Fraktur Malunion PDF
Fraktur Malunion PDF
Disusun oleh :
dr. Albertus Maria Henry Santoso
Pembimbing :
dr. Anton Rumambi, DK, M. Kes
dr. Giselle Tambajong
i
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Waktu yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan fraktur ...... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Anatomi
Tulang berfungsi sebagai penunjang dan pelindung tubuh serta
tempat untuk melekatnya otot yang berperan untuk menggerakkan kerangka
tubuh. Didalam tulang terdapat ruang berisi jaringan hematopoietik yang
bertugas membentuk sel darah. Selain membentuk sel darah tulang juga
merupakan tempat primer untuk penyimpanan dan pengaturan kalsium dan
fosfat.
Tulang merupakan jaringan yang terstruktur dengan baik dan
mempunyai lima fungsi utama yaitu :
a) Membentuk rangka badan
b) Sebagai tempat melekat otot
c) Melindungi dan mempertahankan organ-organ vital
d) Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam
e) Sebagai organ produsen sel-sel darah
Tulang secara garis besar dibagi atas : tulang panjang, pendek dan
pipih, dimana os femur termasuk kedalam tulang panjang.
Os femur terdiri atas caput, corpus, dan collum dengan ujung distal
dan proksimal. Bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut. Os femur
merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada tubuh yang termasuk
seperempat bagian dari panjang tubuh. Tulang paha terdiri dari 3 bagian
yaitu : epifisis proksimalis, diafisis, dan epifisis distalis.
a) Epifisis Proksimalis
Ujung bulatan 2/3 bagian bola disebut caput femoris yang
memiliki fasies artikularis untuk bersendi dengan asetabulum
dimana pada bagian tengah terdapat cekungan yang disebut
fovea capitis. Caput melanjutkan diri sebagai collum femoris
yang kemudian di sebelah lateral membulat disebut trochanter
3
4
b) Diafisis
Merupakan bagian yang disebut corpus. Penampang melintang
merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan.
Mempunyai dataran yaitu facies medialis, facies lateralis, facies
anterior. Batas antara facies medialis dan lateralis nampak di
bagian belakang berupa garis disebut linea aspera yang dimulai
dari bagian proximal dengan adanya suatu tonjolan kasar yang
disebut tuberositas glutea. Linea ini terbagi menjadi dua asal
yaitu labium mediale dan labium laterale, labium medial sendiri
merupakan lanjutan dari linea intertrochanterica. Linea aspera
bagian distal membentuk segitiga disebut planum popliseum.
Dari trochanter minor terdapat suatu garis disebut linea pectinea.
Pada dataran belakang terdapat foramen nutricium, labium
medial lateral disebut juga supracondilaris lateralis/medialis.
c) Epifisis Distalis
Merupakan bulatan sepasang yang disebut condylus medialis
dan condylus lateralis. Di sebelah proksimal tonjolan ini terdapat
lagi masing-masing sebuah bulatan kecil yang disebut
epikondilus medialis dan epikondilus lateralis. Epicondilus ini
merupakan akhir perjalanan linea aspera bagian distal yang
dilihat dari depan terdapat dataran sendi yang melebar disebut
facies patelaris untuk bersendi dengan os. Patella.
Intercondyloidea yang dibagian proksimalnya terdapat garis
disebut line intercondyloidea.
2.2 Fraktur
2.2.1 Definisi Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah rusaknya kontinuitas struktur baik
tulang keras, tulang rawan, maupun lempeng pertumbuhan, yang dapat
disebabkan baik oleh karena proses trauma maupun non-trauma. Fraktur
6
3. Fraktur patologis
Fraktur yang terjadi karena kondisi tulang yang memang
sudah tidak normal (patologis), meskipun hanya dengan
beban yang kecil sekalipun. Contohnya adalah pada pasien
dengan kondisi osteogenesis imperfecta (OI), osteoporosis,
Paget’s disease, atau adanya proses keganasan.
1. Berdasarkan bentuknya :
a. Fraktur komplit. Tulang patah sepenuhnya menjadi 2
atau lebih bagian. Fraktur komplit bisa berbentuk patahan
transversal, oblique atau spiral, patah segmental, dan avulsi.
b. Fraktur inkomplit. Tulang yang mengalami fraktur
tidak patah sepenuhnya, namun masih ada bagian periosteum
yang menyambung. Contohnya adalah greenstick fracture,
stress fracture, fraktur kompresi.
Gambar 2.3. Prinsip pemeriksaan radiologi pada fraktur (a) – (b) 2 arah, fraktur spiral os ulna;
(c) – (d) 2 waktu, fraktur os scaphoid manus; (e) – (f) 2 sendi, fraktur-dislokasi Montegia;
(g) – (h) 2 sisi, fraktur epicondilus lateralis humerus pada anak kecil
3. Intramedullary nailing
Nailing merupakan metode yang paling disarankan untuk kasus-
kasus fraktur corpus femoris. Proses nailing membutuhkan
intramedullary nail dan locking screws pada akhir proksimal dan
distal dari nail. Metode ini dapat mengurangi terjadinya rotasi
dan cukup stabil bahkan untuk fraktur subtrochanter dan 1/3
distal femur.
4. External fixation
Indikasi untuk dilakukan fiksasi eksternal adalah : (a) fraktur
terbuka yang parah, (b) pada pasien dengan multiple trauma
16
2.3.2 Komplikasi
Secara umum komplikasi dari trauma dengan energi yang cukup
besar, seperti yang mungkin terjadi pada kasus-kasus patah tulang femur
adalah syok hipovolemik karena kehilangan darah, emboli lemak, dan
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
1. Cedera vascular
Jika terjadi cedera vascular khususnya pembuluh-pembuluh
darah besar, harus segera dilakukan repair dan grafting jika
diperlukan. Pada saat yang sama dilakukan ORIF.
2. Tromboemboli
Trombus sering kali terjadi pada pasien yang ditatalaksana
dengan teknik traksi dan harus dirawat di atas tempat tidur dalam
jang waktu yang cukup lama. Oleh karena itu beberapa latihan
atau gerakan tertentu harus tetap dilakukan, penggunaan alat
kompresi seperti celana kompresi atau elastic verband, serta
antikoagulan dosis profilaksis juga sangat diperlukan untuk
17
3. Infeksi
Infeksi merupakan komplikasi yang paling mungkin didapatkan
pada kasus patah tulang terbuka serta tatalaksana fraktur dengan
teknik ORIF. Namun hal ini bisa ditekan dengan penggunaan
antibiotic profilaksis serta memperhatikan konsep sterilisasi dan
asepsis.
5. Malunion
Malunion sangat mungkin terjadi pada tatalaksana fraktur
dengan teknik bracing and traction, sehingga mengakibatkan
terjadinya angulasi atau bahkan shortening. Malunion juga dapat
ditemukan pada penggunaan kaki yang belum sembuh total post
fraktur femur, hal ini akan mengakibatkan tulang demur
mengalami lateral atau anterior bowing. Batas toleransi angulasi
pada tulang femur adalah 15o.
6. Kekakuan sendi
Kekakuan sendi merupakan hal yang sering ditemukan selama
proses penyembuhan fraktur femur. Sendi yang paling
terdampak adalah lutut. Oleh karena itu rehabilitasi medis untuk
18
Gambar 2.9 Malunion fraktur corpus femoris 1/3 media, dengan shoertening
19
2.4.2 Terapi
Tidak semua kasus malunion harus menjalani tindakan reksotruksi.
Ada beberapa panduan yang bisa digunakan untuk memutuskan apakah
malunion suatu fraktur tulang tertentu harus direkonstruksi atau tidak.
3.2 Anamnesis
Tn. JK/ laki-laki/ 32 tahun/ Poli Bedah Ortopedi – IGD – R. Flamboyan
Anamnesis : Autoanamnesis
20
21
3.5 Diagnosis
Fraktur malunion Os Femur Dextra 1/3 distal (4 months neglected)
3.6 Terapi
- Pro MRS
- Bedah : Rekonstruksi femur dextra + ORIF + bone grafting
- Medikamentosa
IVFD RL 20tpm
Inj : Cefotaxime 3 x 1 gr (profilaksis)
Ketorolac 3 x 30 gr
Ranitidine 3 x 1 amp
- Non medikamentosa : puasa 6-8 jam persiapan operasi
3.7 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Komplikasi : perdarahan
27
28
Arnita, Neni. 2018. Klaim Asuransi Jasa Raharja (Persero) Terhadap Korban
Kecelakaan Tabrak Lari. e-Jurnal Unmuh. 18 Maret 2019
Buckley R, Panaro CDA. General Principles of Fracture Care [online]. 2007 Jul
19 [cited 2008 Oct 12]; Available from: URL:
http://www.emedicine.com/orthoped/topic636.htm
Delahay JN, Sauer S. Skeletal Trauma. In: Wiesel S, Delahay JN, editor. Essentials
of orthopedic surgery. 3rd ed..Washington: Springer; 2007. p.40-83.
Puspitasari AD, Hendrati LY. Hubungan antara faktor pengemudi dan fator
lingkungan dengan kepatuhan mengendarai sepeda motor. Jurnal Berkala
Epidemiologi. 2013;1(2):192-200.
Rompis, Arischa. 2016. Kematian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Kota Tomohon
tahun 2010-2016. Jurnal e-Clinic. 4(1). 17 Maret 2019
World Health Organization. Global status report on road safety - Time for action.
WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. 2009.
29