Anda di halaman 1dari 1

NAMA : SUPYANI

NIM : 858900479

Tugas I

1. Jelaskan penyebab keluarbiasaan berdasarkan waktu terjadinya!


2. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa semua warga negara berhak mendapat pendidikan.
Bagaimana menurut saudara pelaksanaan undang-undang tersebut terutama dalam pelayanan
pendidikan bagi anak luar biasa di daerah Saudara
3. Mengapa anak berbakat perlu mendapatkan layanan pendidikan khusus, pada hal mereka
termasuk anak yang kepandaiannya di atas rata-rata?

(identitas mohon ditulis pada lembar jawaban)

Selamat mengerjakan soal! Anda pasti bisa!

1. Faktor- faktornya adalah :


a. Penyebab Prenatal yaitu penyebab yang bereaksi sebelum kelahiran. Artinya, pada
waktu janin masih bereda dalam kandungan, mungkin sang ibu terserang virus, misalnya
virus rubella, mengalami trauma atau salah minum obat, yang semuanya ini berakibat
bagi munculnya kelahiran pada bayi. Berdasarkan penyebab ini, Anda tentu dapat
memahami kehati- hatian yang ditubjukan oleh seorang calon ibu pada masa kehamilan.
Kehati- hatian ini merupakan satu usaha untuk mencegah beraksinya berbagai penyebab
yang memungkinkan terjadinya keluarbiasaan. 
b. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran,
seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan
penyedotan ( di- vacuum ), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir
premature. Dari uraian ini anda dapat menduga betapa pentingnya proses kelahiran
tersebut. Keteledoran yang kecil dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya,
keterlambatan memberi oksigen, kecerobohan, menggunakan alat- alat atau kelebihan
memberi oksigen akan mengundang munculnya keluarbiasaan yang tentu saja akan
mengagetkan orang tua bayi. 
c. Penyebeb Postnatal, yaitu penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya
kecelakaan, jatuh atau kena penyakit tertentu. Penyebab ini tentu dapat dihindari dengan
cara berhati- hati, selalu menjaga kesehatan, serta menyiapkan lingkungan yang kondusif
bagi keluarga. 
2. Menurut saya pelayanan pendidikan bagi anak luar biasa belum maksimal karena dibuktikan
bahwa anak berkebutuhan khusus masih diikutkan dalam kelas reguler sehingga kurang bisa
mengembangkan potensi anak karena anak tersebut diperlakukan sama dengan anak normal.
Hal tersebut mungkin terjadi karena sulitnya akses ke layanan pendidikan anak
berkebutuhan khusus (SLB) dan kurangnya pengetahuan orang tua dari anak tersebut.
3. Agar anak tersebut dapat memaksimalkan bakat dan potensi yang dimiliki karena tanpa
adanya layanan khusus, anak tersebut akan sulit dalam mengembangkan bakat yang
dimiliki.
4. Fenomena ditemukannya berbagai permasalahan terkait siswa berkebutuhan khusus yang
mengikuti sistem pembelajaran reguler di sekolah dasar negeri menuntut sekolah dasar
menyelenggarakan pembelajaran inklusi yang menyatukan proses belajar mengajar antara
siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu guru di sekolah dituntut
memiliki kompetensi dalam mengajar siswa berkebutuhan khusus. Tujuan penelitian untuk
mendapat gambaran empirik mengenai kompetensi guru dalam proses mengajar siswa
berkebutuhan khusus. Kompetensi guru dibatasi dengan konsep kompetensi profesional guru
yang diadaptasi dari konsep dari Mulyasa (2013) dan Garnida (2015) mengenai kompetensi
guru profesional dalam pendidikan inklusif. Subjek penelitian adalah guru wali kelas dari
kelas 1 hingga kelas 6 yang menangani siswa berkebutuhan khusus dari perwakilan 9
wilayah rayon yang menjadi representasi kota Bandung. Hasil penelitian kompetensi domain
student, assessment, instruction, collaboration communication dan professional, mayoritas
sedang, sedangkan untuk domain content mayoritas menunjukkan komptensi yang rendah.
Domain yang mayoritas

Anda mungkin juga menyukai