Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah STW, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis
yang berjudul “Survey Kesehatan Tentang Penyakit Hepatitis B”

Makalah ini dibuat dalam rangka melengkapi salah satu nilai tugas, dan sebagai salah
satu persyaratan dalam mengikuti ujian tengah semester mata kuliah Dasar Epidemiologi.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terimakasih atas perhatian para pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Banda Aceh, 27 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................1
1.3 TUJUAN.............................................................................................................................................1
1.4 METODE PENULISAN.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 2
2.1 RIWAYAT HEPTITIS B..........................................................................................................................2
2.2 ETIOLOGI..............................................................................................................................................2
2.3 MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS B......................................................................................................3
2.4 PENULARAN DAN PATOGENESIS HEPATITIS B...................................................................................3
2.5 PENGOBATAN HEPATITIS B................................................................................................................5
2.6 PENCEGAHAN HEPATITIS B................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................. 8

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan dianggap


sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain
prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut. Sepuluh
persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis
kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan
karsinoma hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila
infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara
sempurna.
Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier)
HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia.
Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi
Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 % (Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi
virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah
karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis
penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk
melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi).
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah/darah produk yang
terkontaminasi HBV (Hepatitis B Virus). Di Indonesia kejadian hepatitis B satu diantara
12-14 orang, yang berlanjut menjadi hepatitis kronik, chirosis hepatis dan hepatoma.
Satu atau dua kasus meninggal akibat hepatoma.
Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukan pencegahan sedini
mungkin. Menurut WHO bahwa pemberian vaksin hepatitis B tidak akan menyembuhkan
pembawa kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah
berkembangnya penyakit menjadi carier.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana riwayat penyakit Hepatitis B?
1.2.2 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Hepatitis B?
1.2.3 Apa saja manifestasi klinis penyakit Hepatitis B?
1.2.4 Bagaimana pathogenesis dari penyakit Hepatitis B?
1.2.5 Bagaimana cara pengobatan Hepatitis B?
1.2.6 Bagaimana cara pencegahan penyakit Hepatitis B?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui riwayat penyakit hepatitis B
1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hepatitis B
1.3.3 Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Hepatitis B
1.3.4 Untuk mengetahui pathogenesis dari penyakit Hepatitis B
1.3.5 Untuk mengetahui pengobatan Hepatitis B
1.3.6 Untuk mengetahui pencegahan penyakit Hepatitis B

1
1.4 METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Heptitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati
atau kanker hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan
di kenal dengan nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula
dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan
Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan dan dianggap sebagai
persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain
prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan
dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari
infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini
dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma
hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi
terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna.
Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier)
HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia.
Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi
Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 % (Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi
virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45% pengidap adalah
karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis
penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk
melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi).[ CITATION Sir \l 1033 ]

2.2 Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili


Hepadnavirus.

Gambar 1. Virus hepatitis B


(sumber: http://penyakithepatitisb.com/)

2
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut
"Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti
(core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat Hepatitis B
core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg)
terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik proteinnya virus Hepatitis B dibagi
menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting,
karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus
hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.[ CITATION Sir \l
1033 ]

2.3 Manifestasi klinis Hepatitis B


Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis hepatitis B
dibagi 2 yaitu :
1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang
sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B
dari tubuh kropes. Hepatitis B akut terdiri atas 2 yaitu :
a. Hepatitis B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus
yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :
1. Fase Praikterik (prodromal)
Gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi,
anoreksia, mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air kemih
menjadi gelap. Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati
(kadar bilirubin serum, SGOT dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).
2. Fase lkterik
Gejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali
dan splenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada
minggu kedua. setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan
laboratorium tes fungsi hati abnormal.
3. Fase Penyembuhan
Fase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase.
pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaan
laboratorium menjadi normal.
b. Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian
besar mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan
berakhir dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala
ikterus yang berat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi
pada pemeriksaan fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun
hingga koma, mual dan muntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi
gagal ginjal akut dengan anuria dan uremia.
2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu
dengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk
menghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.
Kira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami Hepatitis B kronik.
Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan yang
mantap.

3
2.4 Penularan dan Patogenesis Hepatitis B
Sumber penularan virus Hepatitis B dapat berupa darah, saliva, kontak
dengan mukosa penderita virus hepatitis B, feces dan urine, dan lain sebagainya
seperti sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi
virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui nyamuk atau serangga
penghisap darah. [ CITATION Sun09 \l 1033 ]

Gambar 2. Penularan Hepatitis B


(Sumber: http://kainahealthcare.blog.inharmonyclinic.com/harga-vaksin-
hepatitis-b-anak-dan-dewasa/)
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
a. Parenteral
Dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau
benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo
b. Non Parenteral
Karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B.
Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting
yaitu:
a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg
positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko
terinfeksi pada bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain
berkaitan dengan kelompok etnik.
b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang
pengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui
hubungan seksual.

Virus hepatitis b terutama mengganggu fungsi hati oleh mereplikasi dalam sel-sel
hati yang dikenal sebagai hepatocytes. Reseptor belum diketahui, meskipun ada
bukti bahwa reseptor di virus hepatitis b bebek yang berkerabat adalah
karboksipeptidase D. HBV virions (DANE partikel) mengikat sel melalui domain preS
antigen permukaannya virus dan kemudian diinternalisasi oleh endositosis. Reseptor
PreS dan IgA dituduh interaksi ini. HBV-preS reseptor spesifik terutama dinyatakan
di hepatocytes; Namun, virus DNA dan protein juga telah terdeteksi di situs

4
extrahepatic, menyatakan bahwa reseptor selular untuk HBV mungkin juga ada pada
sel-sel extrahepatic.[ CITATION Hep10 \l 1033 ]

Selama HBV infeksi, respon imun yang di-host menyebabkan kerusakan dunia dan
izin virus. Meskipun respon imun bawaan tidak memainkan peran penting dalam
proses ini, respon imun adaptif, terutama virus khusus sitotoksik t lymphocytes
(CTLs), memberikan kontribusi untuk sebagian besar hati cedera yang berhubungan
dengan HBV infeksi. Oleh sel-sel yang membunuh terinfeksi dan memproduksi
antivirus sitokin yang mampu membersihkan HBV dari hepatocytes yang layak, CTLs
menghilangkan virus. Meskipun kerusakan hati dimulai dan ditengahi oleh CTLs, sel-
sel antigen nonspecific peradangan dapat memperburuk diinduksi CTL
immunopathology dan trombosit diaktifkan di tempat infeksi dapat memfasilitasi
akumulasi CTLs di hati.

2.5 Pengobatan Hepatitis B


Infeksi hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan karena kebanyakan
orang dewasa membersihkan infeksi secara spontan . Pengobatan antivirus dini
mungkin hanya diperlukan dalam kurang dari 1 % dari pasien , yang infeksi mengambil
kursus sangat agresif ( hepatitis fulminan ) atau yang immunocompromised . Di sisi lain ,
pengobatan infeksi kronis mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko sirosis dan
kanker hati . Individu kronis terinfeksi terus menerus tinggi serum alanine
aminotransferase , penanda kerusakan hati , dan tingkat HBV DNA adalah kandidat
untuk terapi .
Meskipun tidak ada obat yang tersedia dapat membersihkan infeksi , mereka dapat
menghentikan virus dari replikasi , sehingga meminimalkan kerusakan hati . Saat ini ,
ada tujuh obat berlisensi untuk pengobatan infeksi hepatitis B di Amerika Serikat . Ini
termasuk obat antivirus lamivudine ( Epivir ) , adefovir ( Hepsera ) , tenofovir ( TDF) ,
telbivudine (Tyzeka ) dan entecavir ( Baraclude ) dan dua modulator sistem kekebalan
interferon alfa - 2a dan pegylated interferon alfa - 2a ( Pegasys ) . Penggunaan
interferon , yang membutuhkan suntikan harian atau tiga kali seminggu , telah digantikan
oleh long-acting interferon pegilasi , yang disuntikkan hanya sekali seminggu .
Bayi yang lahir dari ibu diketahui membawa hepatitis B dapat diobati dengan antibodi
terhadap virus hepatitis B ( hepatitis B immune globulin atau HBIG ) . Ketika diberikan
dengan vaksin dalam waktu dua belas jam dari lahir , risiko tertular hepatitis B berkurang
90 % . Perawatan ini memungkinkan seorang ibu untuk menyusui anaknya dengan
selamat .
Pada bulan Juli 2005 , peneliti dari A * STAR dan National University of Singapore
mengidentifikasi hubungan antara protein DNA - binding milik kelas protein heterogen
ribonucleoprotein nuklir K ( hnRNP K ) dan replikasi HBV pada pasien . Mengontrol
tingkat hnRNP K dapat bertindak sebagai pengobatan yang mungkin untuk HBV .
[CITATION Wik10 \l 1033 ]

2.6 Pencegahan Hepatitis B


Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
1. Health Promotion, usaha peningkatan mutu kesehatan
2. Specifik Protection, perlindungan secara khusus
3. 3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap penyakit, serta
pemberian pengobatan yang tepat
4. Usaha membatasi cacat

5
5. Usaha rehabilitasi Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai
pendapat Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan
dan pencegahan penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada
hospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan. Health
Promotion terhadap host berupa pendidikan kesehatan, peningkatan higiene
perorangan, perbaikan gizi, perbaikan sistem transfusi darah dan mengurangi kontak
erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkan virus VHB.
Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan, dilakukan melalui upaya:
meningkatkan perhatian terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHB melalui
tindakan melukai seperti tindik, akupuntur, perbaikan sarana kehidupan di kota dan di
desa serta pengawasan kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan
dan juru masak serta pelayan rumah makan.
Perlindungan Khusus Terhadap Penularan Dapat dilakukan melalui sterilisasi benda-
benda yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan
sarung tangan bagi petugas kesehatan, petugas laboratorium yang langsung
bersinggungan dengan darah, serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada
petugas kebersihan, penggunaan pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan
cairan tubuh, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita pada tempat
khusus selain itu perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (Onkologi dan
Dialisa) untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita.
Selain itu, pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun
pasif
1. Immunisasi Aktif Pada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada
bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah
immunisasi diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular. Vaksin hepatitis
diberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindungan selama
2 tahun. Program pemberian sebagai berikut: Dewasa:Setiap kali diberikan 20 µg IM
yang diberikan sebagai dosis awal, kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya
setelah 6 bulan. Anak :Diberikan dengan dosis 10 µg IM sebagai dosis awal ,
kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
2. Immunisasi Pasif Pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi
pasif dimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius
dengan menggumpalkannya. HBIG dapat memberikan perlindungan terhadap Post
Expossure maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs positif
diberikan HBIG 0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih dari 24 jam).
Pemberian ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yang terkontaminasi dengan
HBsAg positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikan dalam 24 jam post expossure dan
diulang setelah 1 bulan.[ CITATION Sir \l 1033 ]

6
Gambar 3. Vaksin Hepatitis B
(Sumber : http://penyakithepatitisb.com/)

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan
nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah
menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia. Virus hepatitis B berupa partikel
dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen
HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase.
Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen
(HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik
proteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini
secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam
penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.
Secara epidemiologik cara penularan hepatitis terbagi atas dua yaitu : Penularan
vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak
yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai
50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik.
Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus
hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
Infeksi hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan karena kebanyakan orang
dewasa membersihkan infeksi secara spontan . Pengobatan antivirus dini mungkin hanya
diperlukan dalam kurang dari 1 % dari pasien , yang infeksi mengambil kursus sangat
agresif ( hepatitis fulminan ) atau yang immunocompromised . Di sisi lain , pengobatan
infeksi kronis mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko sirosis dan kanker hati . Saat ini ,
ada tujuh obat berlisensi untuk pengobatan infeksi hepatitis B di Amerika Serikat . Ini
termasuk obat antivirus lamivudine ( Epivir ) , adefovir ( Hepsera ) , tenofovir ( TDF) ,
telbivudine ( Tyzeka ) dan entecavir ( Baraclude ) dan dua modulator sistem kekebalan
interferon alfa - 2a dan pegylated interferon alfa - 2a ( Pegasys ) . Penggunaan interferon ,
yang membutuhkan suntikan harian atau tiga kali seminggu , telah digantikan oleh long-
acting interferon pegilasi , yang disuntikkan hanya sekali seminggu .
Sebelum terjangkitnya penyakit hepatitis, ada baiknya untuk dapat melakukan
pencegahan, yakni Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
1. Health Promotion, usaha peningkatan mutu kesehatan
2. Specifik Protection, perlindungan secara khusus
3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap penyakit, serta
pemberian pengobatan yang tepat
4. Usaha membatasi cacat

7
5. Usaha rehabilitasi Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai
pendapat Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan
dan pencegahan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Hepatitis b mekanisme. (2010). News Medical.

Siregar, F. A. (n.d.). HEPATITIS B DITINJAU DARI KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA


PENCEGAHAN . Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Sunata, A. (2009). Virus Hepatitis B. Jakarta: Akademi Keperawatan Kabupaten Subang.

Wikipedia. (2013). Pengobatan Hepatitis B. News Medical.

Anda mungkin juga menyukai