Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL BIOTEKNOLOGI MODERN

“VAKSIN POLIO”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Bioteknologi yang diampuh oleh :
Hartono, S.Si, S.Pd, M. Biotech, Ph.D

Logo

Oleh :
IRNA KURNIATY
1714042040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
A. Deskripsi Produk Bioteknologi poliomyelitis atau penyakit polio
Modern yang disebabkan oleh virus RNA
Poliomyelitis atau yang lebih kecil yang terdiri atas tiga strain
dikenal dengan penyakit polio berbeda dan amat menular rentan
adalah penyakit infeksi yang terhadap usia anak-anak yang dapat
disebabkan oleh virus yang menyebabkan kematian dan
menyerang sistem saraf dan dapat kelumpuhan karena menyerang
menyebabkan kelumpuhan. Virus sistem saraf.
ini adalah virus RNA termasuk Agen pembawa penyakit ini
dalam famili Picornaviridae, dan adalah sebuah virus yang
terdiri dari 3 serotipe virus yaitu dinamakan poliovirus (PV), masuk
serotipe 1, serotipe 2 dan serotipe ke tubuh melalui mulut, mengifeksi
3. Perbedaan ketiga tipe ini adalah saluran usus. Virus ini dapat
pada sekuen nukleotidanya. Virus memasuki aliran darah dan
polio tipe 1 (VP1) adalah antigen mengalir ke sistem saraf pusat
yang paling dominan membentuk menyebabkan melemahnya otot
antibodi netralisasi, paling dan kadang kelumpuhan. Virus
paralitogenik dan sering Polio termasuk genus enteroviorus,
menimbulkan wabah. Sedangkan famili Picornavirus. Bentuknya
tipe 2 adalah yang paling jinak adalah ikosahedral tanpa sampul
Penyakit ini dapat menyerang dengan genome RNA single
semua kelompok umur tetapi yang stranded messenger molecule.
paling rentan adalah umur < 3 Penyebaran virus polio
tahun (50-70 % dari keseluruhan melalui fecal-oral Anak yang
kasus polio). terinfeksi virus polio mengekskresi
Sedangkan menurut virus polio melalui feces selama 14
Genrowahyuhono dkk, 2010 hari, tetapi dapat juga ditemukan
mengatakan bahwa Poliomyelitis sampai 30 hari meskipun
adalah penyakit menular yang kemungkinannya sangat kecil.
disebabkan oleh infeksi virus polio, Penyebaran virus polio di dunia
terutama menyerang pada anak- terinfeksi kasus dari 1 per 200-
anak yang dapat menyebabkan 2000 kasus tergantung pada jenis
kelumpuhan dan kematian. serotype virus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
World Health Organization
(WHO) 27 tahun yang lalu telah
mencapai keberhasilan luar biasa
dalam mengurangi jumlah polio di
negara-negara endemik, dari 125
negara di penjuru dunia hanya ada
3 negara termasuk Pakistan,
Afghanistan, dan Nigeria, dimana
Wild Polio Virus (WPV)
transmisinya belum terputus
walaupun angka kasus terjadinya
polio telah turun dibawah angka Sumber gambar : Iryna Timonina (Vector

99% dibandingkan dengan 350.000 illustration.com)

kasus baru per tahun kemudian Ada dua macam vaksin

(Ghafoor & Sheikh, 2016). Akan yang digunakan, yaitu IPV

tetapi secara global dunia belum (inactivated poliovirus vaccine)

bisa dikatakan bebas polio karena dan OPV (oral poliovirus vaccine).

masih banyak negara yang Kedua jenis vaksin ini berasal dari

mempunyai kasus poliomylitis virus polio yang dikulturkan pada

seperti India, Pakistan, Afganistan sel Vero yang berasal dari Monkey

dll. kidney dan keduanya mengandung

Pencegahan dan vaksin virus polio serotype 1, 2,

pemberantasan virus polio dan 3. Perbedaan kedua vaksin ini

sebenaraya sangat mudah karena adalah jika IPV merupakan virus

sudah ada vaksin yang sangat yang sudah dinonaktifkan

bagus dan efektif yaitu vaksin polio (inactivated) dengan formaldehyde,

oral (OPV) dan vaksin polio inaktif sehingga sifat virusnya hilang

(IPV), dan hanya manusia satu- termasuk sifat perkembang

satunya reservoire untuk biakannya, sedangkan OPV adalah

penyebaran virus polio. virus yang masih hidup. 


Pada IPV yang berfungsi
sebagai vaksin (antigen) adalah
protein-protein dari virus tersebut,
terutama protein kapsid (capsid
protein) yang mengandung harus disuntikan, sehingga dalam
gugusan epitop antigen (antigenic hal biayapun pemakaian OPV jauh
epitope). Berlawanan dengan IPV, lebih murah dibandingkan dengan
OPV adalah virus yang masih IPV. Adapun alasan kenapa vaksin
hidup dan mempunyai kamampuan IPV tidak dibuat berbentuk sirup
untuk berkembang biak, tetapi yang bisa diminum adalah karena
hampir tidak bersifat patogen protein-protein yang berfungsi
karena sifat patogennya sudah sebagai antigen pada IPV akan
dilemahkan. Oleh karena itu OPV terurai di dalam lambung. Untuk
juga dinamakan live-attenuated menghindari ini, IPV langsung
poliovirus vaccine. Pada OPV yang disuntikan dan diharapkan bisa
berfungsi sebagai antigen adalah bereaksi langsung. 
virus itu sendiri. Karena OPV
mampu berkembang biak setelah B. Metode Pembuatan Produk
vaksinasi, virus akan berkembang Bioteknologi Modern
biak di usus penerima vaksin Seiring berkembangnya
(resepien) dan menyebar ke seluruh ilmu genetika dan ditemukannya
tubuh melalui saluran darah. Oleh gen, maka manusia pun memiliki
karena itu, OPV akan membuat alternatif lain yang lebih efektif
daya imun yang lama dan bahkan yaitu melalui teknik rekayasa
dikatakan bisa untuk seumur hidup. genetika (Genetic Engineering)
Selain itu, virus yang terekresi oleh yaitu dengan cara melakukan
resepien akan terinfeksi kepada perubahan langsung pada DNA.
orang-orang yang berhubungan Salah satu upaya yang dapat
dengan resepien dan otomatis dilakukan adalah dengan teknologi
berkembang biak dan memberi DNA rekombinan.
daya imun terhadap orang-orang Teknologi yang dikenal
tersebut.  sebagai teknologi DNA
Vaksin OPV berbentuk rekombinan, atau dengan istilah
cairan sirup sehingga vaksinasi yang lebih populer rekayasa
dengan OPV cukup dengan genetika, ini melibatkan upaya
meminum sirup tersebut tanpa perbanyakan gen tertentu di dalam
memerlukan alat lain. Sementara suatu sel yang bukan sel alaminya
vaksin IPV adalah berbentuk cairan sehingga sering pula dikatakan
sebagai kloning gen. Banyak juga dinamakan live-attenuated
definisi telah diberikan untuk poliovirus vaccine.
mendeskripsikan pengertian dari Pada OPV yang berfungsi
teknologi DNA rekombinan. Salah sebagai antigen adalah virus itu
satu pengertian yang mungkin sendiri. Karena OPV mampu
paling representatif, menyebutkan berkembang biak, setelah
bahwa teknologi DNA rekombinan vaksinasi, virus akan berkembang
adalah pembentukan kombinasi biak di usus penerima vaksin
materi genetik yang baru dengan (resepien) dan menyebar ke seluruh
cara penyisipan molekul DNA ke tubuh melalui saluran darah. Oleh
dalam suatu vektor sehingga karena itu, OPV akan membuat
memungkinkan untuk terintegrasi daya imun yang lama dan bahkan
dan mengalami perbanyakan di dikatakan bisa untuk seumur hidup.
dalam suatu sel organisme lain Selain itu, virus yang terekresi oleh
yang berperan sebagai sel inang. resepien akan terinfeksi kepada
Dalam proses imunisasi orang-orang yang berhubungan
polio, ada dua macam vaksin yang dengan resepien, dan otomatis
digunakan, yaitu IPV (inactivated berkembang biak dan memberi
poliovirus vaccine) dan OPV (oral daya imun terhadap orang-orang
poliovirus vaccine). : tersebut.
Pada IPV, yang berfungsi a. Rekayasa Genetika Dan Kloning
sebagai vaksin (antigen) adalah Gen Dalam Proses Pembuatan
protein-protein dari virus tersebut, Vaksin Polio
terutama protein kapsid (capsid Mikroorganisme tertentu
protein) yang mengandung memiliki kemampuan
gugusan epitop antigen (antigenic menghasilkan suatu produk untuk
epitope). Berlawanan dengan IPV, menyembuhkan penyakit yang
OPV adalah virus yang masih disebabkan oleh mikroorganisme
hidup dan mempunyai kamampuan lain atau penyakit karena gangguan
untuk berkembang biak, tetapi fisiologis. Dua produk yang erat
hampir tidak bersifat patogen kaitannya dengan dengan
karena sifat patogennya sudah mikroorganisme adalah vaksin dan
dilemahkan. Oleh karena itu OPV antibiotik.
Cara yang dilakukan dengan Pada pembuatan Vaksin
memasukan mikroorganisme yang Polio Inaktif (IPV). Virus polio
dilemahkan ke dalam tubuh dikembangbiakkan menggunakan
manusia untuk memberikan sel vero (berasal dari ginjal kera)
kekebalan (antibodi) terhadap sebagai medianya. Proses produksi
mikroorganisme berbahaya disebut vaksin ini melalui lima tahap,
vaksinasi. Bakteri atau virus yaitu:
penyebab penyakit pada umumnya 1. penyiapan medium (sel vero) untuk
memiliki permukaan protein yang pengembangbiakan virus.
khusus. Dengan penyisipan gen 2. penanaman virus.
dihasilkan copy salinan dari 3. pemanenan virus (menggunakan
permukaan tersebut. Salinan tripsin).
permukaan protein tersebut 4. pemurnian virus dari tripsin.
kemudian digunakan untuk 5. inaktivasi / atenuasi virus.
memvaksin. Penyiapan media (sel vero)
untuk pembiakan virus dilakukan
dengan menggunakan mikrokarier,
yaitu bahan pembawa yang akan
mengikat sel tersebut. Bahan
tersebut adalah N,N diethyl amino
1) Vaksin Polio Inaktif (IPV). ethyl (DEAE). Selanjutnya sel vero
ini harus dilepaskan dari
mikrokarier dengan menggunakan
enzim tripsin yang berasal dari babi
Langkah selanjutnya
adalah pembuangan larutan nutrisi.
Hal ini dilakukan dengan proses
pencucian menggunakan larutan
PBS buffer. Larutan ini kemudian
dinetralkan dengan larutan serum
anak sapi (calf serum). Larutan
yang tidak digunakan tadi dibuang
Sumber gambar : Tahapan sintesis vaksin
atau menjadi produk samping yang
(http://www.biology-  online.org)
digunakan untuk keperluan lain.
Sel-sel vero yang sudah dibiakan pada kultur sel ginjal
dimurnikan dan dinetralisasi itu monyet, antibiotik neomisin dan
kemudian ditambahkan mikrokarier streptomicyn. Untuk menjamin
yang baru, dan ditempatkan pada khasiat dan keamanan vaksin polio,
bioreaktor yang lebih besar. Di setiap lot/batch vaksin polio yang
dalamnya ditambahkan zat nutrisi diproduksi harus mendapat release
yang sedikit berbeda untuk dari Badan POM.
menumbuhkan sel vero dalam Virus dalam vaksin ini
jumlah yang lebih besar. Sel vero setelah diberikan dua tetes akan
yang sudah berlipat ganda menempatkan diri di usus dan
jumlahnya ini kemudian dilepaskan memacu pembentukan antibodi
lagi dari mikrokariernya dengan baik dalam darah maupun dalam
menggunakan tripsin babi lagi. dinding luar lapisan usus yang
Berlangsung berulang-ulang mengakibatkan pertahan lokal
sampai dihasilkan sel vero sesuai terhadap virus polio liar yang akan
banyak yang diinginkan. masuk. Pemberian air susu ibu
Sebenarnya dalam setiap tidak berpengaruh pada respons
tahap amplifikasi sel, tripsin harus antibodi terhadap OPV dan
dicuci bersih karena tripsin akan imunisasi tidak boleh ditunda
menyebabkan gangguan saat sel karena hal ini. Setelah diberikan
vero menempel pada mikrokarier. dosis pertama dapat terlindungi
Lewat pencucian atau pemurnian secara cepat, sedangkan pada dosis
ini, produk vaksin yang dihasilkan berikutnya akan memberikan
bersih dari sisa tripsin. Jadi tripsin perlindungan jangka panjang.
hanya dipakai sebagai bahan Virus polio ini dapat
penolong dalam proses pembuatan bertahan di tinja hingga enam
vaksin. minggu setelah pemberian vaksin
2) OPV (Oral Polio Vaccine) melalui mulut. Anak yang telah
OPV (Oral Polio Vaccine) mendapatkan imunisasi OPV dapat
adalah virus polio yang dilemahkan memberikan pengeluaran virus
dan diberikan melalui mulut vaksin selama enam minggu dan
dengan cara diteteskan. OPV akan melakukan infeksi pada
mengandung virus polio strain kontak yang belum diimunisasi.
Sabin serotype 1, 2 dan 3 yang Untuk orang yang berhubungan
(kontak) dengan bayi yang baru menerima pengobatan
diimunisasi harus menjaga kortikosteroid (imunosupresan) dan
kebersihan dengan mencuci tangan pengobatan radiasi umum
setelah mengganti popok bayi. (termasuk kontak penerima),
Anggota keluarga yang penyakit kanker atau keganasan
belum pernah diimunisasi polio (termasuk kontak penerima) yang
atau belum lengkap imunisasinya berhubungan dengan sistem
dan mendapat kontak dengan anak retikuloendotelial
yang mendapat vaksin OPV, OPV memiliki banyak
sebaiknya ditawarkan imunisasi kelebihan sehingga dipakai dalam
dasar OPV pada waktu yang program eradikasi polio global.
bersamaan dengan anak tersebut. Walaupun demikian, OPV juga
Vaksin ini sangat stabil, memiliki sedikit kelemahan, yaitu
namun sekali dibuka akan kemungkinan berubah menjadi
kehilangan potensi karena virus yang patogen. Karena OPV
perubahan pH setelah terpapar adalah virus hidup, dia memiliki
udara. Kebijakan Departemen kemungkinan berubah, termasuk
Kesehatan menganjurkan bahwa berubah kembali menjadi patogen.
vaksin polio yang telah dibuka Jika terjadi, ini akan berisiko
botolnya pada akhir sesi imunisasi terhadap orang yang mendapatkan
massal harus dibuang. vaksinasi. Kasus polio seperti ini
Vaksin OPV dapat dikenal dengan vaccine-associated
disimpan beku. Apabila akan paralytic poliomyelitis (VAPP).
digunakan vaksin beku tersebut Cara pemberian dan dosis
dapat dicairkan dengan cepat, (Kemenkes RI tahun 2012) yaitu :
dengan ditempatkan antara dua 1. Diberikan secara oral (melalui mulut),
telapak tangan dan digulir-gulirkan, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4
dijaga agar warna tidak berubah kali (dosis) pemberian, dengan interval
yaitu merah muda sampai oranye setiap dosis minimal 4 minggi.
muda sebagai indikatoir pH. 2. Setiap membuka vial baru harus
Keadaan yang tidak boleh menggunakan penetes (dropper) yang
divaksinasi OPV adalah Penyakit baru
akut atau demam (suhu lebih 38,5 3. Sebelum vaksin dipergunakan, periksa
C), Muntah atau diare, sedang dahulu masa kadaluawarsa dan label
VVM (Vaccine Vial Monitor) yang tidak memerlukan keahlian khusus
merupakan label indikator yang dalam pemberiannya, tidak
terdapat pada kemasan vaksin. memerlukan peralatan suntik yang
steril, relatif lebih murah, dapat
C. Keunggulan dan Manfaat Produk digunakan dalam waktu bersamaan
Bioteknologi Modern di daerah yang sangat luas
Beberapa keuntungan lainnya termasuk daerah dengan kondisi
dari vaksin DNA adalah: (i). sanitasi yang kurang baik. OPV
Plasmid DNA mudah diproduksi dapat mencegah penyebaran virus
dalam jumlah yang besar secara polio liar pada daerah yang
lebih ekonomis, dalam waktu yang mengalami wabah (daerah KLB)
lebih cepat dibandingkan dengan polio.
vaksin konvensional; (ii). DNA
sangat stabil, tahan terhadap
D. REFERENSI
perubahan suhu sehingga lebih
1. American Academy of Pediatric.
mudah untuk disimpan dan Summaries of Infectious diseases,
didistribusikan; (iii). Sekuen DNA polio infection. Red Book 2000.
dapat diubah dengan mudah dalam Report Committee on Infectious
Disease. Elk Grove Village. 465-70.
laboratorium, sehingga vaksin
2. Anlar O, Tombul T, Arslan S, Akdeniz
DNA dapat disesuaikan dengan H, Caksen H, Gundem A, Akbayram S
perubahan mikroorganisme Report of five children with Guillain-
Barré syndrome following a
patogen; (iv). Dapat direkayasa
nationwide oral polio vaccine
gabungan beberapa plasmid DNA campaign in Turkey Neurologi India.
yang mempunyai spektrum luas 2003 : 51/4 ; 544-545.
3. Buku Imunisasi di Indonesia. Satgas
untuk beberapa epitop antigen; (v).
Imunisasi Ikatan Dokter Anak
Vaksin DNA terbukti dapat Indonesia, tahun 2001.
meningkatkan imunitas tubuh 4. Centers for Disease Control and
terhadap virus dan bakteri dalam Prevention. Epidemiology and
prevention of vaccine preventable
waktu yang sangat lama; dan (vi). diseases, 1999. 85 – 104.
Tidak memerlukan perlakukan
5. Djoko Yuwono, Gendrowahyuhono,
khusus terhadap mikroba patogen Bambang Heriyanto, Suharyono W
selama proses produksi uryadi.1990. Pengamatan Potensi
Keuntungan OPV adalah Vaksin Polio yang Dipakai dalam
Pengembangan Program Imunisasi di
mudah diberikan oleh sukarelawan
Indonesia. Pusat Penelitian Penyakit
Menular, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan R.I., Jakarta
6. Gendrowahyuhono.1991. Penelitian
Vaksinasi Polio di Indonesia. Pusat
Penelitian Penyakit Menular Badan
Penelitian dan
PengembanganKesehatan,Departemen
Kesehatan R.I. Jakarta
7. Modul Penyelenggaraan Imunisasi
Kemenkes RI tahun 2012.
8. Permenkes RI No.42 Tahun 2013
Tentang Pengelenggaraan Imunisasi.
9. Rahardjo, Eko. 1990. Imunisasi Polio
dan Permasalahannya. Pusat
PenelitianPenyakitMenular Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan R.I.,
Jakarta
10. Rahmawati, D dan Moch. A. K. B.
2012. Rekayasa Genetika Dan
Kloning Gen Dalam Proses Pembuatan
Vaksin Polio (Genetic  Engineering 
And  Manufacturing  Process  Gen
Cloning In Polio Vaccine). Pendidikan
Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah : Malang.
11. Usman Suwandi.1991. Perkembangan
Pembuatan Vaksin. Pusat Penelitian
dan Pengembangan, PT. Kalbe Farma
Jakarta
12. World Health Organization.
Surveillance of adverse events
following Immunization. Filed guide
for managers of Immunization
programmers. Geneve WHO, 1997.

Anda mungkin juga menyukai