Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ike kurniawati

KELAS : 3 FA 2
NPM : 11171055
MATAKULIAH : TFSP
Soal TFSP yang ada di Powerpoint Materi Kuliah TFSP Pertemuan 1.
1. Apakah produk sediaan tablet/kapsul/serbuk dari industri farmasi indonesia, sama
kualitasnya dengan produk industri asing?
obat yang diproduksi oleh industri pmdn dan bumn, kualitasnya akan sama dengan pma.
Kembali lagi pada PIC/S atau Pharmaceutical inspection cooperation scheme, bahwa bpom
mengaudit industri farmasi dengan standar global.

2. Apa saja komponen OEE ?


Avalability ( waktu kesediaan mesin)
Performance ( jumlah unit yang diproduksi)
Quality (mutu yang dihasilkan)

3. Jelaskan Setiap Aspek Tersebut (Penjagaan OEE) Agar Industri Sustain ?


Desain Pabrik yang Optimum, , maksudnya pabrik harus bisa menyediakan lahan yang cukupp untuk
produksi beserta penyimpanan dll, tetapi tidak berlebihan harus dibuat sesuai dengan sesuai dengan
kebutuhan seefisien mungkin, agar desain pabrik tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan
System Batch atau Dedicated, Batch system adalah dimana job-job yang mirip dikumpulkan dan
dijalankan secara kelompok kemudian setelah kelompok yang dijalankan tadi selesai maka
secara otomatis kelompok lain dijalankan
Pemilihan dan Investasi Mesin yang Tepat , maksudnya adalah mesih harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan kemudian dilihat apakah dengan membeli mesin mahal yang misalkan
hanya dapat membuat obat yang jarang di produksi atau produksinya terbatas sebaiknya di hindari,
lebih baik dibelikan mesih yang kepake lama dan memproduksi obat-obatan yang banyak dibutuhkan.
Low Cost vs High Volume, menekan biaya belanja dan menghasikan produk dlm jumlah yg
banyak
4. Mengapa Indonesia masih mengimpor obat untuk pandemi covid-19? adapun obat
tersebut adalah: Oseltamivir 75 mg (Tamiflu), Azitromisin 500 mg, Chloroquine Sulphat
500 mg.
karena sebagian besar dunia menggantungkan distribusi bahan baku dari Cina, sehingga
Indonesia juga menjadi salah satu negara yang bergantung perihal bahan baku obat dari Cina
maka Indonesia masih harus mengimpor karena banyaknya permintaan obat-obat tersebut.
Sumber daya alam di Indonesia sebenarnya sudah berlimpah namun belum dikelola secara
optimal sehingga bahan baku dari obat masih harus impor.
5. Jelaskan formula & formulasi dari: Oseltamivir 75 mg, Vitamin C 400 mg, Azitromisin
500 mg, Levofloxacin 750 mg, Chloroquine Sulphat 500 mg.
Oseltamivir 75 mg = infeksi influenza

Vitamin C 400 mg = suplement


Azitromisin 500 mg = antibiotik
Levofloxacin 750 mg = antibiotik
Chloroquine Sulphat 500 mg =
6. Apakah growth peserta BPJS berbanding lurus dengan konsumsi obat ? Apakah
pemberian obat ke pasien sudah optimal ?
pertumbuhan peserta BPJS tidak berbanding lurus dengan konsumsi obat, karena tidak semua
peserta BPJS memanfaatkannya dengan baik atau bahkan ada peserta BPJS yang jarang sakit dan
jarang menggunakan fasilitasnya sehingga jarang mengkonsumsi obat. Untuk pemberian obat
kepada pasien ada beberapa yang belum optimal seperti tidak tersedianya obat sehingga masih
harus dibeli diluar. Atau dikarenakan kelangkaan obat karena produksi obat dipengaruhi oleh
lancar tidaknya iuran BPJS.

7. Jelaskan mekanisme kerja dari tiap unit proses (peralatan produksi setiap tablet )
Mixing : berdasarkan pengaruh dari kecepatan pengadukan, agar semua bahan tercampur
homogen
Drying : menurunkan kadar air
Final mixing : proses ini untuk pencampuran bahan tablet dengan fasa luar
Tableting : pembuatan tablet
Film / sugar coating : proses pemberian salut gula pada tablet atau salut film
Stripping : kemasan primer langsung bersentuhan dengan obat, digunakan untuk melapisi tablet
agar tidak terpapar oleh partikel atau pengaruh lainnnyadari luar.
Packing : berfungsi untuk melindungi obbat pada saat distribusi atau penyimpanan.
8.Mengapa obat, PKRT, APD, rapid test dan alkes harus impor karen kosong dipasaran?
Jawab : karena Indonesia pada kenyataanya belum mengelola sistem persediannya dengan baik.
Yang seharusnya pemerintah menyiapkan segala kebutuhan untuk kesehatan masyarakatnya,
sehingga dapat mengatasi kebutuhan untuk kesehatan mencegah kekurangan dan
penyalahgunaan alat kesehatan, APD, ataupun obat. Dan tidak mengekspor terllebih dahulu apa
yang sudah ada untuk kegiatan pencegahan meminimalisir kekosongan. Namun jika masih
kekurangan tetap harus impor karena tidak semuanya bisa diproduksi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai