Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK REPORT

GEOMETRI EUCLID DAN NON-EUCLID

“BIOGRAFI TSABIT BIN QURRAH”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

CINDY AMELIA SITORUS 4173111009

ELLY YULITA 4173111019

FANNISA RAHMADANI 4172111029

HENGKI KADIRMAN SILAEN 4171111023

MATEMATIKA DIK B 2017

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia Nyalah penulis dapat menyelesaikan Critical book report tentang Kapita selekta
pendidikan menengah ini .Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai bentuk
penyelesaian tugas dari mata kuliah geometri eucid dan non-euclid. Critical book report ini
telah penulis susun dengan maksimal.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi CBR
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penulis menyadari bahwa CBR ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu , penulis harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga materi yang ada dalam
Critical book report ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, April 2020

Penulis
BIOGRAFI TSABIT BIN QURRAH

A. Profil Tsabit bin Qurrah


Ilmuwan Muslim yang satu ini adalah seorang yang ahli matematika, astronomi, dan
kedokteran. Bahkan ia disebut-sebut mengungguli semua dokter pada masanya. Dia juga
termasuk salah satu dari penerjemah terkemuka yang memikul tanggung jawab mengalihkan
berbagai macam ilmu dari bahasa latin ke dalam bahasa Arab pada masa kejayaan terjemah.
Namanya Abu Al-Hasan bin Marwan Tsabit bin Qurrah Al-Harrani atau lebih dikenal sebagai
Tsabit bin Qurrah.

Dia dilahirkan di Harran, suatu tempat yang terletak di antara sungai Dajlah dan Furat
di Turki pada tahun 221 H (836 M), dari keluarga Ash-Shaibah. Tsabit telah menampakkan
kecerdasannya sejak usia dini ketika dia masih belajar ilmu.

Pada suatu hari, dia berbeda pendapat dengan kelompoknya tentang beberapa hal
yang membuat mereka menganggapnya telah keluar dari kelompoknya sehingga mereka
melaranggnya untuk masuk ke tempat peribadatan mereka. Dia lalu hijrah ke suatu daerah
yang disebut Kafrutuma.

Di tempat tersebut, dia bertemu dengan seorang ilmuwan besar dalam bidang
matematika, Muhammad bin Musa al-Khawarizmi yang merasa kagum dengan kecerdasan
Tsabit. Dia memang memiliki kesiapan mental dan akal untuk belajarm hingga akhirnya al-
Khawarizmi mengajaknya ke Baghdad.

Ibnu Musa sungguh terkagum-kagum dengan pengetahuan bahasa yang dikuasi


Thabit muda. “Sungguh seorang anak muda yang sangat potensial” cetus Ibnu Musa. Sang
ilmuwan pun kemudian menyarankan agar Thabit hijrah ke Baghdad kota metropolis
intelektual. Ibnu Musa memintanya agar mau belajar matematika pada dirinya dan
saudaranya. Tawaran itu tak disia-siakan Thabit. Ia pun hijrah meninggalkan tanah
kelahirannya untuk menimba ilmu matematika dan belajar kedokteran Bait al-Hikmah yang
berada di kota  Baghdad.

Setelah menamatkan pendidikannya, dia sempat kembali ke kota kelahirannya Harran.


Sayangnya, dia harus berhadapan dengan pengadilan lantaran pemikirannya yang dianggap
berbahaya. Guna menghindari hukuman, Thabit meninggalkan Harran dan diangkat menjadi
astronom pengadilan di Baghdad. Thabit pun mendapatkan perlindungan dari Khalifah Al-
Mu’tadid salah seorang khalifah Abbasiyah yang terkemuka yang memerintah pada tahun
892–902 M karena beliau sudah mengetahui kemampuannya dalam berbagai bidang termasuk
bidang astronomi.

Kemampuan Thabit dalam bahasa Arab dan Yunani dimanfaatkan khalifah. Thabit
diminta untuk menerjemahkan teks-teks berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Sebagai
ahli matematika, Thabit pun menerjemahkan dan merevisi karya-karya besar yang sempat
ditulis Peradaban Yunani. karya-karya Yunani dan Suriah seperti Conics Apollonius atau
karya Euclid dan Archimedes.

B. Pendidikan dan Kedudukannya


Di Badhdad, kiblat ilmu pada saat itu. Tsabit bin Qurrah mengajarkan ilmu
matematika, astronomi, kedokteran dan filsafat. Dia kemudian bergabung di sekolah Musa
bin Syakir untuk mengajarkan ilmu yang dikuasainya. Dia selalu mendapatkan pujian atas
apa yang diajarkannya. Tsabit lalu dikenal dengan sebutan khusus sebagai dokter. Akan tetapi
sebagian besar karya dan penemuannnya terdapat dalam ilmu matematika dan astronomi.

Kemampuannya sebagai seorang dokter, atronom, ahli matematika dan filsuf


terdengar ke telinga Khalifah Dinasti Abbasiyah bernama Al-Mu’tadh. Khalifah lalu
memanggilnya ke Istana dan mengumpulkannya bersama para astronom lainnya. Akan tetapi
dia mengungguli mereka semua.

Dia telah menunjukan kemampuannya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan,


sehingga menambah kecintaan Al-Mu’tadh kepadanya dan memberinya jabatan yang tinggi.
Bahkan dia didudukan di samping khalifah sambil bersenda gurau dengannya, tanpa
keikutsertaan para menteri dan orang-orang dekatnya.

Tsabit termasuk di antara salah seorang yang bekerja di teropong milik Khalifah Al-
Ma’mudn di Baghdad. Di sini dia mmbuat teori kecenderungan persamaan siang dan malam
pada musim semi dan musim gugur. Kedudukan Tsabit yang tinggi di Istana sangat
berpengaruh dalam mengangkat derajat Ash-Shaibah, dengan munculnya seorang ilmuwan
dari kalangan mereka.

Tsabit merupakan ilmuwan yang menjadi pelanjut dan penyempurna atas karya-karya
al-Khawarizmi. Ia mengikuti metode-metode dan dasar-dasar yang telah dirintis oleh al-
Khawarizmi tentang Mu’dalah pangkat dua, sehingga memungkinkan baginya memakai
geometri dari uraian pangkat tiga. Pada abad XVI metode Tasbit ini dilanjutkan oleh seorang
sarjana Italia bernama Geerowlamo Cardan dalam menguraikan persamaan pangkat tiga.
Dengan tegas ia mengakui Tsabit bin Qurrah adalah orang pertama yang menciptakan
integral Calculus dan Differential Calculus.

C. Konsep Pemikiran Tsabit ibnu Qurrah


Dia banyak melakukan penerjemahan karya-karya ilmuwan Barat seperti Apollonius,
Archimedes, Euclid, dan Ptolemy. Meski bertugas untuk menerjemahkan karya-karya besar,
bukan berarti Thabit hanya menjiplak pengetahuan dari Yunani. Dalam hal menterjemah ia
hanya ikut melestarikan pengetahuan dari Yunani. Berbekal kecerdasannya, ilmuwan Muslim
yang brilian ini justru telah menemukan sederet penemuan yang sangat penting bagi
perkembangan ilmu matematika. Thabit bin Qurrah memainkan peran penting dalam
penemuan hitungan integral, geometri analitik, kalkulus, dalil trigonometri lingkaran, konsep
angka-angka riil dan mengusulkan beberapa teori yang mengarah ke pembangunan non-
Euclidean geometri.
Matematikus Muslim yang dikenal dengan panggilan  Thebit itu juga merupakan
salah seorang ilmuwan Muslim terkemuka di bidang Geometri.  Salah satu karya Thabit yang
fenomenal di bidang geometri adalah bukunya yang berjudul  The composition of Ratios
( Komposisi rasio). Dalam buku tersebut, Thabit mengaplikasikan antara aritmatika dengan
rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh melampaui penemuan ilmuwan Yunani kuno
dalam bidang geometri.
Thabit telah menjadikan ilmu matematika sebagai alat untuk menemukan ilmu-ilmu
lain yang saling menyempurnakan di antara satu sama lain. Termasuk dalam karyanya tadi
The composition of Ratios ( Komposisi rasio) yang merupakan pengaplikasian dari konsep
yang pernah ia tulis yaitu dari teori bilangan.
Thabit termasuk di antara para ilmuwan yang melakukan kajian mengenai hubungan
antara ilmu algebra dengan geometri. Sumbangan Thabit terhadap geometri lainnya yakni,
pengembangan geometri terhadap teori Pitagoras di mana dia mengembangkannya dari segi
tiga siku-siku khusus ke seluruh segi tiga siku-siku. Thabit juga mempelajari geometri untuk
mendukung penemuannya terhadap kurva yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan
matahari. Selain itu, ia juga membahas parabola dan paraboliods yang menjadi dasar bagi
penemuanya dalam bidang kalkulus integral. 
Dia juga menekuni persoalan permainan catur. Kalau sekarang ini ada software
komputer permainan catur yang bisa mengalahkan manusia, maka itu berkat jasa Thabit bin
Qurrah yang mula-mula memikirkan bagaimana memenangkan permainan catur secara
matematis melalui solusi problema independensi, dominasi, dan permutasi. Lahirlah sebuah
cabang baru matematika yang disebut "recreational mathematics”. 
Thabit juga menemukan cara menghitung al-a’daad al-mutahabbah yang dikenal
dengan nomor damai atau bilangan bersahabat, yaitu angka-angka yang jumlah
pembahagiannya sama dengan yang lain. Bahkan beliau telah memberikan langkah
penyelesaian teknik terhadap sebahagian jenis persamaan.
Thabit juga berjasa dalam mengembangkan ilmu astronomi.  Karya Thabit dalam
astronomi yang terkenal berjudul Concerning the Motion of the Eighth Sphere. Selain itu,
sang ilmuwan juga mempublikasikan hasil pengamatannya tentang Matahari. Hingga kini, tak
kurang dari delapan risalah yang ditulisnya pada abad ke-9 M tentang astronomi masih eksis.
Thabit pun  telah memainkan peranan yang sangat penting  dalam menjadikan
astronomi sebagai ilmu eksak. Ia telah menteorisasi hubungan observasi dan teori,
mematematisasi astronomi serta fokus pada pententangan hubungan antara astronomi
matematika dengan astronomi fisik.
Ia didapuk sebagai pendiri Ilmu Keseimbangan berkat kitab penting yang ditulisnya
bertajuk Kitab fi'l-qarastun (Buku Kesimbangan Balok). Inilah karyanya yang monumental
dalam bidang Ilmu Mekanik. Salah satu adikaryanya itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin oleh Gherard of Cremona. Tak heran, jika karya Thabit itu menjadi sangat populer di
dunia Barat. Melalui karyanya itu, Thabit mampu membuktikan asa-sas keseimbangan
pengungkit.
Dalam bidang filsafat, Thabit pun banyak melahirkan risalah. Salah satu risalahnya
yang masih eksis adalah hasil percakapannya dengan Abu Musa Isa ibnu Usayyid – muridnya
yang beragam Kristen. Kepada Thabit Ibnu Usayyid banyak bertanya tentang berbagai hal
dan semuanya dijawab Thabit. Risalah percakapan antara Thabit dengan muridnya itu hingga 
kini masih ada. Risalah itu masih jadi bahan diskusi dan perdebatan.
Meski terpengaruh dengan Plato dan Aristotels, namun Thabit pun kerap mengkritisi
ide-ide ilmuwan asal Yunani itu.  Thabit banyak mengoreksi pemikiran Plato dan Aristoteles,
khususnya mengenai gerakan (motion). Hal itu tampak pada ide-denyanya yang didasarkan
pada  penerimaan penggunaan pendapat mengenai gerakan dalam argumen-argumen
geometrikalnya.
Semasa hidupnya, Thabit juga menulis risalah tentang logika,  psikologi, etika,
klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama, serta kebudayaan  Sabian.  Jejaknya
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dilanjutkan oleh  puteranya,  Sinan ibnu Thabit
dan cucunya  Ibrahim ibnu Sinan ibnu Thabit. Kedua buah hatinya itu juga menjelma sebagai
ilmuwan besar yang juga berkontribusi dalam mengembangkan matematika.
D. Karya-karya Tsabit bin Qurrah
Tsabit Bin Qurrah banyak melakukan penerjemahan karya-karya ilmuwan Barat
seperti Apollonius, Archimedes, Euclid, dan Ptolemy. Meski bertugas untuk menerjemahkan
karya-karya besar Thabit bin Qurrah memainkan peran penting dalam penemuan hitungan
integral, geometri analitik, kalkulus, dalil trigonometri lingkaran, konsep angka-angka riil dan
mengusulkan beberapa teori yang mengarah ke pembangunan non-Euclidean geometri.

Dalam bidang matematika, Tsabit bin Qurrah menerjemahkan banyak karya ahli
matematika Yunani, seperti Appollunius, Euclid, Archimedes, dan Ptolemaios. Ia juga
mengomentari buku Elements dari Euclid dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Selain menerjemahkan karya Yunani, Karya Tsabit bin Qurrah juga menghasilkan
karya berjudul  Kitab al-Mafrudat (Kitab Data). Buku ini sangat populer di Abad Pertengahan
yang berisi penjelasan seputar geometri dan aljabar geometri.

Dalam Kitab Fi Ta'lif an-Nisab (buku tentang susunan rasio) Tsabit menjelaskan


tentang  teori senyawa rasio. Teori ini kemudian melahirkan gagasan bilangan real dan untuk
penemuan kalkulus integral.

Salah satu karya Thabit yang fenomenal di bidang geometri adalah bukunya yang
berjudul  The Composition of Ratios (Komposisi rasio). Dalam buku tersebut, Thabit
mengaplikasikan antara aritmatika dengan rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh
melampaui penemuan ilmuwan Yunani kuno dalam bidang geometri.

Sebagai ahli astronomi, Tsabit mengatakan bahwa gerakan planet-planet itu


memengaruhi gelombang bumi. Gelombang bumi terjadi 26 tahun sekali. Sejak 5.000 tahun
yang lalu, para ahli perbintangan Mesir telah menemukan sebuah bintang yang mendekat ke
kutub utara, yang disebut dengan Alfa Al-Tanim. 

Pada tahun 2.100 M nanti, bintang tersebut akan menjauhi kutub utara. Baru nanti
pada 14.000 M, akan muncul bintang utara lagi yang bernama al-Nasr. Bintang ini
merupakan bintang utara yang paling terang. Tsabit menentukan garis lintang dengan
mengukur naiknya lintang kutub. Ia mendapatkan ukuran dua lintang utara dan selatan
sepanjang 56 mil. Berkaitan dengan luas bumi, dia  menggunakan garis bujur dan lintang
yang memberi inspirasi kepada para pelaut, seperti Colombus, untuk melakukan pelayaran
keliling dunia.

Penemuannya yang tak kalah penting adalah adalah jam matahari (Mazawil al-
Syamsiyah), karena menggunakan sinar matahari untuk menghitung perbedaan waktu, dan
menentukan waktu salat. dengan cara menancapkan sepotong kayu atau seseorang berdiri di
bawah terik matahari. Apabila bayangan kayu atau orang tersebut, condong kea rah barat
sedikit, berarti sudah menunjukkan datangnya waktu zuhur. Bayangan kayu atau orang
tersebut tidak akan nampak, saat matahari tepat berada di atasnya ketika berada di titik 33,5
derajat antara lintang utara dan selatan.

Tsabit juga dikenal sebagai pendiri ilmu keseimbangan. Hal ini karena kitabnya yang
berjudul Kitab Fi' al-Qarastun (buku keseimbangan balok). Inilah karyanya yang monumental
dalam bidang ilmu mekanik.

Karyanya ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gherard dari Cremona
dan menjadi sangat populer di Dunia Barat. Ia juga dikenal sebagai penemu ilmu statistik.

Dalam astronomi, Tsabit menulis banyak risalah tentang pergerakan matahari dan
bulan serta jam matahari. Ia juga mengukur luas bumi dengan menggunakan garis bujur dan
garis lintang secara teliti.

Penemuan Tsabit tersebut memberikan inspirasi kepada para pelaut, seperti Colombus, untuk
melakukan pelayaran keliling dunia yang dimulai dari Laut Atlantik. Berkat penemuan
tersebut, para pelaut bisa memastikan jika mereka tidak akan tersesat dan kembali ke tempat
semula.

Penemuan penting Tsabit yang lain adalah jam matahari. Jam ini menggunakan sinar
matahari untuk mengetahui peredaran waktu dan menentukan waktu shalat. Tsabit juga
membuat kalender tahunan berdasarkan sistem matahari. Karya Tsabit dalam astronomi yang
terkenal berjudul: Concerning the Motion of the Eighth SphereIa.

E. Wafatnya Tsabit bin Qurrah

Thabit meninggal pada 18 Februari 901 di Baghdad. Meski begitu, jasa dan
kontribusinya dalam beragam ilmu hingga kini masih dikenang.  Sosok dan kiprahnya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan layak dijadikan contoh oleh generasi muda Muslim di era
globalisasi ini. 
DAFTAR PUSTAKA

Rida, Muhyiddin Mas. 2012. 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar. Cet. Kedua (Terjemahan dari Kitab Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah
wa Al-Islamiyah Karya Muhammad Gharib Gaudah, Maktabah Alquran)

Basori, Khabib.2009. Ilmuwan-Ilmuwan Muslim Pengubah Zaman. Klaten: Penerbit


Cempaka Putih. Cet. Kedua.

Hadi, Saiful. 2013. 125 Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah. Jakarta: Insan Cemerlang dan
Intimedia Cipta Nusantara. Cet. Pertama  

Anda mungkin juga menyukai