Anda di halaman 1dari 15

1.

Menegaskan isi uraian dan membuktikan kebenaran


yang diteliti oleh penulis.
2. Menjaga agar tidak terjadi tumpang tindih pendapat
3. Mengkaji interpretasi penulis terhadap kutipan tsb.
4. Menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan
dibahas
5. Mencegah plagiat
6. Menunjukkan bahwa kutipan bukan himpuanan
pendapat orang lain yang disalin dan dibahas
1. Penghargaan terhadap penulis
sebelumnya.
2. Aspek legalitas
3. Aspek kejujuran
4. Etika dalam masyarakat ilmiah dan
akademis
Kutipan dari berbagai sumber
• Kutipan pendek (kurang dari 4 baris) dimasukkan dalam teks dan
diberi tanda kutip. Contoh:
Ia mengatakan,”Sikap adalah predisposisi” (allen, 1957: 2) yang
siap merespon apabila mendapatkan rangsangan.

Oppenheim (1976: 44) berpendapat bahwa “Sikap sebagai


predisposisi belum merupakan tindakan tetapi baru
merupakan kesiapan, dan baru dapat diamati dalam bentuk
tutur kata atau perilaku, apabila telah mendapatkan
rangsangan dari luar”.
• Kutipan terdiri dari 5 baris atau lebih, ditulis sebagai
bagian tersendiri tanpa tanda kutip. Kutipan seperti itu
dimulai pada baris baru, yang diketik masuk ke dalam
sebanyak 5 ketukan dari margin kiri. Kutipan tersebut
ditulis dengan spasi tunggal (satu spasi).Contoh:

Kondisi pribadi yang optimal erat hubungannya dengan


psikohygiene. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
menyatakan bahwa:

“Konsep psikohygiene” yang dimaksdukan adalah


kesehatan atau kesegaran jiwa, dan dengan jiwa yang
sehat maka anak akan dapat berkonsentrasi untuk belajar
dengan baik, dan dengan belajar secara baik maka dapat
diharapkan anak akan mencapai prestasi yang lebih baik
juga (Sikun, 1983: 15).
Ketepatan
Kutipan langsung harus ditulis dengan
tepat. Suatu kutipan harus mengikuti
kata-kata, ejaan, dan tanda baca yang
terdapat pada sumber aslinya secara
tepat, meskipun sumbernya sendiri tidak
tepat.
Jika ejaan, tanda baca atau tata
bahasa dalam sumber itu tidak benar dan
membingunkan pembaca, selipkan kata sic
dalam kurung (sic) langsung di belakang
kesalahan-kesalahan di datam kutipan
tadi.
Perubahan dari sumber yang dikutip
• Menghilangkan bagian dari sumber yang dikutip
Guna 3 buah titik (...) di dalam suatu kalimat untuk
menunjukkan bahwa ada bagian sumber asli yang
dihilangkan. Gunakan 4 titik untuk menunjukkan
adanya bagian yang dihilangkan di antara dua kalimat.
Penulisan 4 titik adalah: titik keempat diberi jarak dari
tiga titik sebelumnyanya sebagai tanda berakhirnya
kalimat (... .).
• Penyisipan materi
Gunakan tanda kurung [ ] (braket), bukan kurung
biasa untuk materi (tambahan atau keterangan) yang
disisipkan di dalam kutipan yang dilakukan oleh orang lain.,
bukan oleh pengarangnya sendiri.
Penyebutan sumber
• Penyebutan sumber di tengah kalimat
Awali dan akhiri bagian kalimat yang berupa
kutipan dengan tanda petik, sebutkan sumber dalam
tanda kurung langsung sesudah tanda petik, dan
lanjutkan kalimat tersebut. Contoh:

Sedangkan menurut ahli lain disebutkan bahwa “Sikap


adalah predisposisi” (Allen, 1957: 2) yang siap merespon
apabila ... dst.

• Penyebutan sumber di awal kalimat


Kutipan ditulis di antar tanda petik, dan diakhiri
dengan titik atau tanda baca lain. Contoh:
Oppenheim (1976: 44) berpendapat bahwa “Sikap
sebagai predisposisi belum merupakan tindakan tetapi
baru merupakan kesiapan, dan baru dapat diamati
dalam bentuk tutur kata atau perilaku, apbila telah
mendapatkan rangsangan dari luar”.
Penyebutan sumber di akhir kutipan yang diambil
secara blok
• Tuliskan sumber kutipan setelah tanda titik, ditulis
dalam tanda kurung, di belakang titik akhir.

• Contoh:
“Konsep psikohygiene” yang dimaksdukan adalah
kesehatan atau kesegaran jiwa, dan dengan jiwa yang
sehat maka anak akan dapat berkonsentrasi untuk
belajar dengan baik, dan dengan belajar secara baik
maka dapat diharapkan anak akan mencapai prestasi
yang lebih baik juga (Sikun, 1983: 15).

• Kutipan tidak langsung, masuk ke dalam paragraf


dengan jarak baris 1,5 spasi (sama dengan spasi
sapsi/naskah).
• Teknik Penulisan Daftar Kepustakaan
• Baris pertama dimulai pada pias (margin)
sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai
dengan 3 ketukan ke dalam.
• Jarak antarbaris adalah 1,5 spasi.
• Daftar kepustakaan diurut berdasarkan abjad
huruf pertama nama keluarga penulis.
• Jika penulis yang sama menulis beberapa karya
ilmiah yang dikutip, nama penulis itu tidak harus
dicantumkan ulang.

• Nama penulis yang diawali dengan penulisan
nama keluarga.
• Tahun terbitan karya diletakkan setelah penulis
di antara tanda titik
• Judul karya tulis dengan menggunakan huruf
besar untuk huruf pertama kecuali kata sambung
dan kata depan
• Data publikasi berisi nama tempat (kota) dan
nama penerbit karya yang dikutip.
Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Esten, Mursal. 1984. Sastra Indonesia dan Tradisi Subkultur. Bandung: Penerbit Angkasa.

Faruk. 1999. Hilangnya Pesona Dunia Siti Nurbaya, Budaya Minang, Struktur Sosial Kolonial.
Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.

-------------. 2002. Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920-1942. Yogyakarta: Gama Media.

-------------. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra, dari Strukturalisme Genetik sampai Posmodernisme.
Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumber Internet dan Media Masa
“Chaerul Umam Garap Film Persis Novel” dalam http//forum.dudung.net./index.php?topic-
9986.0;wap2. diunduh, 31 Januari 2010.

Hadi, Abdul W.M. 2009a. “Humanisme Barat dan Cina” dalam


http://bahenju.blogspot.com/2009/07/humanisme-barat-dan-cina.html.// diunduh, 3 Maret 2010.

----------------. 2009b. “Humanisme dalam Islam” dalam


http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/01/23/humanisme-dalam-islam, diunduh, 3 Maret
2010.

“Haramkan Infotainment, PBNU Diminta Datang ke Dewan Pers” dalam www.detik.com. Sabtu,
26/12/2009 08:08 WIB. Diakses 13 Juli 2010.

“FLP yang Fenomenal” dalam http//helvytr.multiply.com. diunduh, 31 Januari 2010.

“Infotainment Jangan Mendua” dalam Koran Tempo. 16 Juli 2010. hal. A2.

Anda mungkin juga menyukai