1. Jelaskan penyebab keluarbiasaan berdasarkan waktu terjadinya!
2. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa semua warga negara berhak mendapat pendidikan. Bagaimana menurut saudara pelaksanaan undang-undang tersebut terutama dalam pelayanan pendidikan bagi anak luar biasa di daerah Saudara 3. Mengapa anak berbakat perlu mendapatkan layanan pendidikan khusus, pada hal mereka termasuk anak yang kepandaiannya di atas rata-rata?
(identitas mohon ditulis pada lembar jawaban)
Selamat mengerjakan soal! Anda pasti bisa!
1. Faktor- faktornya adalah :
a. Penyebab Prenatal yaitu penyebab yang bereaksi sebelum kelahiran. Artinya, pada waktu janin masih bereda dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus, misalnya virus rubella, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini berakibat bagi munculnya kelahiran pada bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu dapat memahami kehati- hatian yang ditubjukan oleh seorang calon ibu pada masa kehamilan. Kehati- hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya berbagai penyebab yang memungkinkan terjadinya keluarbiasaan. b. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan penyedotan ( di- vacuum ), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir premature. Dari uraian ini anda dapat menduga betapa pentingnya proses kelahiran tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya, keterlambatan memberi oksigen, kecerobohan, menggunakan alat- alat atau kelebihan memberi oksigen akan mengundang munculnya keluarbiasaan yang tentu saja akan mengagetkan orang tua bayi. c. Penyebeb Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya kecelakaan, jatuh atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari dengan cara berhati- hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan yang kondusif bagi keluarga. 2. Menurut saya pelayanan pendidikan bagi anak luar biasa belum maksimal karena dibuktikan bahwa anak berkebutuhan khusus masih diikutkan dalam kelas reguler sehingga kurang bisa mengembangkan potensi anak karena anak tersebut diperlakukan sama dengan anak normal. Hal tersebut mungkin terjadi karena sulitnya akses ke layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus (SLB) dan kurangnya pengetahuan orang tua dari anak tersebut. 3. Agar anak tersebut dapat memaksimalkan bakat dan potensi yang dimiliki karena tanpa adanya layanan khusus, anak tersebut akan sulit dalam mengembangkan bakat yang dimiliki. 4. Fenomena ditemukannya berbagai permasalahan terkait siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti sistem pembelajaran reguler di sekolah dasar negeri menuntut sekolah dasar menyelenggarakan pembelajaran inklusi yang menyatukan proses belajar mengajar antara siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu guru di sekolah dituntut memiliki kompetensi dalam mengajar siswa berkebutuhan khusus. Tujuan penelitian untuk mendapat gambaran empirik mengenai kompetensi guru dalam proses mengajar siswa berkebutuhan khusus. Kompetensi guru dibatasi dengan konsep kompetensi profesional guru yang diadaptasi dari konsep dari Mulyasa (2013) dan Garnida (2015) mengenai kompetensi guru profesional dalam pendidikan inklusif. Subjek penelitian adalah guru wali kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 yang menangani siswa berkebutuhan khusus dari perwakilan 9 wilayah rayon yang menjadi representasi kota Bandung. Hasil penelitian kompetensi domain student, assessment, instruction, collaboration communication dan professional, mayoritas sedang, sedangkan untuk domain content mayoritas menunjukkan komptensi yang rendah. Domain yang mayoritas