Anda di halaman 1dari 9

Makalah "PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI"

KATA PENGANTAR

    Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha  Esa,
karena atas  berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun  dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Promosi Kesehatan pada Bayi”
yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah “Promosi Kesehatan”.
    Sebagai makluk ciptaan Tuhan, penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar
dalam penyusunan makalah berikutnya akan lebih baik.
    Besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa kebidanan  pada
khususnya.

    Palu,  April  2011

    Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul        i


Kata Pengantar        1
Daftar Isi        2
BAB I PENDAHULUAN        3
A.    Latar Belakang        3
B.    Tujuan         3
BAB II PEMBAHASAN        4
A.    Pengertian Promosi kesehatan         4
B.    Pengertian Bayi         4
C.    Promosi kesehatan Pada Bayi         4
BAB III PENUTUP        12
A.     Kesimpulan         12
B.    Saran         12
DAFTAR PUSTAKA        13


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun
terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya
genap 1 tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari
Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan survei
lainnya, yaitu Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir
(neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya
angka kematian bayi (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000
kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari
pascakelahirannya. Parahnya, dalam rentang 2002-2007 (data terakhir),
angka neonatus tidak pernah mengalami penurunan.
Selaras dengan target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs),
Depkes telah mematok target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36
meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup
pada 2015.
Untuk itu diperlukan upaya dari semua pihak baik pemerintah, tenaga
kesehatan terutama Bidan dalam berbagai aspek asuhan, serta promosi
kesehatan guna pemberdayaan masyarakat yang peduli akan kesehatan
individu dan keluarga. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas pada Bab II
Pembahasan.

B.    TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Promosi Kesehatan” juga agar dapat mengetahui tentang apa saja Promosi
Kesehatan pada Bayi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku di
bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau
hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan
kualitas kesehatan.
Promosi kesehatan meliputi pendidikan atau penyuluhan kesehatan, ini
merupakan bagian penting dari promkes. Promosi kesehatan juga berarti
upaya yang bersifat primotif (peningkatan), kuratif (pengobatan), dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang
komprehensif.

B.    PENGERTIAN BAYI


Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan
menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.

C.    PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI


Beberapa promosi kesehatan yang dilakukan dalam menangani bayi baru
lahir yaitu sebagai berikut :

1.    Pencegahan Infeksi


Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan pencegahan
infeksi pada bayi adalah sebagai berikut : 
1)  Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
2) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
3) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya
dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
4)  Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air bersih, hangat dan
sabun setiap hari.
5) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan
orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.

2.    Dalam Pemberian ASI


Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI
dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. 
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
-   Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
-  Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri. 
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
-  Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa
jam pertama. 
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini
merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit
langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan.
Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi.
Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit
30 menit setelah lahir
-  Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup
kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.
Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci
tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan
minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim,
minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
-   Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah
penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran
ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan
rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin
yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI
tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
o      Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan
lelah atau nyeri.
o      Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk
memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi
tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan
dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
o      Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini
juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara
payudara ibu.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui
sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar
5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui
yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
-    Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai
dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup
bulan juga.
-    Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung
puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini
disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh
berbeda. 
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat
gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan
bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama
dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses
laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi
maupun medis.
-      Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap
saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi
menyusu maka ASI segera keluar.
-      Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui.
Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin
yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan
produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai
penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
-      Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau
proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya
sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan
stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan
perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara
eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
-      Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat
bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah,
dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
-      Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga,
tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu
penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang
dibutuhkan.
-      Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada
petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.

3.    Makanan tambahan


Saat bayi yang memasuki trisemester ke-2 (bulan ke-4 sampai ke-6), ASI
saja tidak cukup sehingga memerlukan makanan tambahan. Makanan
tersebut diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada
kecepatan yang sama seperti pada saat trisemester pertama (3 bulan
pertama). Dengan umur yang terus bertambah, kebutuhan gizi juga semakin
meningkat. Jika tidak diimbangi bisa menyebabkan kurang gizi dan berat
badan bayi tidak seimbang dengan umurnya.
Pada usia 4-6 bulan ini, bayi bisa mulai diberikan makanan lumat atau
setengah cair dengan bahan dasar ASI atau susu formula dan bahan
makanan pokok. Misalnya bubur saring atau buah pisang yang teksturnya
lembut. Pisang mudah diserap oleh tubuh, bahkan oleh bayi sehingga dapat
digolongkan sebagai jenis buah yang dapat diperkenalkan secara dini bagi
bayi. Selain itu, kandungan gizi dalam buah pisang sangat banyak, yakni
mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, dan lemak.
Pada usia 7 bulan, anak sudah bisa dikenalkan dengan buah-buahan yang
lebih bervariasi. Sari buah yang dapat diperkenalkan diantaranya sari buah
melon, semangka, pir, apel, avokad, dan pepaya. Tomat dan jeruk
sebaiknya tidak diberikan terlalu dini, karena kedua buah tersebut disinyalir
dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti iritasi lambung dan
diare.
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia inijuga dapat diperoleh dari
sayur-sayuran seperti bayam, wortel dan sari kacang hijau atau kacang
kedelai. Sementara itu, kalori dapat diperoleh dari sereal, tepung beras, dan
umbi-umbian. Namun, untuk bayi usia ini tidak dianjurkan diberi sayuran
yang masih segar. Hal itu karena enzim-enzim pencernakan bayi belum
berkembang sempurna, sehingga banyak zat-zat yang merugikan dalam
sayuran segar yang dapat menghambat penyerapan berbagai zat gizi.
Karena itu, untuk sayuran harus direbus dulu dan dilumatkan.

4.    Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan ataupun peroral
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu,
kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1.    Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
2.    Potensi anti gen yang disuntikan.
3.    Waktu antara pemberian imunisasi
Contoh imunisasi seperti :
o    Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
o    Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
o    Imunisasi campak
o    Hepatitis B
o    Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
o    Imunisasi tiphus abdominalis
o    Imunisasi varicella
o    Imunisasi hepatitis A
o    Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
o    Imunisasi polio
Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT,
Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.

5.    Perawatan tali pusat
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah : 
-Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik
melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu
pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih
tampak seperti luka.
 -Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk
menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
-Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam
keadaan kering.
-Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
-Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar
yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
-Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
-Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
-Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
-Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar,
segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al
lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi
sedikit betadine.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu; Promosi
kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Upaya promosi kesehatan merupakan
tanggung jawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata,
melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi
kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Beberapa peran bidan dalam promosi kesehatan pada bayi diantaranya :
1.    Beberapa cara pencegahan infeksi pada bayi
2.    Pemberian ASI Ekslusif 0-6 Bulan
3.    Pemberian Makanan Tambahan Bayi usia 7-12 Bulan
4.    Promosi Imunisasi
5.    Perawatan tali pusat

B.    SARAN
Perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan dalam praktek kebidanan
merupakan tanggungjawab kita bersama. Kesamaan pengertian, efektifitas
kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi,
kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah
sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi
kesehatan dalam praktek kebidanan secara nasional. Semuanya itu adalah
dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya
hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan
kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu,menurunkan angka kematian ibu & bayi, sehingga dapat
hidup sejahtera dan produktif.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/22446530/A-Pengertian-1-PROMOSI-
KESEHATAN dilihat tanggal 15 April 2011
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/10/22/promosi-kesehatan-
bidan-pada-bayi/dilihat tanggal 15 April 2011

http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/lingkup-promosi-
kesehatan-dan.html dilihat tanggal 15 April 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi dilihat tanggal 18 April 2011

http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=221&action=detail dilihat
tanggal 18 April 2011

Anda mungkin juga menyukai