Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota Kelompok

Nariswari Alifathea Jasmine 185020300111029


Putri Maharani Azzahroh 185020300111036
Silvissifa’il Fu’adah 185020300111037
IKEA

KEKUATAN EKONOMI DAN SOSIOEKONOMI

A. Analisa-Analisa Ekonomi Internasional


Ketika perusahaan masuk ke pasar mancanegara, analisis ekonomi menjadi lebih
kompleks karena manajer harus melakukan kegiatan operasional dalam dua
lingkungan baru: asing dan internasional. Dalam lingkungan asing, ada banyak
perekonomian, bukan hanya satu, dan Negara-negara tersebut sangat beragam. Karena
adanya perbedaan-perbedaan tersebut, kebijakan yang didesain untuk kondisi
ekonomi di suatu pasar mungkin tidak cocok untuk kondisi di pasar yang lain.
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi
internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap
kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari
bisnis tersebut.
Dilansir dari CNN, tahun 2018 Ikea sudah memiliki 355 toko di 29 negara,
termasuk Indonesia. Ikea mempekerjakan 190 ribu orang di seluruh dunia, dan meraih
pendapatan tahunan sebesar US$47 miliar dari bisnis furnitur, peralatan dapur,
aksesoris rumah, dan bakso Swedia. Valuasi Ikea naik tiga kali lipat sejak 2000 dan
sekarang bernilai US$18,5 miliar, menurut Interbrand pada 2017.
Pada Juni 2019 , ada 433 toko IKEA yang beroperasi di 52 negara dan pada
tahun fiskal 2018, € 38,8 miliar ( US $ 44,6 miliar) barang-barang IKEA terjual. Situs
web IKEA berisi sekitar 12.000 produk dan terdapat lebih dari 2,1 miliar pengunjung
ke situs web IKEA pada tahun ini dari September 2015 hingga Agustus 2016.
Perusahaan ini bertanggung jawab atas sekitar 1% dari konsumsi kayu produk
komersial dunia, membuat itu salah satu pengguna kayu terbesar di sektor ritel.
Sebagian besar toko dan pabrik IKEA dimiliki oleh INGKA , perusahaan
induk yang dikendalikan oleh Stichting INGKA Foundation, salah satu dari 40
yayasan terkaya di dunia. INGKA menerima 90% dari pendapatan IKEA pada 2018.
B. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk go international, perusahaan
akan menghadapi sebuah pasar baru yang tentunya memiliki perbedaan yang lebih
besar sesuai tingkat perkembangan ekonomi negara tempat perusahaan berekspansi.
Peting bagi perusahaan untuk memahami tingkat perkembangan ini, karena hal ini
berdampak besar terhadap berbagai aspek bisnis.
IKEA berasal dari Swedia, yanag mana negara ini tergolong sebagai negara
maju. Negara-negara tempat unit produksi IKEA, antara lain seperti China, Hungaria,
Lituania, Polandia, dan Portugal juga merupakan negara maju. Negara-negara maju
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi, yang bisa menjadi indikasi tingginya
produktivitas masyarakatnya. Negara-negara maju juga dikenal sebagai negara yang
memiliki investasi dan penguasaan IPTEK yang tinggi guna mendukung
perkembangan ekonomi mereka. Selain itu, negara-negara maju juga aktif dalam
kegiatan perdagangan internasional, mereka memiliki tingkat ekspor yang tinggi. Unit
produksi IKEA juga ada yang berlokasi di negara berkembang seperti Rusia, yang
mana hal ini juga memiliki hal manfaat bagi IKEA karena biaya tenaga kerjanya lebih
rendah disbanding tenaga kerja negara-negara maju.
Sedangkan gerai IKEA tersebar baik di negara-negara maju maupun negara-
negara berkembang seperti Norwegia Bulgaria, Ireland, Swiss, Jepang, Kanada,
Malaysia, dan lainnya. Namun meskipun begitu, negara-negara berkembang di mana
gerai IKEA beroperasi, memiliki GDP yang tergolong ke dalam kelas pendapatan
menengah ke atas dengan daya beli yang tidak kalah jauh dengan negara-negara maju.
Keuntungan lain bagi IKEA dalam membuka gerai di negara-negara berkembang
adalah mereka memiliki tingkat impor yang tinggi daripada ekspornya.
C. Dimensi-dimensi Ekonomi dan Relevansinya Bagi Bisnis Internasional
a. GDP
Dari sisi perekonomian, besaran Gross Domestic Product Swedia pada 2019
tercatat sebesar $556,073 miliar dengan jumlah penduduk sebanyak 10,12 juta
jiwa. dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar, Swedia menjadi pusat bagi
perusahaan-perusahaan multinasional yang terkenal di penjuru dunia, salah
satunya adalah IKEA. Swedia adalah negara dengan ekonomi paling kompetitif
keempat di dunia, menurut Forum Ekonomi Dunia. IKEA juga berekspansi di
beberapa negara, salah satunya adalah China yang pada tahun 2019 memiliki GDP
sebesar $14.140 miliar atau tertinggi kedua di dunia.
b. Income per capita
Swedia merupakan negara maju yang memiliki Pendapatan Perkapita yang tinggi
yaitu sekitar US$51.300,-  Industri-industri yang menjadi tulang punggung
perekonomian Swedia diantaranya adalah Industri Besi dan Baja, Peralatan Presisi
(radio, telepon dan persenjataan), produk kertas, pengolahan makanan dan
kendaraan bermotor. IKEA, Electrolux, SKF, Volvo dan Ericsson merupakan
merek-merek terkenal yang berasal dari Swedia. Semakin tinggi PNB suatu
negara berarti semakin maju ekonominya.
c. Biaya Tenaga Kerja per Unit
Biaya tenaga kerja per unit adalah total biaya tenaga kerja langsung dibagi dengan
unit yang diproduksi. Negara-negara dengan biaya tenaga kerja per unit yang
meningkat secara lambat menarik perhatian perusahaan karena dua alasan.
Pertama, negara-negara tersebut merupakan prospek investasi bagi perusahaan
yang berusaha menurunkan biaya produksi. Kedua, negara-negara tersebut
mungkin menjadi sumber persaingan baru di pasar dunia bila banyak perusahaan
dalam industry yang sama telah berlokasi disana. IKEA berusaha untuk mengelola
efisiensi biaya ini, contohnya dengan membuat unit produksi di China, yang biaya
tenaga kerjanya tidak tinggi.
d. Currency
Salah satu faktor ekonomi yang cukup berpengaruh adalah nilai tukar mata uang.
Hal ini akan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang mengimpor bahan
baku dari luar negeri. Jika nilai tukar dalam negeri menurun maka biaya utuk
mendatangkan bahan baku akan jauh lebih besar. IKEA menutup pabriknya di
Amerika dan memindahkannya ke Eropa di mana perusahaan mengatakan biaya di
Eropa lebih minim. Kebijakan tarif pemerintah Amerika berdampak pada biaya
produksi IKEA apalagi IKEA juga mengimpor bahan baku dalam jumlah besar.
e. Underground Economy
Underground economy atau disebut juga ekonomi hitam, yaitu produksi legal
yang tidak diumumkan. Pada umumnya semakin tinngi tingkat pajak dan birokrasi
pemerintah, semakin tinggi pula ekonomi bawah tanahnya. Di Swedia, tempat
kantor pusat IKEA berada, kebijakan pemerintah untuk mengatasi ekonomi bawah
tanah ini adalah dengan cara mengurangi biaya dan merampingkan prosedur
administratif dengan mengikuti “once-only principal”. Jadi, warga hanya perlu
mendaftarkan keberadaan mereka sekali saja dikantor pajak (skatterverket).
f. Distribusi Pendapatan
Menurut World Development Indicators, secara umum:
1. Pendapatan di negara-negara kaya didistribusikan secara lebih merata,
meskipun ada variasi penting antara negara maju dan berkembang.
2. Perbandingan dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa proses distribusi
ulang pendapatan sangat lambat, sehingga data yang lama masih berguna.
3. Perbandingan yang sama mengindikasikan bahwa tidak meratanya
pendapatan akan meningkat pada awal perkembangan, dengan
kecenderungan yang sebaliknya pada tahap selanjutnya.
Di Swedia, distribusi pendapatannya terbilang merata dengan koefisien gini
terendah ketiga di antara negara-negara maju. Di Korea Selatan, di mana IKEA
mendirikan gerai terbesarnya di Asia, memiliki rasio gini 0.313 yang mana masih
tergolong rendah, sehingga tidak mengganggu potensi pasar IKEA.
g. Konsumsi Masyarakat
Satu hal yang menjadi perhatian para pemasar adalah cara konsumen
mengalokasikan pendapatan bersihnya. Rumah tangga di negara maju, konsumsi
barang tahan lama lebih tinggi dibandingkan di negara berkembang. Oleh karena
itu, IKEA lebih banyak menempatkan gerainya di negara-negara maju seperti
Qatar yang memiliki peringkat paritas daya beli kedua, singapura, dengan
peringkat paritas daya beli ke tujuh, dan jepang dengan peringkat paritas daya beli
ke 23 menurut ICP PBB.
D. Dimensi-dimensi Sosioekonomi
a. Populasi Total
Populasi total, adalah indicator paling umum untuk mengukur pasar yang
potensial. Hukum yang umumnya berlaku, menunjukkan bahwa semakin tinggi
total populasi, semakin tinggi potensi pasar bagi bisnis. Namun bagi IKEA, yang
merupakan sebuha perusahaan retailer furniture, hukum ini tidak sepenuhnya
berlaku mengingat produk yang dijual bukan merupakan produk yang berharga
jual rendah. Gerai-gerai IKEA di negara maju, seperti Norwegia, Swiss, dan
Jepang, meskipun tidak memiliki total populasi yang begitu tinggi, potensi
pasarnya tidak tergolong rendah bagi IKEA.
Sedangkan untuk negara-negara tempat unit produksi IKEA, ada yang
memiliki populasi total yang tinggi seperti China dan Rusia, yang mana hal ini
memberikan keuntungan bagi IKEA dengan ketersediaan tenaga kerja yang tinggi.
Namun perlu diingat bahwa hal ini populasi total yang tinggi ini juga memiliki
berbagai kemungkinan yang tidak menguntungkan seperti potensi konflik politik
dan tuntutan masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja yang mungkin tidak
memadai.
b. Penyebaran Usia
Pemasar perlu mengidentifikasi segmen penduduk yang paling mungkin membeli
produk mereka. Usia merupakan faktor penentu penting ukuran pasar, tetapi
penyebaran kelompok usia di dalam populasi sangat bervariasi. IKEA, dengan
berbagai produk yang ditawarkan, memiliki segmen pasar dengan konsumen
berusia di atas 20 tahun. Untuk itu, IKEA memilih untuk banyak menempatkan
gerainya di negara-negara maju yang umumnya memiliki lebih banyak penduduk
dewasa, dan di kota-kota besar di negara-negara berkembang yang memiliki
segmen pasar yang dibutuhkan seperti di Indonesia, di Tangerang, jumlah
populasi persentase penduduk usia 20-34 tahun menempati posisi tertinggi.
c. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Aspek lain dari populasi yang perlu dipertimbangkan bisnis yang go international
adalah kepadatan penduduk dan persebaran penduduk. Daerah padat penduduk
akan membuat komunikasi dan distribusi produk menjadi lebih mudah dan murah.
Negara-negara tempat unit produksi dan gerai IKEA beroperasi rata-rata memiliki
tingkat kepadatan dan persebaran penduduk yang sedang menuju tinggi.
Contohnya Makau dengan 17.684 jiwa/Kilometer persegi, Korea Selatan dengan
492 jiwa/ kilometer persegi, dan Polandia dengan 124 jiwa/Kilometer persegi.
Fenomena penting lainnya adalah peristiwa urbanisasi. Urbanisasi ini terjadi
hampir di seluruh dunia terutama di negara berkembang. Contohnya di Indonesia
sendiri, tingkat urbanisasi mencapai x, yang mana hal ini juga bisa memudahkan
IKEA dalam pendistribusian produknya.

Anda mungkin juga menyukai