Diajukan sebagai pemenuhan syarat wajib tugas akhir mata kuliah Konstruksi dan
Pengukuran dalam Bimbingan dan Konseling
RUTH MONICA
201701500121
Jakarta
2019
PENGANTAR
Ttd
2
Ruth Monica
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………………… 4
B. Kajian Teoritik……………………………………………………………………………. 6
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….. 9
D. Manfaat…………………………………………………………………………………… 9
E. Langkah-langkah penyusunan skala………………………………………………….........9
A. Simpulan…………………………………………………………………………………...15
B. Saran…………………………………………………………………………………….....15
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………………….16
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………17
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
4
sehingga dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin maupun pengentasan
apabila peserta didik memiliki perilaku agresif yang cukup tinggi.
Judgement terhadap skala perilaku agresif dilakukan terhadap tiga
validator, untuk dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap skala
perilaku agresif . Ketiga validator memberikan kritik dan saran, yaitu :
Validator pertama, memberikan pendapat bahwa kesesuaian
aitem dengan aspek dan indikator sudah tepat dan memberikan
kritik bahwa sebaiknya aitem-aitem favorable dan unfavorable
sebaiknya disusun secara acak dan tidak berurutan.
Validator kedua, memberikan pendapat bahwa ada beberapa
aitem yang perlu direvisi karena menggunakan kata
“tidak”,validator berpendapat hendaknya kata “tidak” diganti
dengan kata “sungkan atau enggan” dan mengganti jenis skala
yang digunakan.
Validator ketiga, memberikan pendapat bahwa perilaku agresif
merupakan variabel negatif sehingga pada kisi-kisi skala
perilaku agresif hendaknya aitem – aitem yang bersifat negatif
dipindahkan pada kolom favorable.
5
B. Kajian Teoritik
Perilaku agresif mengacu kepada beberapa jenis perilaku baik secara
fisik maupun mental, yang dilakukan dengan tujuan menyakiti seseorang.
Jenis perilaku yang tergolong perilaku agresif diantaranya berkelahi,
mengatangatai, bullying, mempelonco, mengancam, dan berbagai perilaku
intimidasi lainnya. Jadi, individu yang berperilaku agresif cenderung
berperilaku negatif dimana individu juga tidak dapat mengendalikan dirinya.
Agresif berupa sikap menantang, kasar, menyerang pribadi orang lain,
mengarah pada permusuhan. Pada suatu situasi konflik, orang yang agresif
ingin selalu “menang” dengan cara mendominasi atau mengintimidasi orang
lain. Orang yang agresif memajukan kepentingannya sendiri atau sudut
pandangnya sendiri tetapi tidak peduli atau “kejam” terhadap perasaan,
pemikiran, dan kebutuhan orang lain
Teori perilaku agresif mempunyai beberapa pendekatan yang
dijelaskan oleh beberapa ahli. Para ahli memakai istilah “agresi” sebagai suatu
perilaku atau tindakan yang bertujuan untuk melukai secara fisik maupun
secara verbal. Dalam konteks ini, kekerasan yang agresif adalah perilaku yang
bermaksud untuk melukai objek yang dijadikan sasaran agresitivitas.
Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai
pengertian dari perilaku agresif,yaitu :
1) Berkowitz (1993) mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara
fisik maupun secara mental.
2) Marcus (2007: 10) mengatakan bahwa agresi merupakan perilaku
yang merugikan, menghancurkan, atau mengalahkan orang lain.
6
Sebuah perilaku agresif sering digunakan sebagai tolak ukur
perkembangan perilaku agresif selanjutnya.
3) Menurut Krahe (2005:15) bahwa , perilaku seseorang memenuhi
kualifikasi agresi, perilaku itu harus dilakukan dengan niat
menimbulkan akibat negatif terhadap targetnya.
4) Menurut Bruno (2005:34) bahwa , perilaku agresif timbul apabila
suatu organisme menyerang organisme lain atau suatu benda lain
secara fisik atau verbal dengan nada bermusuhan.
7
Contoh: beberapa siswa yang saling mengejek satu sama
lainnya dengan ejekan yang menyakitkan.
3) Agresi marah merupakan emosi atau afektif, seperti munculnya
kesiapan psikologis untuk bertindak agresif. Misalnya kesal, hilang
kesabaran,dendam dan tidak mampu mengontrol rasa marah.
Contohnya : seseorang akan kesal dituduh melakukan
kejahatan yang tidak pernah dilakukannya.
4) Sikap permusuhan Meliputi komponen kognitif, seperti benci dan
curiga pada orang lain, iri hati dan merasa tidak adil dalam kehidupan.
Contoh : seseorang sering merasa curiga terhadap orang lain,
yang dikiranya menaruh dendam pada dirinya, padahal orang
lain tersebut tidak dendam terhadapnya.
8
C. Tujuan
- Mengetahui kualitas skala Perilaku Agresif individu.
- Menyelesaikan tugas akhir mata kuliah konstruksi dan pengukuran
dalam.
D. Manfaat
- Menambah pemahaman dan pengetahuan dalam membuat skala
pengukuran psikologi.
- Memperkuat keyakinan untuk mengambil variabel perilaku agresif
didalam penyusunan skripsi kelak.
- Mengasah kemampuan dalam membuat aitem-aitem yang tepat.
- Melatih kecermatan dalam melakukan perbaikan terhadap kritik yang
diberikan oleh validator pada saat judgement.
- Menambah pengalaman dengan mengalami secara langsung situsai
saat melakukan penyebaran angket.
9
berdasarkan teori yang bersangkutan . Pada tahapan ini menentukan
aspek-aspek yang terkandung didalam variabel yang hendak diukur dan
berdasarkan teori yang ada menurut ahli. Pada penyusunan skala perilaku
agresif , penulis melakukan pembatasan domain ukur , dengan
menetapkan aspek-aspek dalam perilaku agresif , yaitu ; agresi fisik,agresi
verbal,agresi marah,dan sikap permusuhan.
3) Penulisan aitem dan review aitem
Penulisan aitem dapat dilakukan apabila komponen-komponen stribut
telah jelas identifikasinya. Komponen-komponen atribut dan indikator
perilaku disajikan sebagai bagian dari blue print skala,blue print akan
menjadi akan menjadi acuan dalam penulisan aitem. Penulisan aitem harus
dilakukan memperhatikan kaidah-kaidah yang telah ditentukan
Review pertama dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu dengan
selalu memeriksa ulang setiap aitem yang baru saja ditulis apakah telah
sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap dan tidak keluar
dari pedoman penulisan aitem. Apabila semua aitem telah selesai ditulis,
review dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten pada bidang
penskalaan Semua aitem yang diperkirakan tidak sesuai dengan spesifikasi
blue print atau yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan harus diperbaiki
atau ditulis ulang. Hanya aitem-aitem yang diyakini akan berfungsi
dengan baik yang dapat diloloskan untuk mengikuti uji coba lapangan.
4) Uji Coba Skala
Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem
mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh
penulis aitem. Reaksi-reaksi responden berupa pertanyaan mengenai kata-
kata atau kalimat yang digunakan dalam aitem merupakan pertanda
kurang komunikatifnya kalimat yang ditulis dan itu memerlukan
perbaikan. Tujuan kedua, uji coba dijadikan salah satu cara praktis untuk
10
memperoleh data jawaban dari responden yang akan digunakan untuk
penskalaan.
5) Analisis Aitem
Analisis aitem merupakan proses pengujian parameter-parameter
aitem guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometris
untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter aitem yang diuji
paling tidak adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem, yaitu
kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek yang memiliki
atribut yang diukur dan yang tidak.
11
BAB II
1) Reliabilitas Aitem
Suatu angket atau kuesioner dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai
Cronbach”s Alpa >0,60. Berdasarkan tabel pada gambar 1, dapat terlihat
bahwa hasil pada kolom Cronbach's Alpha if Item Deleted , memiliki nilai –
13
nilai lebih dari 0,60, maka dapat dinyatakan angket perilaku agresif reliabel
atau konsisten.
2) Validitas Aitem
Suatu aitem pernyataan didalam angket dinyatakan valid apabila nilai r
hitung > r tabel. Jumlah responden berjumlah 30 , maka nilai r tabel adalah
sebebsar 0,361 dengan taraf signifikan 5%.Berdasarkan tabel pada gambar 1,
dapat terlihat bahwa nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation,
memiliki tiga aitem pernyataan yang memiliki nilai dibawah r tabel yaitu
aitem pada nomor 9 , 27 , dan 28 . Sehingga ketiga aitem tersebut dinyatakan
tidak valid. Berikut aitem yang tidak valid , yaitu :
9. Tidak berdebat dengan cara memotong pembicaraan teman.
27. Menerima hasil ujian saya yang buruk .
28. Ikut senang melihat hasil ujian teman yang bagus.
14
BAB III
A. Simpulan
B. Saran
15
DAFTAR REFERENSI
16
LAMPIRAN
17
2) Instrumen Final
Identitas Diri
Nama :
Kelas :
Pengantar
Jawaban yang Anda berikan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian apapun, oleh
karena itu diharapkan Anda dapat memberikan jawaban yang sesuai keadaan Anda
yang sebenarnya dengan jujur. Jawaban yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap
2. Dalam skala perilaku agresif terdapat 30 butir pernyataan. Pada setiap
pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban, yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : SangatTidak Setuju
18
3. Tugas Anda adalah memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda.
Jawaban Anda tidak dinilai berdasarkan benar atau salah.
4. Berikan tanda silang ( X ) yang sesuai dengan kondisi Anda pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
XN Jawaban
o S
Pernyataan S S N TS STS
1. Memukul teman ketika kesal.
2. Tidak berani menyerang teman yang menghina saya.
3. Menendang teman yang mengejek saya.
4. Menghindari perkelahian dengan teman.
5. Melemparkan benda disekitar kepada teman ketika kesal.
6. Merasa lega setelah memukul teman yang saya benci.
7. Tidak pernah memukul teman.
8. Membicarakan aib teman yang yang saya benci.
9. Tidak berdebat dengan cara memotong pembicaraan teman.
10. Menghina teman yang bertubuh pendek.
11. Tidak membalas ketika teman menghina saya.
12. Senang menggunakan kata-kata kasar kepada teman.
13. Tidak menyebarkan keburukan teman di media sosial.
14. Jika pendapat saya belum disetujui ,saya akan terus berdebat.
15. Memilih untuk diam ketika suasana perdebatan memanas.
Apapun kekurangan teman , saya tidak akan menceritakan
16. kepada teman lain.
17. Mengeraskan suara ketika pendapat yang diacuhkan.
18. Marah ketika teman tidak dapat membantu saya.
19. Kesal terhadap teman yang selalu menyalahkan saya.
20. Mengabaikan teman yang selalu mengejek.
21. Dendam kepada teman yang selalu merendahkan saya.
Menerima jika teman tidak dapat menolong ketika saya
22. minta.
19
23. Menyimpan dendam kepada teman yang saya benci.
24. Teman yang tiba-tiba berbuat baik membuat saya curiga.
Tidak memiliki pikiran buruk terhadap teman yang berbuat
25. baik.
26. Iri melihat teman dipuji oleh guru.
27. Menerima hasil ujian saya yang buruk.
28. Ikut senang melihat hasil ujian teman yang bagus.
29. Teman-teman dikelas selalu meremehkan saya.
30. Teman yang tiba-tiba mendekat,tidak membuat saya curiga.
20