Anda di halaman 1dari 6

Perbedaaan Klinis & Radiologis Fraktur Collum Femur dan Dislokasi Panggul

Fraktur Dislokasi Dislokasi Dislokasi


Collum Anterior Posterior Sentral

Mekanisme  High energy trauma  Violent Injury yang  Dashboard Injury:  Gaya yang kuat pada
trauma (pada dewasa) memaksa panggul Gaya mengenai lutut trochanter major
 Low energy trauma untuk extensi abduksi yang membentur  Jatuh dari ketinggian
(pada lansia) external rotasi dashboard dan dengan bertumpu pada
 Cyclic loading stress  Pukulan langsung ke menghantarkan panggul
fracture (pada atlet) aspek posterior tekanan melalui femur
pinggul atau adanya ke panggul dalam
gaya yang diberikan keadaan fleksi
pada kaki abduksi
yang menggeser
pinggur anterior ke
luar dari asetabulum
 Posisi panggul
abduksi, external
rotaed dan fleksi
 Gaya dapat datang
dari arah sisi belakang
paha dan paha bagian
dalam

Klasifikasi  Lokasi anatomi  Pubic (superior) Thompson-epstein


 Subcapital  Obturator (inferior)  Tipe 1
 Transcervical  Epstein classification  Tipe 2
 Basiccervical  Tipe 3
 Garden  Tipe 4
 Tipe 1  Tipe 5
 Tipe 2 Tipe iliac
 Tipe 3 Tipe ishiatic
 Tipe 4
 Pauwel
 Tipe 1
 Tipe 2
 Tipe 3
Anamnesis  Sering terjadi pada  Evaluasi mekanisme  Evaluasi mekanisme  Evaluasi mekanisme
Usia sudah diatas 60 trauma biasanya adanya trauma biasanya adanya trauma biasanya adanya
tahun cedera yang hebat dan cedera yang hebat dan cedera yang hebat
 Tanyakan usia adanya abduksi dan adanya adduksi dan rotasi
menopause biasanya rotasi external kaki internal kaki
sering terjadi pada
tulang yang sangat
lemah dan adanya
kombinasi
osteoporosis, pikun,
dan postmenopause.
 Riwayat jatuh atau
tersandung benda
atau kehilangan
pijakan
 Pada pasien wanita
tanyakan riwayat
menstruasi. Amenore
sering dikaitkan
dengan penurunan
kadar estrogen
serum. Kurangnya
estrogen pelindung
menyebabkan
penurunan massa
tulang.
 Sulit untuk berdiri
atau berjalan karena
nyeri
 Beberapa hari setelah
adanya riwayat jatuh
adanya tampak pada
paha memar
Pemeriksaa  Look  Look  Look  Look
n Fisik tergantung pada  Kaki berada  Panggul fleksi, Terdapat luka lecet atau memar
derajat pergeseran dalam posisi adduksi, pada paha
dan kominusi fraktur. exorotasi, endorotasi kaki terletak pada posisi
abduksi, dan  Ekstremitas yg normal
Fraktur yang tidak sedikit fleksi terkena tampak  Feel
bergeser secara
 Kaki tidak memendek  Nyeri tekan (+)
klinis tidak
menunjukkan memendek  Feel  Move
deformitas.  tonjolan  Trochanter  ROM terbatas
anterior pada mayor dan
Sebaliknya, fraktur caput yang femoral head
yang kominutif dan mengalami teraba
bergeser dislokasi menonjol di
menunjukkan tampak jelas bagian gluteal
ekstremitas bawah di pubis  Nyeri tekan
memendek dan  Caput yang  Move
rotasi eksterna. menonjol  ROM terbatas
mudah diraba
Bila pasiennya lanjut
usia, penilaian  Feel
adanya dekubitus  Nyeri tekan
pada sakrum atau  Move
tumit.  ROM terbatas

 Feel
 Nyeri tekan
 Spasme otot
 Krepitasi
 Move
 ROM terbatas
Pemeriksaa  Rontgen  Rontgen  Rontgen Rontgen
n radiologis  Posisi yang disarankan  Posisi AP &  Posisi
 AP lateral  AP
traksi-rotasi internal  Dislokasi  Obliq (utk
AP pinggul adalah biasanya jelas mengetahui ukuran
yang terbaik untuk fragmen)
mendefinisikan tipe  caput femoris terlihat
fraktur keluar dari acetabulum
 cross-table lateral dan berada di atas
 full-length femur acetabulum
 Optional views  Segmen atap  caput femoriskanan
 pertimbangkan untuk acetabulum atau caput tampak bergeser ke medial
mendapatkan femoris dapat dan lantai acetabulum
pencitraan khusus ditemukan patah dan mengalami fraktur
pinggul yang tidak bergeser  Ilioischial line kanan dan
terluka untuk  caput femoris kiri iliopectineal line kanan
digunakan sebagai terlihat keluar dari tidak segaris.
template intraop acetabulum dan berada
di atas acetabulum
 Caput femoris kiri
terlihat lebih kecil
dibanding caput
femoris kanan

 CT Scan  caput femoris kiri


membantu dalam terlihat keluar dari
menentukan perpindahan acetabulum dan berada
dan derajat kominusi pada di atas acetabulum
beberapa pasien  Caput femoris kiri
terlihat lebih besar
 MRI dibanding yang kanan.
 membantu untuk
menyingkirkan occult  CT Scan
fracture untuk melihat fraktur
 tidak membantu dalam acetabulum atau setiap
menilai viabilitas kepala fragmen tulang
femoral setelah fraktur

 Bone scan
 membantu untuk
menyingkirkan
occult fracture
 tidak
membantu dalam
menilai viabilitas
kepala femoral
setelah fraktur
Tatalaksana  Non operative  Non operative  Non Operative  Non operative
Imobilisasi Dilakukan < 6 jam Dilakukan < 6 jam Continuous traction
Indikasi:  Close reduction  Close reduction
Fraktur nondisplaced  Stimpson  Operative
pada pasien yang masih  Operative  Bigellow ORIF
memenuhi pembatasan  Open  Allis
weight-bearing reduction  Waddel (Allis-
 Orif Bigelow
 Operative modification)
 Orif  Operative
 Cannulated screw  Open reduction
fixation
 Sliding hip screw
 Hemiarthroplasty
 Total hip
arthoplasty
komplikasi  Nekrosis avaskular  Nekrosis avaskular  Cedera N. Ischiadikus  Cedera N. Ischiadikus
 Non union  Post traumatic  Cedera pembuluh  Trombosis vena
 Osteoartritis arthritis darah ileofemoral
 Dislokasi yang tidak  Fraktur corpus femoris  Osteoartritis
tereduksi  Nekrosis avaskular  Nekrosis avaskular
 Fraktur acetabulum  Miositis osifikans
 Osteoartritis
 Dislokasi yang tidak
tereduksi

Anda mungkin juga menyukai