesuaikan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut perusahaan ini memperhitungkan faktor-faktor
pada awal periode dan faktor-faktor pada akhir periode. Karena yang disesuaikan tidak hanya saldo
akhir, tetapi juga saldo awal kas, penerimaan dan pengeluaran kas.
Faktor-faktor penyesuaian yang diperhitungkan dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir menurut bank ke saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir
kas menurut perusahaan adalah sebagai berikut:
1.      Setoran Dalam Perjalanan
a.       Setoran dalam perjalanan awal periode, mengakibatkan:
·         Saldo awal menurut bank lebih rendah dibanding saldo awal menurut perusahaan, dan
·         Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi lebih besar dibanding jumlah
penerimaan kas menurut perusahaan.
Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan.
·         Saldo awal menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan
·         Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut bank dikurangi sejumlah setoran
tersebut.
b.      Setoran dalam perjalanan akhir periode, mengakibatkan:
·         Saldo akhir kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo akhir menurut perusahaan.
·         Jumlah penerimaan menurut bank lebih rendah dibanding saldo akhir menurut perusahaan.
Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan:
·         Saldo akhir menurut bank harus ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan akhir periode.
·         Jumlah penerimaan periode rekonsiliasi menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam
perjalanan tersebut.
 
2.      Cek Dalam Perjalanan
a.       Cek dalam peredaran awal periode, mengakibatkan:
·         Saldo awal kas menurut bank lebih besar dibandingkan saldo awal kas menurut perusahaan,
dan
·         Jumlah pengeluaran kas menurut bank periode rekonsiliasi lebih besar dibanding jumlah
penerimaan kas menurut perusahaan dalam periode yang sama.
         Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan:
·         Saldo awal kas menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam peredaran awal periode.
·         Jumlah pengeluaran kas menurut bank periode rekonsiliasi dikurangi sejumlah cek dalam
peredaran awal periode.
b.      Cek dalam peredaran akhir periode, mengakibatkan:
·         Saldo kas akhir periode menurut bank lebih besar dibanding saldo kas akhir periode menurut
perusahaan.
·         Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank lebih rendah dibanding jumlah
pengeluaran menurut perusahaan periode yang sama.
Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo menurut perusahaan:
·         Saldo kas akhir periode menurut bank dikurangi, sejumlah cek dalam peredaran akhir periode.
·         Jumlah pengeluaran menurut bank periode rekonsiliasi ditambah sejumlah cek dalam
peredaran.
 
3.      Cek Kosong
a.       Cek kosong awal periode, mengakibatkan:
·         Saldo awal kas menurut bank lebih rendah dibanding jumlah saldo awal menurut perusahaan.
·         Jumlah pengeluaran periode rekonsiliasi menurut bank lebih rendah dibanding jumlah
pengeluaran menurut perusahaan.
Untuk menyesuaikan, agar jumlah pengeluaran dan saldo awal kas menurut bank sama dengan saldo
awal dan pengeluaran menurut perusahaan:
·         Saldo awal kas menurut bank ditambah dengan cek kosong pada awal periode.
·         Jumlah pengeluaran menurut bank periode rekonsiliasi ditambah sejumlah cek kosong pada
awal periode.
b.      Cek kosong pada akhir periode, mengakibatkan:
·         Salso akhir kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo akhir kas menurut perusahaan.
·         Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut bank lebih rendah dibanding jumlah
penerimaan kas menurut perusahaan.
Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan:
·         Saldo akhir kas menurut bank ditambah sejumlah cek kosong.
·         Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank dikurangi sejumlah cek kosong.
 
4.      Hasil Tagihan Piutang Perusahaan Oleh Bank
a.       Hasil tagihan bank awal periode, mengakibatkan:
·         Saldo awal kas menurut bank lebih besar dibanding saldo awal kas menurut perusahaan.
·         Jumlah penerimaan menurut bank periode rekonsiliasi lebih rendah dibanding jumlah
penerimaan menurut perusahaan.
Untuk menyesuaikan, agar saldo kas menurut bank sama dengan saldo kas menurut perusahaan:
·         Saldo awal kas menurut bank dikurangi sejumlah hasil tagihan bank awal periode, dan
·         Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi ditambah sejumlah tagihan bank
awal periode.
b.      Hasil tagihan bank akhir periode, mengakibatkan:
·         Saldo akhir kas menurut bank lebih besar dibanding saldo akhir kas menurut perusahaan.
·         Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi menurut bank lebih besar dibanding
jumlah penerimaan menurut perusahaan dalam periode yang sama.
Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan:
·         Saldo akhir kas menurut bank dikurangi sejumlah hasil tagihan bank akhir periode.
·         Jumlah penerimaan menurut bank periode rekonsiliasi dikurangi sejumlah tagihan bank
periode rekonsiliasi.
 
5.      Biaya Jasa Bank
Faktor ini memberi akibat dan penyesuaian seperti pada cek kosong hanya berbeda mengenai
sumbernya, yaitu di satu pihak berasal dari biaya dan di pihak lain dari penerimaan kas, yang
kemudian batal.
 
6.      Kesalahan Pada Bank Atau Perusahaan
Faktor ini memberikan akibat dan penyesuaian yang berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan
yang terjadi.
 
Faktor-faktor penyesuaian tersebut di atas secara singkat dapat dilihat pada bagan rekonsiliasi
berikut:
 
PT. SSGR
Rekonsiliasi Bank
Periode 31 Januari 2007
Deskripsi
Saldo awal
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo akhir
Per bank
Setoran dalam perjalanan
31 Desember 2006
31 Januari 2007
Cek dalam peredaran
31 Desember 2006
31 Januari 2007
Cek kosong
31 Desember 2006
31 Januari 2007
Biaya jasa bank
31 Desember 2006
31 Januari 2007
Hasil tagihan
31 Desember 2006
31 Januari 2007
Pb
 
+
x
 
-
x
 
+
x
 
+
x
 
-
x
pb
 
-
+
 
x
x
 
x
x
 
x
x
 
- -
pb
 
x
x
 
- +   + -   + -
 
x
x
pb
 
x
+
 
x
-
 
x
+
 
x
+
 
x
-
Per perusahaan
Ap
Pp
pp
Sap
Keterangan:
+   =  Memberikan penyesuaian menambah
-   = Menberikan penyesuaian mengurangi
x   =  Tidak memberikan akibat
 
Rekonsiliasi bank untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo kas menurut perusahaan,
meliputi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir dapat digambarkan seperti ilustrasi
berikut ini:
 
PT. GAMMA
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Januari 2007
Deskripsi
Saldo awal
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo akhir
Menurut bank
Rp
5.895,42
Rp
21.212,40
Rp
24.128,10
Rp
2.979,72
Setoran dalam perjalanan
 
 
 
 
 
 
 
 
31 Desember 2006
Rp
515.40
(Rp
515,40)
- -
31 Januari 2007
-
Rp
658,50
-
Rp
658,50
Cek dalam peredaran
 
 
 
 
 
 
 
 
31 Desember 2006
(Rp
810,50)
-
(Rp
810,50)
-
31 Januari 2007
- -
Rp
703,83
(Rp
703,83)
Biaya jasa bank
 
 
 
 
 
 
 
 
31 Desember 2006
Rp
005,90
-
Rp
005,90
-
31 Januari 2007
- -
(Rp
003,16)
Rp
003,16
Cek kosong
 
 
 
 
 
 
 
 
31 Januari 2007
- -
(Rp
118,94)
Rp
118,94
Hasil tagihan bank
 
 
 
 
 
 
 
 
31 Desember 2006
(Rp
200,00)
Rp
200,00
- -
31 Januari 2007
-
(Rp
498,50)
-
(Rp
498,50)
Kesalahan bank1)
- -
(Rp
012,50)
Rp
012,50
Kesalahan bank2)
- -
Rp
018,00
Rp
018,00
Menurut perusahaan
Rp
5.406,22
Rp
21.057,00
Rp
23.910,73
Rp
2.552,49
 
1)        Kesalahan bank merupakan kesalahan membebankan biaya untuk nasabah PT. GMA ke
rekening PT. GAMMA Rp 12,50.
2)        Kesalahan perusahaan merupakan kesalahan mencatat pengeluaran cek sejumlah Rp
46.000,00 dicatat Rp 64.000,00.
 
Dari rekonsiliasi di atas dapat dilihat saldo awal kas, penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo
akhir kas menurut bank setelah rekonsiliasi sama dengan saldo kas menurut perusahaan.

https://plus.google.com/112865066553683342661/posts/h4yk9zhHPQ3

Anda mungkin juga menyukai