Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN PENDIDIKAN

“MANAJEMEN PESERTA DIDIK”

Dosen Pengampu: Dian Devita Yohanie, M.Pd.

KELOMPOK 4 :

1. NURUL NUR KHOLIFAH (18.1.01.05.0002)


2. TEGUH BAYU SAPUTRA (18.1.01.05.0010)
3. DARA ASRI MAULANI (18.1.01.05.0028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kelompok kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah yang
diampu Ibu Dian Devita Yohanie. Kami dari kelompok 4 mengucap banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan terutama kepada Ibu Dian Devita Yohanie selaku
pembimbing kami dan situs web maupun literatur yang kami jadikan acuan untuk membuat
makalah ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung kami juga menyadari bahwa tugas
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan. Untuk itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas
makalah ini dan untuk kelancaran membuat. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................ I
KATA PENGANTAR ............................................ 2
DAFTAR ISI ............................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG ................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................ 5
1.3 TUJUAN ............................................ 5
PETA KONSEP ............................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................ 7

2.1 KONSEP DASAR


MANAJEMEN PESERTA ............................................ 7
DIDIK
............................................ 14
2.2 PENCATATAN PESERTA ............................................ 15
............................................ 18
DIDIK
2.3 MUTASI DAN PROMOSI
PESERTA DIDIK
2.4 LAYANAN KHUSUS

BAB III PENUTUP ............................................ 20


3.1 KESIMPULAN ............................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................ 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peserta didik adalah subjek utama yang diberikan layanan oleh lembaga pendidikan.
Berbagai layanan akademik dan administrasi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan

3
pada intinya bertujuan agar peserta didik berkembang secara optimal sesuai bakat, minat,
serta potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu, manajemen peserta didik menjadi hal yang
sangat penting untuk diselenggarakan oleh lembaga pendidikan secara baik dan tepat.
Manajemen peserta didik yang dikelola secara profesional akan berdampak pada proses
pengembangan diri peserta didik, baik dari aspek personal maupun kepribadiannya.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel
administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya kesamaan-
kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi kesamaan hak-hak yang
mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian
melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang
dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih
bersifat massal ketimbang bersifat individual.
Layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak  yang bersifat massal ini,
kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai
anak. Bahwa setiap individu pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka
mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda.Layanan atas kesamaan
yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya
kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut.Adanya
dua tuntutan pelayanan terhadap siswa,– yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan
perbedaan anak–, melahirkan pemikiran pentingnya manajemen peserta didik  untuk
mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di
sekolah.Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta
didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

4
Dalam makalah ini akan diulas seputar konsep dasar manajemen peserta didik,pencatatan
peserta didik,mutasi dan promosi peserta didik serta layanan khusus.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana konsep dasar manajemen peserta didik?
1.2.2 Bagaimana pencatatan peserta didik?
1.2.3 Bagaimana mutasi dan promosi peserta didik?
1.2.4 Bagaimana layanan khususnya?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar manajemen peserta didik.
1.3.2 Untuk mengetahui pencatatan peserta didik.
1.3.3 Untuk mengetahui mutasi dan promosi peserta didik.
1.3.4 Untuk mengetahui layanan khususnya.

PETA KONSEP

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

5
KONSEP DASAR MUTASI DAN PROMOSI
MANAJEMEN PESERTA PESERTA DIDIK
DIDIK

PENCATATAN LAYANAN
KHUSUS
PESERTA DIDIK

 Mutasi Ekstern
 Pengertian Peserta Didik
 Mutasi Intern
 Pengertian manajemen
peserta didik
 Fungsi dan tujuan
manajemen peserta didik
 Prinsip manajemen peserta
 Layanan Bimbingan Konseling
didik
 Layanan Perpustakaan
 Pendekatan dalam
 Layanan Kantin
manajemen peserta didik
 Layanan Kesehatan
 Ruang lingkup manajemen
 Layanan Transportasi
peserta didik
 Layanan Asrama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR MANAJEMEN PESERTA DIDIK


2.1.2 Pengertian Manajemen Peserta Didik

6
Manajemen peserta didik terdiri dari dua kata manajemen dan peserta didik.
Manajemen bisa diartikan kegiatan pengaturan dan pendayahgunaan sumber daya secara
efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan. Sedangkan peserta didik menurut Suharsini Arikunto (1986: 12) adalah siapa saja
yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas No
20 tahun 2003 bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, bisa diartikan adalah seseorang yang sedang
menimba ilmu di berbagai jenjang maupun jalur di lembaga pendidikan untuk
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen peserta didik
adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik,
mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Secara umum,
manajemen peseta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancer, tertib, dan teratur. Selain itu,
terdapat tiga tugas utama dalam bidang managemen peserta didik untuk mencapai tujuan
tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan
pembinaan disiplin.

2.1.3 Fungsi Dan Tujuan Manajemen Peserta Didik

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta


didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah lebih
lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.(Rifa’i, 2018)

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.


2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

7
Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai
cita-cita mereka.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.

2.1.4 Prinsip Manajemen Peserta Didik

Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal
sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka
memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu
dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah.
Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap
tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap
ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar
sistem manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan
dan dalam rangka mendidik para peserta didik.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan
peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya
konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan
menghargai.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat
ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin

8
pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari
peserta didik sendiri.

2.1.5. Pendekatan dalam Manajemen Peserta Didik

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager,
1994):

1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach)


Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik
lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak
memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta
didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat
matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-
tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya.Wujud pendekatan
ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah:
a. mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah,
b. memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi,
c. menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik


menjadi mampu.

2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach)


Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik.
Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka
pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang.
Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka
sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan
perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri
secara optimal.

9
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau
sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik
diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu
pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk
menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga
disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan
dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian
layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka mendisiplinkan peserta didik,
penyelesaian tugas-tugas peserta didik.

2.1.6 Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik

Ruang lingkup manajemen peserta didik menurut Imron (2016:18) adalah sebagai
berikut:

1. Perencanaan peserta didik,


Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan segala
sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang dengan memperhatikan seluruh aspek
yang melingkupinya. Dengan demikian, masalah-masalah yang muncul akan dapat
ditangani sesegera mungkin.
2. Penerimaan peserta didik baru,
Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik
yang sangat penting. Dalam penerimaan peserta didik baru ini meliputi beberapa
tahapan, yaitu:
a. Kebijaksanaan penerimaan peserta didik,
b. Sistem penerimaan peserta didik,
c. Kriteria penerimaan peserta didik baru,
d. Prosedur penerimaan peserta didik baru, dan
e. Problema penerimaan peserta didik baru.
3. Orientasi peserta didik,

10
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka kemudian akan
memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. orientasi ini dilakukan dari hari-hari
pertama masuk sekolah. Pada bagian ini secara berurutan terdiri dari:
a. Alasan dan batasan orientasi peserta didik,
b. Tujuan dan fungsi orientasi peserta didik,
c. Hari-hari pertama di sekolah, dan
d. Orientasi peserta didik.

4. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik,


Kehadiran peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak
hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan.
Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan
terjadinya interaksi belajar mengajar
5. Pengelompokkan peserta didik,
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka perlu dikelompokkan
atau diklasifikasikan. Pengklasifikasian diperlukan bukan dimaksudkan untuk
mengkotakkotakkan peserta didik, tetapi justru dimaksudkan untuk membantu
keberhasilan mereka. Kegiatan yang termasuk dalam bagian ini yaitu:
1. Urgensi pengelompokan,
2. Wacana pengelompokan,
3. Jenis-jenis pengelompokan, dan
4. Pengelompokan dan penjurusan.
6. Mengatur evaluasi hasil belajar peserta didik,
Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik sangat perlu dilakukan, agar
diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta
didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
menampilkan performa sesuai yang diharapkan. Kegiatan yang termasuk dalam
bagian ini yaitu:
a. Alasan perlunya evaluasi hasil belajar peserta didik,
b. Batasan evaluasi hasil belajar peserta didik,
c. Teknik-teknik evaluasi hasil belajar peserta didik,

11
d. Kriteria-kriteria evaluasi hasil belajar peserta didik, dan
e. Tindak lanjut evaluasi hasil belajar peserta didik. 7
7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik,
Kenaikan kelas dapat diatur sesuai dengan kebijakan dari msing-masing
sekolah. Dalam kenaikan kelas sering terjadi masalah-masalah yang memerlukan
penyelesaian secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika data-data tentang hasil
evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan fungsi. Juga para guru harus berhati-hati
dalam memberikan nilai hasil evaluasi belajar kepada siswa.
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
Mutasi dan drop out seringkali membawa masalah di dunia pendidikan. Oleh
karena itu, keduanya harus ditangani dengan baik, agar tidak mengakibatkan
keruwetan dan keribetan yang berlarut-larut, sehingga pada akhirnya akan
mengganggu aktivitas sekolah secara keseluruhan. 9
9. Kode etik, pengadilan, hukuman dan disiplin peserta didik.
Pendidikan didasarkan atas norma-norma tertentu bagi peserta didik. Norma-
norma dan aturan-aturan tersebut, mengharuskan peserta didik untuk mengikutinya.
Selain itu, para pendidik selayaknya juga menjadi contoh terdepan dalam dalam hal
pentaatan terhadap tradisi dan aturan yang dikembangkan di lembaga pendidikan.
Menurut Nasihin dan Sururi (2009:207) ruang lingkup manajemen peserta didik
adalah:
1. Analisis kebutuhan peserta didik,
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan
analisis kebutuhan yaitu penetapan peserta didik yang dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah
merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dan menyusun program
kegiatan peserta didik.
2. Rekruitmen peserta didik
Rekruitmen peserta pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian,
menentukan dan menarik calon peserta didik yang mampu untuk menjadi peserta didik
di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
3. Seleksi peserta didik

12
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk
menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
4. Orientasi peserta didik
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan peserta didik baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu
menempuh pendidikan.
5. Penempatan peserta didik
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan
(sekolah) mengikuti proses pembelajaran, maka terlebih dahulu perlu ditempatkan dan
dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Biasanya pengelompokkan dilakukan
dengan sistem kelas.
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik,
Pembinaan dan pengembangan peserta didik adalah proses yang dilakukan
terhadap peserta didik agar menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan, dalam hal ini bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus
ditumbuhkembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
7. Pencatatan dan pelaporan, dan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta didik
diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut.
8. Kelulusan dan alumni.
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik.
Peserta didik yang dicatat lulus disebut dengan alumni. Hubungan antara sekolah
dengan alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh
alumni dan atau sekolah yang lazim disebut reuni.

2.2. PENCATATAN PESERTA DIDIK

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan


bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

13
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Didik et
al., 2017)

Pada proses pendidikan yang di lakukan oleh peserta didik di harapkan mampu
membentuk insan yang bertakwa, mandiri, dan cendekia yang diperoleh atas interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam suatu wadah baik yang bersifat formal maupun informal.
Ada beberapa tahapan yang perlu di lalui oleh peserta didik dalam menempuh jenjang
pendidikan yang akan mereka enyam, salah satunya adalah pencatatan peseta didik. Yang
dalam hal ini berkaitan dengan administrasi kependidikan. Namun sebelum itu peserta didik
perlu melewati tahapan yang sering di sebut dengan masa orientasi. Orientasi peserta didik
adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan.Tujuan diadakannya
orientasi bagi peserta didik antara lain:

1. Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang
berlaku di sekolah,
2. Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan
sekolah,
3. Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental
dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah
serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Setelah peserta didik selesai menempuh beberapa tahap tersebut barulah dilakukan tahap
pencatatan peserta didik yang memuat beberapa kriteria tertentu misalnya kondisi peserta
ekonomi baik secara fisik maupun materil agar lembaga yang bersangkutan dapat
memberikan bimbingan yang maksimal terhadap peserta didik. Tidak hanya itu, fungsi lain
dari pencatatan peserta didik juga sebagai bukti akuntabilitas dari agen kependidikan yang
nantinya akan di laporakan kepada pihak-pihak yang berwenang dalam urusan tersebut.
Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah
sebagai berikut:
a. Buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut,
pencatatan diserta dengan nomor induk siswa;

14
b. Buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan
berdasar abjad;
c. Daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada kegiatan
sekolah;
d. Daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta didik beserta riwayat
keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini mendukung program
bimbingan dan penyuluhan di sekolah Pencatatan peserta didik dilakukan secara berkala
mulai dari tahap penerimaan, seleksi maupun setelah peserta didik tersebut tamat ataupun
meninggalkan sekolah.

2.3. MUTASI DAN PROMOSI PESERTA DIDIK

2.3.1. Mutasi Ekstern.


Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah menuju
sekolah lain. Tujuan adanya mutasi ekstern adalah:
1. Mutasi didasari pada kepentingan peserta didik untuk dapat mengikuti pendidikan di
sekolah yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan peserta didik seta lingkungan
yang mempengaruhinya.
2. Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta
lingkungan yang mempengaruhinya.

2.3.2. Mutasi Intern.


Mutasi Internal Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu
sekolah. Dalam hal ini akan dibahas khusus mengenai kenaikan kelas. Maksud dari
kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan
selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka kepadanya
berhak untuk naik kelas berikutnya. Peserta dikatakan naik kelas apabila telah memenuhi
persyaratan :
a. Tidak terdapat nilai mati - Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-
kurangnya 6,00. Boleh terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan pendidikan agama
dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

15
b. Program pendidikan akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 2 nilai kurang dari 6,00 asal bukan bahasa indonesia
c. Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,00. Boleh
terdapat 1 nilai kurang dari 6,00.

2.3.3. Promosi Peserta Didik


Promosi peserta didik pada dasarnya berkaitan dengan proses penerimaan pserta
didik baru. Dalam proses penerimaan peserta didik baru pada umumnya menggunakan
dua sistem yaitu sistem promosi dan sistem seleksi. Sistem penerimaan peserta didik
pomosi adalah sistem penerimaan peserta didik dengan tanpa menggunakan proses
seleksi. Semua peserta didik yang mendaftar langsung dapat diterima di sekolah
terseebut. Biasanya sistem tersebut digunakan oleh sekolah yang jumlah pendaftarnya
kurang dari jumlah daya tampung yang tersedia. Berbeda dengan sistem seleksi yang
digunakan untuk menerima peserta didik sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah yang mana pada umumnya jumlah pendaftar melebihi jumlah daya
tampung yang tersedia (Imron, 2011 : 43).
Selanjutnya berdasarkan dengan hal tersebut, maka proses penerimaan peserta
didik harus menentukan beberapa strategi khusus untuk dapat menarik minat konsumen
dalam jasa pendidikan. Berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa
layanan pendidikan diantaranya yaitu dapat berupa promosi mengenai keunggulan yang
dimiliki oleh sekolah ataupun penyedia jasa layanan pendidikan tersebut. Selain itu
manajemen promosi sekolahg yang baik pun diperlukan untuk mendukung minat
konsumen jasa pendidikan yaitu masyarakat.
Berikut ini terdapat bauran pemasaran jasa pendidikan Alma dan Hurriyati (2008:303-
325) dalam (Tangkilisan, 2014 : 272) adalah konsep 7P yang terdiri atas 4P tradisional
dan 3P yang diperluas yaitu :
1. Produk dan jasa yang ditawarkan kepada reputasi, prospek, dan variasi pilihan
2. Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan oleh suatu jasa penyedia
layanan pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya pembangunan, dan pengembangan

16
laboratorium), adalah elemen harga jasa pendidikan, pemberian beasiswa, prosedur
pembayaran, dan syarat cicilan.
3. Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi preferensi calon
pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi perlu mempertimbangkan
lingkungan sekitar lokasi itu berada. Seperti jarak lokasi dengan pusat kota, kondisi
lahan parkir, lingkungan belajar yang kondusif dan sarana transportasi. Serta lokasi
dapat dijangkau secara virtual melalui media internet.
4. Promosi yang dapat dilakukan jas pendidikan adalah periklanan (iklan TV, radio,
spot dan billboard) promosi penjualan melakukan kontak langsung dengan calon
siswa dan melakukan kegiatan hubungan masyarakat.
5. Semua sumberdaya manusia terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada
konsumen serta mempengaruhi presepsi konsumen. Sumberdaya manusia dalam jasa
pendidikan dikelompokkan menjadi 3 yaitu administrator, guru, dan karyawan.
6. Bukti fisik seperti sarana dan prasaranauntuk mendukung kinerja dari suatu jasa
pendidikan berupa bukti fisik yang terwujud, seperti gaya bangunan, fasilitas
penunjang (kelengkapan sarana pendidikan, peribadatan, olahraga, dan keamanan).
7. Proses atau manajemen layanan merupakan satu prosedur, mekanisme dan
serangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada konsumen.
Proses ini sangat berkaitan dengan sumberdaya manusia yang akan menyampaikan
jasa kepada konsumen. Proses manajemen pelayanan berupa serangkaian kegiatan
yang dialami siswa selama dalam pendidikan seperti proses belajar, ujian, dan
lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka promosi peserta didik dapat berupa
pemasaran jasa pendidikan seperti yang telah dijelaskan dalam bauran pemasaran
jasa pendidikan yang dilakukan oleh penyedia jasa layanan pendidikan. Mulai dari
pemasaran poduk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen jasa pendidikan, yaitu
berupa reputasi, prospek, dan variasi pilihan hingga fasilitas dan layanan yang
diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen jasa pendidikan yaitu peserta didik.
2.4. Layanan Khusus
Setelah proses penerimaan peserta didik selesai dilakukan, selanjutnya penyedia jasa
pendidikan harus berupaya untuk menyediakan layanan jasa pendidikan sesuai dengan yang

17
dibutuhkan oleh peserta didik. Dalam (Jabar, 2016 : 81-82) beberapa layanan pendidikan
yang dibutuhkan oleh peserta didik antara lain:
1. Layanan Bimbingan Konseling
Sebagai proses pemberian bantuan kepada peserta didik agar peserta didik dapat
mengarahkan dirinya kepada tindakan yang diharapkan dan sesuai dengan tuntunan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Layanan ini juga dapat membantu
peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutan, memilih program lanjutan, pemilihan
pembelajaran lapangan yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik agar peserta didik
dapat mengembangkan dirinya secara maksimal.
2. Layanan Perpustakaan
Diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran disekolah. Bagi siswa perpustakaan
merupakan penyedia informasi pendukung pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperluas wawasan dan meningkatkan cakrawala pengetahuan, memingkatkan
keterampilan, membantu peserta didik untuk melakukan proes penelitian, serta
meningkatkan minat baca peserta didik.
3. Layanan Kantin
Layanan kantin diperlukan agar dalam proses pembelajaran, kebutuhan akan gizi dan
asupan makanan peserta didik tetap dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu kantin dibuat
agar peserta didik tidak pergi meninggalkan lingkunga kegiatan belajar atau sekolah untuk
membeli kebutuhan akan makanan dan minuman.
4. Layanan Kesehatan
Untuk membina dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Program layanan kesehatan
pada umumnya berupa Usaha Layanan Kesehatan atau UKS dengan programnya yang
berupa pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah, dan pencapaian
lingkungan hidup yang sehat.
5. Layanan Transportasi
Sebagai sarana penunjang peserta didik. Seperti layanan mobil sekolah untuk
mefasilitasi peserta didik yang akan melakukan kegiatan diluar sekolah yang menunjang
kegiatan belajar.
6. Layanan Asrama

18
Pada umumnya digunakan untuk peserta didik yang memiliki tempat tinggal yang cukup
jauh dari lokasi sekolah.ini bertujuan agar peserta didik dap[at melakukan pembelajaran
dengan baik dan memiliki waktu istirahat yang cukup. Layanan asrama pada umumnya
diterapkan pada pendidikan tingkat lanjut ataupun pada perguruan tinggi.
Adapun layanan lain yang dapat diberikan oleh pihak penyedia jasa layanan pendidikan
adalah layanan laboratorium, layanan pengembangan minat dan bakat oeserta didik, serta
layanan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang baik, termasuk diantaranya layanan yang
diberikan oleh komponen tenaga kependidikan seperti guru, karyawan dan tata usaha kepada
peserta didiknya.

BAB III

PENUTUP

3.3 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
manajemen peserta didik itu adalah pengelolaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan pesert didik, baik itu proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses

19
pengembangan potensi peserta didik di luar kelas. Selin itu manajemen peserta didik juga
mengatur kegiatan peserta didik, mulai dari peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga
sekolah sampai ia lulus dari lembaga sekolah tersebut. Tujuan dan fungsi dari manajemen
peserta didik adalah untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan agar semua kegiatan
tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah, dan sebagai media atau
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin.
Prinsip dari manajemen peserta didik sejatinya adalah sesuatu yang harus menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugas. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti
bahwa dalam rangka memanajemenkan peserta didik, semua prinsip-prinsip yang sudah
disebutkan di atas dapat dipegang dan menjadi pedoman. Ruang lingkup manajemen
peserta didik seperti yang sudah dikemukakan di atas sebenarnya meliputi pengaturan
aktivitass-aktivitas peserta didik sejak ia masuk terdaftar dalam suatu lembaga
pendidikan hingga ia lulus dari lembaga tersebut, baik yang berkenaan dengan peserta
didik secara langsung, maupun tidak langsung.
Selain pengertian,fungsi dan prinsip makalah ini juga membahas tentang
pencatatan peserta didik,mutasi dan promosi peserta didik hingga layanan khusus peserta
didik. Dalam hal ini pembahasan tersebut secara keseluruhan adalah tentang pengelolaan
peserta didik untuk menciptakan keefektivan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Didik, M. P., Fibriantika, M., Nur, A., & Ashari, S. (2017). Manajemen peserta didik. Majaemen
Peserta Didik, 1–17.
Rifa’i, M. (2018). Manajemen peserta didik. CV. Widya Puspita.

http://www.rajagrafindo.co.id/produk/manajemen-peserta-didik-desi-eri-dkk/

20
http://lilisaryanti.blogspot.com/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

21

Anda mungkin juga menyukai