Makalah Hepatitis B
Makalah Hepatitis B
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah STW, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis
yang berjudul “Survey Kesehatan Tentang Penyakit Hepatitis B”
Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi salah satu nilai tugas, dan sebagai salah
satu persyaratan dalam mengikuti ujian tengah semester mata kuliah Dasar Epidemiologi.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terimakasih atas perhatian para pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................1
1.3 TUJUAN.............................................................................................................................................1
1.4 METODE PENULISAN.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 2
2.1 RIWAYAT HEPTITIS B..........................................................................................................................2
2.2 ETIOLOGI..............................................................................................................................................2
2.3 MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS B......................................................................................................3
2.4 PENULARAN DAN PATOGENESIS HEPATITIS B...................................................................................3
2.5 PENGOBATAN HEPATITIS B................................................................................................................5
2.6 PENCEGAHAN HEPATITIS B................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. 8
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui riwayat penyakit hepatitis B
1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hepatitis B
1.3.3 Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Hepatitis B
1.3.4 Untuk mengetahui pathogenesis dari penyakit Hepatitis B
1.3.5 Untuk mengetahui pengobatan Hepatitis B
1.3.6 Untuk mengetahui pencegahan penyakit Hepatitis B
1
1.4 METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Heptitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati
atau kanker hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan
di kenal dengan nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula
dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan
Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan dan dianggap sebagai
persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain
prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan
dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari
infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini
dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma
hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi
terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna.
Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier)
HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia.
Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi
Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 % (Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi
virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45% pengidap adalah
karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis
penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk
melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi).[ CITATION Sir \l 1033 ]
2.2 Etiologi
2
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut
"Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti
(core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat Hepatitis B
core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg)
terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik proteinnya virus Hepatitis B dibagi
menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting,
karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus
hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.[ CITATION Sir \l
1033 ]
3
2.4 Penularan dan Patogenesis Hepatitis B
Sumber penularan virus Hepatitis B dapat berupa darah, saliva, kontak
dengan mukosa penderita virus hepatitis B, feces dan urine, dan lain sebagainya
seperti sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi
virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui nyamuk atau serangga
penghisap darah. [ CITATION Sun09 \l 1033 ]
Virus hepatitis b terutama mengganggu fungsi hati oleh mereplikasi dalam sel-sel
hati yang dikenal sebagai hepatocytes. Reseptor belum diketahui, meskipun ada
bukti bahwa reseptor di virus hepatitis b bebek yang berkerabat adalah
karboksipeptidase D. HBV virions (DANE partikel) mengikat sel melalui domain preS
antigen permukaannya virus dan kemudian diinternalisasi oleh endositosis. Reseptor
PreS dan IgA dituduh interaksi ini. HBV-preS reseptor spesifik terutama dinyatakan
di hepatocytes; Namun, virus DNA dan protein juga telah terdeteksi di situs
4
extrahepatic, menyatakan bahwa reseptor selular untuk HBV mungkin juga ada pada
sel-sel extrahepatic.[ CITATION Hep10 \l 1033 ]
Selama HBV infeksi, respon imun yang di-host menyebabkan kerusakan dunia dan
izin virus. Meskipun respon imun bawaan tidak memainkan peran penting dalam
proses ini, respon imun adaptif, terutama virus khusus sitotoksik t lymphocytes
(CTLs), memberikan kontribusi untuk sebagian besar hati cedera yang berhubungan
dengan HBV infeksi. Oleh sel-sel yang membunuh terinfeksi dan memproduksi
antivirus sitokin yang mampu membersihkan HBV dari hepatocytes yang layak, CTLs
menghilangkan virus. Meskipun kerusakan hati dimulai dan ditengahi oleh CTLs, sel-
sel antigen nonspecific peradangan dapat memperburuk diinduksi CTL
immunopathology dan trombosit diaktifkan di tempat infeksi dapat memfasilitasi
akumulasi CTLs di hati.
5
5. Usaha rehabilitasi Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai
pendapat Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan
dan pencegahan penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada
hospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan. Health
Promotion terhadap host berupa pendidikan kesehatan, peningkatan higiene
perorangan, perbaikan gizi, perbaikan sistem transfusi darah dan mengurangi kontak
erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkan virus VHB.
Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan, dilakukan melalui upaya:
meningkatkan perhatian terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHB melalui
tindakan melukai seperti tindik, akupuntur, perbaikan sarana kehidupan di kota dan di
desa serta pengawasan kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan
dan juru masak serta pelayan rumah makan.
Perlindungan Khusus Terhadap Penularan Dapat dilakukan melalui sterilisasi benda-
benda yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan
sarung tangan bagi petugas kesehatan, petugas laboratorium yang langsung
bersinggungan dengan darah, serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada
petugas kebersihan, penggunaan pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan
cairan tubuh, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita pada tempat
khusus selain itu perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (Onkologi dan
Dialisa) untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita.
Selain itu, pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun
pasif
1. Immunisasi Aktif Pada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada
bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah
immunisasi diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular. Vaksin hepatitis
diberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindungan selama
2 tahun. Program pemberian sebagai berikut: Dewasa:Setiap kali diberikan 20 µg IM
yang diberikan sebagai dosis awal, kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya
setelah 6 bulan. Anak :Diberikan dengan dosis 10 µg IM sebagai dosis awal ,
kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
2. Immunisasi Pasif Pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi
pasif dimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius
dengan menggumpalkannya. HBIG dapat memberikan perlindungan terhadap Post
Expossure maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs positif
diberikan HBIG 0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih dari 24 jam).
Pemberian ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yang terkontaminasi dengan
HBsAg positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikan dalam 24 jam post expossure dan
diulang setelah 1 bulan.[ CITATION Sir \l 1033 ]
6
Gambar 3. Vaksin Hepatitis B
(Sumber : http://penyakithepatitisb.com/)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan
nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah
menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia. Virus hepatitis B berupa partikel
dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen
HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase.
Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen
(HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik
proteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini
secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam
penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.
Secara epidemiologik cara penularan hepatitis terbagi atas dua yaitu : Penularan
vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak
yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai
50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik.
Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus
hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
Infeksi hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan karena kebanyakan orang
dewasa membersihkan infeksi secara spontan . Pengobatan antivirus dini mungkin hanya
diperlukan dalam kurang dari 1 % dari pasien , yang infeksi mengambil kursus sangat
agresif ( hepatitis fulminan ) atau yang immunocompromised . Di sisi lain , pengobatan
infeksi kronis mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko sirosis dan kanker hati . Saat ini ,
ada tujuh obat berlisensi untuk pengobatan infeksi hepatitis B di Amerika Serikat . Ini
termasuk obat antivirus lamivudine ( Epivir ) , adefovir ( Hepsera ) , tenofovir ( TDF) ,
telbivudine ( Tyzeka ) dan entecavir ( Baraclude ) dan dua modulator sistem kekebalan
interferon alfa - 2a dan pegylated interferon alfa - 2a ( Pegasys ) . Penggunaan interferon ,
yang membutuhkan suntikan harian atau tiga kali seminggu , telah digantikan oleh long-
acting interferon pegilasi , yang disuntikkan hanya sekali seminggu .
Sebelum terjangkitnya penyakit hepatitis, ada baiknya untuk dapat melakukan
pencegahan, yakni Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
1. Health Promotion, usaha peningkatan mutu kesehatan
2. Specifik Protection, perlindungan secara khusus
3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap penyakit, serta
pemberian pengobatan yang tepat
4. Usaha membatasi cacat
7
5. Usaha rehabilitasi Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai
pendapat Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan
dan pencegahan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA