Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KARTU PLASTIK

MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Oleh :
Abdul Aziz (022)
Rey Dhurman Silaban (022)
Rian Alfian Zein (022)
Romika Enny S (02200184010)
Rusti Syahrani (022001804011)
Uci Nur Fauziyah (022001804026)

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TRISAKTI
TAHUN AJARAN 2018-2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awal pembuatan kartu plastik sebagai alat pembayaran sudah terbayang oleh seorang
pengacara Amerika yang beralih profesi menjadi wartawan, bernama Edward Bellamy,
menulis sebuah buku pada tahun 1887 yang diterbitkan setahun kemudian dengan judul
Looking Backward, yang kemudian menjadi buku terlaris pada masanya. Dalam buku
tersebut Bellamybmengambil set cerita di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam
salah satu dialognya disebutkan bahwa pada tahun 2000 (seratus tiga belas tahun setelah
penulisan buku tersebut), uang sebagai alat pembayaran akan tergeser dengan kartu kredit,
dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu
tersebut.
Prediksi Bellami tentang kartu tersebut ternyata tidak perlu menunggu waktu selama itu
karena padaa tahun 1950-an, atau 63 tahun kemudian penggunaan kartu kredit telah dimulai
dan terjadi secara kebetulan di suatu restoran di New York, Amerika Serikat. Seorang
pengusaha yang cukup terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk makan malam bersama
sambil melakukan negoisasi. Begitu selesai acara makan dan siap-siap untuk pulang,
pengusaha tersebut sangat terkejut dan baru menyadari kalau ia tidak membawa dompet sama
sekali. Dengan perasaan yang teramat malu, pengusaha tadi memberikan kartu identitasnya
terhadap restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat ditagih dikantornya pada
esok harinya.
Kejadian yang tidak terduga yang dialamai pengusaha tersebut, yang bernama Franc
McNamara, mengilhaminya untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan
menggunakan instrument kartu. Metode pembayaran transaksi dengan kartu jauh lebih aman
dan praktis dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Kartu plastic pertama yang
dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal dan digunakan sampai
saat ini adalah Diners Club.
Kartu plastik terutama memasuki akhir 1970-an, telah merambah hampir ke seluruh
bagian dunia, termasuk Indonesia. Kartu plastic yang paling umum digunakan oleh
masyarakat dan berlaku secara internasional saat ini terdiri atas berbagai merek, antara lain
yang sangat popular adalah Visa dan Master Card.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Kartu Plastik di Indonesia?
2. Bagaimana penggolongan Kartu Plastik di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui perkembangan Kartu Plastik di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penggolongan Kartu Plastik di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kartu Plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin
keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai. (Siamat, 2005:
633)
Kartu kredit juga merupakan Kartu Plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang
memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya
dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga
(finance change) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.(Ibrahim, 2004:11)
Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan karena istilah tersebut
sering dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan dengan
fungsi kartu kredit. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik (Plastic
Card). Dalam pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai Kartu Plastik.
Perkembangan bisnis kartu kredit sejak diperkenalkannya dapat dikatakan sangat pesat.
Perkembangan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor yang ditawarkan,
antara lain keamanan, kenyamanan, kemudahan, dan faktor lainnya yang cukup penting, yaitu
adanya unsur prestise bagi pemegangnya. Namun, unsur tersebut perlahan-lahan menjadi
semakin pudar sejalan dengan makin memasyarakatnya penggunaan Kartu Plastik dalam
transaksi jual beli.

2.2 Perkembangan Kartu Plastik


Jauh sebelum digunakannya Kartu Plastik sebagai alat pembayaran dalam melakukan
transaksi jual beli yang kita kenal selama ini, Edward Bellamy seorang pengacara Amerika
yang beralih profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 yang
diterbitkan setahun kemudian dengan judul Looking Backward dan kemudian menjadi salah
satu buku terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil set cerita di
Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam salah satu dialognya disebutkan bahwa
pada tahun 2000 (seratus tiga belas setelah penulisan buku tersebut), uang sebagai alat
pembayaran akan tergeser dengan kartu kredit dimana pemegangnya dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya dengan menggunakan kartu tersebut. (Siamat, 2005: 633)
Prediksi Bellamy di atas, ternyata tidak perlu menunggu waktu selama itu untuk
membuktikan kebenarannya karena pada tahun 1950-an atau 63 tahun kemudian penggunaan
kartu kredit telah dimulai dan terjadi secara kebetulan di suatu restoran di New York,
Amerika Serikat. Seorang pengusaha yang cukup terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk
makan bersama sambil melakukan negosiasi. Begitu selesai acara makan malam dan siap-siap
untuk pulang, pengusaha tersebut sangat terkejut karena baru menyadari kalau ia tidak
membawa dompet sama sekali. Dengan perasaan yang teramat malu, pengusaha tadi
memberikan kartu identitasnya kepada restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian
dapat ditagih di kantornya pada esok harinya. (Siamat, 2005 : 633-634)
Kejadian tidak terduga yang dialami pengusaha tersebut yang bernama Frank McNamara
mengilhaminya untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan menggunakan
instrumen kartu. Metode pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu tersebut jauh
lebih aman dan praktis dibandingkan dengan membawa dan menggunakan uang tunai. Kartu
Plastik pertama yang dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal dan
digunakan sampai saat ini adalah Diners Club. Penggunaan Kartu Plastik untuk pembayaran
sebagai pengganti uang tunai sejak saat itu semakin banyak. Pada awal-awal
diperkenalkannya, Kartu Plastik ini pemakainya terbatas pada kalangan tertentu. Namun
beberapa dekade kemudian, industri Kartu Plastik mengalami perkembangan pesat mengikuti
keberhasilan Diners Club. Kartu Plastik terutama memasuki akhir 1970-an, telah merambah
hampir ke seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia. Kartu Plastik yang paling umum
digunakan oleh masyarakat dan berlaku Internasional saat ini terdiri atas berbagai merek
antara lain yang sangat popular adalah Visa dan Master Card, yang masing-masing
dikeluarkan oleh perusahaan kartu kredit Visa Internasional dan Mastercard Internasional.
(Siamat, 2005 : 634)

2.3 Kartu Plastik di Indonesia


Penggunaan Kartu Plastik di Indonesia dapat dikatakan masih relatif baru, namun sudah
sangat luas digunakan sebagai instrumen pembayaran sejak memasuki dekade 1980-an.
Terutama setelah deregulasi aturan/sistem (sistem yang mengatur), tindakan atau proses
menghilangkan mengurangi segala aturan) 20 Desember 1988, bisnis kartu kredit ini
digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1251/KMK. 013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Citibank dan Bank Duta
(merger dengan Bank Danamon) dapat dikatakan sebagai bank yang cukup berperan dalam
mempelopori pengembangan atau pemasyarakatan penggunaan Kartu Plastik di Indonesia
dengan menerbitkan Visa dan Master Card, dan kemudian diikuti oleh beberapa bank yang
bertindak sebagai penerbit atau pengelola Kartu Plastik tersebut. Jenis Kartu Plastik yang
telah beredar dan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai alat pembayaran saat ini di
Indonesia di samping Visa dan Master Card adalah Amex Card, Internasional Diners, BCA
Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa Card dan beberapa kartu lainnya yang
diterbitkan oleh bank-bank. Umumnya Kartu Plastik tersebut dikeluarkan oleh bank-bank
umum dan perusahaan pembiayaan. Penerbitan Kartu Plastik oleh bank harus melalui
prosedur yang diatur oleh Bank Indonesia. Sedangkan izin penerbitan Kartu Plastik oleh
perusahaan pembiayaan diberikan Departemen Keuangan, misalnya Diners Card oleh FIT
Diners Jaya Indonesia Internasional dan Kassa Card oleh PT Kassa Multi Finance. (Siamat,
2005 : 634)

2.4 Penggolongan Kartu Plastik


Siamat (2005: 635) Kartu Plastik pada prinsipnya dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan
tempat berlakunya.
a. Berdasarkan Fungsinya
i. Credit Card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi
jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan
sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut
dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Tagihan pada bulan yang lalu
termasuk bunga (retail interest) merupakan pokok pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnya
tagihan bulan sebelumnya adalah Rp. 1.000.000. Pembayaran minimum ditetapkan misalnya
10% dari total tagihan dengan pembayaran minimum sebesar Rp. 50. 000. Dari angka
tersebut maka pemegang kartu harus membayar cicilan sebesar 10% x Rp. 1. 000. 000 = Rp.
100. 000. Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp. 50. 000 maka
jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50. 000. Misalnya jumlah tagihan
sebesar Rp. 200. 000 maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50. 000.
Apabila card holder melakukan transaksi melampaui kredit limit maka pembayaran minimum
adalah sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10% dari total kredit limit. Pembayaran
tersebut sudah harus dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang
ditetapkan oleh issuer untuk setiap pemegang kartu. Keterlambatan pembayaran akan
mengakibatkan kena denda keterlambatan atau late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula
untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalu teller pada kantor bank yang
bersangkutan maupun melalui ATM (automated teller machine) yang tertera logo atau nama
kartu yang dimiliki baik di dalam maupun di luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan
dalam transaksi ini adalah Visa dan Master Card.
ii. Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi
jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara
penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan.
Misalnya total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah Rp. 1. 000. 000 maka pada saat
tagihan diterima dari perusahaan kartu maka jumlah tagihan tersebut (atau ditambah biaya
lainnya bila ada) harus dibayar seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo
pembayaran setiap bulan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer.
Contoh jenis kartu seperti ini adalah BCA Card, Hero Master, Dinner Club dan sebagainya.
(Ibrahim, 2004:14)
iii. Debit Card berbeda dengan kedua Kartu Plastik yang telah disebutkan di atas.
Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini
pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi
pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit (mengurangi) secara
langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan dalam waktu yang
sama mengkredit rekening penjual (merchant) sebesar jumlah nilai transaksi pada bank
penerbit (pengelola).
Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini adalah
pemegang kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan (at the point of
sales) kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan bank, saldo
rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang selanjutnya akan didebit
sebesar jumlah nilai transaksinya dengan mengredit rekening merchant. Seperti halnya
dengan credit card jenis kartu debit ini dapat digunakan pula untuk menarik uang tunai baik
melalui counter bank maupun melalui mesin kas otomatis atau ATM dan dapat berfungsi pula
sebagai cash card.
iv. Cash Card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk
menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank tertentu yang
biasanya tersebar ditempat-tempat strategis, misalnya; di hotel, pusat-pusat perbelanjaan, dan
wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja sama terlebih dahulu, pemegang
cash card salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lainnya.
Jadi berbeda dengan tiga Kartu Plastik yang telah dijelaskan terdahulu, cash card tidak dapat
digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa
sebagaimana dengan credit card , debit card atau charge card.
Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan uang tunai dari bank ini pada dasarnya hanya
untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada nasabah yang sebelumnya telah
memiliki simpanan di bank yang bersangkutan. Beberapa bank telah memberikan pelayanan
ATM 24 jam. Bank biasanya menentukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau ditransfer
melalui ATM, misalnya secara harian atau mingguan tergantung bagaimana perjanjian bank
dengan nasabah pemegang kartu. Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut
pemegang kartu diberikan nomor identifikasi pribadi (personal identification number, PIN)
dan untuk demi keamanan, pemegang kartu harus menjaga keberhasilan PIN tersebut.
Pemegang kartu ini dimungkinkan untuk menarik uang tunai dengan cara yang sangat cepat
mudah dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank, cukup dengan
memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan PIN melalui tombol-tombol pada keyboard
ATM. Di samping pelayanan penarikan uang tunai, maka penggunaan cash card melalui
ATM dapat melakukan beberapa fungsi bank antara lain meminta informasi saldo rekening.
Informasi tersebut lengkap dengan tanggal-tanggal mutasi debit kredit dan bisa dilihat
langsung melalui monitor atau atas instruksi informasi tersebut dapat langsung di print out.
Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi pemegang kartu dapat pula melakukan
transfer antar rekening secara global dengan electronic fund transfer, EFT.
Cash Card saat ini di Jakarta telah banyak dikeluarkan oleh bank yang telah memiliki fasilitas
ATM. Semakin banyak jumlah dan luas jaringan online ATM ini akan semakin memudahkan
pelayanan nasabah. Misalnya seorang nasabah pemegang cash card yang memiliki rekening
tabungan di suatu bank di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan menggunakan
cash card pemegang kartu tersebut dapat melakukan penarikan langsung uang tunai melalui
ATM di Ujung Pandang atau di kota-kota lain dimana penggunaan kartunya dipergunakan
pada ATM bank yang bersangkutan.
v. Check Guarantee Card Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam
penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa, terutama Inggris.
Di samping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan uang
melalui ATM.

b. Berdasarkan Wilayah Berlakunya


Siamat, (2005: 637) Dilihat dari wilayah berlakunya Kartu Plastik ini dapat dibedakan
antara Kartu Plastik yang berlaku secara domestik (lokal) dan internasional.
i. Kartu Plastik Lokal
Kartu Plastik Lokal merupakan Kartu Plastik yang hanya berlaku dan dapat digunakan di
suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia. Pesatnya penggunaan Kartu Plastik ini
menyebabkan beberapa perusahaan pengecer dan perusahaan jasa menerbitkan Kartu Plastik
sendiri (umumnya charge card) guna memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis
bagi nasabahnya misalnya: Hero, Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.
ii. Kartu Plastik Internasional
Kartu Plastik Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai alat
pembayaran Internasional. Pasar kartu kredit Internasional dewasa ini didominasi oleh dua
merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan Master Card. Kedua merek
kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100 juta pemegang kartu yang
tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi hampir di
semua kota.
Pemegang kedua kartu tersebut lebih dari separuhnya dipegang oleh penduduk Amerika
Serikat. Selebihnya dipegang oleh Jepang, Inggris, Kanada dan sebagian kecil negara-negara
lainnya.
Kartu Plastik Internasional yang dapat dipergunakan melakukan transaksi di berbagai tempat
di dunia adalah sebagai berikut:
1. Visa adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa
Internasional. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari Visa Internasional dengan
sistem franchise.
2. Master Card Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan beroperasi
berdasarkan lisensi dari Master Card Internasional.
3. Diners Club, Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan dengan cara
mendirikan subsidiary atau dengan cara franchise.
iii. Carte Blanc, Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan
Diners Club yaitu dengan membentuk subsdiary atau dengan franchise.
iv. American Express. Kartu kredit ini dimiliki oleh American Express Travel Related
Services Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsdiary American Express ini
pada prinsipnya adalah charge card namun dapat memberikan fasilitas credit line kepada
pemegang kartu.

2.5 Fungsi Kartu Plastik


Siamat (2005: 638) Fungsi Kartu Plastik sebagai instrumen dalam melakukan transaksi pada
prinsipnya dapat dibedakan antara lain sebagai berikut
a. Sumber Kredit
Kartu Plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang dilakukan
dengan cara pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi
(charge card); kedua, Kartu Plastik dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya
untuk membayar bulanan sejumlah minimum tertentu dari total transaksi yang dilakukan
(kartu kredit); ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti.
b. Sumber Uang Tunai
Beberapa cara dimana Kartu Plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai adalah
melalui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check
guarantee card). Dengan menunjukkan kartu misalnya, Visa atau Master card di negara mana
saja pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu tersebut, pemegang kartu
yang bersangkutan dapat menarik dana tunai.
Beberapa kartu kredit yang diterbitkan oleh bank-bank tertentu dapat pula berfungsi sebagai
cash card misalnya Visa dan Master card yang diterbitkan oleh city bank untuk menarik uang
tunai dari berbagai ATM di hampir semua negara yang dapat menerima kedua merek kartu
tersebut. Seorang pemegang kartu Danamon Master Card Jakarta misalnya kebetulan
membutuhkan uang tunai ketika mengunjungi kota London.
Pemegang Danamon Master Card tersebut dapat memperoleh uang tunai (Poundsterling)
melalui ATM yang dapat menerima merek Master Card di sepanjang jalan di kota tersebut.
Sama halnya apabila penarikan uang tunai melalui ATM dilakukan di New York.
c. Penjaminan Cek
Kartu Plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan
cek. Di Inggris fungsi kartu sebagai penjamin cek sangat umum dikeluarkan oleh bank.
Misalnya, check guarantee card yang dikeluarkan Barclays Bank, Trustcard dan sebagainya
dapat digunakan untuk meyakinkan penerima cek yang ditarik oleh pemegang kartu dalam
melakukan transaksi jual beli barang dan jasa. Jadi, fungsi Kartu Plastik ini antara lain oleh
pemegang kartu dapat digunakan untuk menjamin setiap pembayaran dengan menggunakan
cek.
Dalam perkembangannya check guarantee card ini dapat pula digunakan untuk menarik uang
tunai dari kantor-kantor cabang bank anggota skema kartu tersebut. Disamping itu dapat juga
digunakan sebagai cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM. Check guarantee
card yang dapat digunakan untuk menarik dana baik melalui ATM maupun melalui kantor-
kantor bank sering disebut sebagai check enchasment card.
2.6 Manfaat Utama Kartu Plastik
1.    Kemudahan
Kartu kredit dan debet menawarkan kemudahan belanja tanpa perlu membawa uang tunai dan
cek, dan juga tidak perlu identifikasi tambahan.
2.    Keamanan
Jika Anda kehilangan kartu kredit atau debet, segera laporkan kepada bank penerbit kartu
agar kartu Anda terhindar dari segala bentuk penyalahgunaan kartu.
3.    Berlaku di seluruh Negara
Beberapa kartu kredit diterima di lebih dari 20 juta lokasi usaha di seluruh dunia. Bandingkan
dengan Cek Pribadi, Jika anda butuh dana tunai, Anda bisa ambil di ATM atau bank di
seluruh dunia yang menerima kartu debet atau kredit Anda.
4.    Keleluasaan / Fleksibilitas
Dengan kartu kredit, barang yang diiniginkan dapat dibeli dan membayarnya kemudian
sesuai dengan rencana pengeluaran pribadi.
5.    Membuat Anggaran Lebih Mudah
Dengan kartu kredit, seseorang dapat membiayai suatu pembelian yang cukup mahal dan
melunasinya mengikuti jadwal yang sesuai dengan anggaran.

2.7 Kriteria Kartu Plastik Yang Baik


 Persyaratan memperoleh kartu relatif ringan
 Proses cepat dan mudah
 Mempunyai jaringan yang luas
 Biaya penggunan relatif rendah (iuran tahunan, bunga yang dibebankan)
 Kartu dapat digunakan multi fungsi
 Memberi rasa bangga pada pemakainya

2.8 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card


 Charge Card
a. Umumnya tidak ada ketentuan limit penggunaan dalam melakukan transaksi;
b. Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya;
c. Apabila tidak dilakukan pembayaran penuh dari tagihan, akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) sebesar persentase tertentu;
d. Tidak dikenakan bunga atas setiap pembayaran tagihan.
 Credit Card
a. Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota yang tergantung dari jenis kartu
(gold, regular atau classic);
b. Pembayaran minimum 10%-20% dari total saldo tagihan dan dibayarkan paling lambat
pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan;
c. Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit, besarnya sesuai tingkat bunga pasar;
d. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) sebesar persentase tertentu dari pembayaran minimum atau
sejumlah tertentu tanpa dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.
 Debit Card
a. Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank;
b. Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi
pada rekening untuk menutup biaya transaksinya;
c. Pembayaran ditakutkan dengan mendebit langsung saldo rekening pemegang kartu dan
mengkredit rekening pihak merchant. (Siamat, 2005:639)
Secara umum, perbedaan Jenis Kartu Kredit dapat disimpulkan seperti tabel berikut:
DEBIT CREDIT CHARGE CASH
Rekening di Bank Harus Ada Tidak harus Tidak harus Harus Ada
Batas Penggunaan Sesuai Saldo Ditetapkan Ditetapkan Sesuai Saldo
Langsung Dicicil Penuh pada
Pembayaran -
Mendebet minimum 10% tanggal tagih
Tidak ada bunga
Bunga Belanja dan
Tidak >2% per Bulan dan ada tarikan Tidak
Tarikan Tunai
tunai
Iuran Tahunan Tidak Ada Ada Tidak
Penalti Tidak Ada Ada Tidak
Transaksi
Transaksi Tunai Transaksi bayar
Fungsi Kredit dan Tarik Uang Tunai
dan Tarik Uang kemudian
Tarik Uang
BCA Citibank Duta Card
BCA Cash
Contoh BII Amex Hero Master
Niaga Cash
Citibank MBF Dinners C

2.8 Konsep Kartu Kredit


Siamat, (2005:639) Konsep dasar kartu kredit sebenarnya relative sederhana dan jelas, yaitu
suatu alat identifikasi pribadi yang dimaksudkan untuk menunda pembayaran atas transaksi
jual beli barang dan jasa. Namun dalam praktiknya, terdapat beberapa prosedur yang cukup
kompleks. Di beberapa negara, perusahaan harus tunduk pada undang-undang yang
mengaturnya. Di Inggris misalnya, perusahaan kartu diatur dengan Consumers Credit Act
1974. Oleh karena itu, perusahaan kartu harus mengikuti aturan-aturan dalam UU tersebut di
samping ketentuan perbankan dan kontrak perjanjian secara umum. Meskipun demikian,
perusahaan kartu senantiasa dirancang untuk memaksimalkan efisiensi.
Secara umum, tujuan perusahaan kartu kredit meliputi:
a. Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan kredit;
b. Menerima merchant yang dapat dipercaya;
c. Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line;
d. Membatasi dan mengurangi piutang bermasalah dan penyelewengan;
e. Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu (sehingga mengurangi jumlah
voucher yang nilainya kecil).

2.9 Pendanaan
Masalah pendanaan bagi kelanjutan usaha perusahaan kartu kredit merupakan pertimbangan
yang cukup krusial, lebih-lebih untuk masa-masa puncak, misalnya menjelang dan setelah
periode hari raya. Karena umumnya perusahaan kartu kredit membayar merchantnya relative
cepat, maka likuiditas perusahaan kartu kredit akan terpenuhi. Sehubungan dengan itu, perlu
dilakukan perhitungan mengenai total kebutuhan dana untuk membiayai puncak permintaan
pada saat tertentu, dengan mempertimbangkan margin yang cukup aman terhadap maksimum
puncak pembelian dan maksimum permintaan kredit. (Siamat, 2005 : 640)
Berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, pada dasarnya dapat
diperkirakan rata-rata permintaan kredit pada waktu puncak. Kemudian jumlah kebutuhan
dana untuk memenuhi permintaan kredit dapat dinegoisasikan dengan banknya berdasarkan
pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan kartu dari sumber dana jangka panjang,
misalnya modal dan cadangan. Selanjutnya, selisih antara permintaan kredit pada masa-masa
puncak dengan pada masa rata-rata dapat dibiayai dengan pinjaman jangka menengah dari
bank, yang biasanya berupa fasilitas credit line yang diberikan bank. Namun umumnya,
banyak perusahaan kartu sangat tergantung dari perusahaan induknya untuk mendapatkan
pendanaan.
Untuk menjaga keseimbangan keuangan akibat dari pendanaan, perusahaan kartu kredit harus
memperhatikan gearing ratio-nya, yaitu hubungan antara modal perusahaan sendiri dengan
total kewajibannya. Posisi gearing ratio bagi perusahaan kartu kredit yang umum
dipertahankan, khususnya bagi perusahaan kartu kredit yang bukan anggota grup perusahaan
besar, berkisar antara 5:1 atau 15:1. Artinya total pinjaman adalah 5 kali atau 15 kali dari
modal sendirinya. Semakin tinggi gearing ratio semakin besar kemungkinaan perusahaan
mengalami kesulitan keuangan.

2.10 Cara Pembayaran Kartu Kredit/Plastik


1.      Lewat teller bank penerbit kartu kredit. Jika Anda melakukan cara ini, berarti Anda harus
mendatangi kantor bank, kemudian antri, dan melakukan setoran tunai untuk membayar
tagihan kartu kredit Anda. Kerugian membayar dengan cara ini, selain terbatas waktunya
sesuai dengan jam buka bank, juga Anda harus menyediakan waktu yang lumayan jika di
bank tengah terjadi antrian panjang. Di samping itu, Anda juga akan dikenakan biaya
administrasi pembayaran kartu kredit yang nilainya lumayan.
2.      Lewat ATM. Ini cara yang paling umum digunakan untuk membayar kartu kredit. Anda
tinggal pergi ke ATM, lalu pilih menu pembayaran kartu kredit. Kelebihan membayar kartu
kredit dengan cara ini adalah lebih gampang dibanding membayar lewat teller. Sebab mesin
ATM banyak tersebar dimana-mana. Namun begitu, tetap ada biaya administrasi pada
metode pembayaran kartu kredit ini.
3.      Lewat Autodebet. Cara yang lebih praktis lagi adalah dengan membayar secara autodebet.
Artinya pembayaran kartu kredit Anda didebet dari rekening Anda. Yang perlu Anda lakukan
hanya mengatur tanggal pembayaran autodebet tersebut dari tanggal jatuh tempo. Jadi debet
akan dilakukan secara otomatis, dan lunaslah kredit Anda.
4.      Lewat phone banking. Yang ini, caranya Anda tinggal bayar melalui handphone (HP) anda.
Jadi Anda tinggal ketik SMS pembayaran sesuai format yang telah ditentukan.
5.      Lewat internet banking. Metode pembayaran kartu kredit lewat internet banking pada
prinsipnya seperti pembayaran lewat phone banking. Jadi Anda tinggal buka website bank
Anda, lalu masukkan username dan password untuk login. Lalu carilah pada menu
pembayaran kartu kredit, dan lakukan pembayaran.

Sistem Kerja Kartu Plastik

Sistem kerja kartu kredit adalah dengan melibatkan pihak-pihak


yang saling berkepentingan. Sistem kerja ini melibatkan pemegang kart,
perusahaan yang mengeluarkan kartu dan pihak pedagang.
Sistem kerja kartu plastik mulai dari permohonan penerbitan kartu,
transaksi pembelanjaan sampai dengan penagihan yang dilakukan oleh
lembaga pembayar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan
memenuhi segala peraturan yang telah dibuat.
2.      Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila
“disetujui” setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan kapabilitas
caalon nasabah, kemudian diserahkan kepada nasabah
3.      Dengan kartu yang sudah disetujui pemegang kartu berbelanjaa di suatu
tempat dengan bukti pembayaran.
Apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi, maka sistem kerja
penagihannya adalah sebagai berikut.
1.      Pemegang hartu melakukan transaksi dengan menunjukan kartu dan
menandatangani bukti transaksinya.
2.      Pihak pedagang akan menagih ke bank atau lembaga pembiayaan
berdasarkan bukti transaksinya dengan nasabah
3.      Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada
merchant sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati.
4.      Bank atau lembaga pembiayaan akan menagihkan kepemegang kartu
berdasarkan bukti pembelian sampai batas waktu tertentu
5.      Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai
batas waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan
maka nasabah akan dikenakan bunga dan denda.

Mekanisme Transaksi dengan Kartu Kredit


Untuk menjadi anggota atau pemegang kartu, calon harus mengajukan permohonan lebih
dahulu dengan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan kartu atau
penerbit. Persyaratan pokok untuk menjadi anggota pada prinsipnya adalah calon pemegang
kartu harus memenuhi ketentuan minimum jumlah penghasilan per tahunnya. Masing-masing
perusahaan kartu (penerbit) memiliki standar minimum penghasilan tahunan pemohon untuk
dapat diterima sebagai pemegang kartu. Namun dengan semakin ketatnya persaingan,
persyaratan keanggotaan, terutama yang berkaitan dengan ketentuan tingkat minimum
penghasilan, cenderung diturunkan dan lebih diperlonggar. Pemegang kartu diharuskan
membayar uang pangkal dan iuran tahunan yang besarnya tergantung jenis kartu. Gold Card
lebih mahal daripada regular atau classic card. Di samping itu, persyaratan untuk menjadi
pemegang gold card ini biasanya jauh lebih ketat, penghasilan tahunan minimum yang
dipersyaratkan jauh lebih tinggi, atau dengan kata lain, pemegang gold card ini memiliki
credit standing atau credit worthiness yang tinggi. Kelebihan gold card adalah memiliki credit
limit yang jauh lebih tinggi daripada kartu reguler dan adanya fasilitas yang lebih menarik
lainnya. Selain itu, yang cukup penting adalah gold card jelas memberi rasa prestise yang
tinggi kepada pemegangnya.
Adapun persyaratan yang dipersyaratkan untuk memperoleh kartu kredit secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan yang sudah
disiapkan oleh lembaga penerbit.
2. Nasabah melengkapi persyaratan yang dipersyaratkan seperti:
a. Menyerahkan foto kopi bukti diri seperti KTP
b. Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilan
3. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat
calon pemegang kartu dan lewat telepon. Tujuan penelitian ini untuk melihat kebenaran data
yang dibuat serta kredibilitas dan kapabilitas nasabah tersebut. Penelitian juga ditujukan ke
lembaga lain untuk melihat daftar black list nasabah.
4. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu jika dari hasil
penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut kepada nasabah. (Kasmir,
2012:308)
Selanjutnya, pemegang kartu dapat menggunakan kartunya setiap melakukan transaksi
kepada semua merchant (service establishment) yang menerima merek kartu yang dimiliki.
Merchant yang menerima merek-merek kartu tertentu biasanya mudah diketahui dari logo
atau gambar yang ditempelkan atau diperlihatkan di sekitar kasir atau di kaca pintu masuk
merchant. Umumnya hotel-hotel, restoran, travel biro, dan toko-toko yang relatif besar,
bersedia menerima berbagai jenis kartu. Sebelum tajamnya persaingan Kartu Plastik ini,
merchant biasanya mengenakan charge (antara 2%-3%) yang dibebankan kepada pemegang
kartu yang ditambahkan ke jumlah nilai transaksi.
Merchant kemudian melakukan penagihan seluruh transaksi jual beli yang dibayar
dengan menggunakan kartu kepada pihak issuer. Apabila semua slip penjualan (voucher)
dianggap sah dan telah memenuhi ketentuan sesuai yang disepakati dengan merchant, maka
issuer akan membayar seluruh tagihan yang diajukan merchant setelah dikurangi dengan
discount (komisi) yang besarnya sesuai dengan yang telah diperjanjikan terlebih dahulu (3%-
5%). Jangka waktu tanggal transaksi sampai dengan penagihan oleh merchant kepada issuer
jual diatur dalam perjanjian, misalnya berkisar 3-10 hari. (Siamat, 2005 : 641)

Contoh:
Seorang pemegang kartu melakukan transaksi dengan nilai Rp 1.000.000. apabila issuer
memungut discount sebesar 5 %, maka total tagihan yang seharusnya dibayarkan kepada
merchant adalah Rp. 1.000.000 (5% x Rp 1.000.000) = Rp 950.000.
Selanjutnya, apabila kartu yang digunakan tersebut adalah charge, card maka pemegang kartu
harus membayar lunas seluruh tagihan pada saat jatuh temponya. Sedangkan apabila yang
digunakan kartu kredit, maka pemegang kartu dapat membayar sejumlah minimum tertentu
(minimum payment) dari total tagihan termasuk bunga. Pembayaran minimum tersebut
biasanya ditetapkan oleh issuer yang saat ini berkisar 3%-3,75%. Penarikan uang tunai
biasanya dikenakan tingkat bunga sedikit lebih tinggi daripada transaksi pembelian barang
atau jasa.
Mekanisme transaksi jual beli dengan menggunakan kartu sebagaimana dijelaskan pada
Gambar 2.1, dilakukan dengan melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan issuer,
dimana issuer disini sekaligus bertindak sebagai acquirer atau servicing agent. Mekanisme
transaksi kartu dapat pula terjadi dimana issuer melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang
melakukan penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu
tersebut dilakukan dengan cara franchise. Dengan mengambil ilustrasi di atas, maka servicing
agent membayar merchant setelah setelah dipotong discount sebesar Rp 950.000. Kemudian,
servicing agent mengklaim kepada issuer dengan memperoleh interchange fee (3%), yaitu Rp
30.000 sehingga jumlah reimbursement oleh issuer adalah Rp 980.000. Dengan demikian,
issuer dalam transakasi tersebut memperoleh discount Rp 20.000. Selanjutnya, issuer akan
melakukan tagihan kepada card holder sebesar Rp 1 juta.
Keterlibatan servicing agent tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
kontrak perjanjian dengan issuer. Sebagaimana halnya dengan perjanjian antara issuer dengan
merchant. Namun tidak ada perjanjian yang dilakukan antara acquirer dengan merchant.
Karena fungsi acquirer hanyalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pembayaran
kepada merchant.

2.11 Statement Tagihan


Siamat, (2005: 643) Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan dari
issuer yang dikirimkan ke alamat pemegang kartu setiap tanggal tertentu setiap bulannya.
Statement tagihan tersebut berisi perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu harus dicantumkan pada setiap
pembayaran tagihan.
b. Tanggal tagihan yaitu tanggal dimana perincian tagihan dicetak. Tanggal jatuh tempo
berkisar 7-15 hari setelah tanggal penagihan.
c. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal dimana batas paling lambat untuk melakukan
pembayaran atas tagihan. Issuer akan membebankan biaya keterlambatan membayar (late
charge) kepada pemegang kartu apabila pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo
tersebut.
d. Pembayaran minimum yaitu pembayaran terendah yang merupakan kewajiban pemegang
kartu yang harus dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat
dibayarkan dengan mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit.
Pembayaran minimum berkisar 10%-20% dari total tagihan atau misalnya, minimum Rp
50.000. ketentuan ini berlaku untuk kartu kredit.
e. Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan menggunakan kartu kredit yang
belum dilunasi.
f. Limit kredit adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu. Pagu kredit
untuk kartu gold umumnya jauh lebih tinggi daripada kartu regular. Jumlah kredit limit
masing-masing pemegang kartu biasanya berbeda, tergantung dari credit standing anggota
yang bersangkutan.
g. Batas penarikan uang tunai yaitu uang tunai yang dapat diambil pada posisi rekening
seperti yang tertera pada perincian tagihan. Penarikan uang tunai, yang umumnya berkisar
sampai 50% dari kredit limit, biasanya dikenakan biaya disamping bunga. Tingkat bunga
yang dikenakan atas penarikan uang tunai tersebut biasanya lebih tinggi daripada tingkat
bunga untuk transaksi pembelian barang atau jasa.
h. Tunggakan yaitu jumlah pembayaran minimum pada rincian tagihan bulan sebelumnya
yang belum dibayar (bagi kartu kredit).
i. Tanggal posting yaitu tanggal ditagihkannya pemakai kartu.
j. Tanggal transaksi yaitu tanggal terjadinya transaksi pengambilan uang tunai dan
pembayaran dengan menggunakan kartu.
k. Nomor referensi yaitu nomor identitas setiap transaksi.

2.12 Pihak-Pihak Yang Terkait Dengan Kartu Plastik


Siamat, (2005:644) Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kartu plastik
adalah sebagai berikut:
a. Penerbit (issuer) di sini merupakan pihak atau lembaga yang mengeluarkan dan
mengelola suatu kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan lain, dan perusahaan
non-lembaga keuangan. Perusahaan yang khusus akan menerbitkan kartu plastik harus
terlebih dahulu memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Apabila penerbit adalah bank,
maka harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
b. Acquirer adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu plastik terutama dalam hal
penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan pihak merchant. Dalam mekanisme
pengelolaan kartu kredit misalnya, issuer dapat sekaligus berfungsi sebagai acquirer atau
hanya akan terkonsentrasi pada salah satu fungsi saja.
c. Pemegang kartu atau card holder terdiri atas perseorangan yang telah memenuhi prosedur
atau persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan
berhak menggunakan kartu sesuai dengan kegunaannya. Untuk dapat diterima menjadi
anggota suatu kartu, calon pemegang kartu harus memenuhi persyaratan pokok, yaitu jumlah
minimum penghasilan per tahunnya. Pemegang kartu dapat dibedakan dengan pemegang
kartu utama (basic card) dan kartu suplemen (suplementary card). Kartu suplemen ini
biasanya diterbitakan untuk digunakan pihak-pihak yang akan ditanggung oleh pemegang
kartu utama, misalnya anggota keluarga, dan sebagainya. Pemegang kartu utama bertanggung
jawab atas pembayaran terhadap tagihan kepada pemakai kartu suplemen. Selanjutnya,
pemegang kartu harus benar-benar mengikuti perjanjian card holder yang dibuat oleh issuer
dalam melakukan transaksi dengan menggunakan kartu dan bertanggung jawab atas risiko-
risiko atau kewajiban yang ditimbulkannya.
d. Merchant adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas transaksi jual beli
barang atau jasa. Merchant dapat berupa pedagang, toko-toko, hotel, restoran, travel biro, dan
sebagainnya. Antara merchant dengan issuer acquirer biasanya terlebih dahulu harus
melakukan kerjasama (perjanjian) lebih dahulu untuk dapat ditunjuk sebagai merchant suatu
kartu plastik.

2.13 Perjanjian Dasar Penggunaan Kartu


Penggunaan suatu Kartu Plastik dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa seperti
yang telah dijelaskan terdahulu melibatkan pihak pemegang kartu, merchant dan
issuer/acquirer. Untuk menggunaan kartu tersebut tersebut terlebih dahulu dilakukan
perjanjian antara pemegang kartu dengan issuer (disebut perjanjian pemegang kartu ) dan
antara issuer dengan merchant (disebut perjanjian merchant)
1) Perjanjian Pemegang Kartu
Perjanjian pemegang kartu adalah perjanjian yang dibuat anatara card holder dengan issuer
yang pada prinsipnya memuat pokok-pokok ketentuan antara lain sebagai berikut :
A) Pemilikan Kartu
i. Kartu adalah milik issuer dan karenanya harus dikembalikan atas permintaan. Pemegang
kartu harus membutuhkan tanda tangan pada bagian belakang kartu pada saat permintaan
kartu tersebut.
ii. Dengan ditandatanganinya kartu tersebut berarti pemegang kartu setuju untuk
meningkatkan diri dan tunduk pada ketentuan–ketentuan dan persyaratan yang terdapat dalam
perjanjian.
iii. Kartu tidak boleh dipindah tangankan.
iv. Pemegang kartu harus membayar uang pangkal dan iuran tahunan.

B) Masa berlakunya kartu


i. Kartu hanya dapat digunakan selama masa berlakunya kartu yang tercantum dalam kartu
tersebut.
ii. Kepanjangan kartu dapat dilkukan secara otomatis atas persetujuan issuer.

C) Transaksi–transaksi
i. Pemegang kartu harus menandatangani slip pembelian barang barang/jasa-jasa yang
mengunakan kartu cash advance slip untuk setiap pengembalian uang tunai.
ii. Pemegang kartu bertanggung jawab atas semua transaksi termasuk tagihan-tagihan,
ongkos-ongkos, dan bunga yang dibebankan pada rekeningnya.
iii. Issuer tidak bertanggung jawab terhadap merchant yang menolak pembayaran dengan
kartu dan setiap permasalahan yang menyangkut pembelian barang–barang atau jasa-jasa
oleh pemegang kartu.

D) Pembayaran tagihan
i. Statement tagihan akan dikirim issuer setiap bulan sekali kepada pemegang kartu dan
pemegang kartu wajib melakukan pembayaran minimum selambat-lambatnya dalam jangka
waktu tersebut dari tanggal statement tagihan yang dikeluarkan.
ii. Apabila ada kesalahan terhadap tagihan yang terdapat dalam statement tagihan issuer,
harus diberitahukan selambat-lambatnya beberapa hari sejak tanggal penerimaan statement
tagihan tersebut.
iii. Besarnya pembayaran minimum.
iv. Tagihan atas penggunaan kartu supplement adalah tanggung jawab pemegang kartu
utama dan akan ditagih bersama–sama dalam satu statement tagihan.
v. Issuer dapat melakukan pemotongan langsung atas tagihan pemegang kartu yang
mempunyai rekening pada issuer tidak akan menarik biaya adaministrasi.

E) Bunga dan biaya-biaya


i. Pemegang kartu yang melakukan pembayaran seluruh jumlah tagihan tanggal jatuh
tempuh, maka issuer tidak akan menarik biaya administrasi.
ii. Issuer akan mengenakan bunga atas tagihan, yang belum dibayar.
iii. Pemegang kartu tidak akan melunasi pembayaran pembayaran minimum sampai sejauh
tempoh atau membayar kurang dari jumlah minimum tersebut akan dikenakan biaya
adamisrrasi yang ditentukan oleh issuer.

F) Limit kredit
i. Pemegang kartu tidak dibenarkan menggunakan kartu lebih dari limit kredit yang telah
ditetapkan oleh issuer.
ii. Apabila penggunaan kartu melebihi limit kredit, akan dikenakan bunga tertentu yang
besarnya diperhitungkan sejak terjadinya transaksi yang melampaui limit kredit.

G) Penarikan uang tunai


i. Pemegang kartu dapat menarik uang tunai (cash advance) di setiap tempat yang ditunjuk.
ii. Penarikan uang tunai tersebut akan dikenakan biaya administrasi sebesar presentase
tertentu dari jumlah penarikan atau sebesar minimum tertentu.

H) Transaksi dalam valuta asing.


Transaksi yang dilakukan dalam valuta asing akan ditagih dalam rupiah berdasarkan dalam
nilai konvensi yang ditentukan oleh issuer pada saat tagihan atas transaksi tersebut diterima
oleh issuer.

I) Kehilangan kartu
i. Apabila terjadi pencarian atau kehilangan kartu. Pemegang kartu harus segera
memberitahukan kepada issuer atau perusahaan lain.
ii. Pemegang kartu bertanggung jawab sepenuhnya atas trasaksi yang telah terjadi sebelum
diterima laporan kehilangan tersebut.
iii. Issuer akan menngenakan biaya administrasi sebesar tertentu untuk penggantian kartu
yang dilaporkan hilang.

J) Jenis pihak ketiga


Dalam hal pemegang kartu tidak membayar tagihan yang terutang sesudah keanggotaannya
dibatalkan, issuer berhak menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan
terhadap pemegang kartu dan semua biaya yang timbul akibat penagihan ini menjadi beban
pemegang kartu.

K) Tanggung jawab pemegang kartu


i. Pemegang kartu wajib memberitahukan issuer apabila ada perubahan alamat penagihan.
ii. Pemegang kartu yang diterbitkan oleh issuer di Indonesia yang bukan warga Negara
Indonesia dan akan kembali ke negaraannya karena masa kerjanya di Indonesia sudah habis
atau dengan alasan apa pun, harus melunasi semua tagihan dan mengembalikan kartunya.
iii. Untuk menjamin pelunasan pembayaran seluruh tagihan berkenaan dengan pengguna
kartu, pemegang kartu berjanji dan menagihkan diri bahwa harta kekayaan pemegang kartu,
baik yang berupa benda bergerak maupun tidak bergerak, ataupun rekening bank yang ada
sekarang maupun yang akan ada dikemudian hari, merupakan jaminan pelunasan kewajiban
pemegang kartu pada issuer.

L) Pengakhiran perjanjian
Issuer berhak memblokir atau membatalkan pengguna kartu tanpa memberitahu terlebih
dahulu dan seluruh tagihan pemegang kartu menjadi jatuh tempo serta harus dibayar seketika
jika terjadi hal keadaan sebagai berikut:
i. Pemegang kartu tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh issuer
ii. Pemegang kartu dinyatakan pailit.
iii. Pemegang kartu melakukan perbuatan yang melawan hukum.
iv. Pemegang kartu meninggal dunia, maka kewajiban–kewajiaban harus diselesaikan oleh
ahli warisnya.
v. Pemegang kartu dinyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan.
vi. Kartu karus dikembalikan apabila terjadi pembatalan atau pengakhiran perjanjian.
vii. Issuer berhak untuk memblokir pengguna kartu atau permohonan otoritas tanpa
memberikan alasan apapun atau memberitahukan lebih dulu kepada pemegang kartu dan
tidak bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang diderita oleh pihak pemegang kartu
akibat pemblokiran atau penolakan tersebut.

M) Lain-lain
i. Issuer berhak mengubah perjanjian ini setiap saat dan setiap perubahan akan
diberitahuakan kepada pemegang kartu secara tertulis.
ii. Issuer berhak bertukar informasi tentang dana pemegang kartu dengan pusat-pusat kartu
lain-lainya.

2.14 Perjanjian Merchant


Ketentuan-ketentuan pokok perjanjian antara merchant dengan perusahaan kartu (issuer)
biasanya dibuat secara jelas. Oleh karena itu, relatif jarang terjadi perselisian antara issuer,
baik dengan merchant maupun dengan pemegang kartu. Namun, sumber-sumber
permasalahan yang paling sulit antara merchant dengan issuer adalah penetapan tingkat
discount dan masalah–masalah yang timbul dari pengisian slip penjualan atau sales voucher
yang tidak lengkap yang menyebabkan issuer tidak dapat mengidentifikasi pemegang kartu
yang bersangkutan.
Klausula-klausula pokok yang umum diatur dalam suatu perjanjian merchant ini antara lain
sebagai berikut:
i. Merchant akan menerima semua kartu merk tertentu sampai jumlah floor limit yang
ditetapkan.
ii. Merchant akan senatiasa memerikasa keabsahan kartu, misalnya; masa berlakunya,
masuk atau tidaknya dalam daftar void card (stop list) yang secara rutin dikeluarkan oleh
issuer atau perusahaan kartu, atau kebenaran tanda tangan pemegang kartu yang diketahui
dengan membandingkan antara tanda tangan yang ada di kartu dengan yang ada di slip di
penjualan.
iii. Merchant harus menggunakan slip penjualan yang disediakan perusahaan kartu,
meminta setiap pemegang kartu pelanggan menandatangani slip penjualan, kemudian
mencetak data data kartu dengan menggunakan imprinter, merchant memberikan satu kopi
slip penjualan kepada pemegang kartu.
iv. Merchant akan mengklaim pembayaran kembali setelah dikurangi discount ke
perusahaan kartu (issuer) pada waktunya misalnya dalam waktu 3 hari. 10 hari ,atau 15
hari,dan seterusnya.
v. Rekening bank merchant akan dikredit sebesar jumlah penjualan dikurangi discount
,yang besarnya tergantung pada ada tidaknya slip penjualan yang invalid dan ditolak
pembayaran oleh issuer.
vi. Merchant harus menjual barang atau jasa tidak melebihi dari harga penjualan tunai.
Dalam klausula ini mencakup pula mengenai semua slip penjualan yang dimintakan
pembayaran kepada issuer harus di jamin bahwa:
1) Semua data adalah benar.
2) Merchant benar-benar telah menjual dan menyerahkan barang atau jasa dengan nilai
seperti tertera dalam slip penjualan, dengan harga yang tidak melebihi harga normal, dan
tidak terdapat unsur kredit untuk tujuan lain apapun.
3) Pemberian kredit atas penjualan barang ataupun jasa dengan menerbitkan slip penjualan
adalah melanggar ketentuan perjanjian
vii. Merchant memberikan hak kepada issuer untuk mendebit rekening banknya sejumlah
yang harus dibayarkan anatara lain:
a. Discount
b. Pajak atas discount;
c. Refund kepada pemegang kartu ;
d. Nilai slip penjualan yang ditertibkan yang tidak sesuai ketentuan yang diatur dalam
perjanjian ;
e. Bunga atas setiap jumlah yang seharusnya dibayar merchant;
f. Setiap jumlah yang berkaitan dengan kewajiban merchant kepada issuer;
viii. Kontrak perjanjian dapat diakhiri beberapa minggu setalah pemberitahuan oleh pihak
manapun. Imprinter dan slip penjualan tetap milik issuer dan harus dikembalikan setalah
pemutusan kontrak.
ix. Masalah lain yang mungkin diatur dalam penjualan meliputi hal-hal khusus mengenai
ketentuan tidak berlakunya suatu sales voucher, yaitu:
1. Transaksi yang dilakuakn jelas-jelas ilegal;
2. Tanda tangan pada voucher penjualan berbeda dari kartu;
3. Terdapat perbedaan antara voucher yang diserahkan untuk pembayaran dan kopi yang
diserahkan kepada pemegang kartu atau voucher tidak lengkap;
4. Harga yang dikenakan melebihi harga eceran normal;
5. Harga melebihi floor limit merchant dan tidak dimintakan otorisasi;
6. Terjadi penyimpangan dari ketentuan–ketentuan yang diatur dalam perjanjian
merchant;
7. Kartu dinyatakan tidak berlaku dan tidak terdapat dalam daftar kartu tidak berlaku yang
dikeluarkan oleh perusahaan kartu.

2.15 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kartu


Siamat, (2005:649) Keuntungan–keuntungan yang terdapat diperoleh dari pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi dengan menggunakan kartu plastik antara lain sebagai berikut:
1. Pemegang kartu
a. Lebih aman dan praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dala jumlah besar.
b. Leluasa karena kartu plastik (khususnya kartu kredit) telah diterima sebagai alat
pembayaran hampir diseluruh dunia (misalnya, Visa dan Master Card).
c. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur (Credit Card)
atau tempo beberapa waktu ( Charge Card ).
d. Program merchandising yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur
tanpa bunga.
e. Bantuan–bantuan perjalanan terutama diluar negeri, misalnya: referensi, dokter, rumah
sakit, dan bantuan–bantuan hukum.
f. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian barang yang diberikan
secara otomatis.
g. Bebagai fasilitas yang menarik lainya.

2. Issuer
a. Uang pangkal,
b. Iuran tahunan anggota.
c. Discount dari merchant.
d. Pendapatan bunga.
e. Pembayaran denda atas keterlambatan/penunggakan pembayaran (late charge)
f. Interchang fee.

3. Merchant
a. Keamanan lebih terjamin karena merchant tidak menerima/memyimpan uang tunai dari
hasil penjualan.
b. Pembayaran atas penjualan dijamin atas penerbit sepanjang merchant memenuhi prosedur
dan ketentuan yang ditetapkan oleh issuer.
c. Dapat meningkatkan turnover atau omset penjualan.
d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan .
e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainya untuk memberi fasilitas kemudahan
berbelanja dengan menerima kartu.

4. Acquirer
Keuntungan yang diharapkan oleh acquirer adalah komisi yang diterima dari merchant.
Kasmir, (2012:305) Disamping keuntungan bank card juga mengandung beberapa kerugian
jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kerugian memang suatu risiko yang pasti ada setiap ada
kegiatan bisnis. Kerugian tersebut tidak hanya monopoli bank atau lembaga pembiayaan,
tetapi juga bagi si pemegang kartu.
Kerugian dimaksud antara lain:
1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pemabayaran oleh nasabah yang berbelanja atau mengambil uang
tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa
jaminan benda-benda berharga sebagimana layaknya kredit. Bahkan jaminan hanya dengan
jaminan bukti penghasilan saja sudah cukup untuk memperoleh kartu kredit.

2. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu


Pengguna kartu menjadi boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah merasa tidak
mengeluarkan uang tunai untuk belanja sehingga membuat konsumsi terhadap barang yang
tidak dibutuhkan meningkat. Tak hanya itu, kerugian nasabah disebabkan karena sebagian
merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi.
Kerugian lain yang mungkin muncul bagi nasabah dipengaruhi oleh risiko kartu kredit yang
terdiri dari :
a. Pemalsuan kartu kredit, yaitu pembuatan dan penggunaan kartu yang tidak sah yang
bentuknya menyerupai dan hampir sama dengan bentuk aslinya
b. Penyalahgunaan kartu kredit, yaitu penggunaan kartu milik orang lain yang tertinggal,
terjatuh, sengaja dicuri, dan meniru tanda tangan pemilik kartu
c. Kelalaian pemegang kartu untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pelunasan
tagihannya.

2.16 Peluang, Ancaman, dan Antisipasi


A. Peluang
 Produk kartu kredit memiliki banyak keuntungan bagi beberapa pihak dan dapat
berfungsi sebagai pengganti buku tabungan.
 Semakin banyak merchant akan meningkatkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat
untuk memiliki kartu kredit.
 Berkembangnya dunia bisnis memacu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya untuk
menggunakan alat bantu sebagai pemecahan masalah.
 Stabilitas politik dan keamanan yang terkendali akan menarik investor baik dari
dalam maupun luar negeri
 Perkembangan penduduk merupakan potensi menaiknya demand dalam konsumsi
B. Ancaman
 Risiko kredit macet yang meliputi penyalahgunaan, kehilangan, dan pencurian kartu
kredit
 Banyaknya bank yang memasuki binis ritel dimana bisnis kartu kredit merupakan
andalannya
 Globalisasi akan mempengaruhi bisnis perbankan semakin kompetitif
 Diizinkannya bank asing beroperasi di Indonesia
 Perubahan gaya hidup dan tata cara hidup yang serba menggunakan kartu kredit akan
melunturkan budaya asli bangsa Indonesia
 Menimbulkan pola hidup yang konsumtif
C. Antisipasi
 Menerapkan prinsip prudential banking dan selektif dalam pemilihan customer
 Penggunaan teknologi canggih menjadi persyaratan utama agar keamanan data
customer terjamin
 Menghindari perang promosi yang tidak sehat dan pemberian kartu kredit tanpa
jaminan secara selektif
 BI secara ketat memantau kesehatan bank-bank umum
 Reengenerring perangkat-perangkat yang dapat menunjang kelancaran operasi
 Meningkatkan jaringan kemitraan dengan pedagang, supermarket, dan pusat
perdagangan lain.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan untuk mempermudah para konsumen atau masyarakat dalam kegiatan transaksi
keuangan ekonominya, serta dalam keadaan situasi genting pun masyarakat bisa
menggunakannya untuk alat pembayaran serta juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang
tunai dimanapun dia berada, selain itu berdasarkan pertimbangannya juga dapat dibawa
berpergian dengan praktis tanpa harus membawa kantongan uang dengan jumlah yang besar
ditangan kita sehingga keamananpun bisa terjaga dan juga dapat digunakan sewaktu waktu
dan kemudahan penggunaan yang lain kartu plastik ini semakin luas digunakan untuk
berbagai macam transaksi.

Saran
Penggunaan kartu kredit memudahkan transaksi bagi nasabah pemegang kartu.
Namun jangan sampai lupa untuk membayar tagihannya agar tidak membengkak dan
membebani pengeluaran anda. Kartu kredit memiliki banyak kegunaan bagi pemiliknya.
Namun ketika kartu kredit hilang atau dicuri orang, bisa-bisa anda mendapatkan tagihan atas
barang yang dibelanjakan orang lain. Sebelum terjadi penyalahgunaan kartu kredit, sebaiknya
anda segera melaporkan berita kehilangan kartu kredit anda dibank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya edisi Revisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2247311-kartuplastik/
ixzz1uomUqPVGhttp://www.scribd.com/doc/42755692/Anjak-Factoring-Dan-Kartu-Plastik
http://id.wikipedia.org/wiki/Modal_ventura
http://ekonomi.andaikata.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-kartu-plastik.html
http://www.smecda.com/Files/Dep.../07_10_Pola_modal_ventura.pdf
http://syahnazap.blogspot.com/2015/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://sripurwanti0710.blogspot.com/2016/06/kartu-plastik.html

Anda mungkin juga menyukai