DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 5
BAB I RUKUN ISLAM 6
A. Rukun Islam Ada Lima 6
BAB II RUKUN IMAN 6
A. Rukun Iman Ada Enam 6
BAB III THOHAROH 7
A. Tanda-Tanda Baligh 7
B. Istinjak 7
C. Syarat-Syarat Istinjak 7
D. Wudlu 8
E. Syarat-Syarat Wudlu 8
F. Sunnah-Sunnahnya Wudlu 9
G. Makruhnya Wudlu 10
H. Perkara Yang Membatalkan Wudlu 10
I. Do’a Membasuh Anggota Wudlu 11
J. Wudlu Dengan Air Yang Kurang Dari Dua Kolah 11
K. Air Dua Kolah 12
L. Pembagian Air 13
M. Mandi 15
N. Tayamum 16
O. Macam-Macam Najis Dan Cara Mensucikannya 20
P. Cara Menyamak Kulit 21
BAB IV SHOLAT 22
A. Syarat Sah 22
1
B. Waktu Sholat 23
C. Rukun Sholat 23
D. Perkara Yang Membatalkan Sholat 24
E. Syarat Jama’ah Yang Imamnya Wajib Niat 25
F. Syarat Menjadi Makmum 25
G. Contoh-Contoh Menjadi Makmum 26
H. Sunnah Ab’ad 26
I. Sujud Sahwi 27
J. Sujud Syukur 27
K. Sujud Tilawah 27
L. Syarat Wajib Sholat Jum’at 27
M. Syarat Sah Sholat Jum’at 28
N. Syarat Khutbah 28
O. Rukun Khutbah 29
P. Sholat Jama’ Qoshor 29
Q. Niat Sholat Qodlo’ 31
R. Sholat Unsi 32
S. Sholat–Sholat Sunnah 33
BAB V PUASA 43
A. Syarat-Syarat Wajibnya Puasa Ada Empat 43
B. Fardlunya Puasa Ada Empat 43
C. Perkara Yang Membatalkan Puasa 43
D. Kesunahan-Kesunahan Dalam Bulan Ramadlon 44
E. Berbuka Pada Bulan Ramadlan Ada 4 Macam 44
BAB VI ZAKAT 46
A. Definisi Dan Hukum Zakat 46
B. Macam-Macam Zakat 46
2
C. Mustahiq Zakat 60
BAB VII HAJI DAN UMROH 62
A. Definisi Haji Dan Umrah 62
B. Syarat Wajib Haji Dan Umrah 62
C. Tata Cara Pelaksaan Haji Dan Umrah 63
D. Rukun Haji 63
E. Kewajiban Kewajiban Haji 70
F. Dam Atau Denda 74
BAB VIII QURBAN DAN ‘AQIQAH 80
A. Definisi Dan Hukum Qurban 80
B. Macam-Macam Binatang Qurban 80
C. Syarat Binatang Qurban 81
D. Penyembelihan Qurban 82
E. Pembagian Daging Qurban 83
F. Menjual Qurban 83
G. Definisi Dan Pengertian ‘Aqiqah 83
H. Waktu Pelaksanaan ‘Aqiqah 83
I. Prosesi ‘Aqiqah 84
J. Perebedaan Qurban Dengan ‘Aqiqah 84
BAB IX NIKAH 86
A. Definisi Nikah 86
B. Rukun-Rukun Nikah 86
C. Syarat Wali Dan Dua Orang Saksi 86
D. Khutbah Nikah 87
E. Akad Nikah 87
F. Majlis Akad Nikah 88
G. Susunan Acara Akad Nikah 89
3
BAB X MENGURUS JENAZAH 90
A. Memandikan 90
B. Mengkafani 91
C. Mensholati 93
D. Mengubur Mayit 95
E. Talqin Mayit 98
F. Pembongkaran Kubur 99
BAB XI DO’A-DO’A 100
A. Do’a Sehari Hari 100
B. Salam Ziaroh 105
C. Do’a Tawasul Wali 105
D. Amalan Satu Muharrom 106
E. Amalan Rabu Wekasan 108
F. Amalan Malam Nisfu Sya’ban108
G. Amalan Malam Lailatul Qodar 109
H. Amalan Diberi Umur Panjang Berkah 109
I. Amalan Diberi Harta Berkah 109
J. Tradisi Anak Yang Masih Dikandungan Dan Dilahirkan 110
K. Do’a Orang Taubat 111
Daftar Pustaka 113
KATA PENGANTAR
4
5
BAB I
RUKUN ISLAM
1. Syahadat
ِاَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللاَ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًد ال َّر سُوْ ُل هللا
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan
llah
2. Mendirikan atau mengerjakan sholat lima waktu
3. Mengeluarkan zakat
4. Berpuasa di bulan ramadlan
5. Menunaikan ibadah haji ke baitullah bagi yang mampu untuk biaya perjalanan
BAB II
RUKUN IMAN
6
BAB III
THOHAROH
B. Istinjak
Istinja’ menurut syara’ adalah menghilangkan barang najis dan membekas yang
keluar dari kubul ataupun dubur. Alat yang digunakan untuk istinja’ adalah air dan batu
atau sejenisnya yang berupa benda padat, suci, dapat menghilangkan najis dan tidak
dimuliakan.
Istinja’ hukumnya wajib setelah buang air besar ataupun buang air kecil dengan cara
sebagai berikut :
1. Mengusapnya dengan tiga batu (bisa juga dengan satu batu yang mempunyai tiga
ujung) batu kemudian dibasuh dengan air (cara yang lebih afdlol)
2. Membasuhnya dengan air saja
3. Cukup mengusap dengan tiga batu, yang bisa membersihkannya
C. Syarat-Syarat Istinjak
Syarat-syarat sahnya istinja’ (bersuci dari kencing atau berak) dengan batu, ada
delapan antara lain:
1. Hendaknya dengan batu
2. Ketiga batu sudah bisa membersihkan tempat yang najis
3. Najis belum kering
7
4. Najis belum pindah dari tempat keluar
5. Tidak dicampuri oleh najis lain
6. Tidak melampaui hasyafah (bila air kencing)
7. Tidak terkena air
8. Harus dengan batu yang suci
D. Wudlu
Menurut hukum syara’ adalah menggunakan air pada anggota badan yang tertentu
dengan niat. Fardlunya wudlu ada lima :
1. Niat, ketika membasuh wajah. Yang dinamakan niat adalah menghendaki sesuatu
yang dibarengi perbuatan (niat itu keinginan dan perbuatan secara bersama-sama)
adapun tempat niat ada di hati sedangkan mengucapkan dengan lisan itu sunnah
hukumnya. Dan waktu niat itu ketika membasuh muka (jika mengerjakan wudlu)
Lafadznya :
َر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى ِ ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد
ِ ث ااْل َصْ غ ُ نَ َوي
2. Membasuh wajah
3. Membasuh dua tangan sampai dua siku-siku
4. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki
5. Tertib. Yang dimaksud dengan tertib ialah tidak mendahulukan
(membasuh/mengusap) anggota yang seharusnya diakhirkan dari anggota badan
yang lain
E. Syarat-Syarat Wudlu
F. Sunnah-Sunnahnya Wudlu
1. Membaca basmalah
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum membasuh anggota yang lain
3. Berkumur
4. Istinsak (menghisap air kedalam hidung)
5. Mengusap seluruh kepala
6. Mengusap kedua telinga luar dan dalam
7. Menyela-nyelani jenggot jari tangan dan kaki
8. Mendahulukan yang kanan, kecuali dua telinga, sunnahnya dibasuh bersama-sama
9. Tatslits (mengulang tiga kali)
10. Muwalah (nuli-nuli)
9
G. Makruhnya Wudlu
10
I. Do’a Membasuh Anggota Wudlu
ك ُكلِّهَا
اص َي ِم ْن َم َع ِ :اللَّهُ َم احْ فِ ْ
ظ يَ َد َّ غسل الوجه
ك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدتِ َ
ك :اللَّهُ َّم اَ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِركَ َو ُش ْك ِر َ مضمضة
:اللَّهُ َّم اَ ِرحْ نِ ْي َرائِ َحةَ ْال َجنَّ ِة استنشاق
:اللَّهُ َّم بَيِّضْ َوجْ ِه ْى يَوْ َم تَ ْبيَضُّ ُوجُوْ هٌ َوتَ ْس َو ُّد ُوجُوْ هٌ غسل الوجه
:اللَّهُ َّم اَ ْع ِط ْينِ ْي بِ ِكتَابِ ْي بِيَ ِم ْينِ ْي َو َحا ِس ْبنِ ْي ِح َسابًايَ ِس ْيرًا غسل اليد اليمنى
:اللَّهُ َّم اَل تُ ْع ِطنِ ْي ِكتَابِ ْي بِ ِش َمالِ ْي َواَل ِم ْن َو َرا ِء الظَّه ِْر يْ غسل اليد اليسرى
ْريْ َوبَ َش ِريْ َعلَى النَّ ِ
ار :اللَّهُ َّم َحرِّ ْم َشع ِ مسح بعض الراس
:اللَّهُ َّم اجْ َع ْلنِ ْي ِم َّم ْن يَ ْستَ ِمعُوْ نَ ْالقَوْ َل فَيَتَّبِعُوْ َ–ن اَحْ َسنَة مسح االذنين–
ِّت قَ َد ِم ْي َعلَى الصِّ َرا ِط يَوْ َم ت َِزلُّ فِ ْي ِه ااْل َ ْقد َِام :اللَّهُ َّم ثَب ْ غسل الرجلين
ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ.
:اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللاَ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ دعاء بعد الوضوء
اللَّهُ َّم اجْ َع ْلنِي ِمنَ التَّوَّابِ ْينَ َواجْ َع ْلنِ ْي ِمنَ ال ُمتَطَه ِِّر ْينَ َواجْ َع ْلنِ ْي ِم ْن ِعبَ–––––––––––ا ِدكَ
الصَّالِ ِح ْينَ
11
Orang yang mewudlukan orang itu tidak harus berwudlu dahulu, sedangkan yang
wajib untuk niat adalah orang yang diwudlui
Orang yang memiliki air yang hanya cukup untuk wudlu saja, sedangkan
dianggota badannya ada yang terkena najis mugholadhoh, maka air itu digunakan
untuk menghilangkan najis dan kalau airnya masih ada maka digunakan untuk
wudlu, tetapi jika tidak cukup untuk wudlu, maka harus tayamum dan
melaksanakan sholat
Seorang di tengah-tengah wudlu tangannya terpotong hingga putus maka orang
tersebut tidak wajib membasuh bagian yang terptong tadi, Tapi yang dibasuh yang
masih ada saja. Bila anggota yang terpotong tadi diganti dengan tangan buatan
(mitasi/besi), maka benda tersebut tidak wajib dibasuh karena disitu tidak ada
aliran darah.
Air terbagi menjadi dua macam, air sedikit dan air banyak
1. Air sedkit ialah air yang belum mencapai dua kulah
2. Air banyak ialah air yang sudah mencapai dua kulah (kurang lebih 60 cm3 atau 245
liter)
Air sedikit ketika jika kejatuhan najis, dihukumi air mutanajis, sekalipun tidak
berubah. Sedangkan air banyak, jika kejatuhan najis tidak dihukumi air mutanajis
kecuali jika berubah rasa, warna, atau baunya
12
L. Pembagian air
Secara ringkas air mutlak adalah air yang turun dari langit atau yang bersumber dari
bumi dengan sifat asli penciptaannya.
Air musyammas adalah air yang dipanaskan di bawah terik sinar matahari
dengan menggunakan wadah yang terbuat dari logam selain emas dan perak,
seperti besi atau tembaga.
Air ini hukumnya suci dan mensucikan, hanya saja makruh bila dipakai untuk
bersuci. Secara umum air ini juga makruh digunakan bila pada anggota badan
manusia atau hewan yang bisa terkena kusta seperti kuda, namun tak mengapa
bila dipakai untuk mencuci pakaian atau lainnya. Meski demikian air ini tidak
lagi makruh dipakai bersuci apabila telah dingin kembali.
13
2). Air Suci Namun Tidak Mensucikan
Air ini dzatnya suci namun tidak bisa dipakai untuk bersuci, baik untuk
bersuci dari hadats maupun dari najis. Ada dua macam air yang suci namun tidak
bisa digunakan untuk bersuci, yakni air musta’mal dan air mutaghayar.
Air musta’mal adalah air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk
menghilangkan hadats seperti wudlu dan mandi ataupun untuk menghilangkan
najis bila air tersebut tidak berubah dan tidak bertambah volumenya setelah
terpisah dari air yang terserap oleh barang yang dibasuh. Air musta’mal ini tidak
bisa digunakan untuk bersuci apabila tidak mencapai dua kulah. Sedangkan bila
volume air tersebut mencapai dua kulah maka tidak disebut sebagai air
musta’mal dan bisa digunakan untuk bersuci.
Sebagai contoh kasus bila di sebuah masjid terdapat sebuah bak air dengan
ukuran 2 x 2 meter persegi umpamanya, dan bak itu penuh dengan air, lalu setiap
orang berwudlu dengan langsung memasukkan anggota badannya ke dalam air di
bak tersebut, bukan dengan menciduknya, maka air yang masih berada di bak
tersebut masih dihukumi suci dan mensucikan. Namun bila volume airnya kurang
dari dua kulah, meskipun ukuran bak airnya cukup besar, maka air tersebut
menjadi musta’mal dan tidak bisa dipakai untuk bersuci. Hanya saja dzat air
tersebut masih dihukumi suci sehingga masih bisa digunakan untuk keperluan
lain selain menghilangkan hadas dan najis.
Adapun air mutaghayar adalah air yang mengalami perubahan salah satu
sifatnya disebabkan tercampur dengan barang suci yang lain dengan perubahan
yang menghilangkan kemutlakan nama air tersebut. Sebagai contoh air mata air
yang masih asli ia disebut air mutlak dengan nama air mata. Ketika air ini
dicampur dengan teh sehingga terjadi perubahan pada sifat-sifatnya maka orang
14
akan mengatakan air itu sebagai air teh. Perubahan nama inilah yang menjadikan
air mata kehilangan kemutlakannya.
Contohnya adalah, air hujan yang dimasak tetap pada kemutlakannya sebagai
air hujan. Ketika ia dicampur dengan susu sehingga terjadi perubahan pada sifat-
sifatnya maka air hujan itu kehilangan kemutlakannya dengan berubah nama
menjadi air susu. Air yang demikian itu tetap suci dzatnya namun tidak bisa
dipakai untuk bersuci.
Air mutanajis adalah air yang terkena barang najis yang volumenya kurang
dari dua kulah atau volumenya mencapai dua kulah atau lebih namun berubah
salah satu sifatnya-warna, bau, atau rasa karena terkena najis tersebut.
Air sedikit apabila terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi
mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah. Sedangkan air banyak bila
terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada
sifat yang berubah. Adapun bila karena terkena najis ada satu atau lebih sifatnya
yang berubah maka air banyak tersebut menjadi air mutanajis.
Air mutanajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci, karena dzatnya air itu
sendiri tidak suci sehingga tidak bisa dipakai untuk menyucikan.
M. Mandi
Mandi menurut bahasa adalah mengeluarkan air terhadap sesuatu secara muthlak,
sedangkan menurut syara’ adalah mengalirkan air pada seluruh badan dengan niat yang
khusus
Niat mandi :
ِ ْت ْال ُغس َْل لِ َر ْف ِع ْال َح َد
ث ااْل َ ْكبَ ِر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى ُ نَ َوي
15
1. Sebab-sebab yang mewajibkan mandi :
Yang tiga muthlak untuk laki-laki dan perempuan,
a. Bertemunya dua persunatan meskipun tidak keluar mani
b. Keluarnya mani baik disengaja maupun tidak, lewat jalan biasa atau tidak
c. Mati, kecuali mati syahid
2. Yang khusus bagi perempuan
a. Haidl, nifas, dan wiladah/melahirkan
3. Fardlunya Mandi
a. Niat, pada basuhan yang pertama
b. Menghilangkan najis yang ada di badan
c. Meratakan air keseluruh rambut dan kulit
4. Sunnah-Sunnahnya Mandi
a. Membaca basmallah
b. Sebelum mandi hendaknya wudlu dahulu
c. Menggosok seluruh anggota badan dengan tangan
d. Mendahulukan anggotan yang kanan
e. Tatslits (mengulang tiga kali)
f. Menyela-nyela rambut
g. Muwalah (nuli-nuli)
“Makruhnya mandi sebagaimana makruhnya wudlu”
N. Tayamum
16
1. Fardlu-fardlunya tayamum
a. Memindah debu
b. Niat, Lafadznya
صاَل ِة هَّلِل ِ تَ َعالَى
َّ ْت التَّيَ ُّم َم اِل ِ ْستِبَا َح ِة ال
ُ نَ َوي
Niat ada dua tempat :
Pada waktu meletakkan tangan pada debu
Pada waktu mengusap wajah
c. Mengusap wajah
d. Mengusap kedua tangan sampai siku-siku
e. Tertib diantara kedua usapan (muka dahulu baru kedua tangan)
2. Sebab-Sebabnya Tayamum
a. Tidak ada air
b. Khawatir sakit atau bertambahnya sakit bila menggunakan air
c. Butuhnya air (selain untuk thoharah), seperti untuk memberi minum binatang
(yang dihormati menurut syara’) yang sedang kehausan
Adapun binatang yang tidak dianggap mulia menurut syara’ ada enam :
Orang yang meninggalkan sholat
Orang zina muhson (orang yang melakukan zina sedangkan ia sudah beristri
atau bersuami)
Orang murtad
Kafir harbi
Anjing galak
Babi
3. Syarat-Syaratnya Tayamum
a. Adanya udzur seperti perjalanan yang bukan maksiat atau khawatir sakit bila
menggunakan air
17
b. Masuknya waktu sholat
c. Sudah mencari air
d. Udzur menggunakan air
e. Menggunakan debu yang suci
Keterangan point c : yaitu mencari air setelah masuk sholat dengan diri sendiri
atau orang lain yang diidzininya. Apabila ia mencari dengan diri sendiri harus
melihat empat arah kurang lebih 6.000 langkah (2,5 s/d 3 km) yaitu ½ farsakh
4. Batalnya Tayamum
a. Segala sesuatu yang membatalkan wudlu
b. Melihat air jika tayamumnya karena tidak adanya air (selain waktu sholat)
c. Murtad
5. Sunah-Sunahnya Tayamum
a. Membaca basmalah
b. Mendahlukan anggota kanan daripada yang kiri
c. Muwalah (nuli-nuli)
Catatan :
1). Cara menayamumi orang yang sakit itu sebagaimana tayamum biasa, hanya
saja orang niat adalah orag yang ditayamumi
2). Apabila ada orang yang bertayamum Karena tidak adanya air dan pada waktu
ia sholat tiba-tiba turun hujan maka :
Jika kefardluan sholat itu tidak bisa digugurkan dengan tayamum seperti
sholatnya orang mukmin, maka sholatnya batal seketika
Jika kefardluan sholat itu bisa digugurkan dengan tayamum seperti
sholatnya orang musafir, maka sholatnya tidak batal akan tetapi yang lebih
utama menghentikan sholatnya , kemudian wudlu dan sholat lagi apabila
masih ada waktu.
18
3). Apabila orang yang bertayamum dikarenakan selain tidak adanya air, maka
jika melihat air tayamumnya tidak batal
6. Tayamum Pada Bagian Yang Terluka
Apabila dalam anggota wudlu terdapat luka, maka ada beberapa perincian
cara-cara bersucinya :
a. Apabila dalam anggota yang luka tidak boleh terkena air dan tidak terdapat
pembalut ( ( ساترmaka ada dua kewajiban yang harus dilakukan :
1). Tayamum sebagai ganti dari tempat yang luka
2). Membasuh anggota yang sehat dengan air dan anggota disekitar luka selagi
memumgkinkan
b. Apabila dalam anggota yang luka terdapat pembalut ( ( س––اترmaka ada tiga
kewajiban :
1). Wajib mengusap anggota yang luka dengan air (dalam arti pembalutnya yang
diusap)
2). Membasuh anggota yang sehat
3). Tayamum (seperti biasanya)
Catatan :
Apabila dalam anggota tayamum terdapat ( ) جابرة baik waktu memasangnya
dalam keadaan suci atau hadats, maka wajib اعادةsecara muthlak
Apabila lukanya tereletak diwajah, maka diharuskan tayamum عن الجرحterlebih
dahulu kemudian membasuh bagian muka yang sehat dan mengusap جابرةnya,
baru kemudian melanjutkan ke anggota lain yang sehat sebagaimana urutan-
urutan dalam wudlu
Apabila pada saat meletakkan ج–––ابرةtidak dalam keadaan suci sedangkan
pembalutnya/lukanya bukan anggota tayamum, maka wajib اعادةsholatnya
19
Apabila ج––ابرةnya terletak pada selain anggota tayamum dan meletakkannya
dalam keadaan suci, maka tidak wajib اعادةsholatnya
Menurut bahasa najis adalah sesuatu yang menjijikkan. Menurut istilah adalah
segala sesuatu yang tergolong menjijikkan yang dapat mencegah syahnya sholat.
Manakala tidak adanya keringanan. Najis terbagi menjadi tiga :
1. Najis Mukhofafah
Yaitu air kencingnya anak laki-laki yang belum mencapai umur dua tahun dan
hanya masih meminum air susu ibu.
Cara mensucikannya : Cukup diperciki atau disiram dengan air saja dan tidak usah
sampai mengalir
2. Najis Mutawasittah
Yaitu najis selain mukhofafah dan mugholadzoh.
Cara mensucikannya :
Apabila najis ‘ainiyah (tampak oleh mata) najisnya dihilangkan dahulu, kemudian
disiram dengan air hingga mengalir, sampai hilang rasa, bau dan warnanya.
Apabila ketiga sifat tersebut sulit dihilangkan dengan cara apapun, maka najis
tersebut hukumnya dimakfu.
Apabila najis hukmiyah (tidak tampak oleh mata) maka cukup menyiram pada
tempat yang terkena najis tersebut hingga mengalir walaupun hanya sekali saja
3. Najis Mugholadoh
Yaitu najisnya anjing dan babi dan sesuatu yang keluar dari keduanya (anak
turunnya)
Cara mensucikannya : Dengan membasuh sesuatu yang terkena najis itu sebanyak
tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu.
20
Catatan :
Adapun cara mencampur air dengan debu ada tiga cara :
Air dan debu dicampur dahulu lalu dibasuhkan (cara yang lebih utama/afdhol)
Debu diletakkan pada anggota yang terkena najis, baru dicampur dengan air
Air dibasuhkan pada anggota yang terekena najis, baru dicampur dengan debu
21
BAB IV
SHOLAT
A. Syarat Sah
Sholat menurut bahasa adalah Do’a ()الدعاء. Sedangkan sholat menurut syara’ adalah
perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan ucapan salam.
Syarat sahnya sholat ada delapan :
1. Harus suci dari dua hadats (kecil dan besar)
2. Suci dari najis di badan, pakaian, dan tempat untuk sholat
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Tiba pada waktunya
6. Harus tau perbuatan shalat yang fardlu
7. Tidak boleh menganggap satu kefardhuan dalam perbuatan shalat dianggap sunah
8. Meninggalkan hal-hal yang sekiranya membatalkan sholat
Hadats itu ada dua macam : hadats besar dan hadats kecil. hadats kecil ialah hadats
yang mewajibkan untuk wudlu, hadats besar ialah hadats yang mewajibkan mandi
jinabat. Aurat itu dibagi menjadi empat :
1. Aurat orang laki-laki baik didalam sholat maupun di luar sholat ialah antara pusar
sampai lutut, begitu pula bagi budak laki-laki
2. Aurat orang perempuan di waktu sholat ialah seluruh tubuh kecuali muka wajah dan
kedua telapak tangan
3. Aurat perempuan yang merdeka dan budak perempuan di hadapan laki-laki lain
(bukan mahramnya) ialah seluruh bagian tubuh
4. Dan bila dihadapan mahramnya atau sama-sama perempuan, maka auratnya adalah
diantara pusar dan lutut.
22
B. Waktu Sholat
C. Rukun Sholat
23
7. Sujud beserta tuma’ninah
8. Duduk diantara dua sujud beserta tuma’ninah
9. Duduk tahiyat akhir
10. Membaca tahiyat
11. Membaca sholawat pada Nabi Muhammad SAW
12. Salam yang pertama
13. Niat keluar dari sholat
14. Tartib
Lafadz niat sholat fardlu
a. Sholat shubuh :
اِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى/ْح َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َما ْء ُموْ ًما َ ُا
َ ْصلِّى فَر
ِ ض الصُّ ب
b. Sholat dhuhur :
اِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َما ْء ُموْ ًما ُّ ض
ٍ الظه ِْر اَرْ بَ َع َر َك َعا َ ُا
َ ْصلِّى فَر
c. Sholat ‘ashar :
اِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َما ْء ُموْ ًما
ٍ ض ْال َعصْ ِر اَرْ بَ َع َر َك َعا َ ُا
َ ْصلِّى فَر
d. Sholat maghrib :
اِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َما ْء ُموْ ًما ِ ض ْال َم ْغ ِر
َ ب ثَاَل
ٍ ث َر َك َعا َ ُا
َ ْصلِّى فَر
e. Sholat ‘isyak :
اِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى/ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َما ْء ُموْ ًما
ٍ ض ْال ِع َشا ِء اَرْ بَ َع َر َك َعا َ ُا
َ ْصلِّى فَر
Contoh-contoh menjadi makmum ada sembilan, yang lima dihukumi sah, yaitu :
1. Orang laki-laki bermakmum dengan imam laki-laki
2. Orang perempuan berkmakmum dengan orang laki-laki
3. Orang waria (setengah pria setengah wanita) bermakmum dengan orang laki-laki
4. Orang wanita bermakmum dengan imam waria
5. Orang perempuan bermakmum dengan orang perempuan
Sedangkan yang empat tidak sah, yaitu :
1. Orang laki-laki bermakmum dengan imam perempuan
2. Imam orang waria, makmumnya laki-laki
3. Orang waria bermakmum dengan imam perempuan
4. Imam dan makmum sama-sama waria
H. Sunnah Ab’ad
I. Sujud Sahwi
J. Sujud Syukur
Niat :
ن ََويْتَ ُسجُوْ َد ال ُّش ْك ِر هَّلِل ِ تَ َعال َى/نَ َويْتَ ال ُّسجُوْ َد ال ُّش ْك َر هِّلِل ِ تَ َعالَى
Yang dibaca waktu sujud :
َك هللاُ اَحْ َسنَ ْالخَالِقِ ْين َ َص َرهُ بِ َحوْ لِ ِه َوقُ َّوتِ ِه فَتَب
َ ار َ َس َج َد َوجْ ِه َي لِلَّ ِذيْ َخلَقَهُ َو
َّ ص َّو َرهُ َو َس
َ َق َس ْم َعهُ َوب
K. Sujud Tilawah
27
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat menetap
N. Syarat Khutbah
جمع التقديم
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى
الظه ِْر َمجْ ُموْ عًا اليه ْال َعصْ ِر َج ْم َع تَ ْق ِدي ٍْم اَرْ بَ َع َر َك َعا ٍ
ض ُّ اُ َ
صلِّى فَرْ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى ض ال َعصْ ِر َمجْ ُموْ عًا بِ ُّ
االظه ِْر َج ْم َع تَ ْق ِدي ٍْم اَرْ بَ َع َر َك َعا ٍ اُ َ
صلِّى فَرْ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى ض المغرب َمجْ ُموْ عًا اليه ْال ِع َشا ِء َج ْم َع تَ ْق ِدي ٍْم ثَاَل َ
ث َر َك َعا ٍ اُ َ
صلِّى فَرْ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى
ب َج ْم َع تَ ْق ِدي ٍْم اَرْ بَ َع َر َك َعا ٍ ض ْال ِع َشا ِء َمجْ ُموْ عًا بِ ْ
اال َم ْغ ِر ِ اُ َ
صلِّى فَرْ َ
جمع التاخير
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اِ َما ًما َ /ماْ ُمو ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى
الظ ْه ُر َج ْم َع تَاْ ِخي ٍْر اَرْ بَ َع َر ْك َعا ٍ
ض ال َعصْ ِر َمجْ ُموْ عًا اِلَ ْي ِه ُّ
صلِى فَرْ َ
اُ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اِ َماما ً َ /ماْ ُموْ ًما هللِ تَ َعالَى
الظه ِْر َمجْ ُموْ عًا بِا ْال َعصْ ِر َج ْم َع تَاْخي ٍْر اَرْ بَ َع َر َك َعا ٍ
ض ُّ اُ َ
صلِى فَرْ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى
تاخير اَرْ بَ َع َر َك َعا ٍ
ٍ ض ْال ِع َشا ِء َمجْ ُموْ عًا اِلَ ْي ِه ْال َم ْغ ِر ِ
ب َج ْم َع اُ َ
صلِّى فَرْ َ
ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َما ًما َ /ماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى تاخي ٍْر ثَاَل َ
ث َر َك َعا ٍ ب َمجْ ُموْ عًا بِ ْ
اال ِع َشا ِء َج ْم َع ِ ض ْال َم ْغ ِر ِ اُ َ
صلِّى فَرْ َ
29
جمع تقديم وقصر
الظه ِْر قَصْ رًا َمجْ ُموْ عًا اليه ْال َعصْ ر تَ ْق ِد ْي ًما هللِ تَ َعالَى
ُّ ض َ ُا
َ ْصلِى فَر
ض ْال َعصْ ِر قَصْ رًا َمجْ ُموْ عًا باالظهر تَ ْق ِد ْي ًما هللِ تَ َعالَى َ ُا
َ ْصلِى فَر
ب تَ ْق ِد ْي ًما هللِ تَ َعالَى ْ ض ْال ِع َشا ِء قَصْ رًا َمجْ ُموْ عًا
ِ باال َم ْغ ِر َ ُا
َ ْصلِى فَر
Catatan :
Syarat-syarat qoshor :
1. Sholatnya berupa 4 rakaat
2. Jarak berpergian 16 farsakh/4000/86 Km
3. Pejalanannya bukan untuk maksiat
4. Niat qoshor bersamaan takbiratul ikhram
5. Tidak bermakmun dengan orang yang mukim
6. Seluruh sholat berada dalam perjalanan
7. Mengerti bolenya qoshor dan tata caranya
Syarat-syarat jama’ taqdim :
1. Tartib
2. Niat jama’ taqdim pada awal sholat pertama (takhbiratul ihram)
3. Muwalah (nuli-nuli) antara 2 sholat
4. Masih perjalanan sampai waktu sholat yang kedua
30
Syarat-syarat jama’ ta’khir
1. Niat menjamak ta’khir sholat pada waktu yang pertama
2. Tetapnya perjalanan sampai sempurna 2 sholat
Catatan :
bagi orang yang mukim boleh menjama’ taqdim
sholat فائتةnya orang yang dirumah tidak boleh diqodho dengan dengan qoshor
Sholat faitahnya orang yang dalam perjalanan boleh diqodlo dengan qoshor dengan
syarat masih dalam perjalanan
Sholat yang tidak bisa dijama’ yaitu sholat shubuh
Sholat dalam kendaraan/kapal laut
1. Kalau mampu menghadap kiblat
2. Kalau tidak mampu, kita mengikuti arah kendaraan
Sholat dengan berjalan
1. Boleh menghadap kemana-mana
2. Pada waktu takbiratul ihram, ruku’, sujud dan tasyahud akhir menghadap kiblat
31
b. Niat sholat qodlo diri sendiri
َ َْح َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْسثَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة ق
ضا ًء هَّلِل ِ تَ َعالَى َ ُا
َ ْصلِّى فَر
ِ ض الصُّ ب
Artinya : “Saya niat sholat fardlu shubuh dua rakaat qodlo karena Allah Ta’ala”
c. Niat sholat qodho orang Lain
ضا ًء ع َْن فُاَل ْن ……… هَّلِل ِ تَغَالَى
َ َْح ق َ ُا
َ ْصلِّى فَر
ِ ض الصُّ ب
Artinya : “Saya niat sholat fardlu shubuh sebagai sholat qodlo dari ………. (nama
orang yang diqodloi) karena Allah Ta’ala”
R. Sholat Unsi
Sholat unsi adalah sholat untuk menghibur, pelipur atau pengaring-ngaring ruh orang
dalam kubur. jika dia ahli neraka insyaallah diringankan siksanya, jika dia ahli surga
maka akan ditambah nikmatnya. Sholat unsi boleh untuk satu orang atau untuk banyak
orang.
Syekh M Nawawi Banten dalam kitab nihayatuz zain membawa sebuah riwayat perihal
tata cara shalat hadiah :
الص– َدقَ ِة ِمن ِ ِّص–لَّى هللاُ َعلَ ْي– ِه َو َس–لَّ َم أَنَّهُ قَ––ا َل اَل يَ––أْتِ ْى َعلَى ْال َمي
َّ ِ فَ––ارْ َح ٌموْ ا ب,ت أَ َش– ُّد ِمنَ اللَّ ْيلَ– ِة اأْل ُوْ لَى َ ي َع ِن النَّبِ ِّي َ ر ُِو
َوأَ ْلهَ––ا ُك ُم,ً َوآيَةُ ْال ُكرْ ِس – ْى َم– َّرة,ًب َم َّرة ِ أَيْ فِ ْي ُك ِّل َر َك َع ٍة ِم ْنهُ َما فَاتِ َحةَ ْال ِكتَا:ص َّل َر ْك َعتَ ْي ِ–ن يَ ْق َرأُ فِ ْي ِه َما
َ ُ فَ َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد فَ ْلي.يموت
ث ْ اللَّهُ َّم ا ْب َع,ُالص –اَل ِة َوتَ ْعلَ ُم َم––ا أُ ِر ْي–د
َّ ْت هَ ِذ ِه ُ صلَّي ً َوقُلْ هُ َو هللاُ أَ َح ٌد َع َش َر َمر,ًالتَّ َكاثُ ُر َم َّرة
َ اللَّهُ َّم ِإنِّي: َويَقُوْ ُل بَ ْع َد ال َّساَل ِم,َّات
ك نُوْ ٌر َوهَ ِديَةٌ يؤنسونه إِلَى يَ––وْ َم يَ ْنفَ ُخ فِ ْى ٍ َث هللاُ ِم ْن َسا َعتِ ِه إِلَى قَب ِْر ِه أَ ْلفَ َمل
ٍ َك َم َع ُكلِّ َمل َ ثَ َوابَهَا إِلَى قَب ِْر فُاَل ِن ْب ِن فُاَل ْن فَيَ ْب َع
الصُّ وْ ِر
Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban siksa yang lebih keras dari
malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah.
Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua raka‘at. Di
setiap raka‘at, ia membaca surat Al-Fatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur 1
kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu
hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni
32
fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini.
Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur
(sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat.
Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari
Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif],
halaman 107).
Dari hadits tersebut bisa disimpulkan, berikut tata cara sholat unsi :
S. Sholat–Sholat Sunnah
33
Caranya :
a. Takbir raka’at pertama 7 kali selain تكبرة االحرام
b. Takbir raka’at kedua 5 kali selain takbir ()قيام
c. Didalam setiap takbir disela-selai lafadz :
ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد هِّلِل ِ َواَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ وهللَا ُ اَ ْكبَ ُر
d. Setelah sholat dilakukan khutbah 2 kali sebagaimana sholat jum’at
e. Pada waktu khutbah pertama membaca takbir 9 kali
f. Pada waktu khutbah kedua membaca takbir 7 kali
2. Sholat Sunnah Khouf
Macam-macam sholat khouf ()خوف
a. Musuh di selain arah kiblat
Caranya :
1) Imam membagi jama’ah 2 firqoh ()فرقة
2) Satu firqoh menghadap kiblat dan sholat bersama imam. Firqoh itu sholat
dengan imam (satu raka’at bila sholat shubuh), kemudian firqah ini
menyempurnakan sholatnya sendiri-sendiri dan setelah selesai langsung
menghadap musuh dan menjaganya. Sedangkan imam menanti firqoh yang
kedua
3) Firqoh kedua yang semula menjaga musuh langsung menyusul dibelakang
imam kemudian meneruskan satu raka’at bersama firqah ini dan barisan ini
menyempurnakan sholatnya sendiri-sendiri (imam duduk tahiyat sambil
menanti selesainya) terus melakukan salam bersama
b. Musuh berada di arah kiblat
Caranya :
1) Imam membagi jama’ah menjadi 2 bagian dan imam takbiratul ikhram
bersama mereka semua
34
2) Pada waktu sujud, imam sujud dengan salah satu barisan, sedang barisan
yang lain berjaga-jaga. Setelah imam dan barisan yang pertama selesai dari
sujud, maka barisan kedua sujud dengan 2 sujud dan kemudian menyusul
iman
3) Pada waktu tasyahud, bersama-sama kedua barisan
4) Pada waktu salam, antara iman dan kedua barisannya bersama-sama
c. Perang yang berkecamuk (musuh berada di segala arah)
Caranya : seseorang sholat semampunya baik menghadap kiblat/tidak, baik
berjalan maupun naik kendaraan.
3. Sholat Sunnah Khusufaini
Sholat sunnah khusufaini adalah sholat sunnah yang dikerjakan ketika terjadi
gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Adapun lafadz niatnya sebagai berikut :
س َر ْك َعتَ ْي ِن هِّلِل ِ تَ َعالَى ِ ْصلِّى ُسنَّةَ ْال ُكسُو
ِ ف ال َّش ْم َ ُ ا: نيتها
س َر ْك َعتَ ْي ِ–ن هَّلِل تَ َعالَى ِ ْصلِّى ُسنَّةَ ْال ُخسُو
ِ ف ال َّش ْم َ ُا
Cara melaksanakannya :
a. Satu raka’at dua fatihah
b. Sholatnya sebagaimana sholat biasa, hanya saja setiap raka’at yang ruku’nya dua
kali, bangun dari ruku’ yang pertama membaca هللا اكبرdan bangun dari ruku’
yang kedua membaca َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َد ْة
c. Bila berdiri, tangan tetap sedekap
4. Sholat Istisqo’
Sholat istisqo’ adalah sholat untuk mengharap turunnya air karena sudah lama
tidak turun hujan, mengeringnya sumber air dan lain lain. Hukum melaksanaknnya
adalah sunnah muakad bagi orang yang mukim dan bagi orang berpergian jauh
maupun dekat.
35
ُاس ظَهُ َرهُ َوا ْستَ ْقبَ َل ْالقِ ْبلَ ِة َو َح َّو َل ِردَا َءه
ِ َّ َخ َر َج َرسُوْ ُل هللاِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم يَ ْستَ ْسقِ ْي فَ َج َع َل اِلَى الن: دليله
)(رواه مسلم
Caranya sebagaiman sholat id (hari raya) yaitu :
a. Takbir pada rakaat pertama 7 kali
b. Takbir pada rakaat kedua 5 kali, selain تكبرة االحرام
c. Pada sela-sela takbir membaca istighfar :
اَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم الَّ ِذيْ اَل اِلَهَ اِاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّوْ ُم َواَتُوْ بُ اِلَ ْي ِه
Kemudian dilanjutkan dengan khutbah sebagaimana khutbah pada waktu
sholat id, tapi takbirnya diganti lafadz استغفارpada khutbah pertama sebanyak 9
kali. Dan khutbah yang kedua sebanyak 7 kali. Sedangkan diantara dua khutbah
(yaitu pada khutbah kedua setelah wasiat) disunnahkan menghadap kiblat dan
membalik surban serta membca do’a :
َاَللَّهُ َّم اَ ْسقِ ْينَا َغ ْيثًا ُمقِ ْيثًا هَنِ ْئا ً َم ِر ْيعًا َس ًّحا عَا ّمًا َغ َدقًا طَبَقًا ُم َجلَّاًل دَا ئِ ًما اَلَى يَوْ ِم ال ِّد ْين
36
g. Surat yang dibaca setelah surat al fatihah adalah :
اال خالص- قل ياايها الكافرون -
ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر َواَل َحوْ اَل َواَل قُ َّوةَ اِاَّل بِا هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم: لفظ تسبيح
h. Cara membaca tasbih :
1) Setelah membaca surat : 15 X
2) Pada waktu ruku’ : 10 X
3) Pada waktu iktidal : 10 X
4) Pada waktu sujud : 10 X
5) Pada waktu duduk diantara dua sujud : 10 X
6) Pada waktu sujud yang kedua : 10 X
7) Duduk istirahat sebelum berdiri : 10 X
Catatan : pada tiap tiap rakaat membaca tasbih sebanyak 75 kali
6. Sholat Rawatib
Sholat rawatib adalah sholat sunah yang dikerjakan mengiringi sholat fardlu,
baik sebelumnya (qobliyah) atau sesudahnya (ba’diyah). Jumlahnya ada 22 rakaat,
yang sepuluh rakaat sunah muakkad (sangat dianjurkan), dan yang dua belas rakaat
ghoiru muakkad (diaunjurkan).
Sepuluh rakaat yang mu’akkad adalah :
a. Dua rakaat sebulum sholat shubuh
b. Dua rakaat sebelum sholat fardlu dhuhur atau sholat jum’at
c. Dua rakaat setelah sholat fardlu dzhuhur atau sholat jum’at
d. Dua rakaat setelah sholat fardlu maghrib
e. Dua rakaat setelah sholat fardlu ‘isyak
37
Sedangkan dua belas rakaat yang ghoiru muakkad :
ُّ َصلَّى ُسنَّة
الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِ–ن قَ ْبلِيَةً هَّلِل ِ تَ َعالَى َ ُا
ُّ َصلَّى ُسنَّة
الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِ–ن بَ ْع ِديَةً هَّلِل ِ تَ َعالَى َ ُا
Pada lafadz yang bergaris bawah, bisa diganti dengan sholat dan jumlah rakaat
yang sesuai, seperti Maghrib, Isyak, Shubuh, dan Ashar.
7. Sholat Tahiyatal Masjid
Sholat tahiyatal masjid adalah sholat yang sunnah yang dianjurkan bagi
seseorang yang masuk masjid. Meskipun berulang ulang dalam tenggang waktu yang
pendek. Sholat tahiyatul masjid minimal dilaksanakan dengan dua rakaat. Namun
boleh ditambah dengan dua rakaat. Pada rakaat pertama disunnagkan membaca surat
al kafirun dan pada rakaat kedua membaca surat al ikhlas. Tata cara pelaksanaannya
sebagaimana sholat biasa.
Adapun niatnya sebagai berikut :
صلَّى ُسنَّةَ ت َِحيَّةَ ْال َم ْس ِج ِد َر ْك َعتَ ْي ِن ً ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة هَّلِل ِ تَ َعالَى
َ ُا
38
8. Sholat Istikhoroh
Sholat istikhoroh dianurkan bagi seseorang yang akan melakukan sesuatu, baik
yang berhubungan dengan dunia atau akhirat. Sedangkan ia pada waktu itu tidak
mengetahui mana yang lebih baik, apakah dikerjakan atau ditinggalkan. Seperti
memilih pekerjakan, jodoh, rumah, melanjutkan sesuatu atau berhenti dan lain-lain.
Adapun niatnya sebagai berikut :
َار ِة َر ْك َعتَ ْي ِ–ن هَّلِل ِ تَ َعالَى
َ صلَّى ُسنَّةَ ااْل ِ ْستِخ
َ ُا
Kemudia dilanjutkan dengan berdoa :
َ َّض–لِكَ ْال َع ِظي ِْم فَاِن
ك تَ ْق– ِد ُر َواَل اَ ْق– ِد ُر َوتَ ْعلَ ُم َواَل اَ ْعلَ ُم َ ُك بِقُ– ْد َرتِكَ َواَ ْس–ئَل
ْ َك ِم ْن ف َ –ك بِ ِع ْل ِم
َ ك َواَ ْس–تَ ْق ِد ُر َ اللَّهُ َّم اِنِّي اَ ْس–تَ ِخ ْي ُر
ِ –رىْ َوع
َاجلِ– ِه ِ اش– ْي َوعَاقِبَ– ِة اَ ْم ِ اللَّهُ َّم اِ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم اَ َّن هَ َذا ااْل َ ْم َر (حجة) َخيْ– ٌر لِ ْي فِ ْي ِد ْينِي َو َم َع.ِ َواَ ْنتَ اَ ْعلَ ُم ْال ُغيُوْ ب
ُ َواَ ِجلِ ِه فَاصْ ِر ْفهُ َعنِّي َواصْ ِر ْفنِ ْي َع ْنهُ َوا ْقدُرْ لِ َي ْالخَ ْي َر َحي
ِ ْْث َكانَ ثُ َّم اَر
)ضنِ ْي بِ ِه (رواه البحاري
9. Sholat Tahajud
Sholat tahajud adalah sholat sunah pada malam hari yang dikerjakan setelah
tidur, jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas. Waktunya
setelah sholat ‘isyak sampai terbitnya fajar, namun dikerjakan tengah malam lebih
utama dan mengerjakan sholat tahajud dirumah lebih utama daripada di masjid. Bagi
yang mengerjakan sholat tahajud disunnhakan tidur qoilulah (tidur pada waktu siang
sebelum zawal)
Adapun niat sholat tahajud sebagi berikut :
صلَّى ُسنَّةَ االتَّهَجُّ ِد َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى
َ ُا
Setelah selesai sholat dilanjutkan dengan membaca do’a berikut :
39
(احرج––ه.ِ اَ ْنتَ ْال ُمقَ– ِّد ُم َواَ ْنتَ ْال ُم– َؤ ِّخ ُر اَل اِلَ–هَ اِاَّل اَ ْنتَ َواَل َح– وْ َل َواَل قُ– َّوةَ اِاَّل بِاهللا.ت َو َم––ااَ ْنتَ اَ ْعلَ ُم بِ– ِه ِمنِّ ْي
ُ َو َمااَ ْعلَ ْن
)البخاري ومسلم
10. Sholat Dluha
Sholat dluha adalah sholat yang dikerjakan pada saat naiknya matahari setinggi
tombak sampai waktu zawal (menjelang sholat dhuhur). Jumlah rakaatnya minimal
dua rakaat, boleh empat rakaat dan paling utama delapan rakaat. Pada rakaat pertama
disunnahkan membaca surat was syamsi, sedang rakaat kedua disunnahkan membaca
wadl dluha. untuk rakaat berikutnya, setiap rakaat pertama membaca surat al kafirun
dan sedang pada rakaat berikutnya membaca surat al ikhlas.
Adapun niat sholat sebagai berikut :
صلَّى ُسنَّةَ الضُّ َحى َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى
َ ُا
Setelah selesai sholat kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a berikut :
اللَّهُ َّم. َص – َمتُك ْ ك َو ْالقُ ْد َرةَ قُ ْد َرتُكَ َو ْال ِع
ْ ص – َمةَ ِع َ ُال َج َمالُكَ َو ْالقُ َّوةَ قُ َّوت
َ ك َو ْال َج َم
َ ك َو ْالبَهَا َء بَهَا ُء َ ُحا ُءَ اللَّهُ َّم اِ َّن الضُّ َحا َء ض
ُض فَا َ ْخ ِرجْ هُ َواِ ْن َكانَ ُم َع ِّس–رًا فَيَ ِّس–رْ هُ َواِ ْن َك––انَ َح َرا ًم––ا فَطَهِّرْ ه ِ ْاِ ْن َكانَ ِر ْزقِ ْي فِ ْي ال َّس َما ِء فَا َ ْن ِز ْلهُ َواِ ْن َكانَ فِ ْي ااْل َر
َك اَتِنِ ْى َمااَتَيْتَ ِعبَادَكَ الصَّالِ ِح ْين َ ُك َوقُ ْد َرت
َ ُك َو ِعصْ َمت َ ُك َو َج َمال
َ ُك َوقُ َّوت َ ُك َوبَهَائ
َ ُض َحائ ِّ َواِ ْن َكانَ بَ ِع ْيدًا فَقَ ِّر ْبهُ بِ َح
ُ ق
11. Sholat Hajat
Bagi seseorang yang mempunyai keinginan, baik keinginan tersebut
berhubungan dengan hal duniawi atau ukhrowi dianjurkan untuk melakukan sholat
hajat. Tendensi hukum dalam melaksanakan hajat diantaranya adalah bersumber dari
sebuah hadits yang mengisahkan tentang datangnya laki laki buta pada Nabi
Muhammad SAW, dan mengeluhkan kebuta-an yang ia alami. Setelah Rasulullah
bertanya apakah ia (laki-laki buta) mampu bersabar, oleh laki-laki tersebut dijawab
“Bahwasanya ia merasa berat karena sudah tidak ada lagi yang menuntunnya” Maka
oleh Nabi, laki-laki tersebut disuruh datang ke masjid, berwudlu, dan melakukan
sholat. Seperti yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath
Thabrani.
40
Adapun niat sholat sebagai berikut :
صلَّى ُسنَّةَ ْال َح َجا ِة َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى
َ ُا
Setelah selesai sholat kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a berikut :
ت َرحْ َمتِ––كَ َو َع––زَ ائِ َم ِ ش ْال َك ِري ِْم ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ اَ ْساَلُكَ ُموْ ِجبَ––ا
ِ ْاَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ ْال َحلِ ْي ُم ْال َك ِر ْي ُم ُس ْب َحانَ هللاِ َربِّ ْال َعر
الس–اَل َمةَ ِم ْن ُك– ِّل اِ ْث ٍم اَل تَ– ُد ْع لِ ْي َذ ْنبً––ا اِاَّل َغفَرْ تَ–هُ َواَل هَ ًّم––ا اِاَّل
َّ ب َو ْال َغنِ ْي َمةَ ِم ْن ُك ِّل بِ ٍّر َو
ٍ ك َو ْال ِعصْ َمةَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْنَ َِم ْغفِ َرت
)َّاح ِم ْينَ (اخرجه الترمذي ِ ض ْيتَهَا يَااَرْ َح َم الرَ َك ِرضًا اِاَّل ق َ َفَرَّجْ تَهُ َواَل َحا َجةً ِه َى ل
12. Sholat witir
Sholat witir merupakan sholat yang paling utama dibanding sholat sunnah yang
lain. Waktu pelaksanaanya setelah mengerjakan sholat ‘isyak sampai sebelum
terbitnya fajar shiddiq walaupum sholat ‘isyaknya dikerjakan dengan jama’ taqdim.
Jumlah rakaat yang bisa dijalankan dalam sholat witir adalah rakaat dalam
hitungan ganjil, sesuai dengan makna witir yang berarti ganjil. Minimal satu rakaat,
sedangkan batas maksimalnya adalah sebelas rakaat.
Apabila hendak mengerjakan sholat witir sebanyak tiga kali maka,
a. Kerjakanlah sholat dua rakaat dengan niat :
Pada rakaat yang pertama setelah membaca surat al fatihah diteruskan membaca
surat al a’la (sabbihisma). Kemudian pada rakaat kedua setelah membaca surat al
fatihah diteruskan membaca surat al kafirun.
41
13. Sholat Tarawih
Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari bulan
ramadlan. Sesuai dengan namanya yang bermakna istirahat, dalam tarawih dianjurkan
setiap selesai sholat dua kali. Hukumnya sunnah muakkad dan dianjurkan berjamaah.
Jumlah rakaat dalam sholat tarawih minimal dua rakaat, sedangkan batas
maksimal dan yang paling afdlol adalah dua puluh rakaat. Waktu pelaksanaan sholat
tarawih adalah setelah sholat ‘isyak sampai fajar shiddiq pada bulan suci ramadlon.
Tata caranya sebagaimana sholat dua rakaat biasa, namun setelah melakukan sholat
dua kali, dianjurkan istirahat terlebih dahulu dan mengisinya dengan do’a.
Adapun niatnya sebagai berikut :
ْح َر ْك َعتَ ْي ِن ً ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة هَّلِل ِ تَ َعالَى ِ صلَّى ُسنَّةَ التَّ َر
ِ اوي َ ُا
42
BAB VII
PUASA
1. Islam
2. Sudah dewasa
3. Berakal
4. Mampu mengerjakan
1. Niat, jika puasa itu fardlu, seperti puasa romadlan atau karena nadzar maka wajib
menjatuhkan niat pada malam harinya
Lafdznya niat :
a. Niat puasa setiap malam :
ضا ِن هَ ِذ ِه ال َّسنَ ِة فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى ِ ْصوْ َم َغ ٍد ع َْن اَدَا ِء فَر
َ ض َشه ِْر َر َم ُ نَ َوي
َ ْت
b. Niat puasa awal awal malam bulan romadlon :
1. Masuknya sesuatu dengan sengaja sampai kelubang yang membuka atau tidak
membuka
43
2. Mengobati salah satu dari dua jalan (dubur atau qubul)
3. Sengaja muntah-muntah, apabila tidak sengaja maka tidak batal puasanya
4. Menyengaja wathi (bersetubuh dalam farji)
5. Keluar air mani yang sebab bersentuhan dengan kulit
6. Haidl
7. Nifas/melahirkan
8. Hilang akal
9. Murtad
1. Menyegerakan berbuka
2. Mengakhirkan sahur meskipun hanya dengan minum seteguk air
3. Menjaga mulut dari berkata yang tidak ada faedahnya lebih lebih diharamkan seperti
bohong, menggunjing, karena hal tersebut dapat melebur pahalanya puasa
4. Berbuka dengan makan kurma atau minuman air
5. Memberi buka pada orang yang berpuasa
6. Menahan diri syahwat yang diperbolehkan
7. Memperbanyak sedekah, membaca Al Qur’an dan dzikir
8. Menghatamkan Al Qur’an
9. Memperbanyak i’tikaf terlebih pada sepuluh hari yang terakhir bulan Ramadlon
10. Saat mengqodlo’ puasa dilakukan secara berturut-turut
45
BAB VI
ZAKAT
B. Macam-Macam Zakat
46
Syarat-syarat wajib zakat fitrah :
a. Islam
b. Merdeka
c. Menemukan bagian akhir bulan ramadlan dan bagian awal bulan sya’ban
Dari ketentuan ini dapat dismpulkan bahwa,
Setiap anak yang terlahir setelah terbenamnya matahari malam idul fitri
atau orang-orang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari, tidak
wajib dikeluarkan zakat fitrahnya
Setiap anak yang terlahir sebelum terbenamnya matahari, atau orang yang
meninggal setelah terbenamnya matahari, wajib dikeluarkan zakat fitrahnya
d. Mempunyai kelebihan harta, yakni memliki kelebihan biaya hidup baik untuk
dirinya maupun orang-orang yang wajib dinafkainya pada siang dan malam hari
‘idul fitri
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu
karena Allah Taala.”
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah
Ta’ala.”
47
c. Doa zakat fitrah bagi anak laki-laki
Artinya : “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku …….. (nama
anak laki-laki pemberi zakat fitrah), fardhu karena Allah Taala.”
Artinya : “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku ……..
”.(nama anak perempuan pemberi zakat fitrah), fardhu karena Allah Taala
Artinya : “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang
nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.”
Artinya : “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk…….. (nama orang yang
diwakilkan), fardhu karena Allah Taala.”
48
2. Benda yang wajib dizakati
a. Binatang ternak
Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan
kambing. Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah :
1). Islam
2). Merdeka
3). Hak milik sempurna
4). Telah mencapai satu nisab
5). Telah genap satu tahun (Haul)
6). Durasi waktu satu tahun dihitung dengan menggunakan kalender tahun
hijiriyyah bukan masehi
7). Digembalakan, maksudnya harus digembalakan oleh pemilik atau wakilnya di
tempat penggembalakan umum
8). Tidak dipergunakan untuk pekerja
a) Nisab Unta
Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan
zakatnya dengan aturan sebagai berikut :
49
7 46 sampai 60 01 ekor unta berumur 3-4 tahun
8 61 sampai 75 01 ekor unta berumur 4-5 tahun
9 76 sampai 90 02 ekor unta berumur 2-3 tahun
10 91 sampai 120 02 ekor unta berumur 3-4 tahun
11 121 sampai 129 03 ekor unta berumur 2-3 tahun
Setelah unta mencapai jumlah 130, maka yang wajib dikeluarkan adalah :
Setiap bilangan yang dapat dibagi 40, wajib mengeluarkan unta
berumur 2-3 tahun
Setiap bilangan yang dapat dibagi 50, wajib mengeluarkan unta
berumur 3-4 tahun
Bilangan yang tidak habis dibagi 40 dan 50, maka sisanya tidak wajib
dizakati
50
Nisab untuk jenis sapi adalah 30 ekor, jadi setiap kepemilikan sapi yang
jumlahnya kurang dari nominal diatas tidak wajib dizakati, sedangkan
perinciannya sebagaimana dalam tabel berikut :
51
Pada prinsipnya ketika sapi sudah mencapai 40 ekor, maka berlaku rumus :
53
Contoh :
Diakhir tahun (haul) emas yang dimiliki muzakki sebesar 135 gram. Zakat
yang harus dikeluarkan adalah :
135 : 40 (x 2,5 % ) = 3,375 gram
Catatan :
Nisab emas diatas (77,58 gram) untuk setiap emas dengan kadar 24 karat atau
murni (100 %). Sedangkan cara mencari kadar nishab emas yang tidak murni
berlaku rumus :
“Nishab emas murni (77,58 gram) dibagi kadar emas yang tidak murni,
kemudian hasilnya dikalikan dengan kadar emas murni”
b) Nishab dan zakat perak
Nishab untuk perak adalah 200 dirham, maka dapat dipahami setiap perak
dengan kadar kurang dari 200 dirham tidak terkena beban zakat. 200 dirham
apabila dijadikan gram adalah :
10 dirham = 7 mistqol
1 mistqol = 3,879 gram, berarti
10 dirham = (3,879 x 7) 27,153 gram
200 dirham = (27,153 x 20) 543,06 gram
Jadi, 200 dirham dengan asumsi hitungan gram adalah 543,06 gram oleh
artinya setiap perak yang kadar beratnya mencapai 543,06 gram harus
dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 atau 2,5 % yaitu :
543,06 : 40 ( x 2,5 % ) = 13,5765 gram (dibulatkan 13,6 gram )
Contoh :
54
Diakhir tahun (haul), perak yang dimiliki muzakki seberat 975,5 gram. Zakat
yang harus ia keluarkan adalah :
975,5 : 40 ( x 2,5 % ) = 24,3875 gram (dibulatkan 24,4 gram)
c) Zakat Tanaman (Hasil Bumi)
Tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan
makanan pokok seperti : padi, jagung, gandum, dan sebagainya.
55
Apabila menggunakan biaya pengairan, seperti disesel, buruh kuli untuk
mengangkut air dll. Maka kadar zakat yang dikeluarkan adalah 1/20 atau
5%
Apabila tanpa baiya pengairan kadar yang harus dikeluarkan adalah
sebesar 1/10 atau 10 %
Berikut ini adalah nishab zakat tanaman menurut Syeikh Ma’shum Kwaron
Jombang
Daftar Kadar Nishab Zakat Tanaman
56
% 27,9327 kg
5 Kacang 756,697 kg 10 1/10 = Tanpa biaya pengairan
Tunggak % 75,6697 kg
756,697 kg 5 1/20 = Dengan biaya pengairan
% 37,8349 kg
6 Kacang Hijau 780,036 kg 10 1/10 = Tanpa biaya pengairan
% 78,0036 kg
780,036 kg 5 1/20 = Dengan biaya pengairan
% 39,0018 kg
7 Jagung 720 kg 10 1/10 = 72 kg Tanpa biaya pengairan
kuning %
720 kg 5 1/20 = 36 kg Dengan biaya pengairan
%
8 Jagung Putih 714 kg 10 1/10 = 71,4 kg Tanpa biaya pengairan
%
714 kg 5 1/20 = 35,7 kg Dengan biaya pengairan
%
58
1. Dimiliki melalui proses akad yang di dalamnya mengandung ‘iwad
(pertukaran)
2. Ada niatan berdagang ketika bertransaksi
3. Tidak ada niatan qinyah (niat untuk disimpan sebagai pemenuhan kebutuhan
pribadi)
4. Genap satu tahun (haul)
5. Harta niaga tidak diwujudkan emas atau perak
6. Mencapai satu nishab
7. Nishabnya harta niaga sama persis dengan nishabnya emas dan perak, sebab
alat pengkurs harta niaga menggunkan salah satu dari keduanya. Baik yang
bermodalkan awal emas, perak atau ard.
Pengkalkulasian Harta Niaga
Di akhir haul, harta niaga harus dikurskan dengan alat penukar pertama
kali ia berdagang unutk mengetahui apakah harta tersebut sudah mencapai satu
nishab atau tidak. Metode pengkursan disesuaikan dengan modal awal ketika ia
berdagang, apakah menggunakan modal berupa emas, perak, atau atau ‘ard.
Harta niaga yang masuk dalam pengkalkulasian adalah :
1. Komoditas perdagangan
2. Laba
3. Piutang
4. Benda produktif yang dibeli dari harta dagangan
Contoh :
Muzakki menggeluti usaha dibidang konveksi, untuk mengembangkan usahnya
ia membeli 20 mesin jahit dengan biaya diambilkan dari harta dagangannya.
Disamping pembayaran tunai, ia pun kerap menerima order dengan bentuk
59
pembayaran tempo. Di akhir tahun yang harus dikalkulasi dan zakat yang ia
keluarkan adalah :
Komoditas perdangangan 100.000.000
Piutang yang jatuh tempo 75.000.000
Laba 50.000.000
20 mesin jahit 10.000.000 +
235.000.000
Zakat yang harus ia keluarkan sebesar = 235.000.000 : 40 ( x2,5 % ) = Rp.
5.875.000,-
C. Mustahiq Zakat
1. Faqir
Orang-orang yang masuk kategori faqir adalah :
Seseorang yang tidak memiliki harta atau pekerjaan sama sekali
Seseorang yang hanya memiliki harta dan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya seumur hidup
Seseorang yang hanya memiliki pekerjaan, namun tidak mencukupi
kebutuhannya, semisal ia membutuhkan biaya hidup per hari sebesar 50.000,
sedangkan penghasilannya cuma 15.000 perhari
Seseorang yang memiliki harta plus penghasilan namun keduanya tidak
mencukupi kebutuhannya
2. Miskin
Yang dimaksud dengan miskin adalah orang-orang yang memiliki harta atau
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya namun tidak mencukupi. Atau dengan kata lain orang-orang
yang pemasukanya tidak sebanding dengan dengan pengeluaran.
3. ‘Amil
60
Adalah orang-orang yang mendapatkan mandat dari imam (presiden) atau
wakilnya untuk mengurus urusan zakat. Yang masuk kategori amil adalah : penarik,
pencatat, dan pembagi zakat.
4. Muallaf
Yang masuk kategori muallaf ada empat :
Orang yang baru memeluk agama islam namun imannya masih lemah
Orang yang baru memeluk agama islam, juga memliki niat yang kuat. Namun dia
termasuk orang-orang yang mempunyai pengaruh
Orang yang baru memeluk islam dan keberadaannya dapat meredam tindakan
anarkis orang-orang kafir disekililingnya
Orang yang baru memeluk islam dan keberadaannya dapat meredam tindakan
anarkis orang-orang yang enggan membayar zakat
5. Budak
Hamba sahaya mukatab yang tidak memliki cukup dana untuk membayar cicilan
kepada tuannya, meskipun ia berstatus kafir, Bani Hasyim, ataupun Bani Muthalib.
Harta zakat ini dipergunakan untuk melunasi cicilannya sehingga ia bisa merdeka
6. Gharim (orang yang berhutang)
Macam-macam gharim ada tiga :
Orang yang berhutang untuk mendamaikan dua kubu yang bertikai
Orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluargnya
Orang yang berhutang karena menanggung hutang orang lain
7. Orang yang berjuang dijalan Allah
Yakni para pejuang islam yang tidak masuk dalam daftar prajurit resmi negara.
Apabila terdaftar resmi maka tidak berhak mendapatkan zakat, melainkan berupa gaji
yang diambilkan dari harta fai’.
8. Musafir
61
Musafir yang berhak mendapatkan zakat adalah orang-orang yang dalam
berpergian dan singgah di daerah tersebut. Syarat musafir berhak mendaptkan zakat
adalah :
a). Membutuhkan biaya untuk meneruskan atau melaksanakan perjalanan (kehabisan
bekal)
b). Perjalanan yang dilakukan bukan perjalanan yang maksiat
BAB VII
Termsuk salah satu dari rukun islam adalah menunaikan ibadah haji dan umrah sekali
seumur hidup bagi mukallaf yang mampu.
Haji menurut bahasa artinya menyengaja sedangkan menurut terminologi (istilah),
menyengaja mengunjungi baitullah dalam rangka melaksanakan amalan-amalan haji.
Umrah menurut bahasa artinya ziaroh atau berkunjung, sedangkan menurut terminology
(istilah) Umrah artinya menyengaja mengunjungi baitullah dalam rangka melaksanakan
amalan-amalan umrah.
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal (tidak gila atau epilepsi)
4. Merdeka (bukan seorang hamba sahaya)
5. Memiliki kemampuan membeli atau menyewa kendaraan yang layak bagi orang-
orang yag berdomisili di suatu tempat yang jaraknya minimal dua marhalah dan
62
memiliki kemampuan mencukupi diri dan keluarganya selama pergi hingga pulang
dari haji sementara ia mempunyai rumah yang layak dan hutang-hutangnya terlunasi
6. Memilki persangkaan atau keyakinan bahwa jalan yang dia tempuh adalah aman
(tidak membahayakan diri, harta, atau kehormatannya)
7. Adanya waktu yang memungkinkan untuk melakukan perjalanan setelah memiliki
kemampuan diatas
Ibadah haji dan umrah bisa dilaksanakan dengan tiga macam cara yaitu :
1. Haji Tamatthu’
Yang dinamakan dengan haji tamatthu’ adalah mendahulukan ihram umrah daripada
ihram haji
2. Haji Ifrad
Yang dinamakan dengan haji ifrad adalah mendahulukan ihram haji daripada ihram
umrah
3. Haji Qiran
Yang dinamakan haji qiran adalah melakukan ihram umrah sekaligus ihram haji
D. Rukun Haji
1. Ihram
Ihram haji
Dilakukan dalam bulan haji (antara tanggal 1 syawal sampai tanggal 10 dzulhijah)
dan sebelum melewati Miqat. Miqat orang Indonesia yaitu mengikuti gelombang
pertama adalah Bir Ali, sedangkan bagi mereka yang mengikuti gelombang kedua,
miqatnya adalah Qarnul manazil apabila pesawat yang ditumpangi melewati jalut
tersebut. Jika yang ditumpangi melalui Yalamlam, maka miqatnya adalah Yalamlam.
63
Bagi jamaah haji gelombang kedua, juga diperbolehkan melakukan niat ihram di
bandara King Abdul Aziz, karena jamaah diperkenakan melewati miqat tanpa niat
ihram dengan catatan melakukan ihram di suatu tempat yang minimal jaraknya ke
Mekkah sama dengan miqat, sementara jarak Qarnul Manazil ke Mekkah kurang lebih
92,16 km, sedangkan jarak bandara King Abdul Aziz ke Mekkah kurang lebih 107 km.
Ihram umrah
Ihram umrah bisa dilakukan kapan saja, sedangkan miqatnya sama dengan miqat
haji diatas apabila dilaksanakan dengan model Tamattu’ atau Qiran. Jika dilaksanakan
dengan model ifrad atau melakukan umrah sunnah, maka miqatnya adalah Tan’im,
Ji’ranah Hudaibiyyah dan semua tempat yang berbada diluar tanah haram.
1) Mengumandangkan talbiyyah;
64
َ َك ل
ك َ ك َو ْال ُم ْل
َ ك اَل َش ِر ْي َ َك اِ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل َ َك اللَّهُ َّم لَبَّ ْيكَ لَبَّيْك اَل َش ِر ْيكَ ل
َ ك لَبَّ ْي َ لَبَّ ْي
Artinya : “Aku datang memenuhi panggilanmu Ya Allah, aku datang memenuhi
panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu,
sungguh segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada
sekutu bagi-Mu”
2) Mengeraskan suara saat membaca talbiyyah bagi laki-laki jika tidak
mengganggu orang lain.
3) Mengecilkan suara saat membaca talbiyyah bagi selain laki-laki ketika bacaan
talbiyahnya bisa mengganggu orang lain.
65
Bagi orang yang tidak sempat melakukan wuquf di tanah ‘Arafah hingga
lewat waktu wuquf, maka tidak dapat melanjutkan ibadah hajinya dan
harus melakukan tahalul (caranya adalah dengan melakukan amalan
umrah yaitu thawaf rukun, sa’i, dan memotong rambut
Untuk shalat dzuhur-ashar dan maghrib-‘isyak boleh dijamak taqdim atau
ta’khir, karena ada yang memperbolehkan meskipun jarak Mekkah-‘arafah
hanya 25 km, dan tidak boleh melakukan qoshar karena tidak ada ulama
yang memperbolehkan dalam perjalanan dekat ataupun dalam keadaan
seperti ini (hendaknya tidak melakukan qoshor meskipun sebagian jama’ah
haji melakukannya)
3. Thawaf
Rukun haji yang ketiga adalah melakukan thawaf di Ka’bah, sedangkan thawaf
sendiri memiliki beberapa macam, diantaranya adalah :
Thawaf Qudum
Thawaf qudum disunnatkan bagi orang yang masuk Mekkah dan tidak sedang
melaksankan haji Tamattu’. Waktunya mulai memasuki Mekkah sampai melakukan
wuquf di ‘Arafah.
Thawaf Rukun
Diwajibkan bagi orang yang melakukan ihram haji atau ihram umrah. Waktu
pelaksanaanya adalah ;
Untuk ihram haji mulai tengah malam hari raya ‘idul adha (10 Dzulhijjah) setelah
melakukan wuquf di ‘Arafah sampai akhir yang tidak terbatas. Sedangkan untuk
ihram umrah mulai setelah niat ihram umrah sampai akhir yang tidak terbatas.
Thawaf Wada’
66
Diwajibkan bagi selain wanita yang sedang haid, nifas dan hendak pulang ketempat
asal, atau hendak keluar dari tanah haram dengan tujuan yamg mencapai jarak yang
diperbolehkan mengqhasar shalat. Waktunya mulai hendak meninggalkan Mekkah
hingga melewati jarak diperbolehkan mengqashar shalat atau hingga sampai ke
tempat asal. Jika ditinggalkan maka wajib membayar fidyah (lihat ketentuanya dalam
bab fidyah)
Thawaf Sunnat
Disunnatkan bagi orang yang tidak punya tanggungan thawaf rukun dan wada, dan
bisa dilakukan sewaktu-waktu.
Kewajiban-kewajiban thawaf ;
1) Niat thawaf bila thawaf yang dilakukan tidak termasuk dalam rangkaian ibadah
haji dan umrah
2) Menutupi aurat
3) Suci dari hadast kecil dan besar
4) Dimulai dari Hajar Aswad
5) Ka’bah berada disisi kirinya (berjalan kearah kiri)
6) Thawaf dilakukan di luar Ka’bah, tidak di dalam Ka’bah (tidak boleh memegang
Syadzarawan, marmer penguat pondasi ka’bah)
7) Thawaf dilakukan 7 kali putaran secara yaqin (jika ada keraguan maka harus
menambah hingga yaqin telah melakukan 7 kali putaran).
8) Thawaf dilakukan di dalam Masjidil Haram tidak diluar masjid.
9) Berputar dengan tujuan thawaf (tidak untuk mengejar teman atau yang lain).
Kesunnatan-kesunnatan thawaf ;
67
1) Thawaf dilakukan dengan berjalan, kecuali jika ada udzur, seperti terasa sulit.
2) Memegang Hajar Aswad (jika bisa) atau dengan isyarat saja (jika tidak bisa)
kemudian mencium tangan yang digunakan isyarat atau memegangnya. (Bagi
orang yang sedang menjalankan ihram baik ihram haji maupun umrah tidak boleh
menyentuh Hajar Aswad, karena semua dinding Ka’bah dan Hajar Aswad
sekarang telah dipenuhi minyak wangi “yang disebut dengan minyak hajar
aswad” sementara orang yang sedang menjalankan ihram tidak boleh memakai
atau menyentuh minyak wangi).
3) Menempelkan dahi ke hajar aswad, bagi orang laki-laki. Dan bagi selain laki-laki
boleh melakukannya jika dalam keadaan sepi.
4) Membaca باس––م هللا وهللا اك––برsaat memulai thowaf dan setiap kali menghampiri
Hajar Aswad
5) Berlari kecil pada tiga putaran pertama, bagi orang laki-laki yang hendak
melakukan sa’i setelah thowaf
6) Dekat dengan ka’bah, kesunahan ini diperuntukkan bagi laki-laki, dan perempuan
bila dalam keadaan sepi
7) Meletakkan ujung baju ihram diatas bahu sebelah kiri dan bagian tengah baju
ihram diletakkan dibawah bahu sebelah kanan (bagi laki-laki)
8) Tujuh putaran terus menerus (jika diselingi istirahat atau wudlu karena batal
wudlunya, tidak harus mengulangi dari awal akan tetapi boleh langsung
meneruskan dari tempat berhenti)
9) Sholat dua rakaat Thawaf (sunnah dilakukan dibelakang maqom Ibrahim) dan
niat sholatnya adalah :
ِ صلِّى ُسنَّةَ الطَّ َو
اف َر ْك َعتَ ْي ِن هَّلِل ِ تَ َعالَى َ ُا
4. Sa’i
68
Sa’i merupakan rukun haji yang ke empat, sedang pelaksanaanya dimulai setelah
melakukan thawaf qudum (bagi yang melakukan) dan sebelum wuquf di tanah ‘arafah,
atau boleh juga melakukan sa’i setelah thawaf rukun. Dan tidak ada batas akhirnya.
Syarat-Syarat Sa’i
1. Dilakukan tujuh kali
2. Dilakukan dari gunung shofa. Dalam bilangan ganjil (1,3,5,7)
3. Dimulai dari gunung marwah dalam bilangan genap (2,4,6,8)
4. Dilakukan setelah thawaf qudum dan sebelum wuquf atau dilakukan setelah thawaf
rukun
Kesunnatan-Kesunnatan Sa’i
1. Naik ke gunung shafa dan marwah (bagi laki-laki, bagi selain laki-laki boleh
melakukan jika dalam keadaan sepi).
2. Berjalan biasa di selain tempat antara dua pal hijau bagi laki-laki
3. Berlari lari kecil diantara dua pal hijau bagi laki-laki
4. Berjalan biasa di semua tempat
5. Tujuh putaran dilakukan terus menerus, jika diselingi istirahat tidak harus
mengulangi dari awal, akan tetapi boleh meneruskan dari tempat kita berhenti.
6. Memperbanyak dzikir dan do’a (semua tempat amalan haji adalah tempat mustajab)
5. Memangkas atau menggunduli rambut kepala
Rukun ini sudah bisa terpenuhi dengan menghilangkan tiga helai rambut baik dengan
cara memotong, mencabut, atau membakar, meskipun rambut yang dihilangkan tadi
diluar batasan kepala. Namun yang lebih utama bagi laki-laki adalah mencukur gundul,
sedangkan bagi perempuan memotong sebagian.
6. Tartib
Artinya, setiap rukun dilakukan secara beruntun sesuai dengan urutan diatas. Dalam
masalah tartib, ada sedikit perbedaan antara haji dan umrah. Di dalam haji tidak semua
69
rukun harus dilaksanakan secara tertib, hanya sebagian besar saja. Praktenya sebagai
berikut :
Melakukan niat ihram terlebih dahulu
Kemudian wuquf
Dilanjutkan dengan melaksanakan thawaf dan memangkas atau memotong
rambut
Selanjutnya melaksanakan sa’i (apabila belum melakasnakan sa’i setelah thawaf
qudum)
Sedangkan di dalam umrah, tertib berlaku untuk semua rukun. Kesemua rukun diatas
selain wuquf di ‘arafah merupakan rukun umrah.
Melempar jumrah merupakan sebagian dari kewajiban haji dan bagi yang tidak
melakukannya diwajibkan untuk membayar dam (lihat dalam pembahasan dam).
Jumrah aqabah
Jumrah ula
Jumrah wustho
1) Pada hari raya nahar tanggal 10 Dzulhijjah hanya melempar jumrah ‘aqabah saja (7
kali lemparan). Waktunya mulai tengah malam hari raya nahar (tanggal 10
Dzulhijjah) dan harus sudah melakukan wuquf di tanah ‘Arafah, sampai terbenamnya
matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah.
2) Pada tanggal 11 Dzulhijjah. Melempar tiga jumrah (ula, wustho dan ‘aqabah)
masing-masing 7 kali lemparan waktunya mulai tergelincirnya matahari menurut
sebagian ‘ulama dan keluarnya fajar menurut sebagian yang lain (kita boleh
71
mengikuti pendapat yang kedua), sampai terbenamnya matahari pada tanggal 13
Dzulhijjah.
3) Pada tanggal 13 Dzulhijjah melempar tiga jumrah (ula, wustho dan ‘aqabah) masing-
masing 7 lemparan waktunya tergelincirnya matahari menurut sebagian ulama dan
mulai keluarnya fajar menurut sebagian yang lain (kita boleh mengikuti pendapat
yang kedua) sampai terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhijjah.
4) Pada tanggal 13 Dzulhijjah. Melempar tiga jumrah (ula, wustho dan ‘aqabah)
masing-masing 7 kali lemparan waktunya mulai tergelincirnya matahari menurut
sebagian ‘ulama dan keluarnya fajar menurut sebagian yang lain (kita boleh
mengikuti pendapat yang kedua), sampai terbenamnya matahari pada tanggal 13
Dzulhijjah.
Keterangan :
Bagi orang yang nafar awal (orang yang menghendaki kembali ke Mekkah pada
tanggal 12 Dzulhijjah) wajib melakukan pelemparan jumrah tanggal 10,11,12
kemudian ia harus keluar dari Mina sebelum matahari terbenam, jikalau maghrib ia
masih di Mina maka diwajibkan mengikuti nafar tsani (wajib mabit di Mina dan
melaukukan lemparan jumrah pada tanggal 13)
1. Melempar 1 kali
2. Menggunakan tangan selagi bisa
3. Yang dilemparkan termasuk jenis batu (bukan sandal atau yang lain )
4. Lemparan ditujukan ke tempat lemparan.
5. Lemparan harus mengenai tempat lemparan
Kesunnatan-kesunnatan melempar jumrah
1. Membaca takbir setiap kali melemparkan waktu
72
2. Menggunakan tangan kanan
3. Dalam keadaan suci
4. Batunya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil (kira-kira sebesar ujung jari)
4.Menginap di Mina
Menginap di Mina pada malam 11,12 Dzulhijjah (dan pada malam 13 bagi yang
nafar tsani) hukumnya adalah wajib. Dan waktunya adalah mulai terbenamnya matahari
sampai keluarnya fajar.
Berada di Mina lebih dari separuh malam “menurut sebagian ulama” atau berada di
Mina menjelang keluarnya fajar menurut sebagian ulama yang lain.
TAHALLUL
Tahallul adalah melepaskan diri dari ihram. Tahallul haji ada dua dan tahallul umrah
hanya ada satu. Tahallul umrah adalah dengan melakukan thawaf rukun, sa’i dan
memotong rambut.
Tahallul haji yang pertama adalah dengan melakukan dua dari tiga perkara dibawah ini :
Sedang Tahallul haji yang selanjutnya adalah dengan melakukan yang tersisa.
Dengan melakukan tahallul awal, semua hal yang diharamkan karena ihram sudah boleh
dilakukan kecuali hubungan suam istri.
73
NO TAHALLUL PERTAMA TAHALLUL KEDUA
Pengertian DAM
DAM artinya denda karena melanggar larangan-larangan dalam ibadah haji dan umrah,
terkadang diistilahkan dengan fidyah yang berarti tebusan atau kesalahan yang
dilakukan.
Pembagian DAM
1. Muqaddar Mukhayyar
DAM yang ditentukan kadar kewajiban selanjutnya, dan tidak boleh kurang atau
lebih (kalau lebih diharamkan jika diniati untuk dam, bukan shadaqah sunnat) dan
boleh memilih salah satu dari kewajuban-kewajiban dam.
74
Hal-hal yang mewajibkan dan muqaddar mukhayar:
Melakukan hal-hal yang diharamkan selain yang meneruskan haji (mufsid),
yakni jima’ sebelum tahallul.
Menggangu hewan liar tanah haram, merusak tumbuhan dan pepohonan tanah
haram, seperti :
1. Halqu (memotong atau memendekkan rambut sebanyak tiga helai atau
lebih).
2. Qalmi dhufrin (memotong kuku).
3. Tathoyyub (memakai segala jenis wewangian, baik untuk baju atau badan).
4. Jima’ diantara dua tahallul.
5. Lubs al-Muhith (memakai baju yang meliputi baik yang dijahit atau ditalikan
dan semisalnya).
6. Duhnu (memakai minyak rambut)
7. Muqaddimat al-jima’ (hal-hal yang menyebabkan terjadinya jima’ seperti
mencium, memeluk dll).
8. Jima’ yang kedua (setelah jima’ yang merusakkan haji)
Menyembelih kambing (atau hewan yang bisa dipakai untuk berqurban, seperti
unta dan sapi), atau
Menyerahkan tiga sha’ pada enam faqir miskin yang berada di tanah haram
(setiap satu faqir miskin = setengah sha’) atau
Berpuasa tiga hari.
Keterangan
75
Memotong satu rambut atau satu kuku wajib membayar satu mud, sedangkan
memotong dua rambut atau dua kuku wajib membayar dua mud.
2. Muqaddar Murattab :
Dam yang ditentukan kadar kewajiban selanjutnya dan tidak boleh kurang
atau lebih dan tidak boleh berpindah ke kewajiban berikutnya, kecuali bila sudah
tidak mampu melaksanakan kewajiban dam yang pertama.
Hal hal yang mewajibkan Dam Muqaddar Murattab :
Melakukan haji Tamattu’ (melakukan umrah terlebih dahulu kemudian
melakukan haji).
Melakukan haji qiron (melakukan haji dan umrah secara bersamaan di tahun
haji atau melakukan umrah sebelum tahun haji kemudian haji di tahun haji).
Haji yang batal karena tidak melakukan wuquf di ‘arafah.
Meninggalkan perkara-perkara yang diwajibkan :
o Melempar jumrah
o Mabit di Mina
o Mabit di Muzdalifah
o Niat ihram dari miqat
o Thawaf Wada’ (thawaf karena meninggalkan Mekkah).
o Perjalanan haji ke Mekkah, baik dengan berjalan kaki atau naik kendaraan
yang telah dinadzari.
Menyembelih kambing.
Berpuasa sepeluh hari (tiga hari di tanah haram, dan tujuh hari dirumah).
Menyerahkan sepuluh mud pada faqir-miskin di tanah haram .
76
Keterangan :
Melempar jumrah kurang satu badan atau tidak mabit semalam, wajib membayar
satu mud. Sedangkan apabila kurang satu batu atau mabit kurang dua malam, maka
wajib membayar dua mud.
3. Muaddal Mukhayyar :
Dam yang tidak ditentukan kadar kewajiban selanjutnya, tetapi dengan
menyamakan harga dan boleh memilh salah satu dari kewajiban-kewajiban dam.
Menggangu (melukai, membunuh, dan semisalnya) hewan liar tanah haram dan
setiap hewan yang dilahirkan dari perkawinan antara hewan liar tanah haram dan
hewan lain.
Merusak (memotong, menebang dan semisalnya) tumbuhan dan pepohonan yang
ada di tanah haram, baik yang ditanam maupun tidak.
77
Katerangan :
Memotong satu pohon yang besar wajib menyembelih sapi, apabila yang dipotong
berupa pohon berukuran sepertujuh dari pohon besar, maka wajib menyembelih
kambing.
Keterangan :
Apabila ada sisa setengah mud maka harus dipertemukan jadi satu mud (dua
setengah mud = puasa tiga hari).
1 mud = 679,79 gr. 1 sha’ = 4 mud.
78
Termasuk yang mewajibkan dam muaddal murattab menurut sebagian
ulama’ adalah tidak mampu melaksanakan dan menyempurnakan haji dikarenakan
semisal dihadang oleh musuh, sehingga terpaksa melakukan tahallul sebelum
waktunya atau karena semisal sakit yang memang telah disyaratkan, seperti
contoh :”kalau aku sakit sewaktu-waktu maka aku akan tahallul dengan
menyembelih kambing dan potong rambut”, namun cara pelaksanaanya sedikit
berbeda dengan yang di atas yaitu dengan :
Menyembelih hewan yang cukup untuk dibuat qurban baik berupa kambing, unta
badanah, sapi atau 1/7 dari unta atau sapi.
Berpuasa selama beberapa hari, sesuai dengan jumlah mud dari harga hewan
yang wajib disembelih (tiga mud = puasa tiga hari ).
Catatan :
Dam haji tamattu’ bisa gugur bila ia kembali ke miqat asli atau miqat lain atau
tempat yang minimal jaraknya sama dengan miqat asli sebelum melaksankan
ihram haji.
Dam haji qiron bisa gugur bila ia sebelum wuquf kembali ke miqat asli atau
miqat lain atau tempat yang minimal jaraknya sama dengan miqat asli.
79
80
BAB VIII
Udhiyyah, atau yang biasa dikenal dengan nama qurban, merupakan ungkapan untuk
sebuah binatang yang disembelih di hari raya idul adha dan hari-hari tasyriq dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berqurban hukumnya sunnah muakkad bagi
seorang muslim, baligh, berakal, merdeka dan mampu untuk berquban, di sampung
sebagai syiar agama.
Meskipun awalnya sunnah, qurban bisa menjadi wajib apabila dinadzari, Oleh
karenanya bagi orang yang mampu dianjurkan untuk senantiasa menunaikan qurban.
Dalil berqurban merujuk pada ayat :
ْك َوا ْن َحر َ َف
َ ِّص ِّل لِ َرب
Artinya : “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah”. (QS. Al-
Kautsar ; 2 )
81
Catatan :
Unta dan sapi mencukupi untuk kurban tujuh orang, sedangkan kambing hanya bisa
untuk saru orang. Meski demikian, yang terbaik bagi masing-masing ke-tujuh orang
tersebut adalah berqurban dengan menggunkan tujuh kambing daripada satu sapi atau
unta. Karena dagingnya lebih baik dan banyaknya penyembelihan.
Untuk unta, sapi, dan kambing yang akan dijadikan qurban harus benar-benar sehat,
yakni terbebas dari hal-hal yang dapat mengurangi kwanttitas daging. Adapun hal hal
yang dapat mengurangi kwantitas daging adalah :
82
6. Terputusnya seluruh atau sebagian ekornya
Sedangkan binatang-binatang yang secara fisik kurang anggota tubuhnya, namun tidak
mempengaruhi kuantitas daging, tetap sah dijadikan qurban, seperti binatang tak
bertanduk, hewan yang dipotong kedua testisnya.
D. Penyembelihan Qurban
Artinya : “Ya Allah, (qurban) ini (merupakan nikmat) dari-Mu, dan (aku
mendekatkan diri dengan qurban ini) kepada-Mu maka terimalah ini dariku”.
83
E. Pembagian Daging Qurban
Metode pembagian qurban yang paling baik adalah sesuai dengan urut-urutan
sebagai berikut ;
1. Mengambil beberapa suap untuk dikonsumsi sebagai bentuk tabarrukan, terutama
limpahnya, dan sisanya disedekahkan.
2. Mengambil 1/3 daging qurban untuk dikonsumsi selebihnya disedekahkan
3. Mengambil 1/3 untuk dikonsumsi, 1/3 disedekahkan kepada faqir miskin, 1/3
berikutnya dihadiahkan kepada orang-orang kaya
F. Menjual Qurban
Daging, kulit, rambut atau bagian tubuh qurban yang lain, tidak diperbolehkan
untuk dijual, baik berupa qurban wajib maupun qurban sunnat. Demikian menyerahkan
kulit hewan qurban kepada penjagal sebagai upah jasanya, karena hal ini tidak ada
bedanya dengan menjual, kecuali apabila kulit tersebut diserahkan bukan atas nama
upah, melainkan sedekah.
Waktu pelaksanaan ‘aqiqah dimulai ketika sang bayi terlahir ke dunia sampai
masuk waktu baligh. Apabila disaat lahir sampai masa 60 hari seorang tidak
berkecukupan untuk melaksanakan ‘aqiqah, maka anjuran ber’aqiqah telah gugur.
Apabila ia berkecukupan, maka yang afdlol baginya adalah :
84
Beraqiqah di hari ketujuh setelah kelahiran sang bayi, apabila sang bayi
meninggal dunia, tetap dianjurkan untuk beraqiqah apabila sebelumnya ada
kesempatan dan kemampuan untuk melaksanakannya, meskipun meninggalnya
sebelum hari ke tujuh.
Apabila tidak melaksanakannya dihari ketujuh, dianjurkan pada hari ke 14, ke 21
dan seterusnya sampai ia baligh.
I. Prosesi ‘Aqiqah
1. Yang terbaik, beraqiqah dengan dua kambing untuk bayi berjenis kelamin laki-laki,
dan satu kambing untuk bayi berjenis kelamin perempuan.
2. Proses penyembelihan dilaksanakn beretepatan dengan terbitnya matahari, seraya
berdo’a :
ك اللَّهُ َّم هَ ِذ ِه َعقِ ْيقَةُ فُاَل ٍن َ بِس ِْم هللاِ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر اللَّهُ َّم ِم ْن
َ ك َواِلَ ْي
3. Dimasak dengan cita rasa manis-manis dan disedahkan kepada fakir miskin dengan
cara mengirimkan kepada mereka. Sedapat mungkin tulan belulangnya tidak
terpecah, melainkan dipotong sesuai dengan persendian.
4. Setelah bintang disembelih rambut bayi dicukur gundul dan rambutnya ditimbang
kemudian bersedekah emas sesuai kadar timbangan tersebut. Namun menurut
sebagian ulama makruh mencukur gundul bayi perempuan.
5. Memberikan nama yang baik, sebagaiamana anjuran Rasulullah.
6. Meminyaki rambut sang bayi dengan minyak wangi.
86
BAB IX
NIKAH
A. Definisi Nikah
Nikah menurut bahasa artinya kumpul. Nikah menurut syara’ adalah ungkapan dari
sebuah akad yang memuat rukun-rukun dan syarat tertentu untuk berkumpul
B. Rukun-Rukun Nikah
1. Calon suami
2. Calon istri
3. Wali
4. Dua orang saksi
5. Sighot akad
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Adil
Hendaknya calon pasangan suami istri sebelum akad untuk niat menikah di dalam
hatinya :
“Saya niat menikah karena mengkuti sunnah Rasulullah SAW lillahi ta’ala”
87
”Niat Bagi yang menikahkan : “Niat ingsun nikahno kerana Allah Ta’ala
اَ ْل َح ْم ُد هللِ نَحْ َم ُدهُ َو نَ ْستَ ِع ْينُهُ َو نَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذبِ ِه ِم ْن ُشرُوْ ِر اَ ْنفُ َسنَا َو ِم ْن َس ْيئَا ِ
ت اَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللا فَاَل ُمض ُل لَهُ َو َم ْن
ك لَهُ َواِ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ
ي لَ ْه َواَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ
ضلل فَاَل هَا ِد َ
يُ ِ
ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن اِاَّل َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ يَااَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ٌك ٌم الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن
يَااَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا اتَّقُوْ هللاَ َح َّ
ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيراً َونِسآ ًء َواتَّقُواهللاَ الَّ ِذي تَسآئَلُوْ نَ بِ ِه َواَاْل َرْ َح ِام اِ َّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوبَ َّ اح َد ٍة َوخَ لَ َ
س َو ِ نَّ ْف ِ
َرقِ ْيبَا بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر ِ
َّحي ِْم
يَااَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا اتَّقُوْ اهللا َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َش ِد ْيدَا يَصْ لِحْ لَ ُك ْم اعمالكم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َو َم ْن ي ٌِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لُهَ فَقَ ْدفَا َز فَوْ ًزا
َض ْي ًما
ع ِ
ضى بِهَا َما يَ َشا ُء َوتُحْ ِك ُم َماي ُِر ْي ُد اَل ُم َؤ ِّخ َرهُ لِ َما قَ َّد َم َوالَ ُمقَ َّد َم لِ َما اَ َّخ َر َواَل يَجْ تَ ِم ُع ْاثنَا ِن اَ َّما بَ ْع ُد فَا ِ َّن ااْل ُ ُموْ َر ٌكلَّهَا بِيَ ِدهللاِ– يَ ْق ِ
ق اَقُوْ ُل قَوْ لِ ْى هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُرهللاَ ْال َع ِظيْم لِ ْى َولَ ُك ْم َولِ َوالِ َد َّ
ي َولِ َم َشايِ ِخ ْي ب ِمنَ هللاِ قَ ْد َسبَ َ
َر َو ِكتَا ٍ ضا ٍء َوقَد ٍ َواَل يَ ْفت َِرقَا ِن اِاَّل بِقَ َ
ت فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِحي ِْم
َولِ َم َشايِ ِخ ُك ْم َو َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ
ف ااْل َ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِيِن َس ْي ِدنَا َو َموْ اَل َنا ُم َح َّم ٍد
صاَل ةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى اَ ْش َر ِبِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوال َّ
ْر ْي ُح بِاِحْ َس ْ
ان ف َوتَس ِ ك بِ َم ْعرُوْ ِ ك َعلَى َما اَ ْمرُهللا بِ ِه ِم ْن اِ ْم َسا ُ صحْ بِ ِه اَجْ ِم ِع ْينَ يَا ُم َح َّم ٍد ا ْب ِن َع ْب ٌد ْال َح ْق اَ ْز َو ُج َ
َو َعلَى اَلِ ِه َو َ
االجاب والقول
ت نِ َك َحهَا َوت َْز ِو َجهَا بِاال َمه ٍْر ْال َم ْذ ُكورْ َحااًل
قال الزوج :قَبِ ْل ٌ
ت نِ َك َحهَا َوتَ َز َوجْ هَا لَهُ بِاال َمه ٍْر ال َم ْذ ٌكوْ ِر َحااًل
:قَبِ ْل ُ قال وكيل الزوج
88
االجاب والقول (لووكل الولي)
احهَا َوت َْز ِو َجهَا بِال َمه ٍْر ال َم ْذ ُكوْ رْ َحااًل :قَبِ ْل ُ
ت نِ َك َ قال الزوج
Keterangan :
89
G. Susunan Acara Akad Nikah
1. Pendataan
2. Membaca syahadat 3 kali
3. Pembacaan khutbah oleh PPN/wakil/naib/ (terserah)
4. Membaca istighfar tiga kali pada waktu akan ijab qobul
5. Ijab qobul
6. Do’a
7. صيغة التعليق الطالقOleh pengantin putra
8. Penyerahan mahar langsung maupun tidak
9. Penandatanganan
Penganten laki-laki
Pengantin perempuan
Kedua saksi
PPN/mudin
Naib
10. شاهدdari pihak manapun
90
BAB X
MENGURUS JENAZAH
Memandikan
Keterangan :
Mengkafani
)(للمراءة
Keterangan :
Mensholati
1. Rukun-rukunnya
a. Niat
b. Membaca 4 takbir
c. Bediri bila mampu
d. Membaca al fatihah
e. Membaca sholawat setelah takbir kedua
f. Berdo’a untuk mayit
g. Salam
2. Urut-urutan dalam sholat mayit
a. Niat (takbiratul ihram)
1). Untuk mayit laki-laki satu
ض ِكفَايَ ِة هللِ تَ َعالَى ِ ِّصلِى َعلَى هَ َذا ْال َمي
ٍ ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا
َ ْت فَر َ ُا
2). Untuk mayit laki-laki dua
ض ِكفَايَ ِة هللِ تَ َعالَى ٍ صلِى َعلَى هَ َذ ْي ِن ْال َميِّتَ ْي ِ–ن اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا
َ ْت فَر َ ُا
3). Untuk mayit laki-laki tiga/lebih
ض ِكفَايَ ِة هللِ تَ َعالَى ِ صلِى َعلَى هَؤُاَل ِء ْال َموْ تِى اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا
َ ْت فَر َ ٌا
4). Untuk mayit perempuan satu
ض ِكفَايَ ِة هللِ تَ َعالَى
َ ْت فَر َ ُا
ِ صلِى َعلَى هَ ِذ ِه ال َم ْيتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا
5). Untuk mayit perempuan dua
94
ض ِكفَايَ ِة هللِ تَ َعالَى
ت فَرْ َ اُ َ
صلِى َعلَى هَتَ ْي ِن ال َم ْيتَي ِْن اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا ِ
95
4). Untuk tiga/lebih mayit laki-laki
اَللَّهُ َم ا ْغفِرْ لَهُ ْم َوارْ َح ْمهُ ْم َوعَافِ ِه ْم َواعْفُ َع ْنهُ ْم
Mengubur Mayit
Kedalaman kubur paling sedikit yaitu dapat menyimpan baunya dan menjaganya
dari hewan liar. Dan yang paling sempurna adalah sak dedek sak pengawe atau kurang
lebih 2 meter
96
Istilah dalam kuburan
Yang miring dinamakan lubang landak
Yang di tengah dinamakan cempuri
1. Cara mengubur mayit
Mayit diturunkan dari keranda dengan cara keranda diletakkan di selatan
kuburan, kemudian mayit diangkat mulai dari kepala dengan cara lung-lungan
(estafet). Mayit diletakkan di liang lahat apabila mayatnya tidak longsor, dan
apabila tanahnya longsor maka mayit diletakkan di cempuri. Mayit membujur ke
utara dengan menghadap kiblat, ganjal/gelu (bantal dari tanah) diletakkan di :
1). Githok 2). Pantat 3). Thengklok (bawah dengkul)
Catatan :
Mayat orang ihram dirumat sebagaimana mayat orang biasa, hanya saja tidak
dikasih minyak wangi dan untuk yang laki-laki semua kepalanya ditutup
Merawat mayat yang terpotong-potong :
a. Memandikan anggota satu persatu-satu
b. Kemudian diletakkan di atas kain kafan sebagaima mestinya
c. Dikafani, pelan-pelan dalam melipatnya
Mayat yang hancur/tidak dikenal rupa dan tidak disucikan, maka tidak disholati,
kalau masih bisa disiram atau ditayamumi maka harus disholati
Kalau menemukan potongan mayat, terlebih dahulu dicari yang lainnya
kemudian diurutkan dengan sempurna. Kalau tidak ketemu/hanya sepotong dan
ditemukan di daerah islam. Maka dirumat sebagiamana mayat biasa
Apabila kafir dzimmi (kafir yang hidup daerah kekuasaan islam dan tidak
mengganggu ketentraman orang islam) maka hanya dikafani dan dikubur untuk
kafir harbi/murtad diperbolehkan memandikan, mengkafani, dan mengubunya
Mewudlui mayit hukumnya sunnah sedangkan niatnya adalah wajib
97
Niat sholat mayit yang ditemukan sebagian :
اصلى على جملة ما انفصل منه هذا الجزاء اربع تكبيرات فرض كفاية هلل تعالى
Orang yang mati syahid dikarenakan :
a. Perang, maka tidak dimandikan tetapi dikafani dan dikubur
b. Melahirkan/mencari ilmu, sebagaimana mayit biasa
juga tidak disholati dan dimandikanالسقط c.
Niat mewudlukan mayit :
ْت ْال ُوضُوْ َء ْال َم ْسنُوْ ِن لِهَ َذا ْال َميِّ ِ
ت هللِ تَ َعالَى نَ َوي ُ
Niat memandikan mayit :
ْت الُ ُغس ِْل اَدَا ًء ع َْن هَ َذا ْال َميِّ ِ
ت هللِ تَ َعالَى نَ َوي ُ
Niat mentayamumi mayit :
صاَل ِة َعلَ ْي ِه هللِ تَ َعالَى ْت التَّيَ ُم ِم ِلهَ َذا ْال َميِّ ِ
ت اِل ِ ْستِبَا َح ِةال َّ نَ َوي ُ
Do’a menyiram mayit :
بِس ِْم هللاِ َوبِاهللاِ َوبِ َرسُوْ لِ ِه َو َعلَى ِد ْي ِن ُم َح َّم ٍد َرسُوْ ِل هللاِ
Do’a membalik ke kanan :
َغ ْف َرانَ َ
ك يا َ رَّحْ َم ْن فِي ال ُّد ْنيَا اَل اِلَهَ اِاَّل هللاِ ُم َح َّم ًد َرسُوْ ُل هللاِ
Do’a membalik ke kiri :
في ال ُّد ْنيَا اَل اِلَهَ اِاَّل هللاِ ُم َح َّم ٍد َرسُوْ ِل هللاِ َغ ْف َرانَ َ
ك يَا َّر ِحي ِْم ِ
Do’a memindahkan mayit dari pemandian :
َش ِه َد هللاِ اَنَّهُ اَل اِلَهَ اِاَّل هُ َو َو ْال َماَل ئِ َك ْة
Do’a meletakkan mayit dalam kubur :
بِس ِْم هللاِ َعلَى ِملَّ ِة َرسُوْ ِل هللاِ /بِس ِْم هللاِ َو َعلَى ُسنَّ ِة َرسُوْ ِل هللاَ
Do’a penggenggaman :
ِم ْنهَا خَ لَ ْقنَا ُك ْم
َوفِ ْيهَا نُ ِع ْي ُد ُك ْ–م
َو ِم ْنهَا نُ ْخ ِر ُج ُك ْم تَا َرةً اُ ْخ َرى
98
Talqin Mayit
َ–و فَّوْ ن
َ –ُواِنَّ َم––ا ت,
َ تِ ْ ُك––لُّ نَ ْفسً َذائِقَ–ةُ ْال َم––و. َلَهُ ْال ُح ْك ُم َواِلَ ْي ِه تُرْ َجعُوْ ن.ُك ااْل َوجْ هَه َ َ ُكلُّ َش ٍئ هَا ل. سم هللا الرحمن الر حيم ِ ِب
ِم ْنهَا خَ لَ ْقنَا ُك ْم لِاْل َ ِخ– ِر,ع ْال ُغرُوْ ِر ْ و َم,
ُ اال َحيَو ةَ ال ُّد ْنيَا اِاَّل َمتَا ْ َفَ َم ْن ُزحْ ِز َح َع ِن النّا َ ِر َواُ ْد ِخ َل ْال َجنَّ ِة فَقَ ْدف,اُجُوْ َر ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة
َ از
ِ ض َو ْال ِح َسا
.ب ِ ْ َو ِم ْنهَانُ ْخ ِر ُج ُك ْم لِ ْل َعر, ب
ِ َو ِم ْنهَانَ ِع ْي ُد ُك ْم لِ ُدوْ ِد َوالتُّرُا.ب
ِ َْوالثَو
. َق ْال ُمرْ َسلُوْ ن َ هَ َذاَ َم. )سم هللاِ َوبِا هللِ َو ِمنَ هللاِ َواِلَى هللاِ َو َعلَى ِملَّ ِة َرسُوْ ِل هِللا (صلى هللا عليه وسلم
َ او َعدَالرَّحْ َمنَ َو
َ ص َد ِ ِب
ِ ص ْي َحةً َو
َ ْاح َدةً فَا ِ َذاهُ ْم َج ِم ْي ُع لَ َد ْينَا ُمح
. َضرُوْ ن َ َت اِاَّل
ْ اِ ْن َكان
Hai fulan… saiki sira wes mati, lan saiki sira wis ngaleh marang alam kubur, ya
iku ’alam barzah. Sira aja nganti lali perkara kang sira sungkemi nalika sira pisah karo
kita kebeh. Ya iku nekseni yen temen ora ono pengeran kang haq, kejaba Gusti Allah
Ta’ala. Lan nekseni yen Gusti Kanjeng Nabi Muhammad iku utusane Gusti Allah
Ta’ala
Hai fulan… seng ati-ati yen sira ditekani malaikat loro kang dipasrahi nyoba
marang sira. Sira ojo kaget lan ojo geter. Ngertio ! yen malaikat loro mengko takon
marang sira mangkene : sopo pengeranmu ? opo agamamu ? sopo Nabimu ? opo
I’tiqodmu ? lan opo kang sira sungkemi nalika sira mati ?. Yen sira ditakoni kya
mangkono. Jawabo ! pengeranku Gusti Allah. Yen dikaping pindhoni takoni, jawabo
maneh ! Gusti Allah iku pengeranku, yen dikaping teloni takoni, ya iku pitakon kang
pungkasan, sira jawabo kang teges, ojo geter, lan ojo kwatir, Gusti Allah iku
pengeranku, agama islam iku agamaku, Gusti Muhammad iku Nabiku, kitab Al Qur’an
iku panutanku, sholat sembahyang iku kewajibanku, wong islam kabeh iku sedulurku,
Nabi Ibrahim iku persasat bapakku, aku urip lan mati, netepi ucapan Laailaahaillah
Muhammadurrosulullah Shollallhu ‘Alaihi Wasallam.
Hai fulan…! Hujjah kang da’warahake marang sira iki, cekelono kanthi temen-
temen. Ngertio yen sira bakal manggon neng alam kubur, nganthi besok dino kiamat,
yaiku dinane wong-wong ahli kubur podo ditangekake. Hai fulan…! Ngertio yen pati
99
haq, manggon ing kubur, pitakon munkar nankir ono ing kubur, dinane tangi saking
kubur, anane hisab, wot sirathol mustaqim, neraka lan surga, iku kabeh haq mesty
anane, setuhune dina kiamat iku mesty tumekane, lan setuhune Gusti Allah bakal
nangiake wong kang ono ing ‘alam kubur. nuli maca :
َ أَنِسْ َوحْ َد تَنَا َو َو ِح َدتَه.ب
ُواَرْ َح ْم ُغرْ بَتَنَا َو ُغرْ بَتَهُ َولَقِّ ْن––ه.ُ َ ضرًالَي
ِ ْس يَ َغ ْي ِ َويَا َحا.ْس ُكلِّ َو ِح ْي ٍد َ اَللَّهُ َم يَاأَنِي. ِك يَا هللا َ َونَ ْستَوْ ِد ُع
و َس –اَل ٌم َعلَى. َ َص –فُوْ ن ِ َك َربِّ ْال ِع– َّز ِة َع َّما ي ُ َيَ––ا هللَا ُ يَ––ا َربَّ ْال َع––الَ ِم ْين-ُوا ْغفِرْ لَنَ––ا َولَ –ه.
َ ِّس – ْب َحانَ َرب. َ ُ َواَل تَ ْفتِنَّا بَ ْع– َده.ُُح َّجتَ –ه
. َْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُدهَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين
Pembongkaran Kubur
100
BAB XI
DO’A-DO’A
3. Niat I’tikaf
ِ َّاب الن
ار ِ َاَللَّهُ َّم ب
َ ار ْك لَنَا فِ ْي َما َر َز ْقتَنَا َوقِنَا َع َذ
Artinya : “Ya Allah, berkahilah untukku dalam sesuatu yang Engkau rezekikan
kepadaku, dan peliharalah aku dari siksa neraka.”
Versi Jawa :
“Ya allah kula bersyukur dhateng panjengan atas sedaya nikmat ingkang
panjenengan paringaken dahteng kula lan keluarga kula, ampun panjenengan siksa
keranten nikmat ingakng sampun panjengan paringaken dhateng kula lan keluarga
kula”
101
5. Do’a Sesudah Makan
Artinya :“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dengan
makanan ini dan telah mengaruniakan kami akan itu makanan dengan tiada daya dan
upaya dari kami,”
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman
kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam”.
ْ َك أَرْ فَعُ– هُ إِ ْن أَ ْم َس– ْكتَ نَ ْف ِس– ْي فَارْ َح ْمهَ–ا َوإِ ْن أَرْ َس– ْلتَهَا فَاحْ ف
َظهَ–ا بِ َم–ا تَحْ فَ–ظُ بِ– ِه ِعبَ–ادَك َ –ِْت َج ْنبِ ْي َوب
ُ ض–ع َ بِ ْس ِم
َ ك َرب ِّْي َو
َص–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––الِ ِح ْين
َّ ال
Artinya :“Dengan nama-Mu hai Tuhanku, aku berbaring. Dengan nama-Mu juga aku
terbangun. Jika Kau tahan nyawaku, berilah rahmat untuknya. Jika Kau lepaskan
nyawaku, peliharalah sebagaimana Kau memelihara para hamba-Mu yang saleh,”
ال َح ْم ُد هلِل ِ الًّ ِذيْ أَحْ يَانَا بَ ْع َد َما أَ َماتَنَا َوإِلَ ْي ِه النُّ ُشوْ ُر
Artinya : “Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah Ia
mematikan kami. Kepada-Nya lah kebangkitan hari Kiamat.”
102
Artinya : “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sesuatu yang keji dan
menjijikkan.”
اللَّهُ َّم. ََب َعنِّ ْي اأْل َ َذى َوعَافَانِ ْي اللهم اجْ َع ْلنِ ْي ِمنَ التَّوَّابِ ْينَ َواجْ َع ْلنِ ْي ِمنَ ْال ُمتَطَه ِِّر ْين
َ ك ْال َح ْم ُد هلِل ِ الذي أَ ْذه
َ َُغ ْف َران
شِ احِ صِّن فَرْ ِج ْي ِمنَ ْالفَ َو
ْ اق َو َح ِ َطَهِّرْ قَ ْلبِ ْي ِمنَ النِّف
Artinya : “Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah
menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menasehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah
aku sebagian dari orang yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagian dari orang
yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari
perbuatan keji (zina).”
Artinya : “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini
dan kebaikan sesuatu yang di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada di dalamnya
103
Artinya : “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah
keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.”
ُّ ت اَ ْن اَل تُ ْش ِر ْك بِ ْي َش – ْيئًا َوطَهِّرْ بَ ْيتِ ْي لِطَّائِفِ ْينَ َو ْالقَ––ائِ ِم ْينَ َوالرُّ َّك ِع
ِ َّالس –جُوْ ْد َواَ ِّذ ْن فِ ْي الن
اس ِ اِ ْذبَو َّْا نَا اِل ِ ْب َرا ِه ْي َم َم َكانَ ْالبَ ْي
ٍ ضا ِم ٍر يَا ْء تِ ْينَ ِم ْن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِم ْي
ق َ ك ِر َجااٍل َو َعلَى ُك ِّل َ ْاال َح ِّج يَا ْء تُو ْ ِب
َ بِ َرحْ َمتِكَ يَاأَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْين، َاللَّهُ َّم ارْ ُز ْقنَا فَ ْه َم النَّبِيِّي َ–ْن َو ِح ْفظَ ْال َمرْ َسلِ ْينَ َوإِ ْلهَا َم ْال َماَل ئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْين
Artinya: “Ya Allah, anugerahilah kami pemahaman para nabi, hafalan para rasul,
dan ilhamnya para malaikat yang dekat (dengan-Mu), sebab kasih sayang-Mu,
wahai Dzat yang Maha Pengasih.”
Artinya :“Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang telah Kau
ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya.
Dan janganlah Kau buat aku lupa padanya hai Tuhan yang memelihara alam.”
104
17. Do’a Tambah Ilmu Dan Terkabulnya Hajat
َّح ِم ْينَ اللَّهُ َّم اِنَّكَ
صالِحًا بِ َرحْ َمتِكَ يَااَرْ َح َم الر ِ اسعًا َو ُع ْمرًا طَ ِو ْياًل َو َولَدًا َ اللَّهُ َّم ِز ْد نَا ِع ْل ًما نَافِعًا َو َع َماًل ُمتَقَبَّاًل َو ِر ْزقًا َو ِ
ك يَااَرْ َح َم الر ِ
َّح ِم ْينَ تَ ْعلَ ُم ال ِّس َّر َو َعاَل نِيَ ٍة فَا ْقبِلْ َم ْغفِ َر ِة َوا ْق ِ
ض ْي قَائِ ًما َحا َجتِ ْي بِ َرحْ َمتِ َ
105
Salam Ziaroh
طَلَ ْبنَا ُو ْس َعةَ ْاالَرْ َزا ْق َ #حاَل اًل يَا َولِ ُّى ْ
هللا
هللا َو ُح ْسنَا فِى احْ تِتَا ِمنَا ِ #ك َرا ًمايَ َ
اولِ ُّى ْ
هللا
اولِ ُّى ْ ض ْى َع َس ْى نُحْ ظَ ْى #بِقُرْ ٍ
ب يَ َ َع َس ْى يُرْ َ
هللا ْ 3Xمبَ–––ا ْه َس–––يِّ ْد ( ...............ولي ي–––غ دي زي–––اراهي ) اِنِّى اَتَ َو َّس––– ُل بِ–––كَ ِالَى هللاِ تَ َع–––الَى فِى قَ َ
ض–––ائِى يَ–––ا َولِ ُّى ْ
َحا َجتِى…………………
(حاجة يغ دي موهونكان)
106
Amalan Satu Muharrom
١٠٠ x /٧ x .٣اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ اِاَّل بِاهللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم
107
١٠٠ x /٧ x ت ِمنَ الظَّا لِ ِم ْينَ .١١اَل اِلَهَ اِاَّل اَ ْنتَ ُسب َْحانَ َ
ك ِانِّي ُك ْن ُ
١٠٠ x /٧ x .١٤اَ ْستَ ْغ ِرهللُا َ ْال َع ِظ ْي َم اِنَّهُ َكانَ َغفَّا َرا
س بِ َع َد ِد ُكلِّ َوتُنَا ُل بِ ِه ال َّرغَائِبُ َو ُحسْنُ ْالخَ َواتِ ِم َويُ ْستَ ْسقَى ْال َغ َما ُم بِ َوجْ ِه ِه ْال َك ِر ْي َم َو َعلَى اَلِ ِه َو َ
صحْ بِ ِه فِ ْى ُكلِّ لَ ْم َح ٍة َونَفَ ٍ
ض ْي لَنَا بِهَا صاَل ةً تُ ْن ِج ْينَا بِهَا ِم ْن َج ِمي ِْع اأْل َ ْه َوا ِل َواآْل فَا ِ
تَ ،وتَ ْق ِ ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ
.١٧اَللهم َ
ص–ى ْالغَايَ–ا ِ
ت تَ ،وتُبَلِّ ُغنَ–ا بِهَ–ا أَ ْق َ
تَ ،وتَرْ فَ ُعنَا بِهَا ِع ْندَكَ أَ ْعلَى ال َّد َر َجا ِ َج ِم ْي َع ْال َحا َجا ِ
تَ ،وتُطَهِّ ُرنَا بِهَا ِم ْن َج ِمي ِْع ال َّسيِّئَا ِ
ِم ْن
.١٩يس فضيله
x٣ اربَّنَا َواِلَهَنَا َو َسيِّ َدنَا اَ ْنتَ َموْ اَل نَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِر ْينَ
.٢٠هللا اكبر ٣ xيَ َ
ف اَ ْل ٍ
ف اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ اِاَّل بِا هللاِ ٣ x ف اَ ْل ٍ
ْت َع ْن ُك ُم السُّوْ َء بِا َ ْل ٍ ص ْنتُ ُك ْم بِا ْال َح ِّي ْالقَيُّوْ ِم الَّ ِذيْ اَل يَ ُموْ ُ
ت اَبَدًاَ ،و َدفَع ُ َ .٢١ح َّ
x٣ ْ .٢٢ال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ اَ ْن َع َم َعلَ ْينَا َوهَدَانَا َعلَى ِدي ِْن ااْل ِ ْساَل ِم
ق ْال َخ ْي َر اِاَّل هللاُ بِس ِْم هللاِ َما َشا َء هللاُ اَل يَس ِ
ْرفُ السُّوْ َء ِااَّل هللاُ بِس ِْم هللاِ َما َشا َء هللاُ َما َكانَ ِم ْن .٢٣بِس ِْم هللاِ َما َشا َء هللاُ اَل يَسُوْ ُ
x٣ نِ ْع َم ٍة فَ ِمنَ هللاِ بِس ِْم هللاِ َما َشا َء هللاُ اَل قُ َّوةَ اِالَّ باِهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم
108
x٣ االقَه ِْر يَا قَهَّا ُر ُخ ْذ َم ْن ت ََحيَّاَل
َ .٢٤سا َ ْلتُكَ يَا َغ َّغا ُر َع ْف ًوا َوتَوْ بَةً َوبِ ْ
x٣ ك ااْل َ ْعدَا َء ِم ْن ُكلِّ ِوجْ هَ ٍة َوبِاااْل ِ س ِْم نَرْ ِم ْي ِه ْم ِمنَ ْالبُ ْع ِد بِاال َّشت ْ
َت .٢٦نَ ُر ُّد بِ َ
ظلَ ْمنَا َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوتَ َع َّدى َعلَ ْينَا َو َعلَى ْال ُم ْس –لِ ِم ْينَ x
ق ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم َّم ْن َ
ش ال َّش ِد ْي ِ–د ُخ ْذ َحقَّنَا َو َح َّ .٢٧يَا َجبَّا ُر يَا قَهَّا ُر يَا َذا ْالبَ ْ
ط ِ
٣
.٢٨الفاتحة…….
109
b. Yasin kedua, Memohon tetapnya iman, islam, rejekinya hahal barokah, kesehatan,
anak sholih-sholihah dan ilmunya manfa’at
c. Yasin ketiga, memohon selamat dunia akhirat dan berkah rizqinya
ۖ ِين َرءُوفٌ َرحِي ٌم َفإِنْ َت َولَّ ْوا َفقُ ْل َحسْ ِب َي هَّللا ُ اَل إِ ٰلَ َه إِاَّل ه َُو
َ لَ َق ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل مِنْ أَ ْنفُسِ ُك ْم َع ِزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َع ِن ُّت ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم ِب ْالم ُْؤ ِمن
ش ْال َعظِ ِيم
ِ ْت ۖ َوه َُو َربُّ ْال َعر ُ َعلَ ْي ِه َت َو َّك ْل
1. Memperbanyak shodaqoh
2. Harta bendanya dipegang sambil dibacakan ayat kursi dan sholawat serta memohon
agar diberi keberkahan
110
J. Tradisi Anak Yang Masih Dikandungan Dan Dilahirkan
a. Tingkeban
a. Dibacakan salah satu dari surat
Surat yusuf
Surat Maryam
Surat Al mursalat
b. Do’a tingkeban
صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْينَ َربِّ اجْ َع ْلنِ ْي ُمقِ ْي َم َّ
الص––اَل ِة َو ِم ْن صلِّ َعلَى َ ّسيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو َ ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ اللَّهُ َّم َ
ُذ ِّريَّتِ ْي َربَّنَا تَقَبَّلْ ُدعَا َء َربَّنَا هَبْ لَنَ––ا ِم ْن اَ ْز َو ِجنَ––ا َو ُذ ِّريَّتِنَ––ا قُ– َّرةَ اَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَ––ا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما َم––ا اللَّهُ َّم احْ فَ– ْ
–ظ ْال َجنِ ْينَ
َو ْال َولَ َد اَلَّ ِذي في بطن زوجتي ( بيال يغ ممبجا دعا بوجوني)
في بطني ( سيغ ماجا دعاء وادون كغ حامل)
في بطن امه ( سيغ ماجا دعاء واغ لييا )
ص– ِحيْحا ً َك––ا ِماًل ص ِّورْ هُ صُوْ َرةً َح َسنَةً كا َ ِملَةً َواجْ َع ْلهُ ُذ ِّريَ–ةً طَيِّبَ–ةً َواجْ َع ْل–هُ َ ص َد ْقنَا اِل َجْ لِ ِه َو َاَلَّ ِذيْ اجْ تَ َم ْعنَا هَاهُنَا َوتَ َ
صحِّحْ َج َس َدهُ لِطَا َعتِكَ َو َو ِّس ْع علَ ْي– ِه ت اَللَّهُ َم طَ ِّو ًل َع ْم َرهُ َو َ َعقِ ْياًل َحا ِذقًا عَالِ ًما عَا ِماًل َس ِع ْيدًا َمرْ ُزوقًا َموْ فِقًا لَ ْلخَ ْي َرا ِ
صوْ تَهُ لِقِ َرا َء ِة ْالقُ َراِن َوارْ ُز ْقهُ ال َعافِيَةَ َو َحيَاةً طَيِّبَةً فِي ال – ُّد ْنيَا َوااْل َ ِخ– َر ِةح لِ َساَنُه َواَحْ ِس ْن َ ص ِ ِر ْزقَهُ َو َحس ِّْن ُخ ْلقِ ِه َواَ ْف ِ
ص–لَّى هللاُ َعلَى ُس–نُ ْالخَاتِ َم– ِة َربَّنَ––ا اَتِنَ––ا فِي ال– ُّد ْنيَا َح َس–نَةً َوفِي ااْل َ ِخ– َر ِة َح َس–نَةً َوقِنَ––ا َع– َذ َ
اب النَّ ِ
ار َو َ الش–هَا َد ِة َوح ْ َو َّ
صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو َ
a. Dibaca setiap malam hari setelah kandungan berumur lebih dari tiga bulan
٢٧ يا مبدئ يا خالق
٧ َوهَّللا ُ أَ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن بُطُو ِن أُ َّمهَاتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأْل َب َ
ْصا َر َواأْل َ ْفئِ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُونَ
٣ الم نشرح
b. Bayi lahir
Pada saat bayi lahir dibacakan :
َّجي ِْم (الش– ْيطَا ِن ال–ر َِواِلَهُ ُك ْم اِلَهٌ َوا ِح ْد اَل ِالَهَ اِاَّل ه َُو الرَّحْ َمنُ ال َّر ِحي ِْم ( )١اية كرسي (َ )٢واِنِّ ْي اُ ِع ْي– ُذهَا َو ُذ ِّريَّتَهَ––ا ِمنَ َّ
ار يَ ْ
طلُبُ –هُ َحثِ ْيثً––ا ض فِ ْي ِستَّ ِة اَي ٍَّام ثُ َّم ا ْست ََوى َعلَى ْال َعرْ ِ
ش يُ ْغ َش ْي الَّي َْل النَّهَ َ ت َوااْل َرْ َ )٣اِ َّن َربَّ ُك ُم هللاُ الَّ ِذيْ خَ لَ َ
ق ال َّس َم َوا ِ
111
قك هللاُ َربُّ ْال َع––الَ ِم ْينَ ( )٤اِ َّن َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ خَ لَ– َ ق َوااْل َ ْم َر تَبَ–ا َر َ ت بِا َ ْم ِر ِه اَاَل لَهُ ْال َخ ْل ُ
س َو ْالقَ َم َر َوال ُّنجُوْ َم ُم َس َّخ َرا ٍَوال َّش ْم َ
–ر َم––ا ِم ْن َش–فِي ٍْع اِاَّل ِم ْن بَ ْع– ِد اِ ْذنِ– ِه َذالِ ُك ُم هللاُ َربُّ ُك ْم ض فِ ْي ِستَّ ِة اَي ٍَّام ثُ َّم ا ْست ََوى َعلَى ْال َعرْ ِ
ش يُ َدبِّ َر ااْل َ ْم– َ ت َوااْل َرْ َ ال َّس َم َوا ِ
فَا ْعبُ ُدوْ هُ اَفَاَل تَتَ َذ َّكرُوْ نَ ( )٥اَ ُعوْ ُذبِ َ
ك ِم ْن هَ َم َز ِة ال َّشيَا ِط ْينَ ( )٦سورة االخالص ( )٧سورة الفلق ( )٨س––ورة الن––اس
()٩
دعاءكغ باكوس :اللهم فَقَّ ْههُ ِ
في ال ِّدي ِْن /فَقِّ ِههَا ِ
اللهم َعلِ ِّمهُ فِي ال َّد ْي ِن َ /علِ ْ ّمهَا
ار ْكهُ ْال ِح ْك َم ِة /بَ ِ
ار ْكهَا اللهم بَ ِ
٣ )٥( ٣٢ي––و نس ( )٤االعراف ٣٢ ( )١البقرة )٢( ١٦٣البقرة )٣( ٢٥٥ال عمران
٩٧ ( )٦المؤمنون
Keterangan : wudlu, setiap mau sholat wudlu 3x, mandi tobat, sholat tobat
113
Daftar Pustaka
Lembaga Ta’lil Wan Nasyar. “Panduan Lengkap Beribadah Versi Ahlussunah”. Ponpes Al
Falah Ploso. Kediri Jawa Timur
Ma’shum, KH. Abdul Hannan. “Sullamul Futuhat”. Pesantren Fathul Ulum Kwagean.
Kediri Jawa Timur
“Ijazah Kubro Gani Tirtoasri Jilid III”. Ponpes Gani Tirtoasri. Wonogiri Jawa Tengah.
2019
Al Hadlromi, Salim Bin Smeer, “Safinatun Najah”. Mutiara Ilmu. Surabaya Jawa Timur
Al Ghozi, Ibnu Qosim, “Fathul Qorib Syarah Matan Abu Syuja”. Menara Kudu. Kudus
Jawa Tengah
Madrasah Diniyah I’anatuttolibin. “Fiqih Jawan”. Ponpes Gani Tirtoasri. Wonogiri Jawa
Tengah
114