Anda di halaman 1dari 2

2. Menurut Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan karya Prof. M.

Jusuf Hanafiah, SpOG


dan Dr. Amri Amir, SpF , Etik berasal dari kata Yunani ‘ethos’ yang berarti ‘yang baik, yang
layak’. Ini merupakan norma – norma, nilai – nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi
tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Etik profesi kedokteran
merupakan prinsip moral, asas akhlak dokter terhadap klien (pasien), teman sejawat, masyarakat.

4. Lembaga Hukum :
Menurut Jurnal Hukum Universitas Diponegoro yang berjudul “Tinjauan Yuridis Tugas dan
Wewenang Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia” menyatakan bahwa pelanggaran
terhadap etik kedokteran akan diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK),
sedangkan pelanggaran terhadap disiplin kedokteran akan diselesaikan oleh Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
Lembaga Non Hukum :
Menurut Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi yang berjudul “Tinjauan Yuridis
Normatif terhadap Peran dan Fungsi Advokat dalam Penyelesaian Perkara Perdata” menyatakan
bahwa seperti yang telah diketahui bahwa peran dan fungsi advokat dalam penyelesaian perkara
perdata atau penyelesaian sengketa itu ada berupa penyelesaian melalui pengadilan (ligitasi).
Pengyelesaian sengketa juga dapat diselesaikan di luar pengadilan (non ligitasi) yang lazim
dinamakan dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) atau Alternatif Penyeesaian Sengketa
(APS).
Menurut Pasal 1 poin 10 UU Arbitrase dan APS. Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah
lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak,
yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli.

7. Menurut Jurnal Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa
sikap profesionalisme seorang dokter dalam klinis dapat ditunjukkan dalam beberapa hal yang
akan menjadi tolak ukur profesionalisme seorang dokter dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Profesionalisme kedokteran dalam klinik meliputi :
a. Mencapai Kesuksesan dan Keberhasilan Klinik Secara Prima
Sikap profesionalisme seorang dokter ditandai dengan keahlian yang prima. Yang
dimaksud dengan prima adalah melebihi standar kompetensi yang telah ditentukan dan
ditetapkan. Sikap ini dapat dimiliki oleh seorang dokter apabila ia menguasai kompetensi klinik
dan terus mempelajari dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
b. Berperikemanusiaan
Sikap sungguh – sungguh dan perhatian kepada pasien, dan memperlakukan pasien
sebagai manusia seutuhnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rasa terharu, empati dan kasihan
kepada pasien.
c. Bertanggung Jawab
Dokter yang professional adalah dokter yang mampu bertanggung jawab atas segala
tindakan yang telah ia ambil dan ia lakukan. Sikap tanggung jawab tidak hanya dilakukan ketika
terdapat kekeliruan dalam tindakan, tetapi menggunakan prosedur yang tepat dalam pengobatan
juga termasuk sikap tanggung jawab yang harus dimiliki dokter.
d. Mementingkan Kepentingan Orang Lain
Dokter adalah profesi yang humanis. Oleh karena itu, seorang dokter harus mampu
mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafiah, J, dkk. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1999
2. Nigrianti, K, dkk. Tinjauan Yuridis Tugas dan Wewenang Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia. 2017
3. Hasan, Nur. Tinjauan Yuridis Normatif terhadap Peran dan Fungsi Advokat dalam
Penyelesaian Perkara Perdata. 2017
4. Undang – Undang Arbitrase dan APS Pasal 1, Poin 10
5. Saputra, Ilyas, dkk. Profesionalisme Dokter. 2013

Anda mungkin juga menyukai