Anda di halaman 1dari 39

Menembus Jurnal Bereputasi Internasional


Systemic Practice and Action Research,
SPRINGER
Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M

1
Menembus Jurnal
Bereputasi
Internasional –
Systemic Practice and
Action Research,
Disampaikan pada WEBINAR
SPRINGER
SERIES – Lanjutan KULIAH UMUM
SOFT SYSTEMS METHODOLOGY

Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M


1 OVERVIEW PENELITIAN

2 PROSES DARI AWAL HINGGA PENERBITAN PUBLIKASI

3 TIPS AND TRICK MENEMBUS JURNAL INTERNASIONAL

4 KESIMPULAN 3
1 – OVERVIEW PENELITIAN
System thinking memandukan
pemahaman dalam melihat
hubungan antara sesuatu dengan
pertimbangan situasi dilihat
sebagai suatu keseluruhan
(holistik), ketimbang sistem pada
komponen per bagian
(Checkland, 1978).

Pendekatan sistem diawali dengan situasi


yang kompleks dan tidak pasti. Sehingga hasil
yang diharapkan lebih menuju resolusi
(memperbaiki situasi) ketimbang solusi
(pemecahan permasalahan (Checkland, 1978).
5
Soft Systems Action
Methodology Research

• Tepat digunakan pada model kajian sosial


pada level kelompok atau organisasi
• Melihat hubungan antar sesuatu; (Checkland & Poulter, 2006);
• Memandang situasi secara • ”Belajar sambil melakukan/learning by
doing”. (Uchiyama, 2009; Hardjosoekarto,
keseluruhan (holistik);
2012)
• Situasi yang kompleks dan tidak • Peneliti tidak hanya sekedar sebagai
pasti; observer, tapi terlibat langsung bersama
• Fokus pada resolusi (memperbaiki objek penelitian untuk mendapatkan “some
situasi). feeling” (Uchiyama, 2009)
• Kolaborasi peneliti dengan problem owner
dalam membangun rekomendasi perubahan.
(McKay & Marshall, 2011)

KOMBINASI SOFT SYSTEMS METHODOLOGY 6

(SSM) DENGAN ACTION RESEARCH (AR)


Terdiri dari 7 (tujuh) tahapan
1. Problem situation considered problematic
2. Problem situation expressed
3. Root definition of relevant purposeful activity
systems
4. Conceptual models of the systems named in the
root definitions
5. Comparison of models and real world
6. Changes: Systematically desirable, culturally
feasible

Sumber: Checkland,
7. Action to improve the problem situation
1981
Warna kuning menunjukkan tahapan yang Warna biru menunjukkan tahapan yang mana kita berpikir 7
berhubungan dengan dunia nyata atau dapat secara sistem terhadap dunia nyata atau dapat disebut
Keterangan disebut sebagai tahapan untuk mengevaluasi sebagai tahapan untuk membangun model
model (Evaluate Models) (Building Models).
Tahap 1: Identifikasi permasalahan tidak terstruktur
Mengumpulkan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan situasi problematik melalui data primer dan sekunder. Hasil dari pengumpulan
dan interpretasi informasi akan memberi gambaran mengenai situasi yang bermasalah (problematic) pada konteks penelitian.

Tahap 2: Strukturisasi Permasalahan


Menyusun gagasan mengenai situasi problematic secara sistematis berdasarkan informasi yang diperolehnya. Peneliti mengurai permasalahan
sehingga menjadi permasalahan yang terstruktur (structured problems) melalui gambaran situasi yang kaya akan informasi (Rich Picture).

Tahap 3: Perumusan Root Definition


Merumuskan Roots Definitions (RD) yang menggambarkan apa, bagaimana, dan mengapa dalam sistem yang dilakukan. Menggunakan RD untuk
memperkaya pertanyaan mengenai situasi problematik.
Tahap 4: Perumusan Model Konseptual
Peneliti membuat model konseptual (Conceptual Models) berdasarkan panduan RD analisis PQR, CATWOE, dan kriteria 3E (Efficacy, Efficiency,
dan Effectiveness). Pada praktiknya kriteria ini dapat berkembang menjadi 6
Tahap 5: Bandingkan Model dengan Dunia Nyata
Membandingkan hasil kajian dengan realita dunia nyata dengan membuat tabel komparasi untuk memudahkan proses perbandingan. Hasil
komparasi tersebut akan menjadi panduan bagi peneliti dalam merancang perubahan-perubahan yang akan meningkatkan situsi problematik.

Tahap 6: Mengembangkan Intervensi yang Diinginkan dan Layak


Menganalisa dan mengiterpretasikan situasi problematik berdasarkan komparasi berdasarkan systematically desirable dan culturally feasible yang
telah dilakukan sebelumnya. Hasil analisa ini akan menjadi dasar dalam menentukan perubahan-perubahan bagi situasi problematik.

Tahap 7: Tindakan yang Dilakukan untuk Memperbaiki Situasi Permasalahan


Melaksanakan intervensi yang systematically desirable dan culturally feasible sebagai tindak lanjut untuk memperbaiki situasi yang bermasalah.

AKTUALISASI TAHAPAN SSM PADA PENELITIAN


Apakah ruang fiskal
pendanaan
Tata Kelola Kolaboratif “...ada rakyat butuh, infrastruktur yang
terbatas dalam
dalam Kerjasama provinsi butuh airport, Policy Level APBN
Pemerintah dengan Badan provinsi butuh jalan tol, mempengaruhi tata
kita hanya mengandalkan kelola?
Usaha (KPBU) pada APBN enggak akan selesai Bagaimana
Infrastruktur Bidang PUPR sampai kiamat.” pengembangan
dari Perspektif Biaya kerangka hukum KPBU
Transaksi Pengembangan sumber saat ini?
pendanaan infrastruktur
Bagaimana
kreatif, salah satunya pengembangan
KPBU. Pemerintah Pusat kerangka kelembagaan
“KPBU memiliki prinsip Organizational KPBU saat ini?
utama yaitu Level
’collaboration’.“ (Martani Apakah implementasi
Huseini, 2017) KPBU sudah optimal?
Peneliti
Bagaimana optimalisasi
Suksesnya PPP ditentukan oleh clear strategic fungsi Simpul KPBU
Academic Advisor
vision, policies & favorable regulation, dan untuk meningkatkan
appreciation to investor value preposition. Kementerian partisipasi swasta dalam
PUPR skema KPBU?

Operational Bagaimana mengatasi


SSM Practitioner
“...harus dilakukan usaha-usaha permasalahan data-data
Level
peningkatan koordinasi lintas sektoral dan terkait proyek KPBU
peningkatan kapasitas aparatur dalam masih tersebar di
implementasi skema KPBU SDA BM sektor?

Apakah investor
Academic Reviewer KPBU yang sukses dilaksanakan baru pada BK CK masih kesulitan
sektor jalan tol, sedangkan pada sektor lain mendapatkan data
belum berhasil dilaksanakan terkait proyek KPBU?
Perumahan
9

RICH PICTURE (RP) DALAM PENELITIAN


RD 1 – Pembentukan Undang-
Undang Investasi Infrastruktur

RD 2 - Pembentukan Peraturan
Policy level Pemerintah tentang Investasi
Infrastruktur

RD 3 – Perubahan Peraturan
Presiden Nomor 38 Tahun 2015
tentang KPBU

Problem RD 4 – Permen PUPR tentang Tata


Solving Cara Pelaksanaan KPBU di
Organizational
level Kementerian PUPR Terwujud
RD 5 – Pembentukan Key
Performance Indicators (KPI)
Investasi Infrastruktur Terwujud
RD 6 – Transformasi Kelembagaan
KPBU
Terwujud
RD 7 – (Sistem Informasi) Layanan
Operational Informasi dan Konsultasi Investasi
level Infrastruktur Kementerian PUPR
Berbasis Web Terwujud
10

ACTION/TINDAKAN NYATA IMPLEMENTASI HASIL KAJIAN SSM-AR


1. Menyusun naskah akademis sebagai penilaian apakah perlu
2. Menyusun draft RUU tentang Investasi Infrastruktur
dibuat UU tentang Investasi Infrastruktur

3c. Merumuskan draft 3d. Merumuskan draft 3e. Merumuskan draft


3a. Merumuskan draft 3b. Merumuskan draft
Bab 3 mengenai Bab 4 mengenai Bab 5 mengenai
Bab 1 mengenai Bab 2 mengenai
Sistem Manajemen Perjanjian Investasi Sistem Kinerja
Sistem Pembinaan Kelembagaan dalam
Risiko dalam Infrastruktur dalam Investasi dalam
dalam meminimalisir meminimalisir
meminimalisir meminimalisir meminimalisir
principal-principal principal-principal
principal-principal principal-principal principal-principal
problem problem
problem problem problem

4a. Mengembangkan 4b. Mengembangkan 4c. Mengembangkan 4d. Mengembangkan 4e. Mengembangkan
Sistem Pembinaan Sistem Kelembagaan Sistem Manajemen Standar Perjanjian Sistem Kinerja
Investasi Infrastruktur Investasi Infrastruktur Risiko Investasi Infrastruktur Investasi Infrastruktur
RD 1:
5a. Membina Aparatur 5b. Membagi peran,
Pembentukan
Sipil Negara (ASN),
investor, dan tenaga
kewenangan, dan
rencana kerja masing-
5c. Mengalokasikan 5d. Menilai kinerja Undang-Undang
ahli masing
risiko kepada pihak
yang paling mampu
layanan dan
pengusahaan investasi
tentang Investasi
kementerian/lembaga
dalam investasi
mengendalikan risiko infrastruktur Infrastruktur
infrastruktur

6a. Menyelaraskan 6b. Menjamin


pemahaman dan 7. Meminimalisir biaya kesetaraan para pihak
menyetarakan transaksi dengan dan ketentuan dalam
pengetahuan dalam meminimalisir principal- perjanjian dengan
mengurangi asimetris principal problem mempertimbangkan
informasi risiko

Monitoring 1-7 Define Criteria 3E


UU = Undang-Undang
RUU = Rancangan Undang-Undang 11
Take Control Action

CONTOH MODEL KONSEPTUAL BERDASARKAN RD 1


PERBANDINGAN MODEL KONSEPTUAL DENGAN DUNIA NYATA
MELALUI WAWANCARA DENGAN AKTOR (PELAKU DUNIA NYATA)

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Direktur Jenderal Bina


Periode 2014-2019 Konstruksi Periode 2015-2017

Nama RD Systematically Desirable? Culturally Feasible? Possible Action

Membentuk Undang- Ya, melalui pembentukan Ya, dengan merepresentasikan Ya, Presiden dan/atau DPR RI
undang (UU) yang Undang-undang (UU) yang sebuah akomodasi dari kepentingan harus mengedepankan
memperjelas peran memperjelas peran negara yang berbeda dari para pemangku kepentingan terbaik bagi
negara dalam dalam meminimalisir risiko kepentingan tentang pembentukan masyarakat dengan
meminimalisir resiko kegagalan pelaksanaan Undang-Undang (UU) yang mempertimbangkan kejelasan
proyek investasi infrastruktur memperjelas peran negara dalam peran negara dalam
kegagalan
sesuai norma UU No. 2/2017 meminimalisir resiko kegagalan meminimalisir risiko kegagalan
pelaksanaan proyek
tentang Jasa Konstruksi Pasal pelaksanaan proyek investasi pelaksanaan proyek investasi
investasi 36 sebagai akibat dari infrastruktur sesuai norma UU No. infrastruktur sesuai norma UU No.
infrastruktur sesuai Principal-principal Problems 2/2017 tentang Jasa Konstruksi Pasal 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
norma UU No. 36 sebagai akibat dari Principal- Pasal 36 sebagai akibat dari
2/2017 tentang Jasa Principal Problems Principal-Principal Problems
Konstruksi Pasal 36
sebagai akibat dari
Principal-principal 12
Problems
13

2 – PROSES DARI AWAL HINGGA PENERBITAN PUBLIKASI


REVIEW MITRA KOREKSI DAN
PENGUMPULAN PUBLIKASI
BESTARI REVISI

Setiap publikasi mempunyai durasi yang berbeda Pada jurnal SPAR, Sedangkan perkiraan
serta mekanisme kerja yang berbeda pula. perkiraan waktu yang waktu yang dibutuhkan
Perbanyak informasi terkait ketentuan dan tata cara dibutuhkan dari hingga tulisan diterima
publikasi oleh suatu penerbit. Hal yang dapat pengumpulan adalah 236 hari.
dilakukan adalah berdiskusi awal dengan (submission) hingga
TENTUNYA DURASI INI HANYA
pembimbing atau rekan studi yang sudah pernah keputusan pertama adalahPERKIRAAN. BISA LEBIH CEPAT ATAU
54 hari.
menerbitkan pada penerbit tersebut. LEBIH LAMA TERGANTUNG KOMITMEN
ANDA SEBAGAI PENULIS.

PROSES PUBLIKASI SECARA UMUM


PADA BEBERAPA JURNAL INTERNASIONAL
(CONTOH: SPAR), PENULIS AKAN DIMINTA
MEMBUAT AKUN PENULIS DIMANA TAHAP
DARI PENGIRIMAN (SUBMISSION), PROSES
KEBANYAKAN TAHAPAN PUBLIKASI PADA JURNAL REVIEW, REVISI, HINGGA PENERBITAN
INTERNASIONAL TELAH DILAKUKAN SECARA DARING DAPAT DIPANTAU MELALUI AKUN
(ONLINE). TERSEBUT.

GAMBARAN TAHAPAN PUBLIKASI


MELALUI AKUN PENULIS
(AUTHOR),
PENULIS DAPAT MENGETAHUI
SUDAH PADA TAHAPAN MANA
TULISAN YANG DIBUAT

PENULIS JUGA DAPAT MELIHAT


APABILA ADA REVISI YANG
DISAMPAIKAN OLEH REVIEWER
LANGSUNG MELALUI SISTEM

16
Penulis aktif melakukan
korespondensi dengan editor
SPAR melalui sistem dan email

Tulisan di- Editor memutuskan Editor menerima PROSES KURANG LEBIH 180 HARI,
submit tanggal “Revisi Major” pada tulisan/paper pada
LEBIH CEPAT DARI PERKIRAAN
8 September tanggal tanggal
14 Desember 2018 03 Maret 2019 PENERBIT SPAR (236 HARI) 17
2018

AKTUALISASI SELURUH TAHAPAN PUBLIKASI


HAL UNIK KETIKA KORESPONDENSI
DENGAN EDITOR JURNAL
INTERNASIONAL

Proses publikasi Jurnal Editor Jurnal Internasional juga


Internasional harus dinikmati punya jadwal tersendiri, termasuk
prosesnya dan jangan terlalu travelling!
dirasakan lamanya.

BE PATIENT AND DO THE BEST!


“Based on the advice received, your
manuscript could be reconsidered for
publication should you be prepare to
incorporate minor/major revisions”

Penulis diminta melakukan revisi


berdasarkan komentar-komentar dan
harus dijelaskan langkah-langkah yang
sudah diambil dalam memperbaiki
naskah tulisan
19
Reviewer #1 menyampaikan
apresiasinya terhadap pekerjaan yang
dikirimkan oleh penulis
Reviewer #1:
Apresiasi itu bukanlah tanpa alasan. Manuscript yang
Its nice work, I will suggest to dikirimkan oleh penulis telah melalui beberapa kali revisi
include cross country serta telah dilakukan proof-reading Bahasa Inggris secara
mendalam, yang difasilitasi oleh Pembimbing serta ahli
comparisons. It will improve Bahasa Inggris.
the application of your
Catatan Reviewer #1 yang terkesan singkat ini tentunya
conceptual model. merupakan tantangan tersendiri. Terutama pada masukan
agar memasukkan perbandingan antar negara (cross country
comparisons). Hal ini tentunya memerlukan penelaahan lebih
lanjut.

20
Highlight:
• Warna kuning: saran dan masukan
• Warna hijau: apresiasi
Reviewer #2:
This paper addresses an interesting topic that has both economic
and potential social implications and appears to provide some
original insight by devising comprehensive framework.
However, this research has novelty since it is an original research,
it also lacks in literature support, and the author/s has to consider
the following suggestions to strengthen their study.

The concepts are clear but need some literature support - Source
Berbeda dengan reviewer #1, reviewer
of literature is needed for the framework and diagrams and some
major factors need to be cited. So there would be some clarity for #2 menyampaikan komentar secara
the readers to understand and refer. lebih detil.
The following line has a strong statistics but there are no
references.
“Alternative funding mechanisms require a development of
Reviewer #2 menyampaikan bahwa tulisan yang dikirim
infrastructure provision since the Government still encounters memiliki topik yang menarik (interesting topic), mempunyai
budget constraints. Based on the technocratic design of National analisis yang original (provide some original insight), dan
Planning Agency of 2015-2019, the funding requirement for the
Ministry of Public Works and Housing is IDR 1.915 trillion, yet the
membentuk kerangka kerja yang komprehensif (devising
available fund is merely IDR 1.289 trillion. Therefore, to meet the comprehensive framework), dan memiliki keterbaruan (has
funding for the provision of Public works and Housing novelty).
infrastructure sector, there is still a financial gap of IDR 626 trillion
(Table 1). The funding gap is expected to be met through non-
Government financing.”
Namun yang menjadi catatan dari Reviewer #2 adalah
The following statements need to be cited (because there should kurangnya dukungan literatur serta belum dicantumkannya
be evidence when author compare the particular phenomenon with sumber dan sitasi dari data-data yang ditampilkan. Hal ini
different countries)
“The implementation of PPP is not a new financing scheme, but it merupakan hal yang penting sebagai pembuktian dari data
has been tested decades before. Some other countries have dan informasi yang dicantumkan dalam tulisan.
implemented significant PPP programs including Australia and
Ireland. Australia has made PPP scheme as one of the pillars of 21
Highlight:
infrastructure development, particularly in the state of Victoria.
• Warna kuning: saran dan masukan
Various schemes and infrastructure procurement strategies,
including project bundling into a single procurement have been • Warna hijau: apresiasi
implemented.”
The following statements need to be cited (because there should
be evidence when author compare the particular phenomenon with
different countries)

“While, Western European countries already have a number of PPP


projects, although
PPP still has not contributed significantly to the entire public
investment. United Kelanjutan dari komentar sebelumnya,
States has enough experience in implementing PPP with leasing or masih terhadap sumber dan sitasi yang
leasing schemes. pada hal-hal yang dicantumkan pada
The PPP program was also undertaken in Canada, where PPP in
most of these countries was initially dominated by road projects.”
tulisan.

“For countries located on the Continent of Africa, South Africa is


the country with the most developed PPP implementation in a Reviewer #2 menyampaikan masukan agar lebih memperjelas
number of sectors. Finally, in Asia alone, the PPP mechanism has metodologi yang digunakan dalam penelitian, serta
continued to be developed in Japan, South Korea, China, India and penggunaan software dalam penelitian.
Pakistan. Meanwhile in South East Asia, Philippines became the
country with the most developed PPP mechanism.”
Sejalan dengan catatan Reviewer #1, Reviewer #2 juga
Methodology
In the methodology part authors has explained about “Soft menyampaikan agar melakukan penelaahan dan
Systems Methodology-based Action Research”. The methodology perbandingan terhadap negara-negara lain, terutama negara
needs accuracy and application with the help of software (which berkembang.
means need some details and justification about how the authors
come up with the issues with the help of software, can place the
details in a separate table or some brief explanation of how model Reviewer #2 menyampaikan apresiasi terhadap alur dan tata
is frameworked). CATWOE analysis need some clarity. bahasa penulisan yang dinilai luar biasa (the flow and the
Overall, the author has in fact neglected some significant studies
in literature in the area. Most of the citations in the manuscript are language in the paper is extraordinary). Serta menyampaikan
from developed countries and lager economies. Hence trying to ada kontribusi yang jelas dari karya ini. 22
generalize them to a specific economy without empirical evidence
is not acceptable. Highlight:
The flow and the language in the paper is extraordinary and clearly • Warna kuning: saran dan masukan
highlighted the contributions made by the paper. • Warna hijau: apresiasi
Proses revisi menghasilkan 2 (dua) jenis dokumen
yakni i) manuscript yang sudah direvisi
berdasarkan rekomendasi reviewer dan ii) tabel
yang mencantumkan tanggapan yang telah
memasukan rekomendasi reviewer dan editor pada
manuscript.

Agar perbaikan yang dilakukan


penulis lebih sistematis, maka
sebaiknya dibuat tabel yang
menyandingkan komentar revisi
yang disarankan oleh reviewer
dengan revisi yang telah dilakukan
oleh penulis 23
Reviewer #1: Penulis melakukan penelaahan lebih lanjut serta
Its nice work, I will suggest to include cross country memperbanyak referensi dalam rangka melakukan
comparisons. It will improve the application of your perbandingan PPP antara negara. Hasilnya penulis berhasil
conceptual model. mengelaborasi perbandingan antara negara maju seperti
Jerman dan Korea Selatan dengan negara berkembang
Reviewer #2: seperti Indonesia dan Filipina.
This paper addresses an interesting topic that has both
economic and potential social implications and appears
to provide some original insight by devising
comprehensive framework. However, this research has Penulis memperkaya literatur yang dicantumkan dalam
novelty since it is an original research, it also lacks in tulisan terutama dari beberapa sitasi utama (dalam hal ini
literature support, and the author/s has to consider the penelitian yang dilakukan oleh Ho & Tsui, 2015, yang
following suggestions to strengthen their study. mengkaji biaya transaksi pada proyek PPP. Penulis juga
melengkapi tulisan dengan literatur-literatur lain
The concepts are clear but need some literature support (setidaknya ada 5 literatur baru yang ditambahkan)
- Source of literature is needed for the framework and
diagrams and some major factors need to be cited. So
there would be some clarity for the readers to Selain itu Penulis juga telah melengkapi sumber literatur
understand and refer. dan sitasi sebagaimana yang disarankan oleh reviewer
terutama referensi dari tabel dan gambar. 24
The following line has a strong statistics but there are no
references:
“Alternative funding mechanisms require a development of
infrastructure provision since the Government still encounters
budget constraints. Based on the technocratic design of National
Planning Agency of 2015-2019, the funding requirement for the
Ministry of Public Works and Housing is IDR 1.915 trillion, yet the
available fund is merely IDR 1.289 trillion. Therefore, to meet the
funding for the provision of Public works and Housing
infrastructure sector, there is still a financial gap of IDR 626
Penulis melengkapi sitasi penulisan dan sumber data
trillion (Table 1). The funding gap is expected to be met through (dalam hal ini sumber data adalah BAPPENAS, 2014)
non-Government financing.”

The following statements need to be cited (because there should


be evidence when author compare the particular phenomenon
with different countries):

1.“The implementation of PPP is not a new financing scheme, but


it has been tested decades before. Some other countries have
implemented significant PPP programs including Australia and
Ireland. Australia has made PPP scheme as one of the pillars of Penulis mengelaborasi penelitian-penelitian
infrastructure development, particularly in the state of Victoria.
Various schemes and infrastructure procurement strategies, sebelumnya dan melengkapi tulisan dengan sumber
including project budling into a single procurement have been
implemented.”
referensi penulisan data.

2.“While, Western European countries already have a number of


PPP projects, although PPP still has not contributed significantly
to the entire public investment. United States has enough
experience in implementing PPP with leasing or leasing schemes.
The PPP program was also undertaken in Canada, where PPP in 25
most of these countries was initially dominated by road projects.”
In the methodology part authors has explained
about “Soft Systems Methodology-based Action
Research”. The methodology needs accuracy
and application with the help of software (which Penulis melengkapi sitasi penulisan dan sumber data (dalam
means need some details and justification about hal ini sumber data adalah BAPPENAS, 2014)
how the authors come up with the issues with the
help of software, can place the details in a
separate table or some brief explanation of how
model is frameworked). CATWOE analysis need Sesuai masukan Reviewer #2, maka Penulis menelaah
some clarity. studi-studi yang berkaitan dengan penerapan PPP di
negara-negara berkembang sehingga analisis menjadi lebih
Overall, the author has in fact neglected some relevan. Beberapa paper yang menjadi rujukan antara lain
significant studies in literature in the area. Most jurnal oleh Akintoye et al (2015) yang mereview PPP secara
of the citations in the manuscript are from global termasuk Indonesia, Kim et al (2018) membahas
developed countries and lager economies. Hence PPP di Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia, serta
trying to generalize them to a specific economy Economic Intelligence Unit yang mengevaluasi penerapan
without empirical evidence is not acceptable. PPP di Asia Pasifik

The flow and the language in the paper is Penulis berterima kasih kepada reviewer terhadap apresiasi
26
extraordinary and clearly highlighted the yang diberikan dan menyatakan untuk terus memperbaiki
contributions made by the paper. penulisan karya
APABILA SELURUH PROSES REVISI DIJALANI DENGAN
27 BAIK,
MAKA REVIEWER AKAN MENERIMA PAPER ANDA UNTUK
DIPUBLIKASIKAN
PROSES PROOFING AKHIR SEBELUM
DIPUBLIKASIKAN

28
PAPER DIPUBLISH SECARA
DARING TERLEBIH DAHULU
(ONLINE FIRST) PADA 29

14 MARET 2019
PAPER TERPILIH UNTUK DICETAK DALAM
SATU KESATUAN JURNAL SPAR VOLUME 33,
KELUARAN (ISSUE) 2, APRIL 2020 30
31

3 – TIPS & TRICK MENEMBUS JURNAL INTERNASIONAL


Jurnal Springer – Systemic
Practice and Action Research
dipilih karena sesuai dengan Tips:
metodologi yang digunakan • Pemilihan tema penelitian sangat penting
dalam hal ini Soft Systems dan harus sesuai bidang keilmuan serta
Methodology (SSM) – Based diminati oleh jurnal internasional. Pada
Action Research (AR) contoh ini, mengambil tema terkait
Jurnal internasional ini juga Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
dipilih karena berada di kuartil (KPBU) atau Public-Private Partnership (PPP)
Q2 yang memiliki reputasi yang masih sangat relevan dengan
publikasi yang cukup baik pembangunan infrastruktur di Indonesia saat
ini. Selain itu, paper ditulis dengan metode 32

penelitian yang sangat sesuai dengan


publikasi SPAR.
Proses dari pengiriman awal hingga
terbit menjadi jurnal internasional
kurang lebih 6 bulan (publikasi pada
Systemic Practice of Action Research)

Draf Manuscript dikirimkan


pada tanggal 16 September
2018 yang kemudian
mendapatkan revisi. Setelah
proses revisi dilakukan, jurnal
baru diterima untuk
dipublikasi (accepted for
publish) pada tanggal 04
Maret 2019. Oleh karena itu,
perlu menjadi perhatian
bahwa proses publikasi 33
internasional membutuhkan
durasi waktu yang cukup
lama.
Hal yang terlihat sepele namun
SANGAT KRUSIAL dalam menyiapkan
tulisan untuk di-publish di jurnal
internasional

Penekanannya disini adalah


bahwa ketentuan dari
masing-masing penerbit
berbeda-beda, baik dari
format manuscript, format
referensi/daftar pustaka,
penulisan abstrak, bahkan
FORMAT TULISAN juga bisa
berbeda. HAL PERTAMA YANG DILIHAT ADALAH KESESUAIAN
DENGAN KETENTUAN. SEBAGUS APAPUN ISI TULISAN 34
ANDA, APABILA TIDAK SESUAI KETENTUAN MAKA
TIDAK AKAN DITERIMA (ACCEPTED)
Proses penulisan jurnal telah
melalui beberapa proses
asistensi dengan pembimbing
sehingga revisi dari peer-
reviewer SPAR cukup minor

Tips:
• Perkuat literatur, perbanyak jurnal referensi. Hal ini penting untuk menemukan novelty atau
keterbaruan baik dari substansi maupun metodologi; dan
• Jangan lupa menyantumkan referensi. Pastikan referensi yang digunakan valid dan relevan.
Peer-reviewer publikasi internasional sangat sensitif terhadap kesahihan (validitas) dan 35
relevansi referensi dengan isi tulisan, serta perhatikan tata cara penulisan referensi/daftar
pustaka yang sesuai dengan publikasi yang bersangkutan.
Tips:
• Perhatikan flow penulisan dan tata
bahasan dan penulisan Bahasa Inggris
yang digunakan. Jangan gunakan tata
Bahasa “Google Translate”. Banyak
berlatih menulis dalam kosa kata
Bahasa Inggris. Apabila
memungkinkan, gunakan jasa ahli
Proof-reading Bahasa Inggris; dan
• Apabila ada software yang digunakan
36
dalam penulisan jurnal sebaiknya BUATLAH REVIEWER JURNAL TERKESAN
dijelaskan jenis software dan versi DENGAN TATA BAHASA DAN PENULISAN
serta fungsi software. PAPER ANDA!!!
37

4 - KESIMPULAN
• Dalam menyusun publikasi internasional, buatlah
manuscript sebagus mungkin terlebih dahulu baru
kemudian di-submit. Hal ini untuk menghindari paper
anda ditolak.
• Penting untuk mencari jurnal yang terindeks, jangan
sampai tertipu oleh jurnal abal-abal. Kemudian
pastikan tema paper Anda sesuai dengan penerbit
yang Anda pilih.
• Sebaik apapun karya ilmiah yang Anda tulis, jika hasil
dari copy/paste karya orang lain pasti tidak akan
mendapatkan apresiasi dari reviewer, bahkan akan
berakhir penolakan (rejected).
• Pastikan bahwa tata bahasa dan penulisan paper
Anda baik dan benar. Karena hal yang pertama kali
dilihat oleh reviewer adalah bahasa.
• Jangan bosan mengoreksi paper Anda. Semakin
sering Anda lakukan koreksi maka akan semakin
berkualitas paper yang Anda buat.
• Peran Pembimbing sangat penting dalam proses
penyusunan jurnal internasional, sehingga diperlukan
kerjasama yang baik dan kuat antara Pembimbing dan
Penulis.
Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M.

Anda mungkin juga menyukai