Anda di halaman 1dari 4

Modul ke 2 Manusia menurut Islam

Oleh : Toteng Suhara.S.Ag.M.Sos

MANUSIA MENURUT ISLAM

Siapakah manusia sebenarnya? Apakah kita sudah mengenal diri kita sendiri? Dimanakah kedudukan kita
sebagai ciptaan Allah ? Bagaimana seharusnya sikap kita pada Allah SWT? Dan masih banyak lagi
persoalan yang perlu dilontarkan kepada manusia pada dirinya sendiri yang sudah hidup sekian lamanya
di muka bumi.

Masalah manusia adalah hal yang tidak pernah habis-habisnya di bicarakan. Banyak ilmuwan mencoba
membicarakan dan mempelajarinya . namun tidak begitu berhasil. Karena masing-masing pakar
mempunyai teori dan definisinya sendiri mengenai manusia. Bebagai disiplin ilmu seperti psiologi,
sosiologi, ekonomi, antropologi, filsafat, dan teologi mempunyai berbagai pendekatan yang berbeda dan
teori yang berlainan tentang manusia.

Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari ruh dan tanah yang dilengkapi dengan potensi hati, akal
dan jasad. Potensi manusia ini memiliki kelebihan dan keutamaan dibanding makhuk lainnya. Dengan
hati, manusia berniat, dengan akal manusia berilmu. Dan dengan jasad , manusia bermal. Kelebihan dan
kemuiiaan manusia itu disediakan untuk menjalankan amanah beribadah dan menjalankan fungsi
khlaifah di muka bumi. Peranan dan tugas yang dilakukan ini akan mendapatkan balasan yang sesuai.

Setelah mengenal Allah sebagai pencipta manusia, maka untuk memantapkan keimanan kepada Allah
diperlukan pengenalan kepada manusia. Terkadang tidak mengenal siapa sebenarnya diri kita? Dan
peranan apa yang perlu dilakukan di dunia? Allah yang telah menciptakan manusia, memberikan tugas
manusia di bumi, di antara tugasnya adalah ibadh dan sebagai khalifah. Pengenalan terhadap diri
manusia amat diperlukan. Allah telah menciptakan manusia dengan akal yang berbeda dengan makhluk
lainnya. Kepandaian manusia perlu dioptimalkan dengan mengoptimalkan akal melalui ilmu yang
dipelajarinya. Mengoptimalkan akal perlu dengan belajar, manusia yang tidak mau belajar tidak dapat
menjalankan fungsinya sebagaimana yang teah allah ciptakan kepadanya.

Untuk berfumgsi sebagai khalifah dan mampu melaksanakan ibadah dengan baik, selain manusia
mengoptimalkan peran akalnya juga diperlukan mengoptimalkan peran hati(qalb) dengan berazam.
Makhluk lain tidak dibrikan fasilitas hati. Hati yang ada pada manusia mampu untuk menilai
lingkungannya baik dan buruk.
Pengoptimalan potensi manusia dari segi hati, akal dan jasad akan membawa manusia ke derajat yang
tinggi dan mulia seperti mulianya ruh yang Allah berikan kepada manusia. Sebaliknya apabila manusia
tidak mampu mengoptimalkan potensinya akan mencapai derajat yang rendah bagaikan binatang atau
tanah seperti asalnya manusia.

Manusia menurut Al Qur’an

Di dalam al Qur’an Allah SWT. menyebutkan bahwa Ia menciptakan manusia dari tanah(turab) dan
kemudian anak dan keturunannya dari air mani. Allah pun menyebutkan bahwa manusia menjadi hidup
bernyawa setelah ditiupkan ruh ke dalamnya keudian diberi pendengaran, penglihatan, dan hati. Namun
hanya sedikit manusia yang bersyukur atas kesempurnaan pemberian Allah Swt.

Manusia denga nasal turab dan ruh, berkembang menjadi makhluk yang sempurna secara fisik
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Bahkan Allah SWT menyebutkan bahwa penciptaan manusia
dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Apabila manusia menyadari kelebihan ini, tentunya manusia
bertingkah laku baik dibandingkan binatang.

Dengan potensi akal, manusia mampu melakukan berbagai keahlian yang dimiliki oleh makhluk lainnya.
Sangat merugi apabila potensi manusia tidak dikembangkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu
banyak firman Allah menyebutkan manusia bagaikan binatang dan tumbuh-tumbuhan, apabila
melaksanakan tingkah laku berdasarkan Islam, dengan mengamalkan nilai Islam maka potensi yang
dimiliki manusia menjadi berkembang.

Thaaqah(Potensi)

Manusia memiliki potensi yang telah diberikan oleh Allah beruap hati, akal dan jasad. Ketiga potensi ini
dimiliki oleh manusia , hanya tidak semua manusia mampu mengoptimalkan ketiga potensi tersebut.
Orang yang beriman semestinya mampu mengoptimalkan potensi itu karena merupakan perintah dan
kewajiban bagi seorang muslim. Potensi akal dapat dikembangkan kepad ilmu pengetahuan dan teknologi
sedangkan potensi hati lebih tenang dan tentram. Potensi jasad dapat dikembangkan kepada keperluan
manusia seperti aspek kesehatan dan kesejahteraan.

Al Amanah (Amanah)

Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan dan tersalurkan dengan baik apabila manusia
mengikuti perintah Allah dan Rasul Nya. Segala potensi pada manusia diperuntukan dan disediakan Allah
agar manusia dapat menjalankan ibadah dan melaksanakan fungsi khalifah.
Menjalankan ibadah adalah amanah dari Allah yang dapat membuat kita mendapatkan kedudukan mulia
di sisi Nya. Dengan ibadah kita menjadi kuat dan dapat menegakkan keadilan dan kedamaian di dunia.
Dengan ibadah pula kita akan mendapatkan kedudukan khalifah yang Allah sediakan kepada umat Nya
yang beribadah dan berdakwah.

Dengan potensi yang disebutkan di atas, manusia dikehendaki mampu menjalankan misi sebgai khalifah
yang telah diamanahkan oleh Allah walaupun makhluk lainnya enggan menerima amanat tersebut. Begitu
pula dengan potensu yang dioptimalkannya maka manusia mampu untuk melaksanakan ibdah dengan
baik. Mukmin yang baik adalah mukmin yang mampu menjalankan amanah yang dilaksanakannya.

Allah telah memberi amanah ini kepada langit, bumi dan gunung, tetapi mereka tidak menerimanya,
sedangkan manusia mau menerimanya. Karenanya manusia diberi amanah untuk melaksanakan tugas
ibadah.
TUGAS

1. Tuliskan ayat –ayat Al Qur’an dan terjemahnya yang berkaitan dengan manusia sebagai berikut
a. Manusia diciptkan dari unsur Turab dan ruh
b. Berkaitan dengan potensi manusia hati, Aqal dan Jasad.
c. Amanah manusia menjalankan Ibadah dan fungsi kholifah.
2. Jawaban dikirim melalui email ke totengsuhara69@gmail.com paling lambat hari selasa 30 Juni
2020.

Anda mungkin juga menyukai