Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1/2/3*

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4109/Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/3sks


PROGRAM STUDI S-1 PGSD

Nama Penulis : SUHARTATIK,S.Pd,M.Pd


Nama Penelaah : Dra. Hj. ISWATI,M.Pd
Status Pengembangan : Baru/Revisi**
Tahun Pengembangan : 2020.2

Skor
No Uraian Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
Apa yang Saudara ketahui tentang BMP, HJ.Yusi Rosdiana,dkk (2013) Bahasa dan Sastra Indonesia di
1. “penggunaan kata yang tepat dalam 20 SD.Tangerang.Univertas Terbuka)
berbahasa “ serta berilah contohnya!
MODUL 4, KB1
Apa yang Saudara ketahui tentng “ BMP, HJ.Yusi Rosdiana,dkk (2013) Bahasa dan Sastra Indonesia di
2. penyusunan kamus sederhana” dan berilah 20 SD.Tangerang.Univertas Terbuka)
contohnya!
MODUL 4, KB2
Apa yang Saudara ketahui tentang “unsur BMP, HJ.Yusi Rosdiana,dkk (2013) Bahasa dan Sastra Indonesia di
3 pembentuk karya sastra “dan berilah 20 SD.Tangerang.Univertas Terbuka)
contohnya!!
MODUL 5, KB2
Apa yang Saudara ketahui tentang “unsur- BMP, HJ.Yusi Rosdiana,dkk (2013) Bahasa dan Sastra Indonesia di
4 unsur pembangun cerita anak-anak” dan 20 SD.Tangerang.Univertas Terbuka)
berilah contohnya!
MODUL6,KB1
Apa yang Saudara ketahui tentang “analisis BMP, HJ.Yusi Rosdiana,dkk (2013) Bahasa dan Sastra Indonesia di
5 unsur-unsur pembangun cerita anak-anak” 20 SD.Tangerang.Univertas Terbuka)
MODUL 6, KB2
TUGAS TUTORIAL KE 2

Kode MK : PDGK4109 NIM : 858895986

Nama MK : Bahasa dan Sastra Indonesia di SD NAMA : Adi Pranyoto

Prodi/Semester : S1 PGSD/3 Semester : 3

Tanggal : Pokjar : SMP 3 Bondowoso

JAWABAN

1. Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar,
terlebih dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras
dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa
yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam
bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan
biasanya adalah dalam bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada
suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar
menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa dan
kaidah itu sendiri meliputi 6 aspek .
Tata Bunyi (Fonologi); Tata bahasa (Kata dan Kalimat); Kosakata: Ejaan; Makna; kelogisan. Dan
Pada aspek tata bunyi kita mungkin sudah mengenal bunyi |f|,|v| dan |z|
Contoh: bentuk tata bahasa yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakan dan
pertanggung jawaban . bukan obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan
pertangungan jawab .

2. Di dalam menyusun kamus ada beberapa tahapan kegiatan yang harus diikuti oleh
penyusun kamus. Tahapan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
 Persiapan
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Pemeriksaan ulang urutan abjad
 Penyeleksian data
 Klasifikasi data
 Pemberian definisi
 Penyuntingan hasil pemberian definisi
 Pengetikan kartu induk
 Penyusunan kartotek
 Pengetikan naskah
 Koreksi naskah
 Cetak coba
 Koreksi cetak coba
 Reproduksi kamus
Contoh: aba-aba kb kata-kata perintah atau komando dalam baris berbaris, gerak badan dan
sebagainya, seperti siap!, hadap kiri!, maju jalan!
abad kb masa seratus tahun : 1 gedung ini berumur satu abad; 2 jangka waktu yang lamanya
seratus tahun: abad ke-20 dimulai dari tahun 1901 sampai 2000.
3. Unsur-unsur pembentuk karya sastra
Karya sastra dibedakan menjadi tiga ( 3 ) yaitu :
1. Puisi ( disusun berdasarkan bait ).
2. Prosa ( disusun berdasarkan paragraf ).
3. Drama ( disusun berdasarkan dialog ).
Unsur-unsur pembentuk karya sastra dibedakan menjadi 2 bagian yaitu unsur intrinsik ( unsur
dalam karya ) dan unsur ekstrinsik ( faktor luar ).
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada di dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik
meliputi :
a. Tema : gagasan, ide, atau pikiran utama / pokok pikiran yang menjiwai sebuah karya sastra
yang digunakan sebagai dasar penulisan suatu karya sastra.
b. Latar ( seting ) : unsur dalam suatu karya sastra yang menunjukkan dimana, bagaimana dan
kapan peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Latar ada tiga macam :, yaitu :
– Latar tempat / geografis, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam karya
tersebut.
– Latar waktu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kapan terjadinya dalam karya tersebut.
– Latar sosial, yaitu latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c. Alur ( plot ) : jalan cerita di dalam karya sastra atau unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang
memperlihatkan kepaduan ( koherensi ) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab akibat,
tokoh, tema atau ketiganya. Alur dibagi menjadi tiga ( 3 ) yaitu :
– Alur maju
– Alur mundur
– Alur campuran / maju-mundur
d. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam karya sastra. Penokohan adalah
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita.
e. Karakter : perwatakan : sifat-sifat yang diperankan oleh setiap tokoh cerita.
f. Konflik : permasalahan-permasalahan yang muncul dalam cerita. Konflik dibedakan menjadi dua
( 2 ) yaitu :
– Konflik batin : masalah yang timbul pada diri si pelaku.
– Konflik antar pelaku : masalah yang timbul diantara tokoh-tokoh dalam cerita.
g. Sudut pandang : posisi pengarang atau penempatan diri pengarang di dalam cerita yang
dibuatnya. Sudut pandang ada tiga ( 3 ) yaitu :
– Orang pertama : pengarang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita yang dibuatnya.
Biasanya menggunakan kata ganti orang pertama ( aku, saya )
– Orang kedua : pengarang terlibat di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh utama.
– Orang ketiga : pengarang sama sekali tidak terlibat dalam cerita. Biasanya menggunakan kata
ganti ( dia, ia ).
h. Gaya bahasa : cara yang khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa
dalam bentuk lisan atau tulisan.
i. Amanat : pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita atau karxa
yang dibuatnya.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra, tetapi sangat berpengaruh
teqhadap karya sastra :
Contoh :
a. Agama pengarang
b. Pendidikan pengarang
c. Ekonomi pengarang
d. Lingkungan tempat tingal pengarang
e. Kejadian yang terjadi di lingkungan pengarang.
4. Unsur Pembangun Cerita Anak
1. Tema
Setiap cerita memiliki temanya masing-masing. Tema merupakan inti cerita yang terdapat dalam
cerita tersebut. Tema berbeda dengan judul cerita. Tema bisa diketahui setelah kita selesai
membaca ceritanya karena dalam menentukan sebuah tema tidak bisa diterka-terka atau ditebak
begitu saja tanpa membaca ceritanya terlebih dahulu.
Contoh tema dalam cerita anak, yaitu persahabatan, pertemanan, perjuangan, kebaikan seroang
anak, dan sebagainya.
2. Tokoh
Tokoh ialah pelaku cerita. Setiap cerita anak memiliki beberapa tokoh yang mendukung jalannya
penceritaan.
3. Watak
Watak merupakan karakter atau sifat dari seorang tokoh. Setiap tokoh memiliki watak yang
berbeda-beda. Watak tokoh terbagi menjadi tiga jenis, yaitu antagonis (sifat tokoh yang suka
menentang, melawan, atau jahat), protagonis (tokoh yang memiliki sifat baik),
dan tritagonis (sifat tokoh yang netral, tidak memihak pada siapa pun, dan menjadi penengah
antara peran protagonist dan antagonis).
Jika tokoh utama, ia akan memiliki watak protagonis.
4. Latar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), latar merupakan keterangan mengenai waktu,
ruang, dan suasana yang terjadi dalam sebuah cerita. Latar terbagi menjadi tiga, yaitu latar
waktu, latar tempat, dan latar suasana.
a. Latar waktu
Latar waktu merupakan keterangan menganai kapan cerita tersebut berlangsung atau terjadi.
Karena latar waktu, otomatis berhubungan dengan waktu.
Contohnya: Tepat pukul 07.00 pagi, siang hari, petang, larut malam, dan sebagainya.
b. Latar tempat
Latar tempat merupakan keterangan mengenai di mana peristiwa tersebut berlangsung atau
terjadi. Latar tempat biasanya ditandai dengan kata depan ‘di’.
Contohnya: di ruang belajar, di sekolah, di rumah, di halaman depan, dan sebagainya.
c. Latar suasana
Latar suasana merupakan keterangan mengenai keadaan sekitar atau suasana yang terjadi ketika
peristiwa tersebut berlangsung atau terjadi.
Contohnya: Dina menangis tersedu-sedu ketika ditinggalkan Ibunya beberapa hari karena urusan
pekerjaan. Nah, latar suasana yang tergambar dari peristiwa tersebut adalah sedih.
Contoh lainnya, yaitu jika dalam sebuah cerita sedang menceritakan perkelahian yang terjadi
antara dua orang sahabat. Maka, latar suasana yang tergambar adalah suasana yang
menegangkan.
5. Alur
Alur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan rangkaian peristiwa yang
menggerakkan jalan cerita melalui permasalahan dan penyelesaian suatu masalah. Alur terbagi
menjadi dua, yaitu alur maju dan alur mundur.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan atau nasihat yang hendak diberikan oleh penulis kepada pembaca.
Setiap cerita anak pastilah memiliki amanat yang bisa diambil setelah selesai membaca cerita
tersebut. Amanat merupakan hal yang bisa kita ambil dan kita pedomani dalam kehidupan sehari-
hari.

5. Tema Cerita
Tema dalam sebuah cerita ibarat fondasi pada sebuah bangunan. Ini artinya elemen atau unsur
yang pertama harus ada dalam sebuah cerita adalah tema. Cerita anak-anak umumnya bersifat
didaktis. Secara lebih konkrit tema pertentangan baik dan buruk. Adakalanya tema cerita
dinyatakan dengan jelas atau dinyatakan secara eksplisit. Bisa juga disebut tema adalah gagasan,
ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu cerita. Sesuatu yang menjadi dasar cerita,
menjiwai.cerita atau pokok masalah dalam cerita. Contoh: keluarga, persahabatan, dll. Yasinta
Marpaung

Amanat
Cerita anak-anak yang bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran moral, pengetahuan,
dan ketrampilan. Hal-hal yang menjadi tujuan pengarang seperti itulah yang disebut amanat.
Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit (jika jalan keluar atau ajaran moral
itu tersirat dalam tingkah laku tokoh) dan secara eksplisit (jika pengarang pada tengah atau akhir
cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, anjuran, larangan, berkenaan dengan gagasan
yang.mendasari.cerita.itu).

Tokoh
Tokoh adalah orang yang mengalami peristiwa-peristiwa dalam berbagai pertistiwa dalam cerita.
Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun ada pula berwujud binatang atau tumbuhan.
Yasinta.Marpaung
Tokoh juga bisa disebut individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam
berbagai.peristiwa.cerita.

Tokoh sentral dan tokoh bawahan


Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam cerita dibedakan atas tokoh sentral dan tokoh bawahan.
Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran penting dalam cerita. Tokoh
yang berperan baik disebut dengan istilah protagonis, tokoh yang jahat disebut dengan istilah
antagonis, sedangkan tokoh penengah disebut tritagonis. Adapun yang dimaksud dengan tokoh
bawahan adalah tokoh yang kedudukannya tidak sentral, tetapi kehadirannya sangan dibutuhkan
untuk.menunjang.atau.mendukung.tokoh.utama.

Tokoh datar dan tokoh bulat


Di dalam cerita rekaan, tokoh datar diungkapkan atau disoroti dari satu segi wataknya saja. Tokoh
datar bersifat statis, di dalam perkembangannya lakuan atau watak tokoh itu sedikit sekali
berubah, bahkan ada kalanya tidak berubah sama sekali. Dengan demikian tokoh datar mudah
dikenali dan mudah diingat. Termasuk kedalam tokoh datar adalah tokoh stereotip, misalnya tokoh
ibu tiri yang selalu dikukiskan berwatak kejam. Jika lebih dari satu ciri segi wataknya yang
ditampilkan di dalam cerita sehingga tokoh itu dapat dibedakan dari tokoh-tokoh yang lain maka
tokoh.itu.disebut.tokoh.bulat.

Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,
suasana dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Yasinta Marpaung (2012: 12). Latar atau
setting diartikan juga sebagai landas tumpu sebuah cerita. Secara kasat mata, latar dalam cerita
berkenaan dengan tempat atau ruang dan waktu yang tergambar dalam sebuah cerita. Latar
sebagai unsur cerita yang dinamis membantu mengembangkan unsur-unsur cerita yang lain.
Hubungan antara latar dengan unsur-unsur yang lain bisa jadi selaras, bisa bersifat kontras.

Alur
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi makna kata alur yang berhubungan dengan
sastra sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakan
jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian ; jalinan peristiwa dalam karya
sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau
waktu.dan.oleh.hubungan.kausal.atau.sebab.akibat).
Alur dengan susunan peristiwa yang kronologis. Pengaluran adalah pengaturan waktu penampilan
peristiwa untuk dapat juga disusun dengan memperhatikan hubungan klausalnya (sebab-akibat).
Alur yang biasa digunakan dalam cerita anak disebut dengan alur datar, artinya cerita yang
disajikan.dengan.cara.sederhana,mudah.dipahami/.tidak.berbelit-belit.
Ada dua tipe alur kronologis, yaitu progresif dan episodik. Dalam buku-buku yang menggunakan
alur progresif bab-bab pertama adalah eksposisi, tempat tokoh-tokoh, latar dan konflik dasar
diperkenalkan, setelah itu cerita dibangun hingga gawatan dan klimaks. Begitu klimaks tercapai,
kesimpulan yang memuaskan (leraian) diraih pula, dan cerita pun berakhir. Alur episodik mengikat
beberapa cerita atau episode, masing-masing sebagai sebuah kebulatan dengan konflik dan
penyelesaian.

Sudut Pandang
Sudut pandang atau pusat pengesahan (point of view) digunakan pengarang dalam menciptakan
cerita agar memiliki suatu kesatuan. Sudut pandang pada dasarnya adalah visi seorang atau
tafsiran.pengarang.
Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua, yakni sudut pandang orang pertama
yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga yang disebut dengan diaan atau
disebut dengan insider atau outsider. Namun, ada juga cerita yang menggunakan sudut pandang
campuran, yaitu kedua sudut pandang tersebut (akuan dan diaan) digunakan di dalam sebuah
cerita.

Gaya
Disebut cerita sebagai hasil kerja kreatif, seorang pengarang terbentuk melalui proses pengolahan
bahasa yang digunakan oleh pengarang berkaitan erat dengan bahasa. Khusus karya sastra
dengan bentuk prosa atau cerita, gaya dalam penggunaan bahasa berkaitan erat dengan aspek-
aspek cerita, yaitu tujuan dan unsur-unsur cerita. Gaya akan selalu disesuaikan dengan semua
aspek yang ada dalam cerita sehingga cerita benar-benar menyatu atau tidak terjadi ketimpangan
atau keanehan yang membuat pembaca merasa bingung atau cerita menjadi tidak menarik
perhatian.
Melalui gaya bercerita pengarang bertujuan untuk menyampaikan suasana, latar, tokoh, dan
unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup. Perlu diketahui, melalui gaya yang ditampilkan,
pengarang akan memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dari pengarang-pengarang lain.

Anda mungkin juga menyukai