Anda di halaman 1dari 38

Farmasi (bahasa inggris: pharmacy, bahasa

yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab
memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisionalseperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta
pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien(patient care) di
antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan
informasi obat.

Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis
biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas
obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai
sarana kesehatan. sumber disini

Dalam pendidikan tinggi, farmasi merupakan jurusan yang berkaitan dengan ilmu kedokteran
dan ilmu kimia. Bila ilmu kedokteran mungkin akan lebih memfokuskan diri dalam upaya
penanganan atau penyembuhan pasien secara langsung. Sedangkan pada jurusan farmasi
fokusnya lebih kepada obat-obatan yang dapat berguna dalam penyembuhan pasien.

Dalam ilmu farmasi, kita akan mempelajari berbagai hal mulai dari pembuatan obat, ramuan
tradisional, cara kerja obat di dalam tubuh, pelayanan obat kepada pasien, dan famasetika.
Termasuk juga belajar tentang cara menjelaskan atau memberikan informasi yang dapat diterima
dengan mudah oleh pasien mengenai tata cara konsumsi (pemakaian) obat yang benar, indikasi,
dan efek samping dari obat tersebut.

Gelar Amd.Far akan didapatkan oleh mereka yang lulus dari jurusan D3 farmasi. Sedangkan bagi
yang lulusan S1 farmasi maka akan memperoleh gelar S.Farm (Sarjana Farmasi), dan juga
biasanya akan ditambah gelar profesi Apoteker (Apt.) di belakang S.Farm. Dalam jurusan
farmasi sangat mengutamakan kemampuan analisis. Sebab, mereka yang lulus dari pendidikan
farmasi ini akan bekerja pada industri farmasi yang membuat mereka harus bersentuhan dengan
obat-obatan dan bahan kimia. Profesi seperti ini membutuhkan ketekunan ketelitian dan juga
kesabaran. Calon mahasiswa farmasi harus mempunyai karakter tersebut dalam diri mereka.
Mereka akan dihadapkan oleh banyak penelitian, hafalan, serta praktik kerja di industri farmasi
selama mereka menempuh pendidikan di jurusan farmasi.

Keunggulan jurusan farmasi :


 Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di
dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui zat
yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang farmasis dapat
lebih leluasa memilih obat yang sesuai.

 Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga
mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang
berkhasiat obat.

 Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai
macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit
sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan
sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada di
tangan seorang farmasis (apoteker).

 Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga
dapat memberikan efek terapi yang efektif.

 Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun
bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.

 
Obat Tradisional dan Tanaman Obat di Indonesia
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamudan
obat-obatan tradisional.Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiahlainnya
diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit.Ramuan-
ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat,
m e n c e g a h  penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri.Kemahiran meracik bahan-bahan
itudiwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke
generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang. Di berbagai daerah di tanah air, kita
menemukan berbagai kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Di
Bali,misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha putih, usadha tuju, dan usadha
seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalam cerita rakyat seperti cerita Sudamala,
dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil menyembuhkan mata pendeta ambapetra yang
buta.Demikian pula relie! cerita "ahakarmmawibhangga pada kaki
Candi Borobudur
, menggambarkanseorang anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang
tabib.Salah satu relie! lainnya, juga memperlihatkan kegiatan seorang tabib sedang meracik
obat.
Indonesia dan Obat Tradisional
Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamudan
obat-obatan tradisional.Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alamiahlainnya
diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit.Ramuan-
ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat,
m e n c e g a h  penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri.Kemahiran meracik bahan-bahan
itudiwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu generasi ke
generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang.D i b e r b a g a i d a e r a h d i t a n a h
a i r , k i t a m e n e m u k a n b e r b a g a i k i t a b y a n g b e r i s i t a t a c a r a  pengobatan
dan jenis-jenis obat tradisional. Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa,usadha putih,
usadha tuju, dan usadha seri yang berisi berbagai jenis obat tradisional. Dalamc e r i t a
rakyat seperti cerita Sudamala, dikisahkan bagaimana
Sudamala berhasilmenyembuhkan mata pendeta ambapetra
y a n g b u t a . D e m i k i a n p u l a r e l i e ! c e r i t a "ahakarmmawibhangga pada kaki
Candi Borobudur
, menggambarkan seorang anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang tabib.Salah
satu relie! lainnya, juga memperlihatkankegiatan seorang tabib sedang meracik obat. Demikian
pula dalam tradisi "elayu, ditemukan naskah-naskah yang menyajikan resep obat-obatan.
#askah-naskah itu, antara lain memuat berbagai jamusawan, jamu sorong, jamu untuk
ibu hamil dan melahirkan, obat sakit mata,obat sakit pinggang, hingga obat penambahn a ! s u
makan. $eralihan dari zaman %indu-Budha ke zaman &slam, telah
m e m p e r k a y a khazanah tradisi pengobatan dalam masyarakat kita. Berbagai buku
kedokteran &slam yangd i t u l i s d a l a m b a h a s a ' r a b d a n $ e r s i a , t e l a h
d i t e r j e m a h k a n b a i k k e d a l a m b a h a s a ( a w a maupun bahasa "elayu.Semua ini
berlangsung tanpa terputus, sampai bangsa kita mengenalilmu kedokteran dari )ropa pada zaman
penjajahan.Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan
tradisional tetap menjadisalah satu pilihan bagi masyarakat kita. idak hanya
masyarakat di pedesaan, masyarakat di  perkotaan pun mulai mengkonsumsi obat-obatan
tradisional ini.Diberbagai pelosok tanah air,

Khasiat Dan manfaat Kunyit

Kunyit / Kunir ( Curcuma domestica Val ) sudah digunakan sejak dahulu kala sebagai rempah
untuk penyedap masakan, tanaman ini juga dapat digunakan sebagai proses
pembuatan minyak kelapa secara basah, selain warna minyak menjadi menarik , kunyit juga
dapat mengawetkan minyak kelapa.
Mekanisme pengawetan ini terjadi karena minyak asiri yang terdapat pada kunyit dapat mengikat
air melalui pemecahan ikatan ester jika konsentrasi kunyit lebih dari 4%.

Sifat antioksidan yang terdapat pada kunyit sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Masyarakat
sudah mengenal akan kelebihan dari tanaman Rempah Kunyit ini , kunyit juga dapat
menyembuhkan seperti Pilek, Demam, Rematik, Diare, Disentri, Panas dalam, Sariawan. dll

Selain digunakan untuk mengobati penyakit, kunyit juga dapat digunakan untuk kecantikan,
rempah kunyit di manfaatkan sebagai kecantikan kulit , menghaluskan kulit. Kandungan kimia
yang terdapat di dalam kunyit adalah kandungan minyak asiri kunyit sekitar 3-5%.Minyak asiri
kunyit ini terdiri senyawad-alfa-pelandren(1%), d-sabinen(0,6%), cineol(1%), borneol(0,5%),
zingiberen(25%), tirmeron(58%), seskuiterpen alcohol(5,8%), alfa-atlanton, dan gamma-
atlanton.

Komponen zat warna / pigemin pada kunyit yang utama adalah kurkumin , yakni sebanyak 2,5-
6%, selain itu kunyit juga mengandung zat warna lain seperti monodesmetoksikurkumin dan
biodesmetoksikurkumin. Pigmen kurkumin inilah yang member warna kuning oranye pada
rimpang.

Tanaman Kunyit sangat banyak mengandung manfaat, Tanaman ini dapat tumbuh dengan sangat
baik di daerah yang memiliki intensitas cahaya tinggi / sedang.

Toba (Tanaman Obat Keluarga)

unyit adalah tanaman toba, selain bermanfaat sebagi tanaman obat herbal, juga sangat
bermanfaat sebagai bumbu penyedap masakan, tanaman ini banyak di ditanam di pekarangan
rumah / taman pada rumah, namun tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air, dan
kelembapan sangat diutamakan untuk kesempurnaan tanaman ini.

Kunyit termasuk dari jenis kelompok jahe, zingiberaceae, kunyit merupakan jenis tanaman asli
wilayah Asia tenggara, dan kemudian mengalami penyebaran keberbagai daerah seperti
Indonesia, Malaysia, Australia dan bahkan sampai ke Afrika.

PT Jamu Borobudur Herbal Telah memproduksi Ekstrak Kunyit Dari Rempah Rimpang Yang
Berfungsi Sebagai Pengobatan Herbal yang membantu menjawab keluhan penyakit anda dengan
memanfaatkan kelebihan dari Rempah kunyit. Kunirin ekstrak dari kunyit Terbuat dari Rempah
kunyit yang berfungsi sebagai Menjaga Pencernaan , Menurunkan Kolesterol, Mengobati
Radang Persendian.

Kelebihan KUNIRIN

1. Efek samping relatif kecil


2. Tidak mengandung bahan kimia obat (BKO).
3. Mengandung ekstrak dengan konsentrat tinggi. (1 kapsul mengandung ekstrak yang
setara dengan 5500 mg rempah kering.
4. Diproses dengan mesin ekstraksi tekhnologi Jerman yang berstandar internasional.
5. Proses produksi higienis dan dibawah pengawasan mutu yang ketat.
6. Sertifikat ISO 9001 dan GMP (CPOTB).

Lambung adalah salah satu bagian dari alat pencernaan, merupakan organ berotot yang berongga
dan mempunyai dua lubang, yatu satu lubang berupa pintu masuk dari esofagus dan satu lagi
merupakan pintu keluar menuju usus kecil.

Fungsi lambung antara lain yaitu untuk menyimpan makanan untuk sementara, mencampur dan
membantu mencerna makanan dengan bantuan sekresi-sekresi lambung dan asam hidroklorida,
dan mengkontraksi makanan ke dalam usus kecil.

faktor-faktor penyebab gangguan pencernaan

 Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam, minuman
beralkohol.
 obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid.
 adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.
 Adanya asam lambung yang berlebihan.
 Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan .
 Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih
kimiawi, dan lain-lain.
 Infeksi bakteri

CARA PENCEGAHAN :

 Konsumsi makanan yang lunak/lembut.


 Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti pedas, asam, alkohol, kafein, rokok,
dan aspirin.
 jangan terlambat makan atau makan berlebihan.
 Usahakan buang air besar secara teratur.

KANDUNGAN ZAT AKTIF KUNIRIN

Minyak atsiri (d-alfa-pelandren, d-sabinen, cineol, borneol, zingiberen, turmeron, seskuiterpen


alkohol, alfa-atlanton, gamma-atlanton), amylum, zat pahit, resin, selulosa, curcuminoid , caffeic
acid , protochatechuic acid, dan ukanon A, B, C, D.

MEKANISME KERJA

1. Mengandung minyak atsiri dan curcuminoid, yang bekerja memperbaiki sistem


pencernaan.
2. Caffeic acid dapat merangsang semangat, sebagai penyegar, mengurangi rasa lelah dan
antiradang.
3. Protochatechuic acid dan ukanon A, B, C dan D dapat merangsang daya tahan tubuh,
stamina dan kekebalan tubuh.

HASIL PENELITIAN :

1. Oei Ban Lung, Darya Varia, 1986, Komponen utama turmeron dan ar-turmeron
mempunyai daya antiinflamasi yang tinggi.
2. Thamlikitkul V, J. Med Assoc Thai, 1989, Lebih dari 50% dari pasien yang mengalami
gangguan lambung mendapatkan hasil yang memuaskan menggunakan ekstrak Kunir.

REFERENSI

1. Anonim, 2000, Acuan Sediaan Herbal, Edisi pertama, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, halaman 19-21.

2. Julia Lawless, 1997, The Illustrated Encyclopedia Of Essential Oils, Element Books Limited.

3. Penelope Ody, 2000, The Complete Guide Medicinal Herbal, Dorling Kinderley.

4. Deni Bown, 2001, New Encyclopedia of Herbs & Their Uses, Dorling Kinderley.

5. Blumenthal, 2000, Herbal Medicine, American Botanical Council.

6. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natura...

7. http://www.curcuminoids.com/research03.htm

Comments
No posts found

New post

Stay Connected

Enter e-mail address

Follow Us

  
  

PT. Jamu Borobudur


Head Office

Jl. Madukoro Blok A/26 Semarang

 +62-24-7606888
 order@borobudurherbal.com
 LINE : Borobudurherbal

 0812 7050 3000

Borobudur Herbal

 Mengenai Kami
 Persyaratan & Ketentuan
 Promo
 Sertifikasi
 Peta Situs

Petunjuk Berbelanja

 Cara Menjadi Member


 Cara Berbelanja
 Pembayaran
 Konfirmasi Pembayaran
 Bank Account Borobudur Herbal
Kandungan Temulawak Dapat Menjaga Kesehatan Hati

Tanaman ber ubi / ber rimpang memang sudah sejak dahulu kala terkenal dan dikenal sebagai
obat tradisional dan bisa digunakan sebagai jamu tradisional, kandungan yang terdapat sangat
bermacam – macam, pengolahan / penanaman tanaman herbal ini sangat banyak dijumpai di
daerah jawa tengah dan barat, bahkan jawa timur, di daerah jawa tanaman ini sangat melekat
dengan kehidupan warga yang masih tinggal di pedesaan / tempat – tempat yang masih banyak
terdapat lahan kosong, tanaman yang mudah tumbuh dengan baik ditanah jawa, merupakan
respon positif untuk warga karena dapat dimanfaatkan sebagai penghasilan sampingan yang akan
dijual hasil buminya atau bahkan dimanfaatkan sebagai kebutuhannya sendiri.

Namun deretan tanaman yang di manfaatkan sebagai obat bukan merupakan keluarga dari
tanaman yang berubi seperti kentang, ubi jalar, ubi ketela, tanaman ini memang sering digunakan
sebagai pengganti bahan pokok makanan selain nasi, namun di jaman modern sekarang tanaman
ubi tersebut juga dimanfaatkan sebagai terapi kosmetik dll, namun ubi yang dapat digunakan
sebagai obat dan sering digunakan sebagai jamu adalah keluarga dari suku zingiberaceae .

Temulawak adalah salah satu anggota dari deretan keluarga suku zingiberaceae rempah satu ini
memang sudah sejak dahulu digunakan sebagai obat tradisional, salah satu rempah yang
dimanfaatkan sebagai obat adalah kandungan dari rimpang temulawak,kandungan dari Rimpang
temulawak diantaranya memiliki efek farmakologis sebagai pelindung terhadap hati
(hepatoprotektor), meningkatkan nafsu makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), dan mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan disentri
(Wijayakusuma, 2007).

Temulawak dan kunyit merupakan tanaman yang sama-sama tergolong dalam suku
zingiberaceae. Kedua tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang diketahui
mempunyai keaktifan fisologi diantaranya kurkuminoid dan minyak atsiri (Ban,1985).

Kebanyakan keluarga suku zingiberaceae mempunyai kandungan minyak atsiri , temulawak


sangat popular dan sangat dikenal sejak dahulu karena rasa pahitnya yang luarbiasa, pada jamu
gendong juga menyajikan jamu temulawak, konon kata “si mbok” ( jamu gendong ) jamu
temulawak bisa menambah nafsu makan karena rasa pahitnya yang luar biasa, jamu ini
dikolaborasi dengan jamu beras kencur , karena di beras kencur rasanya sedikit manis dan baik
digunakan setelah jamu pahitan di minum.
Lalu sebenarnya jamu gendong menggunakan temulawak karena turun temurun selalu digunakan
apa mengetahui secara ilmiah ?? yang jelas memang benar sejak dahulu kala temulawak
digunakan sebagai jamu gendong, dan khasiatnya pun tidak perlu diragukan lagi,

Masyarakat yang tidak mengkonsumsi jamu gendong / jamu tradisional mereka juga sangat
memahai betul akan manfaat temulawak yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh,
kandungan dari rasa pahitnya dipercayai sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit dalam
tubuh, ada pula masyarakat yang tidak mengetahui secara detail tentang kandungan dari
temulawak dan mereka juga tidak mengkonsumsi jamu tradisional namun mereka mengetahui
betul akan manfaat temulawak mereka mempercayai bahwa kandungan dari temulawak sangat
bermanfaat bagi tubuh, karena sejak dahulu khasiat dan manfaat temulawak sudah menjadi turun
temurun yang dikenalkan kepada nenek moyang kita akan manfaat temulawak tersebut.

Di Indonesia bagian tanaman temulawak yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk
dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan
1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi.
Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan,
anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.

Secara ilmiah temulawak mempunyai senyawa yang dimiliki dari keluarga suku zingiberaceae
hal itu membuktikan bahwa temulawak bisa digunakan sebagai obat herbal yang bisa
menyembuhkan penyakit. Temuireng mengandung zat aktif seperti minyak atsiri, tanin,
kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, a, ß, g-
elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin, bisdemethyoxykurkumin (Yasni, 1993).

Banyak pula masyarakat yang mengetahui akan hasil jadi temulawak sebagai jamu / bahkan
sebagai rempah saja namun belum mengetahui tanaman tersebut, temulawak adalah tanaman
rumpun seperti kencur dan lainnya Temulawak berbatang semu. Di daerah Jawa Barat
temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak.
Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia.
Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, Indo-Cina, Bardabos,
India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa Negara Eropa.

Penelitian tentang rimpang temulawak juga berlanjut, sejak dahulu masyarakat mempercayai
temulawak dapat membasmi kecacingan , hal ini terbukti menurut (Widowati, 2007) Rimpang
temu lawak dan temu ireng mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang dapat digunakan
untuk membasmi cacing dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Penelitian tersebut semakin kuat karena banyak penelitian yang membenarkan hal tersebut,
Minyak atsiri mempunyai bau yang khas dan curcumin memberi sifat pada temulawak dan
temuireng sehingga dapat menyembuhkan penyakit. Perasan airnya digunakan untuk membasmi
cacing pita dan cacing kremi pada manusia dan ternak. Kedua zat tersebut mengantagonis
asetilkolin dan menekan kontraksi otot polos sehingga menekan pertumbuhan cacing
(Rismunandar, 2004).
Efek kandungan temulawak juga berguna bagi organ tubuh lainnya , Ekstrak temulawak
mengandung kurkumin yang berfungsi sebagai anti peradangan, antioksidan, antibakteri,
imunostimulan, sebagai kolagogum, hipolipidemik, hepatoprotektor yang akan meningkatkan
fungsi hati, dan sebagai tonikum/penyegar, sehingga laju metabolisme akan meningkat
(Anonymous, 2005).

REFERENSI

1. Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding
Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
2. Anonymous. 1998. Pucat Karena Cacing, Temu Giring Obatnya. Suara Indonesia. Surabaya.
3. Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
4. Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 411 Hal.
5. Rismunandar. 2004. Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Penerbit Sinar Baru. Bandung
6. Yasni, Sedarnawati; Yoshiie, Kiyotaka; Oda, Hiroshi; Sugano, Michihiro; Imaizumi, Katsumi. 1993.
Dietary Curcuma xanthorrhiza Roxb. Increased mitogenic responses of splenic lymphocytes in
rats, and alters population of the lymphocytes in mice. J Nutr Sci Vitaminol 39: 345-354.
7. Widowati, Lucie. 2007. Pemanfaatan Tanaman Obat. Puslitbang Farmasi. Depkes RI. Jakarta.

Produk Borobudur Herbal yang mengandung ekstrak temulawak :

Produk Borobudur Herbal TEMULAWAK dan TULAK

Comments

Manfaat Dan Khasiat Kumis Kucing

Manfaat Dan Khasiat Kumis Kucing

Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Merupakan jenis tumbuhan yang biasanya
dimanfaatkan sebagai tanaman hias oleh sebagian orang yang mencintai tanaman hias,Tanaman
ini memiliki daun berbentuk telur taji dengan tepi bergerigi kasar. Bunganya mengeluarkan
benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Benang sarinya berukuran lebih panjang
daripada tabung bunganya, dan bisa melebihi bibir bunga. Tanaman yang berasal Afrika tropis
dan kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia ini tumbuh di tempat-tempat yang kering
maupun basah sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Namun siapa sangka dibalik
kecantikannya itu, kumis kucing juga mempunyai khasiat yang bagus terutama untuk kesehatan.
Secara kimia kumis kucing banyak mengandung glikosida orthosiphonin yaitu suatu zat yang
berfungsi untuk melarutkan asam urat dan fosfor didalam tubuh kita, dikandung kemih dan
empedu, serta masih banyak lagi kandungan dan manfaat yang lainnya dari kumis kucing.

Sifat dan Khasiat


Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh
kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran
kencing.

kandungan Kimia
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam
kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing,
sinensetin berkhasiat antibakteri.

Bagian yang Digunakan


Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan.

Indikasi
Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan:

1. Infeksi ginjal akut dan kronis


2. Infeksi kandung kencing (sistitis)
3. Kencing batu
4. Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema)
5. Kencing manis (diabetes mellitus)
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
7. Rematik gout

Produk Herbal dari Extrak Kumis Kucing = Java Tea

Comments
PENGAWET
MAKANAN
Beberapa zat pengawet yang sering ditambahkan pada produk makanan antara lain.
Isi
1. Kalsium benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun),
spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan
makanan atau minuman yang diberi kalsium benzoat dapat memberikan kesan aroma
fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan
minuman ringan, minuman anggur, sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa memicu
terjadinya serangan asma pada penderita asma, serta mereka yang peka terhadap aspirin.
2. Sulfur dioksida
Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup
dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko
menyebabkan perlukaan pada lambung, mempercepat serangan asma, memicu alergi,
serta menyebabkan kanker.
3. Kalsium asetat
Bahan pengawet ini biasanya ditambahkan pada makanan yang asam. Kalium asetat tidak
aman karena bisa menyebabkan rusaknya ginjal.
4. Asam sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, dan produk minuman kerap
ditambahi asam sorbat. Meski aman dalam konsentrasi tinggi, bahan pengawet ini bisa
membuat perlukaan di kulit.

SUMBER : Nova tanggal 13-19 November 2006

aaaaaaaaa

Persediaan Obat di Rumah dan Saat Bepergian


16 Desember 2017 hisfarsidiy 0 Komentar liburan, obat di rumah, obat saat bepergian, p3k, traveling

PERSEDIAAN OBAT DI RUMAH DAN SAAT BEPERGIAN

Apoteker RS Islam Hidayatullah Yogyakarta

  

OBAT-OBAT YANG PERLU DIBAWA SAAT BEPERGIAN/LIBURAN

Obat yang perlu dibawa saat bepergian menjadi penolong seorang pelancong yang tidak sengaja
mengalami kecelakaan atau tiba-tiba jatuh sakit. Tidak selamanya pelancong  menemukan hal-
hal yang menyenangkan saat menikmati liburan. Tidak jarang ketika sedang semangatnya
berlibur atau bepergian tiba-tiba dilanda sakit atau mengalami kecelakaan yang menyebabkan
cedera. Oleh sebab itu mempersiapkan obat-obatan atau alat kesehatan juga sangat penting untuk
kelancaran perjalanan liburan. Selain itu bagi pasien yang sedang menggunakan obat khusus
serta memiliki riwayat penyakit atau alergi tertentu dianjurkan ntuk membawa resep atau catatan
penting dari dokter. Berikut adalah daftar jenis obat apa saja yang perlu dibawa saat bepergian.

1. Obat-obat dari resep dokter

Obat ini harus dibawa bagi pasien yang memang punya obat rutin dari dokter. Selain untuk
diminum rutin, obat-obat tersebut juga sangat bermanfaat sekali sebagai informasi bagi dokter,
apoteker atau tenaga kesehatan lainnya untuk mengetahui obat apa yang rutin dikonsumsi apabila
pasien butuh penanganan di rumah sakit.

2. Anti diare

Salah satu faktor mengapa obat antidiare penting untuk selalu dibawa bepergian adalah karena
makanan yang dikonsumsi di daerah yang baru didatangi belum tentu cocok dengan sistem
penceranaan. Makanan yang terlalu pedas atau asam biasanya dapat memicu terjadinya diare.

Contoh: Diapet®, Loperamide (Lodia®, Imodium®). Laksansia

3. Anti-motion sickness

Obat ini wajib dibawa khususnya bagi pelancong yang memiliki riwayat mabuk ketika
perjalanan baik itu mabuk darat, laut atau udara.

Contoh: Antimo®.

4. Anti alergi

Obat ini perlu dibawa sebagai penanggulangan pertama saat mengalami alergi, baik alergi akibat
makanan maupun debu dan udara. Efek samping yang sering muncul adalah mengantuk. Untuk
itu tidak disarankan mengkonsumsi obat ini apabila akan mengendarai kendaraan.

Contoh: CTM, cetirizine.

5. Obat flu dan batuk.

Perubahan cuaca dapat memicu terjadinya flu dan batuk, apalagi saat kondisi tubuh sedang tidak
fit.

Obat ini wajib dibawa bagi pelancong yang memiliki riwayat penyakit maag.

7. Obat nyeri atau penurunan panas.

Contoh: parasetamol, ibuprofen.

 
OBAT-OBATAN YANG WAJIB ADA DI RUMAH

Kesehatan keluarga adalah nomor satu, oleh karena itu kita tidak boleh meremehkan obat-obatan
dan alat medis yang seharusnya ada di rumah. Bukan hanya apotik yang harus memiliki obat-
obatan dan alat medis dan bukan hanya orang yang memiliki latar belakang di kesehatan saja
yang harus memiliki itu semua, tetapi di tiap-tiap rumah wajib memiliki alat-alat medis dan obat-
obatan untuk pengobatan penyakit dan kecelakaan ringan.

Memiliki alat medis dan obat-obatan di rumah bertujuan agar dapat digunakan pada saat darurat.
Karena anda tidak tau kapan terjadi sakit atau kecelakaan membutuhkan alat dan obat-obatan
tersebut, oleh karena itu akan lebih baik apabila sudah dipersiapkan di rumah. Macam obat-
obatan yang perlu disediakan di rumah :

1. Antipiretik

Obat ini merupakan obat penurun panas. Umumnya obat yang sering digunakan adalah
paracetamol. Adapun tujuan dari pemberian obat ini adalah untuk menurunkan panas atau
demam agar penderita lebih nyaman beristirahat dan juga dapat berfungsi untuk menurunkan
resiko kejang/step pada balita akibat demam.

2. Oralit

Bisa juga disebut rehidrasi oral. Oralit merupakan cairan untuk mengatasi dehidrasi pada saat
terkena diare, dengan komposisi campuran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat,
dan natrium bikarbonat. Oralit tersedia dalam bentuk larutan dan serbuk untuk dilarutkan. Oralit
juga dapat dibuat dengan sederhana yaitu dengan melarutkan dua sendok teh gula dan setengah
sendok teh garam dapur ke dalam satu gelas air matang.

3. Karbon aktif

Pada kasus keracunan, makanan karbon aktif dapat di berikan karena karbon aktif bersifat
menyerap racun.

4. Antasida

Obat ini merupakan obat yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung yang diproduksi
berlebihan pada lambung. Obat ini tersedia dalam 2 macam bentuk sediaan yaitu larutan dan
tablet kunyah.

5. Obat anti nyeri

Obat anti nyeri ini biasanya di gunakan pada saat sakit kepala, pegal-pegal, keseleo, dan nyeri
haid. Obat yang umumnya di gunakan yaitu asam mefenamat, paracetamol dan natrium
diklofenak.

6. Obat Flu
Kombinasi untuk mengobati sakit flu yaitu paracetamol, pseudoefedrine, CTM,
dextrometrophane, penilpropanolamin, glyceril guanikolat. Kombinasi dari beberapa obat tadi
dapat meredakan gejala flu, hidung tersumbat dan batuk. Ada banyak merk obat flu di pasaran
dalam bentuk kapsul, tablet, dan juga sirup yang bisa digunakan.

7. Antihistamin

Obat ini wajib tersedia di rumah khususnya keluarga yang anggotanya memiliki riwayat alergi.
Semakin cepat penangan dengan meminum obat ini semakin cepat pula gejala alergi menghilang.
Ada beberapa contoh Antihistamin yaitu CTM, dexchlorpheniramine, loratadine, dan cetirizine.

8. Vitamin / Suplemen

Kebiasaan pola makan yang tidak seimbang mengakibatkan mikroelemen penting dalam tubuh
seperti vitamin (vitamin B, vitamin C) dan mineral (zat besi, zinc, kalsium)  berkurang. Dengan
mengkonsumsi vitamin /suplemen anda dapat memenuhi kebutuhan zat-zat tersebut apabila pola
makan anda kurang seimbang.

9. Tetes mata

Hampir setiap hari orang keluar rumah sehingga tidak menutup kemungkinan mengalami iritasi
mata karena terkena debu maupun asap kendaraan. Oleh sebab itu wajib sediakan obat tetes mata
di rumah. Obat tetes mata yang banyak dijual di pasaran biasanya hanya untuk mengobati iritasi
pada mata. Oleh sebab itu harus dapat membedakan mata merah karena iritasi dengan mata
merah karena infeksi. Obat infeksi pada mata lebih keras dah harus dengan resep dokter.

Sumber:

http://www.dewisehat.top/2016/05/10-alat-medis-dan-9-daftar-obat-obatan.html

https://wwwnc.cdc.gov/travel/page/pack-smart

http://www.who.int/ith/precautions/medical_kit/en/

https://www.webmd.com/a-to-z-guides/features/packing-for-healthy-vacation#1

https://travel.gc.ca/travelling/health-safety/kit

bbbbbbbbbbbbbb
APOTEKER DI IGD

PENDAHULUAN

Berdasarkan laporan terdapat 114 juta pasien gawat darurat yang masuk ke rumah sakit di
seluruh dunia setiap tahunnya.  Hal tersebut mengakibatkan pelayanan gawat darurat sangat
crowded karena tingginya pasien dengan status asuransi yang belum jelas, peningkatan volume
pasien, peningkatan kompleksitas pasien, dan seringnya rumah sakit kekurangan tempat tidur
rawat inap yang diperlukan pasien setelah menerima pelayanan gawat darurat. Kombinasi dari
banyaknya faktor yang mempengaruhi pelayanan gawat darurat beresiko pada timbulnya
medication error dan sedikitnya kesalahan yang mungkin dapat dicegah.

Institute of Medicine (IOM) memperkirakan bahwa sebanyak 98.000 orang meninggal setiap
tahun akibat medication error dan adverse drugs events terjadi pada 3,7% pasien rawat inap.
Hafner dkk melaporkan adverse drugs events dengan frekuensi yang mirip pada pasien gawat
darurat. Chin dkk melaporkan bahwa 3,6% pasien menerima obat yang tidak tepat pada
pelayanan gawat darurat dan 5,6% obat diresepkan secara tidak tepat saat pasien keluar dari
gawat darurat.

Instalasi Gawat Darurat sebagai unit yang memberikan pelayanan gawat darurat merupakan
bagian yang kompleks,  yang membutuhkan perlakuan khusus dalam hal pemilihan, pemberian
dosis, administrasi, dan pemantauan obat. Apoteker yang bekerja di unit gawat garurat dituntut
untuk dapat berperan sebagai tim multidisipliner guna mendukung pelayanan gawat darurat.
Merupakan tantangan tersendiri bagi apoteker yang memberikan pelayanan di IGD untuk
melakukan optimalisasi penggunaan obat baik dari sisi pelayanan farmasi klinis maupun
managemen farmasi  agar sesuai dengan tuntutan akreditasi .

DEFINISI

Apoteker di Instalasi  Gawat  Darurat (IGD) adalah seorang sarjana farmasi yang telah
menempuh pendidikan apoteker serta telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker dan berfokus
pada pelayanan farmasi klinik di Instalasi Gawat Darurat terkait  penggunaan obat oleh pasien
dalam rangka keberhasilan outcome terapi serta meminimalkan resiko terjadinya medication
error dan kejadian efek samping obat yang mungkin terjadi. Apoteker di IGD juga berperan
dalam mengendalikan perbekalan farmasi di instalasi gawat darurat.

TUJUAN DIPERLUKAN APOTEKER DI IGD

Keberadaan apoteker di Instalasi Gawat Darurat adalah agar pasien dapat


memperoleh/mendapatkan obat dengan indikasi, bentuk sediaan, dosis, rute, frekuensi
pemberian, waktu dan durasi pemberian dengan benar dan tepat. Selain itu juga, apoteker
berperan dalam pencapaian terapi obat secara efektif dan efisien dengan meminimalkan risiko
medication error, efek samping, dan efisiensi biaya.

PERAN APOTEKER DI IGD


Apoteker di IGD berperan dalam :

1. Menyediakan, mengelola serta mengendalikan obat-obat sesuai dengan kebutuhan di instalasi


gawat darurat.
2. Memastikan ketepatan penyiapan obat terutama obat-obat yang memiliki potensial tinggi
menyebabkan risiko yang fatal  pada pasien (contoh: High Alert Medication).
3. Memastikan proses dispensing sediaan non steril di Instalasi Gawat Darurat menggunakan
peralatan yang sesuai standar dengan meminimalkan kontaminan.
4. Memastikan proses dispensing sediaan steril yang memenuhi persyaratan teknik aseptik sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
5. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait obat yang akan diterima pasien.
6. Memastikan ketepatan pemberian obat dengan perlakuan khusus seperti penggunaan
suppositoria, ovula, penggunaan inhaler, injeksi insulin, serta memberikan informasi atau saran
mengenai pemilihan bentuk sediaan obat yang paling sesuai bagi setiap pasien kepada dokter
jaga dan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
7. Memantau efektifitas obat serta memantau adanya kondisi atau kejadian yang tidak diinginkan
seperti terjadinya efek samping obat dan medication error.
8. Memberikan pertimbangan kepada dokter jaga dalam menentukam terapi obat yang tepat dan
efektif.
9. Melakukan  penelusuran riwayat penggunaan obat yang diminum pasien sebelum masuk rumah
sakit trermasuk obat yang diminum saat ini atau yang dibawa oleh pasien yang akan rawat inap
serta menginformasikan kepada dokter penanggung jawab pasien
10. Melakukan diskusi atau memberikan informasi terkait obat kepada dokter, perawat dan profesi
kesehatan lain untuk mencapai hasil terapi yang optimal

Dengan adanya apoteker di IGD komunikasi  dengan pasien maupun Dokter Penanggung jawab
Pasien (DPJP) dapat terjalin dengan baik sehingga sasaran terapi obat dapat tercapai lebih
maksimal. Apoteker harus terus meningkatkan kompetensi dan  keilmuan untuk dapat melakukan
pelayanan kefarmasian baik dari pengelolaan obat maupun farmasi klinis.

Download Jurnal : ASHP – Pharmacy Services Emergency Department

Pustaka

American Society of  Health-System Pharmacists. ASHP statement on pharmacy services to the


emergency department. Am J Health-SystPharm. 2008; 65:2380–3.

Cccccccccccccccccccccccccccccc
PENGGUNAAN OBAT YANG AMAN BAGI IBU DAN BAYI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Oleh Instalasi Farmasi RS JIH (Jogja International Hospital)

          Kehamilan, dan menyusui merupakan proses alamiah yang perlu dipersiapkan, agar dapat
dilalui dengan aman bagi ibu dan bayinya. Selama masa kehamilan dan selanjutnya masa
menyusui, ibu dan bayi adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Selama waktu tersebut
seorang ibu sangat mungkin mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat. Terapi menggunakan obat bagi ibu hamil dan menyusui menjadi sedikit
spesial terutama pada aspek keamanan penggunaan obat. Pertanyaan yang sering ditanyakan
kepada apoteker, antara lain: “Bagaimana ya jika saya sedang menyusui tapi saya juga sedang flu
dan sepertinya perlu minum obat?”

           Selama proses kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi kerja


obat di dalam tubuh. Perubahan tersebut meliputi peningkatan cairan tubuh yang dapat
mempengaruhi jumlah obat yang bisa menumpuk di dalam darah. Kemudian obat juga dapat
menembus ke dalam lingkungan bayi melalui plasenta. Plasenta adalah jalur pertama darah ibu
masuk ke dalam darah bayi. Melalui plasenta, bayi menerima baik itu nutrisi atau zat lain dari
ibu. Zat lain tersebut bisa berupa obat yang ibu konsumsi. Tetapi tidak semua obat dapat
menembus plasenta tergantung sifat obat tersebut.

Secara umum telah ditetapkan kategori obat pada ibu hamil, sebagai berikut :

1. Kategori A:

Obat yang banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa pengaruh buruk.

Contoh: asam folat

      2. Kategor B:

Obat yang pengalaman pemakaian pada ibu hamil terbatas tetapi tidak terbukti adanya pengaruh
buruk

Contoh : metformin, amoxicillin, caffeine, cetirizine, parasetamol.

       3. Kategori C:

Obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tetapi sifatnya tidak menetap atau dapat
membaik

Contoh : gabapentin, amlodipine, pseudoefedrin (biasanya ada di dalam kemasan obat flu,
komunikasikan kepada dokter jika akan mengkonsumsi obat tersebut)
       4. Kategori D:

Obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian cacat pada bayi

Contoh : lisinopril

        5. Kategori X:

Obat yang telah terbukti mempunyai resiko terjadinya pengaruh buruk yang menetap dan
dikontraindikasikan kepada ibu hamil

Contoh : warfarin, metotrexat

     Hampir semua obat yang diminum ibu menyusui terdeteksi di dalam ASI, namun
konsentrasinya rendah. Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan
pada transfer obat ke ASI selain dari sifat obat itu tersendiri. Obat yang larut lemak akan mudah
terdeteksi di dalam ASI. Kemudian pada bayi obat tidak dapat langsung dikeluarkan seperti
layaknya pada pasien dewasa. Sehingga pada obat tertentu akan sangat berbahaya jika diminum
bayi melalui ASI, maka akan terjadi penumpukan di darah bayi dan berakibat buruk bagi si bayi.

Secara umum telah ditetapkan kategori obat pada ibu menyusui :

1. Kategori A

Obat yang relatif aman digunakan pada ibu yang sedang menyusui

Contoh: parasetamol, acyclovir (konsentrasi rendah di ASI)

      2. Kategori B

Obat yang membutuhkan perhatian pada ibu yang sedang menyusui

Contoh: isoniazid, obat TBC ini belum dilaporkan adanya efek merugikan pada bayi. Mungkin
baik untuk memantau bayi selama ibu menyusui mengkonsumsi isoniazid.

      3. Kategori C

Obat yang tidak diketahui keamanannya pada ibu yang sedang menyusui

Contoh: ciprofloksasin, merupakan antibiotik  yang  ada penelitian dapat menyebabkan kelainan
sendi.

       4. Kategori D
Obat yang dikontraindikasikan artinya tidak boleh secara mutlak diberikan kepada ibu yang
sedang menyusui.

Contoh: kontrasepsi oral dapat menurunkan pasokan ASI ke bayi

      Beberapa uraian di atas memperlihatkan bahwa obat dapat melintas lewat plasenta bayi atau
melalui ASI, sehingga penggunaan obat secara bijak pada ibu hamil dan menyusui sangatlah
penting. Berikut trik agar obat tersebut dapat aman digunakan pada ibu hamil dan menyusui :

1. Konfirmasikan kepada tenaga kesehatan sebelum mengkonsumsi obat jika anda sedang hamil
atau menyusui.
2. Sedapat mungkin obat segala jenis obat tidak diminum pada trimester pertama kehamilan.
3. Jika anda sudah mengkonfirmasikan kehamilaan atau sedang menyusui, dan dokter tetap
memberikan obat tersebut maka artinya manfaatnya lebih besar dibandingkan resiko yang akan
didapat kedepannya dan selalu komunikasikan kepada tenaga kesehatan.
4. Pada umumnya konsentrasi obat di ASI sekitar 1-3 jam sesudah minum obat. Hal ini mungkin
dapat membantu untuk tidak memberikan ASI pada waktu tersebut.
5. Bila ibu menyusui tetap meminum obat yang diberikan dokter maka ibu harus mengamati
kondisi bayi setiap harinya selama ibu meminum obat.
6. Bila ibu menyusui tetap meminum obat yang potensial toksik terhadap bayinya maka untuk
sementara ASI tidak diberikan. ASI dapat diberikan setelah tenaga kesehatan menginstruksikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

FDA Pregnancy Categories. http: www.drugs.com/pregnancy-categories.html

Bagikan ini:
Dddddddddddddddddddddddddddddddd

Rekonsiliasi Obat di Rumah Sakit


Oleh Andira Herwidea Putri, S.Farm., Apt

Instalasi Farmasi Rumah Sakit  “JIH”

 
           Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada pasien
dapat menimbulkan kesalahan dalam pengobatan (medication error). Medication error dapat
terjadi di berbagai tahap pelayanan kesehatan, salah satunya ketika pasien baru masuk rumah
sakit, perpindahan kamar atau rujukan dari rumah sakit lain. Hal tersebut dapat terjadi karena
kesalahan dalam komunikasi atau tidak adanya informasi penting terkait obat atau hal lainnya
tentang pasien. Salah satu upaya untuk meminimalkan medication error tersebut yaitu dengan
dilakukannya rekonsiliasi obat oleh tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.

         Rekonsiliasi obat merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. Rekonsiliasi obat adalah kegiatan membandingkan instruksi
penggunaan obat dengan obat yang diperoleh pasien. Proses ini dapat menjadi salah satu tahap
untuk mencegah adanya medication error seperti adanya obat yang tidak diberikan, dosis obat
yang tidak sesuai, duplikasi obat, interaksi antar obat ataupun kontraindikasi obat.

Rekonsiliasi dapat dilakukan setiap adanya perpindahan pelayanan kesehatan, seperti :

1. Saat pasien masuk rumah sakit


2. Pasien mengalami perpindahan bangsal atau unit layanan lain dalam suatu instansi rumah
sakit yang sama (contoh: dari bangsal rawat inap menuju ke Intensive Care Unit; dari
UGD menuju bangsal rawat inap)
3. Perpindahan dari rumah sakit menuju rumah atau rumah sakit lain

Tujuan dilakukannya rekonsiliasi, yaitu :

1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien


2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter

Dalam melakukan rekonsiliasi terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Pengumpulan data

      Pada tahap ini, tenaga kesehatan yang melakukan rekonsiliasi mencatat data dan
memverifikasi obat yang sedang dan akan digunakan oleh pasien. Hal – hal yang perlu dicatat
yaitu : nama obat, dosis, frekuensi pemberian, rute, obat mulai diberikan, obat mulai dihentikan,
penggantian obat, riwayat alergi obat ataupun efek samping obat yang pernah dialami oleh
pasien.

        Data yang akan dicatat dan dikumpulkan dapat diperoleh dari pasien langsung ataupun
keluarga pasien, rekam medis, obat yang dibawa pasien ketika masuk rumah sakit dan daftar obat
pasien. Pencatatan data obat yang digunakan tidak lebih dari kurun waktu 3 (tiga) bulan.

2. Komparasi

      Setelah dilakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yaitu komparasi atau
membandingkan data obat yang pernah, sedang dan akan digunakan. Ketidakcocokan
(discrepancy) terjadi jika ditemukan perbedaan di antara data-data yang diperoleh.
Ketidakcocokan dapat terjadi dikarenakan beberapa sebab, seperti obat yang hilang, adanya
penambahan atau penggantian obat tanpa penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik
pasien. Ketidakcocokan yang ditemukan dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada
saat penulisan resep maupun tidak disengaja (unintentional) di mana dokter tidak tahu adanya
perbedaan pada saat menuliskan resep.

3. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi

     Apabila dalam proses komparasi ditemukan adanya ketidakcocokan maka langkah


selanjutnya yang harus dilakukan yaitu konfirmasi kepada dokter yang bersangkutan. Konfirmasi
yang dilakukan meliputi :

1. menentukan perbedaan tersebut disengaja atau tidak disengaja


2. mendokumentasikan alasan dari perbedaan tersebut
3. memberikan tanda tangan, tanggal dan waktu dilakukan rekonsiliasi obat
4. Komunikasi

       Jika sudah dilakukan konfirmasi kepada dokter dan memperoleh jawaban dari
ketidakcocokan tersebut maka langkah selanjutnya yaitu melakukan komunikasi kepada tenaga
kesehatan lain seperti perawat atau bidan, pasien, dan keluarga pasien.

Berikut terdapat beberapa contoh rekonsiliasi obat :

1. Ketidakcocokan/perbedaan yang tidak didokumentasikan

      Seorang pasien menerima terapi atenolol untuk hipertensi dirawat di tempat operasi. Dokter
mengaku tidak memesan/meresepkan atenolol ketika pasien masuk karena dikhawatirkan akan
terjadi perioperative hypotension. Alasan tersebut tidak didokumentasikan di rekam medis.
Pasien dipulangkan hari ketiga pasca operasi dan diberikan resep yang tidak termasuk obat
atenolol. Pasien merasa ragu apakah terapi atenolol tidak dilanjutkan di rumah, dan pasien
menghubungi dokter keluarga untuk meminta saran. Dokter keluarga menghubungi dokter bedah
yang bersangkutan dan menanyakan mengenai terapi atenolol. Namun dokter bedah tidak
mengetahui alasan atenolol tidak diberikan dan kemudian menghubungi apotek untuk
menanyakan hal tersebut. Apoteker tidak memiliki catatan mengenai perubahan terapi. Apoteker
di unit bedah menghubungi dokter namun yang bersangkutan sedang tidak bertugas.

2. Ketidakcocokan/perbedaan yang tidak disengaja

 Seorang pasien geriatri dirawat dirumah sakit dengan diagnose Community-acquired


pneumonia. Terapi antibiotik dan terapi symptomatic diresepkan dan dimulai. Dua hari
kemudian pasien mengalami infkark miokard dan ditemukan bahwa terapi beta-blocker
diabaikan secara tidak sengaja ketika masuk rumah sakit.
 Seorang pasien dirawat di rumah sakit untuk operasi penggantian tempurung lutut.
Setelah 4-5 hari dirawat pasien tidak termotivasi dan menolak untuk bangun dari tempat
tidur. Keluarga mengatakan bahwa pasien sudah rutin minum obat anti depresan dan
ketika dirawat tidak mendapatkan perintah untuk dilanjutkan. Selanjutnya anti depresan
diresepkan dan menyebabkan meningkatnya angka Long of Stay (LOS).

       Melihat pentingnya dari kegiatan rekonsiliasi obat, oleh karena itu rekonsiliasi obat harus
dilakukan di rumah sakit ketika terdapat perpindahan pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat
menjadi salah satu langkah untuk meminimalkan medication error sehingga indikator patient
safety juga dapat ditingkatkan.

Daftar pustaka :

Kementerian Kesehatan RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan, Jakarta

The Office of Interprofessional Education and Practice, 2009,


https://meds.queensu.ca/central/assets/modules/ mr/1.html

EeeeeeeeeeeeeeeeeeeeUNIT DOSE DISPENSING (UDD); KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

oleh

INSTALASI FARMASI RS BETHESDA YOGYAKARTA

            Sistem distribusi obat memiliki peranan penting terhadap capaian terapi pengobatan
pasien rawat inap di suatu rumah sakit. Praktik distribusi obat yang tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya medication error (ME). Kesalahan yang sering ditemui yaitu;
ketidaktepatan pemberian obat oleh perawat atau ketidakjelasan informasi yang diterima oleh
pasien karena tidak langsung bersumber dari seorang farmasis.

            UDD merupakan salah satu satu metode dispensing dan pengendalian obat oleh Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di mana obat disiapkan dalam kemasan unit tunggal siap
konsumsi, dan untuk penggunaan tidak lebih dari 24 jam. Obat-obat tersebut didistribusikan atau
tersedia pada ruang perawatan pasien setiap waktu (Siregar, 2003). Sistem distribusi UDD ini
sudah dipraktikkan rumah sakit di Amerika sejak tahun 1960-an dan menjadi standar praktik
kefarmasian rumah sakit di sana.

                UDD merupakan sistem distribusi yang menyediakan obat dalam bentuk satuan
penggunaan. Sistem distribusi ini pada awalnya dirancang dan dikembangkan pada kondisi akut
di rumah sakit. UDD merupakan sistem yang aman dan efisien  dalam fasilitas perawatan jangka
panjang, dan dapat meningkatkan produktifitas perawatan serta menyediakan pemesanan,
distribusi, penyimpanan dan pemberian obat dengan tingkat kesalahan yang kecil.  Semua UDD
memiliki ciri yang sama, yaitu satu paket unit obat yang didispensing tepat sebelum diberikan
kepada pasien. Obat diisi dalam paket terkecil.

Perlengkapan khusus yang umumnya digunakan dalam sistem ini yaitu kotak unit dosis berfungsi
untuk menahan unit dosis yang di kemas dalam strip. Biasanya penyediaan obat unit dosis
selama 30 hari tersimpan dalam kotak tersebut karena terapi obat dari kebanyakan perawatan
jangka panjang relatif konstan dan hanya ada beberapa perubahan per harinya. Beberapa fasilitas
perawatan jangka panjang memilih siklus pengisian yang pendek, yaitu penyediaan obat untuk 7
atau 14 hari. Label obat disertakan di kotak unit dose dan biasanya merupakan label dua bagian
untuk kemudahan penataan kembali. Salah satu bagian dari label dihilangkan, biasanya dengan
mengupasnya, dan ditempelkan pada form pemesanan ulang obat yang sesuai, sedangkan bagian
lainnya tetap pada kotak sebagai label resep yang sah.

Kelebihan Sistem UDD

Menurut Pujianti (2010), berdasarkan hasil uji skala likert diperoleh nilai sebesar  70-90% yang
berarti pasien cukup puas dengan penerapan UDD di Rumah Sakit JIH.  Kelebihan dari sistem
UDD ini antara lain:

1. Pelayanan pemberian obat dilakukan dengan segera dan tepat, disertai dengan informasi obat
yang diberikan oleh petugas farmasi.
2. Rasa aman yang lebih tinggi dirasakan pasien terhadap obat-obatan yang langsung diberikan
oleh petugas farmasi.
3. Perhatian yang baik oleh petugas farmasi  dalam memberikan pelayanan selama perawatan.

Menurut Cousein et al (2014), kejadian pada dosis dan obat yang salah berkurang sebesar 79,1%
dan 93,7% selama menerapkan sistem UDD. Pada sistem floor stock, pemberian obat-obatan
kadang ditunda karena tidak tersedianya di bangsal tersebut misalnya karena obat tersebut di luar
formularium. Namun ketika menggunakan sistem UDD, petugas farmasi akan memeriksa
pesanan setiap hari dan dapat mengajukan obat yang di luar formularium atau mengirimkan obat-
obatan yang setara dengan yang dibutuhkan (berbeda merk).

Menurut  American Society of Hospital Pharmacist (1975), kelebihan sistem UDD antara lain:

1. Penurunan kejadian medication error.


2. Penurunan total biaya terkait pengobatan.
3. Peningkatan kontrol obat secara keseluruhan dan pemantauan penggunaan obat terlarang.
4. Tagihan terkait obat terlarang lebih ketat.
5. Pengurangan persediaan obat-obatan yang berada di area perawatan pasien.

Sehingga secara garis besar, sistem distribusi UDD ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Mengurangi terjadinya medication error (ME).


2. Pasien mendapat pelayanan farmasi yang baik.
3. Menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar pengobatan yang digunakan saja.
4. Mengefisienkan tenaga perawat dalam asuhan keperawatan, karena perawat lebih banyak
merawat pasien.
5. Menghindari duplikasi permintaan obat ke bagian farmasi.
6. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya pemeriksaan ganda oleh tenaga
farmasi.
7. Menghindari adanya kemungkinan terjadinya pencurian dan terbuangnya obat.
8. Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai dari fase peresepan
sampai pemberian obat.

Sistem UDD ini sangat efisien tetapi memerlukan modal besar dan memiliki beberapa
kekurangan. Menurut Barker dan Pearson (1986), keterbatasan sistem UDD adalah:

1. Frekuensi pengiriman lebih rendah dari teorinya, misalnya seharusnya sampai 9x per hari
berdasarkan waktu minum obat pasien, namun pada kenyataannya pengiriman diringkas untuk
ditempatkan di keranjang bangsal
2. Kebutuhan pasien akan obat yang bersigna PRN, tidak diberikan terlebih dahulu, namun
tergantung oleh kondisi pasien, dan dosis awalnya tidak disampaikan secara jelas kepada pasien,
sehingga hal ini dapat meningkatkan kelalaian
3. Tidak semua dosis dikeluarkan dalam paket dosis satuan yang benar. Misalnya bentuk sediaan
injeksi, salep, tetes mata dan cairan oral lebih susah dilakukan dalam pengukuran dan
pengemasannya

Selain kekurangan yang dipaparkan di atas, terdapat kekurangan lainnya, antara lain:

1. Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.


2. Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
3. Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan obat

Ffffffffffffffffffffff

MENGENAL VAKSIN DEWASA

oleh

INSTALASI FARMASI RS BETHESDA YOGYAKARTA

1. Fungsi Vaksin

Vaksin merupakan sistem kekebalan tubuh yang dirancang untuk membantu melindungi
seseorang dari virus dan bakteri yang mungkin masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan
penyakit.

Vaksin sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena dapat meningkatkan daya tahan/ kekebalan
tubuh terutama pada anak/balita. Vaksin melindungi kita dari penyakit berbahaya seperti
meningitis, hepatitis, tuberkulosis, polio, dll. Walaupun ada juga proses alami yang dapat
memberikan kita kekebalan tubuh tanpa melakukan vaksinasi (kekebalan alami). Seseorang
memperoleh kekebalan alami ketika sakit, setelah sembuh maka tubuhnya akan membentuk
antibodi sehingga orang tersebut memiliki kekebalan alami, tetapi ada juga orang yang sembuh
sakit tapi tidak memperoleh kekebalan alami.

Berikut beberapa contoh vaksin pada dewasa :

 Vaksin Toxoid tetanus

Vaksin yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus. Pada waktu ibu hamil, untuk
melindungi ibu dan calon bayi dari penyakit tetanus maka ibu wajib menjalani vaksinasi toxoid
tetanus. Tetanus dapat disebabkan kurang bersihnya lingkungan hidup si ibu atau disebabkan alat
kedokteran yang kurang higienis (bersih). Vaksinasi diberikan sebanyak 2 kali, yang pertama
diberikan pada waktu ibu dinyatakan positif hamil dan yang kedua adalah minimal 4 minggu
setelah vaksin pertama diberikan dan maksimal 2 minggu sebelum melahirkan.

 Vaksin Meningitis meningokokus

Vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit meningitis atau penyakit radang selaput otak.
Penyakit ini disebabkan disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Cara penularannya
melalui udara, batuk, bersin dari orang yang telah terinfeksi bakteri, atau kontak dengan cairan
pernapasan (minum dari gelas yang sama).Gejala penyakitnya berupa demam, sakit kepala, dan
tidak enak badan. Penyakit ini lebih sering terdapat di Afrika dan agak jarang dijumpai di
Indonesia.

 Vaksin Tifoid

Vaksin yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit demam Tifoid. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.

 Vaksin Campak (Measle)

Vaksin yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Campak.

 Vaksin Parotitis (Mumps) atau Gondongan

Vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit parotitis. Penyakit ini disebabkan oleh virus
yang menyerang kelenjar air liur di mulut yang banyak diderita anak-anak dan orang muda.
Orang menderita penyakit ini hanya sekali seumur hidup.

 Vaksin Rubella (Campak Jerman)

Vaksin yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Rubella. Penyakit ini  merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus, mengakibatkan kemerahan pada kulit menyerupai campak,
radang selaput lendir, dan radang selaput tekak. Ruam ini biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari.
Bila infeksi terjadi pada wanit
a yang sedang hamil muda (tiga bulan pertama) dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.

 Vaksin Yellow fever (demam kuning)

Vaksin yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Demam kuning. Penyakit ini
disebabkan virus yang dibawa nyamuk Aedes dan Haemagogus.

 Vaksin Hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B diperlukan untuk mencegah gangguan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (VHB).

 Vaksin Japanese B enchephalitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menimbulkan infeksi pada otak. Virus dibawa oleh
nyamuk Culex yang hidup di daerah Asia (dari India Timur ke Korea, Jepang, dan Indonesia).
Vaksinasi diberikan melalui suntikan pada hari ke-0, 7, dan 28. Dilakukan vaksinasi pendukung
setahun kemudian. Vaksinasi diulang setiap 3 tahun.

 Vaksin Rabies

Vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit rabies. Penularannya melalui gigitan atau
cakaran hewan yang terinfeksi virus rabies. Hewan yang mungkin menularkan rabies adalah
anjing, kucing, kelelawar, monyet, dan lainnya. Vaksin diberikan melalui suntikan sebanyak 3
kali, yaitu hari ke-0, 7, dan 28.

 Vaksin Influenza

Vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit influenza. Influenza merupakan penyakit yang
cukup berat bila diderita oleh orang berusia lanjut (di atas 65 tahun) serta penderita yang
mempunyai penyakit jantung, paru-paru, dan diabetes mellitus (kencing manis).

Ggggggggggggggggggggg

Bagaimana Cara Cerdas Minum Obat Saat Bulan


Ramadhan?
INSTALASI FARMASI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu perintah wajib Allah SWT kepada para
umat-Nya. Hal tersebut tertuang dalam Al-Quran surat Al-Baqarahayat 183.  “Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Puasa berarti menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan
puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk
meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Banyak hikmah yang bisa kita peroleh saat ibadah
puasa, salah satunya adalah melatih kesabaran dalam menjalani kehidupan. Betapa banyak
ibadah dengan janji pahala berlipat ganda yang bisa kita lakukan di bulan suci Ramadhan bila
kondisi tubuh kita prima.

Namun bagaimana jika tubuh kita dalam kondisi sebaliknya?

Orang yang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa asalkan ada bukti medis (keterangan dari
dokter), pengalaman, atau ia yakin bahwa puasa akan memberi suatu madharat, dapat
memperparah penyakitnya atau memperlambat penyembuhannya. Namun seseorang yang
menderita penyakit ringan tetaplah harus berpuasa dengan tetap meminum obat untuk
menghilangkan penyakitnya.

            Obat merupakan suatu senyawa yang digunakan untuk tujuan pencegahan, diagnosis, dan
penyembuhan penyakit. Obat akan memberikan khasiat apabila kadarnya stabil di dalam darah
sehingga penggunaan obat harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia masing-masing bahan
obat. Di dalam tubuh, obat akan diserap, kemudian diedarkan oleh darah, tersedia dalam jumlah
yang tepat di tempat kerjanya, dan pada akhirnya dibuang jika sudah lagi tidak digunakan.

Semakin cepat obat diserap dan dikeluarkan dari tubuh, kita harus semakin sering minum obat.
Oleh karena itu, ada obat yang harus diminum 3 kali sehari, ada yang 2 kali sehari, bahkan ada
yang satu minggu sekali atau 1 bulan sekali.

Bagaimana bila kita sedang berpuasa?

Waktu leluasa menggunakan obat yang biasanya 24 jam, berubah hanya menjadi 10,5 jam (dari
saat berbuka hingga waktu subuh), sehingga harus diatur sedemikian rupa sehingga obat yang
diminum tetap efektif dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.

Berikut ini adalah panduan minum obat pada saat berpuasa:

1. Obat dengan aturan pakai 3-4 kali sehari

 Setelah makan:

Bila aturan pakai 3 kali sehari setelah makan, maka minumlah obat setelah makan berbuka puasa
(jam 18.00), sebelum tidur (setelah menyantap sedikit makanan/jam 23.00) dan setelah makan
sahur (jam 04.00).

Jika obat diminum 4 kali sehari maka waktunya dapat diberikan dalam interval 3-4 jam, yaitu
pada pukul 18.00, pukul 22.00, pukul 01.00 dan pukul 04.00.

 Sebelum makan:
Bila aturan pakai 3 kali sehari sebelum makan maka, minumlah obat setelah minum berbuka
puasa (jam 18.00) lalu setengah jam sesudahnya barulah menikmati makanan berat. Penggunaan
kedua saat hendak tidur (kira-kira jam 11 malam), tapi perut jangan diisi makanan setengah jam
sebelumnya. Penggunaan obat ketiga minimal setengah jam sebelum makan sahur (jam 04.00).

Jika obat digunakan 4 kali sehari, maka interval waktunya sama seperti di atas.

2. Obat dengan aturan pakai 2 kali sehari

 Setelah makan:

Minumlah obat setelah makan berbuka puasa dan setelah makan sahur.

 Sebelum makan:

Minumlah obat setelah minum berbuka puasa. Setengah jam  sesudahnya barulah menikmati
makanan berat. Minum obat berikutnya minimal setengah jam sebelum makan sahur

3. Obat dengan aturan pakai 1 kali sehari

 Setelah makan

Kita bebas memilih setelah berbuka puasa atau saat sahur.

 Sebelum makan

Kita bebas memilih setelah minum pembuka puasa (30 menit sebelum makan berat) atau 30
menit sebelum makan sahur.

Informasi beberapa macam obat:

1. Obat antihipertensi

Obat antihipertensi kini sudah banyak diformulasi untuk pemakaian sekali dalam sehari. Jika
dokter telah meresepkan antihipertensi semacam ini, lebih disarankan agar obat diminum saat
makan sahur sehingga obat tersebut dapat mengendalikan tekanan darah selama beraktivitas di
siang hari.

Riset menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9–11 pagi
dan paling rendah pada malam hari setelah tidur. Oleh karena itu, sebaiknya obat antihipertensi
diminum pada pagi hari. Perlu hati-hati jika obat anti hipertensi diminum malam hari karena
mungkin terjadi penurunan tekanan darah yang berlebihan pada saat tidur.

2. Obat maag
Jika dokter telah meresepkan obat yang hanya digunakan sekali dalam sehari, misalnya
omeprazol, lansoprazol,  esomeprazol atau pantoprazol sebaiknya diminum pada malam hari
sebelum tidur. Sedangkan obat maag yang lazimnya diberikan sehari dua kali, misalnya ranitidin,
cimetidin atau famotidin, maka hendaknya dipilih saat malam hari sebelum tidur dan pada waktu
makan sahur. Hal ini disebabkan asam lambung mencapai kadar paling tinggi pada saat dini hari,
sehingga sebaiknya diminum malam hari untuk mencegah kenaikan asam lambung berlebihan.

3. Obat antidiabetes

Obat antidiabetes yang hanya cukup diminum satu kali dalam sehari, misalnya glimepirid,
glibenklamid atau glipizid sebaiknya digunakan pada saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar
gula dalam darah, karena pada saat tersebut ada kecenderungan kadar gula dalam darah akan
meningkat berlebihan.

Namun apabila obat antidiabetes anda diresepkan dua kali dalam sehari, misalkan metformin,
lebih disarankan untuk diminum saat berbuka puasa dan malam hari sebelum tidur. Hindari
penggunaan obat-obat antidiabetes pada saat makan sahur agar tidak terjadi keadaan
hipoglikemia pada saat berpuasa pada siang harinya.

Pada pasien yang menggunakan insulin premix atau aksi sedang 2 kali sehari, perlu
dipertimbangkan perubahan ke insulin aksi panjang atau sedang pada sore hari dan insulin  aksi
pendek bersama makan.

4. Obat penurun kolesterol

Obat penurun kolesterol (simvastatin, atrovastatin atau rosuvastatin) paling baik diminum pada
pukul 7-9 malam atau saat menjelang tidur malam, karena memberikan efek lebih baik.

5. Obat dengan indeks terapetik sempit dan antibiotik

Obat dengan indeks terapi sempit seperti theophylin, digoxin, phenytoin dan beberapa antibiotik
sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter yang meresepkan. Jika dokter memberikan obat dengan
pemakaian 3 atau 4 kali sehari, tanyakan apakah ada alternatif obat sejenis yang bisa diminum 1
atau 2 kali sehari.

6. Obat asma

Pasien asma dengan penggunaan inhaler secara teratur dapat menggunakan inhalernya pada saat
setelah waktu buka puasa dan pada saat sahur. Namun jika diperlukan penggunaan inhaler pada
saat serangan akut di siang hari, pasien dapat membatalkan puasanya.

Penggunaan obat yang tidak membatalkan puasa:

1. Obat tetes mata


2. Obat tetes telinga, tetes hidung atau alat hirup melalui hidung, jika masuknya zat ke dalam
kerongkongan bisa dihindari
3. Alat-alat kesehatan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan (antiseptik), untuk
kontrasepsi (IUD) atau untuk pembuangan
4. Injeksi atau obat suntik untuk pengobatan kulit, otot, sendi atau vena kecuali cairan infus atau
injeksi zat makanan
5. Gas oksigen
6. Anestesi lokal
7. Suppositoria, rektal tube dan ovula
8. Obat kumur, sejauh tidak tertelan
9. Zat yang diserap melalui kulit seperti plester, minyak gosok, salep, krim, dll.

Referensi:

Kapan Minum Obat Bila Sedang Puasa, Pelayanan Informasi Obat RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

Kapan Minum Obat Jika Sedang Puasa, Unit Layanan Informasi Obat dan Makanan Universitas
Airlangga, http://food-drugs-info.blogspot.com, diakses tanggal 5 Juli 2013

Kapan Waktu Minum Obat yang Tepat?, http://zulliesikawati.wordpress.com, diakses tanggal 5


Juli 2013

Jika Harus Minum Obat Ketika Puasa http://muslimah.or.id, diakses tanggal 5 Juli 2013

Bagaimana Cara Menggunakan Obat di Bulan Ramadhan, http://haloapoteker.id diakses tanggal


8 Mei 2017

Bagikan ini:

Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

7 Obat Baru yang Disetujui FDA di Bulan Februari 2017


13 Maret 2017 hisfarsidiy 0 Komentar Emflaza, FDA, Parsabiv, Qtern, Siliq, Spiriva Respimat, Trulicity.,
Xermelo

Obat baru yang disetujui regulator pemerintah menandakan telah lulus dari semua persyaratan
pengujiaan yang telah dilakukan hingga bertahun-tahun lamanya. Food and Drug Administration
(FDA) sebagai regulator obat-obatan di Amerika Serikat aktif memberikan persetujuan terhadap
obat-obat baru yang diajukan perusahaan farmasinya. FDA juga sering menjadi rujukan bagi
negara-negara lainnya di seluruh dunia.

7 Obat Baru yang Disetujui FDA di Bulan Februari 2017

1. Emflaza

FDA menyetujui tablet dan suspensi oral Emflaza (deflazacort) dari Marathon Pharmaceuticals
pada 9 Februari, 2017. Emflaza diindikasikan untuk pengobatan Duchenne distrofi otot,
gangguan genetik langka, pada pasien berusia 5 tahun dan lebih tua. Obat ini
merupakan kortikosteroid pertama yang disetujui FDA untuk indikasi ini.

Efek samping terkait dengan penggunaan Emflaza termasuk bengkak pada wajah, berat badan
dan nafsu makan meningkat, infeksi saluran pernapasan atas, batuk, frekuensi kencing siang hari
yang luar biasa, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, dan lemak yang berlebihan di
sekitar perut.

2. Parsabiv

FDA menyetujui Parsabiv (etelcalcetide) dari Amgen pada tanggal 7 Februari 2017. Parsabiv


diindikasikan untuk pengobatan hiperparatiroidisme sekunder (HPT) pada pasien dewasa dengan
penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) dari hemodialisis. Ini adalah terapi yang
pertama yang disetujui FDA untuk tujuan ini dalam 12 tahun.

Obat ini diberikan secara intravena 3 kali seminggu pada akhir setiap sesi hemodialisis dan
bekerja dengan mengikat serta mengaktifkan reseptor kalsium-sensing pada kelenjar paratiroid,
memungkinkan untuk menurunkan tingkat hormon paratiroid (PTH).

Efek samping yang paling umum dilaporkan oleh pasien pada percobaan yang diobati dengan
Parsabiv termasuk kadar kalsium darah menurun, kejang otot, diare, mual, muntah, sakit kepala,
hipokalsemia, dan paresthesia.

Penggunaan obat ini tidak dianjurkan pada pasien dengan karsinoma paratiroid,
hiperparatiroidisme primer, atau dengan CKD yang tidak pada hemodialisis.

3. Qtern

FDA menyetujui kombinasi dosis tetap AstraZeneca dari dapagliflozin dan saxagliptin (Qtern)
pada 28 Februari 2017. Qtern, sebuah SGLT-2 inhibitor, diindikasikan sebagai tambahan untuk
diet dan olahraga untuk meningkatkan kadar gula darah pada orang dewasa dengan diabetes tipe
2 (T2D) yang telah mampu mencapai kontrol glikemik dengan dapagliflozin atau yang sudah
diobati dengan dapagliflozin dan saxagiptin .

Efek samping terkait dengan penggunaan obat termasuk infeksi saluran pernapasan atas, infeksi
saluran kemih, dan dislipidemia. Qtern tidak disetujui untuk pengobatan diabetes tipe 1 atau
ketoasidosis diabetes.
4. Siliq

FDA menyetujui Siliq (brodalumab) dari Valeant Pharmaceuticals pada tanggal 15 Februari,
2017. Siliq diindikasikan untuk pengobatan sedang sampai berat plak psoriasis pada pasien
dewasa yang merupakan kandidat untuk terapi sistemik atau fototerapi  yang telah gagal
dalam menanggapi terapi sistemik lainnya.

Disuntikkan secara subkutan, obat bekerja dengan menargetkan reseptor IL-17 pada pasien,
mencegah tubuh dalam menerima sinyal yang dapat menyebabkan peradangan dan akumulai sel-
sel kulit. Efek samping yang dilaporkan oleh peserta uji klinis dengan Siliq termasuk sakit
kepala, arthralgia, kelelahan, sakit orofaringeal, dan diare.

5. Spiriva Respimat

FDA memperluas indikasi tiotropium bromida inhalasi semprot (Spiriva Respimat) daru
Boehringer Ingelheim Pharmaceuticals pada tanggal 16 Februari, 2017. Perluasan indikasi ini
memungkinkan obat digunakan untuk jangka panjang, pengobatan asma sehari sekali pada
pasien berusia 6 tahun dan lebih tua.

Spiriva Respimat awalnya disetujui pada September 2014 untuk pengobatan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) pada pasien 12 tahun dan lebih tua. Pada bulan September 2015, obat
juga menerima persetujuan FDA untuk pengobatan asma pada pasien 12 tahun dan lebih tua.

Efek samping terkait dengan penggunaan Spiriva Respimat pada penderita asma termasuk sakit
tenggorokan, infeksi sinus, bronkitis, dan sakit kepala. obat tidak mengandung steroid, dan tidak
untuk digunakan pengobatan untuk gejala asma mendadak. Di Indonesia sendiri produk ini telah
beredar sejak 2010.

6. Trulicity

FDA memperbarui label obat dari Eli Lilly yakni injeksi dulaglutide (Trulicity) pada tanggal 8
Februari, 2017. Pembaruan label ini memungkinkan obat yang akan digunakan dalam kombinasi
dengan insulin basal untuk mencapai kontrol gula darah yang lebih besar pada orang dewasa
dengan Diabetes Tipe 2.

Trulicity, sebuah glucagon-like peptide-1 (GLP-1) reseptor agonis seminggu sekali, awalnya
disetujui dengan Evaluasi Risiko dan Strategi Mitigasi di September 2014; pada waktu itu, FDA
mengharuskan Lilly untuk melakukan beberapa studi pasca-pemasaran pada keamanan dan
kemanjuran obat. Dengan persetujuan terbaru ini, Trulicity adalah obat pertama dari kelasnya
diizinkan untuk digunakan dalam kombinasi dengan waktu makan insulin atau insulin basal.

Efek samping yang paling umum dilaporkan oleh pasien percobaan yang diobati dengan
Trulicity termasuk mual, diare, muntah, sakit perut, dan nafsu makan menurun. Obat ini juga
memiliki peringatan kotak mengingatkan pasien dan resep untuk potensi risiko tumor tiroid.
7. Xermelo

FDA menyetujui tablet telotristat etil (Xermelo)  dari Lexicon Pharmaceuticals pada 28 Februari
2017. Xermelo diindikasikan, dalam kombinasi dengan analog somatostatin (SSA) terapi, untuk
pengobatan orang dewasa dengan sindrom diare karsinoid yang tidak mampu dikendalikan
dengan terapi SSA sendiri. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi tumor karsinoid
serotonin dan mengurangi frekuensi sindrom karsinoid diare.

Efek samping yang paling umum yang terkait dengan penggunaan Xermelo termasuk mual, sakit
kepala, peningkatan kadar enzim hati gamma-glutamil transferase, depresi, akumulasi edema
perifer, perut kembung, menurunkan nafsu makan, dan demam. Obat ini juga dapat
menyebabkan sembelit, terutama pada pasien yang buang air besar gerakan frekuensi kurang dari
4 buang air besar per hari.

Sumber :

1. FDA approves drug to treat Duchenne muscular dystrophy [news release]. FDA’s website.
http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm540945.htm. (diakses 4
Maret 2017)
2. FDA Approves Amgen’s Parsabiv (Etelcalcetide), first new treatment in more than a decade for
secondary hyperparathyroidism in adult patients on hemodialysis [news release]. California.
Amgen’s website. http://www.amgen.com/media/news-releases/2017/02/fda-approves-
amgens-parsabiv-etelcalcetide-first-new-treatment-in-more-than-a-decade-for-secondary-
hyperparathyroidism-in-adult-patients-on-hemodialysis/. (diakses 4 Maret 2017)
3. FDA approves once-daily Qtern (dapagliflozin and saxagliptin) tablets for adults with type 2
diabetes [news release]. Astrazeneca’s website.
https://www.astrazeneca.com/content/astraz/media-centre/press-releases/2017/fda-approves-
once-daily-qtern-dapagliflozin-and-saxagliptin-tablets-for-adults-with-type-2-diabetes-
240217.html.(diakses 4 Maret 2017)
4. FDA approves new psoriasis drug [news release]. FDA’s website.
http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm541981.htm?
source=govdelivery&utm_medium=email&utm_source=govdelivery.(diakses 4 Maret 2017).
5. FDA Expands Approval of Spiriva Respimat (tiotropium bromide) inhalation spray for
maintenance treatment of asthma in children [news release].
http://www.prnewswire.com/news-releases/fda-expands-approval-of-spiriva-respimat-
tiotropium-bromide-inhalation-spray-for-maintenance-treatment-of-asthma-in-children-
300408750.html.(diakses 4 Maret 2017)
6. Lilly’s Trulicity® (dulaglutide) Label Updated to include use in combination with basal insulin for
adults with type 2 diabetes [news release]. Indianapolis. Eli Lilly’s website.
https://investor.lilly.com/releasedetail.cfm?ReleaseID=1010933.(diakses 4 Maret 2017)
7. FDA approves Xermelo for carcinoid syndrome diarrhea [news release]. FDA’s website.
https://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm544035.htm?
source=govdelivery&utm_medium=email&utm_source=govdelivery.(diakses 4 Maret 2017)

Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
DAGUSIBU

(DAPATKAN,  GUNAKAN,  SIMPAN,  DAN BUANG OBAT DENGAN BENAR)

Oleh Instalasi Farmasi RSUD Wonosari

Keberadaan obat di masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Baik itu obat yang sudah
diresepkan dari dokter karena sakit, maupun penggunaan obat atas inisiatif mereka sendiri.
Namun, tidak jarang kita mendengar adanya kasus mengenai penggunaan obat yang tidak tepat.
Kasus-kasus tersebut diantaranya mulai dari keracunan, overdosis, hingga menyebabkan
kematian yang salah satunya terjadi akibat kurangnya keingintahuan masyarakat mengenai obat
yang mereka gunakan.

Masyarakat tidak lagi boleh meremehkan tata cara pengelolaan obat. Mulai dari awal mereka
mendapatkan resep dari doketr, hingga cara membuangnya jika sudah tidak bisa dipakai lagi.
Kesalahan dalam pengelolaan obat dapat berakibat fatal pasien dan bagi lingkungan. Pencemaran
lingkungan karena pembuangan obat yang sembarangan dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem dan pada akhirnya juga menyebabkan kerugian bagi manusia sendiri.

Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,
Simpan, dan Buang Obat dengan Benar). Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari
awal mereka dapatkan hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya dibuang. Hal-
hal yang penting diperhatikan dalam pengelolaan obat berdasarkan DAGUSIBU adalah:

1. DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR

 Obat dapat diperoleh di apotek, supermarket, dan toko obat berijin


 Untuk obat dengan resep hanya dapat diperoleh di apotek.
 Pastikan apotek yang Anda datangi terpercaya dan memiliki ijin apotek.
 Pastikan ada apoteker yang dapat menjamin obat yang Anda beli.
 Periksa nomor registrasi, nama dan alamat pabrik pembuat obat, apakah sudah tercantum
dengan jelas
 Teliti dan lihatlah tanggal kadaluarsa

Penggolongan obat:

1. Obat keras

Merupakan obat yang dapat diperoleh hanya dengan resep dokter. Obat-obat yang masuk dalm
kategori ini jika digunakan tidak erdasarkan pengawasan dari dokter dikhawatirkan dapat
memperparah penyakit, meracuni tubuh, bahkan berujunng pada kematian. Obat golongan ini
disimolkan dengan lingkaran merah bergarsi tepi hitam.

2. Obat bebas terbatas

Merupakan obat yang sebenarnya masuk ke dalam kategori obat keras namun dalam jumlah
tertentu masih dapat dijual di apotek dan dapat diperoleh tanpa resep dari dokter. Obat ini
disimbolkan dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.

3. Obat bebas

Merupakan obat-obat yang dijual bebas tanpa harus menggunakan resep dokter. Zat aktif yang
terkandung didalamnya cenderung relatif aman dan memiliki efek samping yang rendah. Selama
dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dan dosis yang tertera pada kemasan, pasien tidak
memerlukan pengawasan dokter untuk mengonsumsinya. Obat ini disimbolkan dengan lingkaran
berwarna hijau bergaris tepi hitam yang terdapat pada kemasan.

2. Gunakan Obat Dengan Benar


 Pastikan obatnya benar
 Gunakanlah obat sesuai dengan petunjuk cara pakai yang telah ditentukan
 Gunakanlah obat pada waktu yang tepat
 Apabila mengkonsumsi beberapa jenis obat, perhatikan penggunaannya apakah diminum pada
waktu yang sama atau berbeda
 Kembalikan obat pada wadah semula
 Hentikan pemakaian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau timbul efek yang tidak
diinginkan. Segera hubungi apoteker atau tenaga kesehatan terdekat.

3. Simpan Obat Dengan Benar

 Simpan obat di tempat sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung (di lemari es
untuk obat yang ada petunjuk khusus pada etiket/kemasan obat)
 Simpan dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat
 Jangan mencampur tablet dan kapsul dalam satu wadah
 Obat minum dan obat luar harus disimpan dalam wadah yang berbeda
 Sediaan spray/aerosol harus dijauhkan dari panas karena dapat meledak
 Jangan tinggalkan obat di mobil dalam jangka lama
 Jauhkan dari jangkauan anak- anak.

4. Buang Obat Dengan Benar

Obat yang telah rusak tidak akan bermanfaat, bahkan dapat menjadi racun bagi tubuh.

Ciri- ciri obat rusak:

 Telah berubah warna, bau, dan rasa


 Bentuk pecah, retak, berlubang, menjadi bubuk
 Kapsul/puyer/tablet menjadi lembab, lembek, basah, lengket
 Cairan/salep/krim menjadi keruh, mengental, mengendap, memisah, mengeras
 Timbul noda bintik-bintik gas

Cara membuang obat:

 Keluarkan obat dari wadah aslinya


 Hancurkan obat tersebut jika berbentuk padat digerus, jika berbentuk cair diencerkan
 Masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat
 Buang wadah tersebut ke tempat sampah.

Anda mungkin juga menyukai