Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

(KASUS FILARIASIS)

DOSEN PENGAJAR

Ns.RIRIN SRI HANDAYANI.,M.Kep.Sp.KMB

DISUSUN OLEH
NAMA : LUSYANA NIKITA SIAHAAN
NIM : 1914401023
KELAS : TINGKAT 2 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I

PEMBAHASAN

Seorang laki-laki usia 23 tahun bekerja sebagai petani datang ke Puskesmas dengan keluhan
kaki bengkak sudah 4 bulan sebelum berobat. Pasien diduga menderita filariasis.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan filariasis, penyebab dan cara penularannya!

2. Apa saja tanda dan gejala filariasis ? (hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik)

3. Bagaimanakah tata laksana filariasis menurut Kemenkes RI ?

Jawab :

1. Filariasis ( penyakit kaki gajah ) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah suatu infeksi
sistemik yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam saluran limfe dan kelenjar
limfe manusia yang ditularkan oleh nyamuk. Penyebab terjadadinya penyakit Filariasis yaitu
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. bermula dari inflamasi saluran
limfe akibat dilalui cacing filaria dewasa (makrofilaria). Cacing dewasa melalui saluran limfe
aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe pada tempat-tempat yang
dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya cairan plasma yang terisi dari pembuluh
darah yang menyebabkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya.

       Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma, esosinofil, serta makrofag di
dalam dan sekitar pembuluh darah yang terinfeksi. infiltrasi ini yang menyebabkan terjadi
proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi berkelok-
kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang pembuluh limfe tersebut.
Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-kronis dengan edema pada kulit di atas pembuluh
tersebut menjadi tak terhindarkan lagi.

     Jadi,penyebab edema pada filariasis ialah cacing dewasa (Makrofilaria) yang merusak
pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh penderita yang mengakibatkan
proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai
penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total. Ketika
cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing sudah mati akan
terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe. Kemudian akan
terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah membentuk
kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di daerah
tersebut.

Cara penularannya, Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3).
Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah
penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria.
Siklus Penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh
nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan
reservoair.

2. Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa :

Gejala awal (akut) yang timbul yaitu demam secara berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan
selama 3-4 hari, merasa kedinginan atau meriang, merasakan sakit kepala. Pada saat klien
bekerja berat timbul benjolan yang terasa panas dan nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa
adanya luka pada badan, serta teraba tali urat yang berwarna merah, nyeri dimulai dari
pangkal paha atau ketiak ke arah ujung dari kaki atau tangan, Tanda klinis yangs sering
timbul gejala yaitu pembengkakan pada skrotum (hidrokel) dan pembengkakan anggota gerak
badan seperti tangan dan kaki (elephantiasis).

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 1582/MENKES/SK/XI/2005


tentang pedoman pengendalian filariasis (penyakit kaki gajah) bahwa pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian filariasis (penyakit kaki gajah)dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan melibatkan organisasi profesi serta serta instansi
terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,Ditjen PPM & PL- Direktorat P2B2 Subdit Filariasis & Schistosomiasis,
2002, Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah (Filariasis), Jakarta.

http://eprints.undip.ac.id/69856/3/BAB_II.pdf

http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk15822005.pdf

Anda mungkin juga menyukai