Anda di halaman 1dari 22

GLOSARIUM

Pakan alami : Makanan hidup bagi larva dan benih ikan/udang

Phytoplankton : Organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang sangat


lemah, bergerak mengikuti arah arus air dan dapat melakukan
proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuhnya.
Zooplankton : Hewan renik yang hidup melayang-layang didalam air.
Benthos : Binatang yang hidup didasar perairan
Larva : Fase setelah telur ikan menetas. Umur larva ditentukan dalam
hari. Biasanya sampai hari ke6.
Benih ikan : Sebutan untuk ikan ukuran 0,5 – 12 cm.
Pakan buatan : Pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat. Pakan ini terdiri dari
ramuan beberapa bahan baku yang kemudian diproses lebih
lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya.
Pakan tambahan : Pakan yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan ikan
peliharaan selain pakan alami.
Sampling : Mengambil contoh ikan kemudian diukur dan dihitung.

FCR : Feed Conversion Ratio, dalam budidaya ikan lebih umum


disebut rasio konversi pakan.
Feeding rate : Tingkat pemberian pakan per hari yang ditentukan berdasarkan
persentase dari bobot ikan.
Frekuensi : Berapa kali pakan yang diberikan pada benih ikan dalam sehari.
pemberian pakan
Crumble : Pakan ikan bentuk remah
Dry pellet : Pellet kering
Formulasi : Komposisi bahan dalam pakan yang disusun berdasarkan
kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan
Flake Pakan ikan bentuk lembaran
CEK KEMAMPUAN AWAL

Fasilitator melakukan tes kemampuan awal peserta untuk mengetahui tingkat kebutuhan diklat,
dengan menggunakan lembar cek kemampuan awal yang tersedia.

Kondisi
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah anda mengetahui jenis peralatan, bahan dan wadah pendederan
sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya ?
2 Apakan anda mengetahui jenis peralatan, bahan dan wadah pendederan
sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya sesuai dengan jenis komoditas
yang akan didederkan ?
3 Apakah anda dapat menyiapkan wadah dan media pendederan sesuai
dengan persyaratan teknis ?
4 Apakah anda dapat membedakan ciri-ciri benih ikan sesuai dengan
persyaratan teknis ?
5 Apakah anda dapat melakukan seleksi benih ikan berdasarkan ciri-ciri
yang telah ditentukan ?
6 Apakah anda mengetahui cara menebar benih ikan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan ?
7 Apakah anda dapat menentukan jenis pakan berdasarkan kebutuhan
nutrisi dan kebiasaan makan ikan yang didederkan?
8 Apakah anda mengetahui jumlah pakan yang diperlukan dan dihitung
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ?
9 Apakah anda mengetahui waktu pemberian pakan berdasarkan prosedur
teknis pemberian pakan ?
10 Apakah anda mengetahui frekuensi pemberian pakan sesuai dengan
persyaratan pemberian pakan ?
11 Apakah anda mengetahui cara pemberian pakan sesuai dengan
prosedur teknis pemberian pakan pada fase pembesaran ?
12 Apakah anda dapat mengidentifikasi kualitas air pendederan benih
sesuai dengan persyaratan pemeliharaan ?
13 Apakah anda mengetahui cara memeriksa kualitas air pendederan benih
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan untuk pendederan ?
14 Apakah anda mengidentifikasi persyaratan kuantitas air pendederan
benih sesuai dengan persyaratan pendederan ?
15 Apakah anda mengidentifikasi penyakit pada benih ikan sesuai dengan
gejala yang menyerang ikan ?
16 Apakah anda mengetahui cara melakukan pengobatan pada benih ikan
sesuai dengan persyaratan teknis pengobatan penyakit ikan ?
17 Apakah anda mengetahui hama yang menyerang benih ikan
berdasarkan jenis hama yang terdapat dalam suatu kolam ?
18 Apakah anda dapat menanggulangi keberadaan hama sesuai dengan
prosedur pencegahan hama yang menyerang ikan ?
19 Apakah anda dapat mengetahui metode sampling sesuai petunjuk teknis
?
20 Apakah anda dapat menentukan waktu sampling berdasarkan prosedur
sampling yang ditetapkan ?
21 Apakah anda dapat mengukur panjang total tubuh benih diukur sesuai
dengan prosedur pengukuran ?
22 Apakah anda dapat mengukur berat tubuh benih berdasarkan prosedur
penimbangan ?
23 Apakah anda dapat menghitung jumlah benih yang dipelihara sesuai
dengan prosedur teknis penghitungan kepadatan ikan?
24 Apakah anda dapat mengidentifikasi benih ikan yang akan dipanen
sesuai persyaratan dan petunjuk teknis ?
25 Apakah anda dapat mengidentifikasi benih ikan sesuai ukuran dan
kualitas benih sesuai dengan persyaratan panen ?
26 Apakah anda dapat mencatat parameter seluruh komponen pendederan
ikan menggunakan format yang telah ditetapkan?
27 Apakah anda dapat menganalisis tingkat keberhasilan pendederan ikan
berdasarkan pada parameter yang telah dicatat?
28 Apakah anda dapat membuat rekomendasi laporan hasil pendederan
untuk perbaikan pendederan ikan berikutnya ?
Sub. Kompetensi
Mengontrol kualitas dan kuantitas air

Air sebagai media hidup ikan merupakan pokok utama kegiatan pendederan ikan
sehingga setiap saat perlu diadakan pengontrolan kualitas dan kuantitas air. Karena metabolisme
tubuh dan kondisi ikan sangat erat kaitannya dengan parameter air maka agar ikan dapat tumbuh
secara optimal harus diketahui dan dilakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas air sesuai
persyaratan untuk pendederan ikan.

Persyaratan teknis kualitas air


Air merupakan kebutuhan mutlak bagi ikan karena air merupakan media tempat hidup
ikan. Namun demikian, tidak semua air dapat digunakan untuk pembenihan ikan air tawar.
Sumber air untuk pendederan di kolam dapat berasal dari sungai, irigasi, dan mata air yang
mencukupi debit air permukaan minimal 20 liter/detik. Sumber air dapat mengairi kolam
pendederan sepanjang tahun. Sumber air yang digunakan untuk pembenihan ikan air tawar harus
memenuhi persyaratan baik sifat fisik, kimia maupun biologis. Sifat fisik air merupakan tempat
hidup dan menyediakan ruang gerak bagi benih ikan air tawar. Sifat kimia merupakan penyedia
unsur hara, vitamin, mineral, gas-gas terlarut dan sebagainya pada ikan. Sifat biologi air
merupakan media untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahan-bahan
organik. Sehingga kondisi ketiga hal tersebut harus sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan
berkembangnya ikan yang dipelihara.

1. Sifat fisik air


Sifat fisik air yang banyak berperan dalam pendederan ikan air tawar adalah suhu air,
warna air dan Kecerahan/kekeruhan (turbidity).

a. Suhu air
Suhu air merupakan salah satu sifat fisik yang perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Secara garis besar, suhu perairan dapat
mempengaruhi kegiatan metabolisme, perkembangbiakkan, pernapasan, denyut jantung dan
sirkulasi darah, kegiatan enzim dan proses fisiologi lainnyan pada ikan dan organisme perairan
lainnya. Keadaan ini jelas terlihat dari jumlah plankton di daerah yang beriklim sedang relatif
lebih banyak dibandingkan pada perairan di daerah tropis. Ini karena pada daerah yang beriklim
panas, proses perombakan berlangsung sangat cepat sehingga tidak mencapai jumlah yang besar.
Selain mempengaruhi pertukaran zat seperti yang telah disinggung di atas, suhu juga akan
mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air dan daya racun suatu bahan pencemar.
Semakin tinggi suhu suatu perairan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya sedangkan
kebutuhan oksigen setiap 10ºC oleh organisme perairan naik hampir dua kali lipat. Contoh lain
yakni daya racun potasium sianida terhadap ikan akan naik dua kali lipat setiap kenaikkan suhu
10ºC. Sesuai hukum Van Hoff bahwa untuk setiap perubahan kimia, kecepatan reaksinya naik dua
sampai tiga kali lipat setiap kenaikkan suhu sebesar 10ºC.
Setiap organisme mempunyai persyaratan suhu maksimum, optimum dan minimum
untuk hidupnya serta mempunyai kemampuan menyesuaikan diri sampai suhu tertentu. Secara
alamiah ikan mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan suhu. Suhu yang baik untuk
pendederan ikan air tawar berkisar antara 25 - 30ºC.

b. Kecerahan/Kekeruhan (turbidity)
Besarnya cahaya matahari langsung yang jatuh pada suatu tempat tergantung pada
musim, letak geografis, waktu, sudut jatuh, tinggi tempat dari permukaan laut dan keadaan
atmosfer. Cahaya yang jatuh pada permukaan air sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi
diserap ke dalam air. Cahaya yang diserap inilah yang akan menentukan kecerahan suatu perairan.
Kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah kecerahan dengan jumlah cahaya
matahari yang masuk tidak terlalu besar sehingga proses fotosintesis dapat berjalan seimbang
dan jumlah fitoplankton memadai untuk kehidupan ikan.
Nilai kekeruhan antara 25 – 100 NTU. Kekeruhan air dapat terjadi karena plankton,
suspensi partikel tanah atau humus. Kekeruhan karena suspensi koloid tanah/lumpur, terlebih lagi
bila ditambah dengan adanya hidroksida besi, maka akan sangat berbahaya bagi ikan karena
partikel tersebut dapat menempel pada insang sehingga insang dapat rusak dan mengakibatkan
terganggunya pernapasan ikan.
Kekeruhan yang diakibatkan oleh partikel zat padat dalam jumlah besar juga dapat
menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air, sehingga akan mempengaruhi proses
fotosintesis serta pertumbuhan tanaman air dan fitoplankton yang hidup di dalamnya. Akibatnya
tanaman air dan fitoplankton sebagai persediaan pakan alami ikan dan penyedia oksigen terlarut
yang dibutuhkan ikan untuk proses respirasi (pernapasan) dalam air berkurang.
Kekeruhan yang diharapkan adalah kekeruhan oleh kepadatan plankton, karena plankton
dapat dimanfaatkan ikan sebagai makanan alami, plankton kelompok nabati (phytoplankton)
dapat membantu menyerap senyawa yang berbahaya bagi ikan antara lain menyerap amonia
secara langsung dan menyerap nitrit secara tidak langsung. Selain itu phytoplankton merupakan
produsen oksigen yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan ikan dalam air.

c. Warna Air
Warna air di perairan dipengaruhi oleh faktor kecerahan/kekeruhan, bahan-bahan yang
melayang baik hidup maupun yang mati, kualitas cahaya yang masuk keparairan, warna langit dan
warna dasar perairan. Makin bening suatu perairan makin dalam pula cahaya yang dipantulkan
mencapai mata Warna air yang terlihat sering tidak membahayakan kehidupan ikan, kecuali oleh
bahan pencemar beracun seperti asam humus.
Komponen-komponen sistem perairan paling banyak menentukan warna suatu perairan.
Warna hijau (hijau tua) sering dipengaruhi oleh alga biru. Warna kekuning-kuningan atau coklat
oleh diatomae, warna merah oleh zooplankton, warna hijau atau coklat kuning disebabkan oleh
humus dan warna coklat tua oleh bahan-bahan organik. Bahan organik juga sering memberikan
warna-warna tertentu seperti kalsium karbonat memberikan warna kehijau-hijauan, belerang
dapat memberikan warna hijau dan besi oksida memberikan warna merah.

2. Sifat kimia air


Sifat kimia air yang banyak berperan adalah oksigen terlarut, kandungan karbondioksida
bebas (CO2 ), pH air, alkalinitas, amonia (NH3 dan NH4), asam sulfida (H2S) dan salinitas,

a. Oksigen (O2) terlarut


Oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan ikan, bila kadar oksigen rendah
dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat
mengakibatkan kematian ikan. Oksigen juga tidak hanya berfungsi untuk pernapasan (respirasi)
ikan, tetapi juga untuk penguraian atau perombakan bahan organik yang ada di dasar kolam.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi selama sehari semalam (24 jam).
Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh (dini hari) kemudian meningkat pada siang hari
dan menurun kembali pada malam hari. Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut tertinggi
terdapat pada perairan yang mempunyai kepadatan planktonnya tinggi dan sebaliknya.
Kelarutan oksigen dalam air dipenagruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kadar
garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah permukaan perairan yang
terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya. Bila pada suhu yang sama
konsentrasi oksigen terlarut sama dengan jumlah kelarutan oksigen yang ada di dalam air, maka
air tersebut dapat dikatakan sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Bila air mengandung lebih
banyak oksigen terlarut daripada yang seharusnya pada suhu tertentu, berarti oksigen dalam air
tersebut sudah lewat jenuh (super saturasi). Apabila dikaitkan dengan tekanan udara dan suhu,
maka kelarutan oksigen dalam air akan menurun dengan menurunnya tekanan udara dan suhu.
Pada usaha pembenihan ikan air tawar di heatchery kadar oksigen terlarut dapat dioptimalkan
dengan bantuan aerasi.

b. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida atau dikenal dengan nama zat asam arang dibutuhkan secara tidak
langsung oleh ikan. Dengan kata lain karbon dioksida dibutuhkan pada proses fotosintesa
fitoplankton dan penentu derajat keasaman (pH) pertairan. Karbon dioksida bersenyawa dengan
air membentuk asam karbonat (H2CO3) yang menghasilkan kondisi asam dalam perairan melalui
disesiasi menjadi H+ dan HCO3 reaksinya adalah sebagai berikut :
CO3 + H2O H2CO3 - H+ + HCO3 2H+ + CO3

Ikan akan mengalami kesulitan pernapasan pada kadar karbondioksida melebihi 15 ppm
dan masih dapat hidup dengan meningkatkan oksigen terlarut di dalam air

c. pH air (derajat keasaman)


Besarnya pH suatu perairan adalah besarnya konsentrasi ion hidrogen yang terdapat di
dalam perairan tersebut. Dengan kata lain nilai pH suatu perairan akan menunjukkan apakah air
bereaksi asam atau basa.
Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa yang
bersifat asam. Sebagai reaksinya nilai pH perairan akan berubah menjadi rendah pada pagi hari,
meningkat pada siang hari dan mencapai maksimum pada sore hari serta akan menurun kembali
pada malam hari. Oleh karena itu pengukuran pH perairan dilakukan pada pagi dan sore hari,
karena pada saat-saat tersebut pH air mencapai puncak terendah dan tertinggi. Untuk
menciptakan kehidupan ikan dan kultur pakan alami (fitoplankton) yang baik nilai pH air
diusahakan berkisar antara 6,5 – 8,5

d. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan suatu senyawa (karbonat dan bikarbonat) yang ada dalam
air untuk menetralisir asam kuat atau disebut juga sebagai penyangga (buffer). Produktifitas
pembenihan ikan air tawar dapat optimal apabila mempunyai alkalinitas 50 – 200 ppm
Pada perairan yang alkalinitasnya rendah, maka nilai pH dan kesadahan air juga rendah.
Hal ini karena dalam perairan tersebut hanya terdapat sedikit ion Ca yang dapat meningkatkan
nilai pH dan kesadahan

e. Amonia
Amonia merupakan perombakan senyawa nitrogen oleh organisme renik yang dilakukan
pada perairan anaerob atau kandungan oksigen terlarut dalam air kurang. Di dalam air amonia
mempunyai dua bentuk senyawa yaitu senyawa amonia bukan ion (NH3) dan berupa ion
amonium (NH4+). Dalam kaitannya dengan usaha pembenihan ikan air tawar, NH3 akan dapat
meracuni ikan sedangkan NH4 + tidak berbahaya kecuali dalam konsentrasi sangat tinggi.
Konsentrasi NH3 yang tinggi terjadi setelah fitoplankton mati kemudian diikuti dengan penurunan
pH air disebabkan konsentarsi CO2 meningkat.
Batas pengaruh yang mematikan ikan apabila konsentarsi NH3 pada perairan tidak lebih
dari 1 ppm karena dapat menghambat daya serap hemoglobin darah terhadap oksigen dan ikan
akan mati kartena sesak napas. Perombakan senyawa nitrogen pada perairan aerob akan
menghasilkan senyawa nitrat yang dapat diserap oleh organisme nabati menjadi senyawa organik
berupa protein

f. Nitrogen
Kandungan nitrogen yang sangat jenuh dapat membahayakan ikan karena dapat
menyebabkan gas bubble disease atau emboli sebagai akibat adanya tekanan total gas. Derajat
kejenuhan nitrogen 105% dapat menyebabkan gas bubble disease bagi larva ikan.

g. Asam Sulfida (H2S)


Asam sulfida merupakan hasil perombakan yang belum sempurna dari bahan organik
yang mengandung sulfur akibat perairan yang anaerob. Hasil perombakan tersebut dapat
memperbesar pengurangan oksigen terlarut dan menimbulkan bau busuk.
Senyawa sulfur organik diperairan berasal dari buangan limbah industri dan limbah rumah
tangga atau ada kalanya lahan yang mempunyai kandungan sulfide seperti daerah pertambangan
batu bara. Konsentarsi asam sulfide yang masih relative tidak membahayakan kehidupan ikan
adalah tidak lebih dari 1 mg/liter.

h. Salinitas
Salinitas ditentukan berdasarkan banyaknya garam-garam yang larut dalam air. Salinitas
dipengaruhi oleh curah hujan dan penguapan (evaporasi) yang terjadi suatu daerah.
Berdasarkan kemampuan ikan menyesuaikan diri pada salinitas tertentu, dapat
digolongkan menjadi ikan yang mempunyai toleransi salinitas yang kecil (Ctenohaline) dan ikan
yang mempunyai toleransi salinitas yang lebar (Euryhaline). Golongan ikan air tawar merupakan
golongan Ctenohaline yang hanya mampu hidup di perairan dengan salinitas > 30 o/oo .
Umumnya salinitas air tawar relatif stabil kecuali pada muara-muara sungai dimana tempat
pertemuan air tawar dan air tawar
3. Sifat biologi air
Sedangkan sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam
penentuan lokasi pembenihan ikan air tawar adalah produktivitas primer, yakni produktivitas
plankton, serangga air dan benthos. Produktivitas primer sangat besar peranannya di dalam
pembenihan ikan air tawar, karena berfungsi sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut
dalam air bagi ikan untuk bernafas (respirasi) .

a. Plankton
Plankton merupakan jasad-jasar renik yang melayang di dalam air, tidak bergerak atau
bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton
nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas
makroplankton ukuran 200 – 2000 µ, mikroplankton ukuran 20 - 200µ, nannoplankton ukuran 2–
20 µ dan ultra nannoplankton ukuran < 2 µ. Untuk mengambil plankton dari perairan dapat
menggunakan planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis plankton yang ingin di ambil.
Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat membuat makanan sendiri
dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa.
Fitoplankton hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu
lapisan perairan yang disebut garis kompensasi (Compensation line).
Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi sinar matahari) sehingga
dapat hidup di lapisan perairan yang tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan
konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifatnya yang fototaksis,
zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan naik kepermukaan
perairan pada malam hari atau pagi hari.
Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami ikan. Keperluan pakan
alami bagi pembenihan ikan air tawar sangat penting karena larva ikan sangat menyukai pakan
tersebut, mempunyai kandungan protein yang tinggi untuk pertumbuhan larva dan sesuai bukaan
mulut larva. Dalam kemudahan pengambilan sample plankton dipermukaan air, untuk
fitoplankton dapat dilakukan setiap waktu sedangkan zooplankton hanya dapat di ambil pada
malam hari atau pagi hari.

b. Serangga air
Umumnya serangga bersifat pemangsa bagi hewan air yang lebih kecil termasuk larva
ikan, detritus dan alga. Jenis serangga air diantaranya kepik air (Hydrophilus), capung/kumbang
air (hepa sp), kalajengking air dan Backswimsmer.
Serangga air umumnya hidup diperairan tawar teapi karena dalam pembenihan ikan air
tawar juga memerlukan air tawar untuk menjaga salinitas media pembenihan maka keberadaan
serangga air perlu di cegah.

c. Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan (Epifauna)
maupun di dalam dasar perairan (Infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau
sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan. Secara
ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah zoobentos.
Berdasarkan ukurannya zoobenthos digolongkan atas empat jenis yaitu Megalobenthos
ukuran > 4,7 mm, Makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, Meiobenthos ukuran antara 1,3
– 0,59 mm dan Mikribenthos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 mm.

Memeriksa/mengontrol kualitas air


Pemeriksaan parameter kualitas air pemeliharaan dilakukan secara kontinue selama
pemeliharaan benih ikan untuk memantau mutu air budidaya. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
dengan menggunakan peralatan-peralatan antara lain :
1. Termometer air, untuk suhu
2. DO meter, untuk kelarutan oksigen
3. Salinometer, untuk salinitas
4. pH meter, untuk pH
5. Current meter, untuk arus air
6. Secchi disk, untuk kecerahan air
7. Aquatester, untuk berbagai parameter kulaitas air dengan metode kit menggunakan
berbagai bahan kimia.

Melakukan pergantian air


Salah satu kegiatan pengelolaan air di kolam atau tambak adalah melakukan pergantian
air sesuai jadwal atau kebutuhan. Pergantian air dapat dilakukan dengan sirkulasi berjalan yaitu
dengan membuka saluran pemasukan dan pengeluaran air secara bersamaan, dan pergantian
sebagian air dengan menutup saluran pemasukan sedang saluran pengeluaran dibuka sampai
ketinggian tertentu. Selanjutnya diisi kembali seperti ketinggian semula.
Tujuan pergantian air adalah :
1. Membuang kotoran
2. Mengurangi kepadatan
3. Mengencerkan gas-gas yang membahayakan ikan

C. Tugas
1. Lakukan pengukuran kualitas air kolam pemeliharaan ikan sebanyak tiga kali pada pagi,
siang dan malam hari serta catat hasilnya !
2. Bandingkan hasil pengukuran kualitas air dengan kualitas air yang layak dan diskusikan
hasilnya serta solusi jika terjadi perbedaan nilai parameter kualitas air tersebut !

D. Tes Formatif
1. Jelaskan macam-macam parameter kualitas air !
2. Jelaskan cara melakukan pemeriksaan kualitas air !
3. Jelaskan persyaratan kualitas air pada wadah pemeliharaan ikan air tawar!

Sub. Kompetensi
Mengendalikan hama dan penyakit
Penanggulangan hama dan penyakit merupakan kegiatan penting lain dalam usaha
pendederan ikan air tawar baik di atau kolam tanah/tambak. Penurunan produksi atau bahkan
kegagalan panen merupakan resiko yang akan terjadi apabila hal ini diabaikan. Pengendalian
penyakit ikan dapat dilakukan dengan memperhatikan ikan yang dipelihara dari gejala-gejalanya
selama proses pemeliharaan.
1. Gejala-gejala ikan sakit :
11 a. Tingkah laku

Tingkah laku ikan yang sakit sangat berbeda dengan ikan sehat. Ciri-ciri tingkah laku ikan
yang sakit seperti :
 Ikan sering menggosok-gosokkan badannya pada benda atau tumbuhan air.
 Nafsu makan menurun atau tidak nafsu makan.
 Gerakkan ikan tidak terarah atau sering mengapung di permukaan air dengan
bagian perut di atas.
 Ikan sering mengambil oksigen dari udara langsung di permukaan air dan
frekuensi pernafasannya meningkat.
21 b. Keseimbangan

Keseimbangan ikan yan terserang penyakit biasanya akan terganggu. Hal ini disebabkan
karena berkurangnya daya tahan tubuh sehingga mengganggu keseimbangan ikan tersebut dan
ikan akan berenang melayang-layang tanpa arah.
31 c. Abnormalitas

Kelainan-kelainan pada tubuh yang terserang penyakit, bial dilihat dari luar dapat
dibedakan dari ikan-ikan yang sehat, misalnya pada warna ikan tidak sesuai dengan pigmennya.
Kelainan organ tubuh seperti terdapatnya bintik-bintik putih pada sirip, sisik dan bagian tubuh
lainnya.

2. Penyakit ikan
Penyakit dapat didefinisikan sebagai segala gangguan terhadap suatu fungsi atau struktur
dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh. Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai
sumber penyakit. Sumbersumber penyakit disebabkan oleh :
a. Parasit
b. Kondisi lingkungan
c. Pakan yang tidak sesuai
d. Kondisi patogen
Penyakit dapat menyebabkan kematian, kekerdilan, lambatnya pertumbuhan, tingginya
konversi pakan, tingkat padat tebar rendah, dan penurunan produksi.
a. Protozoa
Jenis penyakit yang disebabkan protozoa antara lain:
1) White spot
Penyakit bintik putih yang disebabkan oleh Ichthyopthirius multifillis, protozoa yang
bersarang pada lapisan lendir kulit dan sirip ikan serta merusak lapisan insang.
Penyakit ini menyebabkan pendarahan, yang sering terlihat pada bagian sirip dan
insang ikan.
Gejala serangan : nafsu makan berkurang, luka-luka, lesu, mata suram, sisik lepas,
lendir tubuh meningkat dan adanya bintik-bintik putih pada insang dan permukaan
kulit.
Cara penanggulangan dapat dilakukan dengan :
 Perendaman dengan formalin 200 ppm selama 30 -60 menit;
 Perendaman dengan malachite green 0,5 ppm selama 30 menit;
 Perendaman dengan methylene blue 0,1 ppm selama 30 menit;
 Pemberantasan dengan garam dapur;
 Pencegahan white spot di kolam dengan teknik air kolam yang mengalir;
 Pengeringan kolam selama 2 – 3 hari

2) Trichodiniasis
Disebabkan oleh Trichodina sp., yang menginfeksi kulit, sirip dan insang. Gejala klinis
tidak terlihat kecuali pada infeksi berat ditandai dengan kerusakan insang dan
pengikisan yang besar diantara filamen. Penanggulangannya sama dengan penyakit
white spot.
b. Crustacea
Argulus indicus menghisap darah dan menyebabkan infeksi kutu ikan. Dapat
menyebabkan infeksi sekunder pada ikan. Gejala yang tampak : tubuh ikan kurus, gerakan
lemah, bekas gigitannya berwarna merah dan terkadang membentuk koloni di insang dan
sirip. Pengobatan : perendaman menggunakan PK (2 gr PK : 10 ltr air), garam dapur (2 gr :
100 cc air) selama 5 – 10 menit.
c. Cacing
Infeksi cacing darah disebabkan oleh Sanguinicola inermis, salah satu jenis cacing renik
yang menyerang saluran darah ikan. Gejalanya : pendarahan insang, necrosis.
Pengobatannya belum diketahui.
d. Jamur
Jamur Saprolegnia dan Achlya menyerang ikan air tawar dan telur ikan berbentuk
benang-benang halus. Gejalanya terlihat benang putih atau kecoklatan pada luka.
Pengobatannya dengan merendam ikan atau telur mengggunakan larutan malachietgreen
0,2% sebanyak 1 ml/ltr air selama 30 detik.
e. Bakteri
Infeksi bakteri biasanya timbul karena ikan stres sehingga merupakan patogen sekunder.
Ada tiga golongan bakteri yang sering menyerang :
1) Bakteri perusak sirip
Meliputi jenis Mycobacter sp, Pseudomonas sp,. Gejalanya, ujung sirip rusak.
Pengobatan : perendaman dalam larutan Acriflavine 100 ppm selama 1 menit.
2) Bakteri vibrio
Infeksi oleh bakteri ini disebut vibriosis. Gejala serangan, warna tubuh gelap,
berenang terbalik, perut berwarna kemerahan, hilang nafsu makan, insang luka dan
bernanah. Pengobatan : oxytetracycline 0,5 gr/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.
3) Bakteri Streptococcus
Menimbulkan penyakit yang disebut streptococcosis. Gejalanya, ikan terlihat
kelelahan, berenang tidak teratur dan pendarahan pada mata.
Saran pengobatan : pemberian ampixillin 0,5 gr/kg pakan selama 5 hari.
f. Virus Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain:
1) Channel Catfish Virus Desease (CCVD) merupakan infeksi ikan yang disebabkan oleh
virus herpervirus. Pencegahan dan pengobatan dengan melakukan sanitasi pada
kolam dan peralatan.
2) Cacar ikan, disebabkan oleh virus Epithelioma papulasum. Gejala : timbul bercak
putih susu seperti panu tetapi kemudian menonjol dengan ketebalan ± 2 mm.
Pengobatannya menggunakan senyawa arycil yang disuntikkan.
g. Penyakit yang belum diketahui penyebabnya
1) Sindrom gelembung renang
Gejala : kontrol daya apung ikan menghilang sedikit demi sedikit, ikan berenang
dengan posisi kepala di bawah, berenang pada permukaan air dengan bagian
belakang atau punggung muncul atau berenang terbalik dengan perut
menggelembung. Pencegahan kematian masal dengan menusukkan jarum suntik
pada bagian perut sampai ke gelembung renang.
2) Mata menonjol
Ditandai dengan mata ikan terlihat lebih menonjol yang disebut exophthalmos atau
popeye. Penanggulangan sama seperti pada serangan Vibrio sp.
3) Sindrom kotoran putih
Gejalanya adalah pembusukan ekor, sisik terlepas dan adanya kotoran putih yang
panjang seperti tali.

3. Jenis-jenis hama
Suatu organisme hidup sering mengakibatkan kerugian bagi organisme lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Organisme yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
organisme lainnya antara lain jenis hama dan penyakit yang dikelompokkan pada :
a. Pemangsa (predator)
Contoh-contoh predator antara lain : ular, musang, burung, biawak, ikan-ikan buas yang
berukuran lebih besar dan lain-lain.
b. Pesaing (kompetitor)
Pesaing merupakan suatu makhluk yang dalam hidupnya dapat merugikan makhluk lain
karena memiliki kesamaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh kompetitor
antara lain ikan seribu, ikan kepala timah dan lain-lain.
c. Pengganggu (post)
Pengganggu adalah organisme yang mengganggu ikan-ikan yang dipelihara sehingga
menurunkan produksi. Contoh ular, tikus, kepiting dan lain-lain.
d. Pembawa penyakit (vektor)
Vektor adalah organisme hidup yang berperan sebagai pembawa penyakit kepada
orgisme lainnya. Contoh argulus sp dan ikan seribu.

4. Mencegah dan menanggulangi hama


Tindakan pencegahan dan penanggulangan hama dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemasangan saringan di pintu pemasukan air
b. Pengeringan tanah dasar kolam
c. Pemupukan dan pengapuran kolam
d. Seleksi dan penyortiran benih ikan
e. Pemberantasan dengan menggunakan bahan beracun seperti pestisida, minyak tanah,
insektisida, tembakau, tepung biji teh, akar tuba, brestan-60.
f. Memasang perangkap (ular, biawak, burung)
g. Pembersihan wadah pendederan seperti kebersihan , rumput dan tumbuhan air lainnya.

C. Tugas
1. Coba amati dan cermati proses kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan pada
kolam pemeliharaan ikan.
2. Amati dan identifikasi jenis hama dan penyakit yang menyerang pada kolam
pemeliharaan ikan.
3. Lakukan pengobatan pada ikan yang terserang penyakit sesuai dengan jenis penyakit .
4. Lakukan penanggulangan terhadap hama sesuai dengan prosedur pencegahan hama yang
menyerang ikan peliharaan.

D. Tes Formatif
1. Jelaskan gejala-gejala pada ikan peliharaan yang terserang penyakit pada kolam
pemeliharaan !
2. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat penyakit yang disebabkan oleh :
a. Protozoa
b. Crustacea
c. Cacing
d. Jamur
e. Bakteri
f. Virus
3. Jelaska cara penanggulangan penyakit di atas ?
4. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat penyakit-penyakit yang belum diketahui
penyebabnya ?
5. Apa yang dimaksud dengan hama dan jelaskan dengan singkat jenis-jenisnya ?
6. Jelaskan cara penanggulangan hama pada kolam pemeliharaan ikan air tawar !
Sub. Kompetensi Melakukan sampling
Jumlah dan bobot rata-rata ikan yang dibudidayakan dalam wadah produksi harus diketahui
setiap saat. Pengetahuan tersebut penting untuk mengetahui bobot biomasa ikan sehingga
asset dalam kolam dapat ditentukan dan jumlah pakan yang harus diberikan secara harian
dapat dihitung. Pemantauan populasi menghasilkan informasi kelangsungan hidup ikan,
sedangkan pemantauan bobot rata-rata akan menghasilkan informasi laju pertumbuhan dan
kondisi kesehatan ikan. Informasi laju pertumbuhan dapat digunakan untuk menganalisa
nafsu makan ikan dan waktu panen, sedangkan informasi kesehatan ikan dapat dijadikan
landasan untuk penentuan teknik penanganan ikan selanjutnya. Informasi nafsu makan ikan
dapat digunakan untuk menganalisis kondisi lingkungan dan mengantisipasi perbaikan
lingkungan dalam sistem budidaya ikan. Perbaikan lingkungan yang dilakukan diharapkan bisa
memperbaiki kelangsungan hidup ikan.

Pemantauan ikan dilakukan dengan cara sampling, yakni mengambil contoh ikan kemudian
diukur dan dihitung. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menduga bobot rata-
rata dan jumlah ikan dalam wadah budidaya. Sampling dilakukan secara berkala setiap 2 – 4
minggu tergantung pada jenis ikan dan sistem budidaya yang digunakan. Data yang diperoleh
di catat dengan jelas dan teliti, mengingat data sampling ini memiliki nilai yang tinggi bagi
pelaku usaha pembudidaya ikan. Berdasarkan data sampling dapat diketahui efisiensi usaha
budidaya ikan melalui nilai FCR, mengingat pakan biasanya merupakan komponen biaya
variable yang besar.

Tujuan dan manfaat sampling ikan selama pemeliharaan ikan antara lain adalah dapat
menghitung jumlah populasi ikan selama pemeliharaan, mengetahui berat rata-rata ikan
sehingga dapat dihitung jumlah biomasa ikan pada kolam pemeliharaan. Dengan mengetahui
jumlah biomasa dapat diprediksi jumlah pakan yang dibutuhkan selama pemeliharaan dan
dan jumlah ikan yang akan dipanen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah
ini.

1. Sampling Pengetahuan dasar yang sangat dibutuhkan bagi pelaksana budidaya ikan dalam
hubungannya dengan hasil produksi adalah data pertumbuhan. Laju pertumbuhan
merupakan peningkatan dalam satuan panjang atau bobot per unit waktu.

Pemantauan pertumbuhan dan kesehatan ikan dilakukan secara sampling yang dilakukan
dengan mengambil sejumlah contoh ikan kemudian diamati, diukur, ditimbang atau dihitung
sebagai masukkan data kesehatan dan pertumbuhan ikan.

Data yang diperoleh digunakan untuk menduga bobot rata-rata dan jumlah ikan dalam wadah
budidaya. Sampling dilakukan secara berkala, setiap 2 – 4 minggu sesuai jenis ikan dan sistem
budidaya yang dilakukan.

Sebelum menentukan dan memberikan pakan kepada benih ikan, terlebih dahulu melakukan
sampling atau pengambilan contoh benih yang dipelihara. Sampling ini bertujuan untuk :
1T a. Untuk mengetahui pertumbuhan benih ikan
2T b. Melihat kondisi kesehatan benih ikan
3T c. Untuk mengetahui nafsu makan benih ikan
4T d. Untuk mengetahui berat rata-rata benih ikan

Dalam melakukan sampling benih ikan, biasanya benih ikan tidak diberi pakan terlebih dahulu
dan sampling dilakukan pada pagi hari. Ini bertujuan untuk memberikan data berat/bobot benih
ikan sesungguhnya dan menekan tingkat strees yang ditimbulkan akibat perlakuan sampling
benih ikan. Pengambilan sampling benih ikan hanya beberapa ekor benih ikan yang dipelihara
dalam wadah pemeliharaan saja tidak seluruhnya.

Benih ikan yang akan disampling ditangkap dengan menggunakan peralatan sampling seperti
anco dan seser. Penangkapan dilakukan dalam beberapa tempat atau sudut kolam. Setelah benih
ikan tertangkap kemudian dilakukan pengukuran berat/bobot ikan untuk mendapatkan data
sampling.

Tabel. Contoh Kompilasi Data Sampling Ikan

Bobot Jml
Umur Rata- Paka Kondi
T Sampli Popula Bioma FC
Pemelihara rata n si
gl ng Ke- si sa R
an Habi Ikan
s

2. Menghitung bobot ikan


Untuk mengetahui bobot ikan dalam suatu wadah pemeliharaan (biomassa) dapat
menggunakan rumus :

BM = Nt x Wt
Keterangan :
BM = Bobot biomassa (kg)
Nt = Populasi (ekor)
Wt = Bobot rata-rata (kg)

3. Menghitung laju pertumbuhan harian


Pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam budidaya ikan dalam hubungannya dengan
dengan hasil produksi adalah data pertumbuhan. Laju pertumbuhan merupakan
peningkatan dalam satuan panjang atau bobot per satuan waktu. Rumus yang digunakan :

Bh – Bo x 100%
LPH = Bh + Bo x h
2

LPH = Laju pertumbuhan harian Bo = Bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan Bh
= Bobot ikan rata-rata pada hari ke-h h = Lama pemeliharaan

4. Menghitung jumlah ikan (populasi)


Untuk mengetahui jumlah ikan dalam suatu wadah pemeliharaan (populasi) dapat
menggunakan rumus :

Nt = No –D

Keterangan :
Nt = Populasi (ekor)
No = Jumlah ikan yang diterbarkan (ekor)
D = Jumlah ikan yang mati (ekor)

C. Tugas
1 Coba amati dan cermati proses kegiatan melakukan sampling pada pemeliharaan ikan di
kolam.
2 Hitunglah prediksi biomassa ikan dikolam pemeliharaan dengan menggunakan data yang
diperoleh pada saat sampling !
3 Lakukan pencatatan data sampling secara rutin selama pemeliharaan ikan dikolam !

D. Tes Formatif
1 Jelaskan cara melakukan sampling di kolam pemeliharaan ikan !
2 Kapan waktu yang tepat untuk melakukan sampling pada kolam pemeliharaan ikan ?
3 Mengapa panjang total dan berat total harus diukur pada saat melakukan sampling ?
4 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan sampling !

E. Faktor Evidance of Learning


1 Tulisan atau laporan hasil observasi tentang melakukan sampling ikan peliharaan yang
ditugaskan
2 Lembar jawaban hasil tes formatif
3 Bahan presentase hasil observasi tentang menlakukan sampling ikan yang ditugaskan
4 Daftar pertanyaan untuk kegiatan observasi tentang melakukan sampling yang ditugaskan

Sub. Kompetensi Memanen ikan

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)


Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diklat mampu memanen ikan

B. Materi Memanen ikan Pemanen dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang diinginkan
pasar. Pengetahuan mengenai ukuran panen sangat penting untuk merancang musim dan
pola tanam didalam manajemen suatu sistem budidaya. Ukuran panen berhubungan dengan
lama pemeliharaan, ukuran ikan yang ditebarkan, teknologi kultur, dan pembiayaan usaha.
Selain ukuran pasar, pertimbangan lain untuk melakukan kegiatan pemanenan antara lain :

1 Harga pasar yang tinggi


2 Pembudidaya membutuhkan uang
3 Pertumbuhan ikan lambat
4 Ikan terserang penyakit dan terancam kematian masal
5 Menghadapi musim sulit air (musim kemarau, rehabiltasi saluran irigasi induk)
6 Budaya (hari raya atau tahun baru)

Dalam satu unit wadah produksi, pemanenan dapat dilakukan secara total atau parsial
tergantung volume permintaan pasar (konsumen), ukuran wadah, keragaman ukuran ikan.
Pemanenan secara parsial menyebabkan ikan sisa (yang tidak dipanen) mengalami stres dan
membutuhkan waktu untuk pemulihan kondisi tubuh.

Pemanenan dapat dilakukan dengan mengurangi ruang gerak ikan sehingga relatif terbatas.
Pada kolam pengurangan ruang gerak ikan dilakukan dengan menurunkan ketinggian air
sehingga volume air berkurang. Ikan selanjutnya ditangkap dengan meggunakan jaring atau
serok dan dimasukkan ke wadah penampungan.

Penyortiran ikan hasil panen dilakukan berdasarkan jenis atau ukuran ikan dengan
menggunakan tangan atau alat bantu seperti serok atau jaring sortir.
C. Tugas
Coba amati dan cermati proses kegiatan pemanenan ikan.

D. Tes Formatif
1 Jelaskan ciri-ciri ikan yang dapat dilakukan pemanenan !
2 Mengapa pemanenan ikan harus dilakukan pada pagi atau sore hari ?
3 Jelaskan proses pensortiran ikan pada saat pemanenan !
4 Jelaskan proses pensortiran ikan selama pemanenan !

E. Faktor Evidance of Learning


1 Tulisan atau laporan hasil observasi tentang memanen ikan yang ditugaskan
2 Lembar jawaban hasil tes formatif
3 Bahan presentase hasil observasi tentang memanenikan yang ditugaskan
4 Daftar pertanyaan untuk kegiatan observasi tentang memanen ikan yang ditugaskan

Sub. Kompetensi Membuat laporan hasil pembesaran ikan

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO) Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diklat mampu
membuat laporan hasil pembesaran ikan

B. Materi Membuat laporan hasil pembesaran ikan Pencatatan parameter komponen


pendederan dilakukan dengan format yang telah ditentukan sejak kegiatan persiapan sampai
pemanenan hasil. Data yang didapat merupakan masukan dalam pengembangan dan
peningkatan kegiatan usaha budidaya. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan
metode yang telah ditetapkan contohnya seperti perhitungan analisis usaha, yang akan
menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha dari segi ekonomi.

Ketentuan laporan menyangkut tentang :


1. Tujuan
Laporan hasil ditulis setelah kegiatan pendederan ikan selesai termasuk analisis hasil telah
selesai dilakukan. Dengan demikian bahan-bahan dari laporan itu adalah kegiatan-
kegiatan budidaya pendederan yang telah dilakukan serta hasil-hasilnya. Laporan tersebut
ditulis dengan maksud supaya penulis (surveyor) dapat mengkomunikasikan pikiran
tentang hasil pendederan secara sistematis. Di pihak lain, laporan itu ditulis supaya orang
lain dapat mengikuti, memahami, dan memberikan kritik atau saran yang konstruktif
tentang hasil pendederan sehingga dapat direkomendasikan untuk melaksanakan usaha
pendederan ikan air tawar secara periode selanjutnya.

Laporan yang dibuat harus menjelaskan mengapa, bagaimana dan tingkat pencapaian
keberhasilan serta kesimpulan proses kegiatan pendederan.
2. Kerangka laporan Kerangka laporan dapat berbeda-beda sesuai dengan tujuan pelaporan,
namun pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yakni : bagian pendahuluan (atau
bagian pengantar) bagian isi, dan bagian penunjang.

Bagian pendahuluan terdiri dari : halaman judul, lembaran persetujuan atau pengesahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran, serta abstrak atau
ringkasan.

Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yaitu :


I. Pendahuluan, yaitu : membahas tentang latar belakang mengapa kegiatan pendederan
ikan air tawar secara ini dilakukan, tujuan apa yang diharapkan, hasil yang ingin dicapai,
dan manfaat yang akan diperoleh.
II. Kajian Teori atau Pembahasan Kepustakaan, yaitu : membahas tentang landasan teori
teknis yang akan dilakukan.
III. Hasil dan Pembahasan, yaitu : membahas tentang hasil pendederan ikan air tawar yang
meliputi instrumen-instrumen semua aspek yang mempengaruhi dan pembahasannya
dikaitkan dengan landasan teori pada bab II, untuk menggiring kepada kesimpulan.
IV. Kesimpulan dan saran, yaitu : membahas tentang kesimpulan akhir dari pendederan ikan.
Sedangkan saran membahas tentang anjuran bagi pihak terkait dalam menindak lanjuti
hasil kegiatan.
Bagian penunjang terdiri dari : daftar kepustakaan dan glosari.

3. Format laporan Format laporan juga dapat berbeda-beda, tergantung kesepakatan, namun
pada umumnya adalah sebagai berikut :
1T a. Kertas Laporan pada umumnya diketik atau di print di atas kertas HVS berwarna putih
ukuran kuarto (A4) spasi 1,5.
2T b. Margin Tepi kiri 4 cm, tepi kanan 3 cm, tepi bawah 3,5 cm. Antar alinea diberi jarak 3
spasi. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih ditulis dalam satu spasi dengan jarak 5 karakter
dari pinggir kiri.
3T c. Penomoran halaman Halaman-halaman awal diberi nomor halaman dengan
angka Romawi i, ii, iii, iv, dan seterusnya. Halaman isi mulai Bab Pendahuluan dan seterusnya
diberi nomor halaman dengan angka arab 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Setiap bab baru dimulai
dengan halaman baru sehingga judul bab tidak berada di tengah-tengah halaman.
1T d. Acuan dan kutipan
Setiap kata, kalimat, atau bagian dari kalimat, yang diambil (dikutip) oleh penulis dari
sumber lain, di tempatkan di antara dua tanda kutip (”........”) dan pada catatan kaki diberi
keterangan tentang sumber dari mana informasi itu dikutip. Jika suatu pernyataan dari penulis
ingin diperkuat dengan sumber lain, maka terhadap pernyataan itu juga perlu diberi keterangan
pada catatan kaki yang mengacu pada sumber yang mendukung itu.
Penulisan sumber yang dijadikan acuan pada catatan kaki adalah sebagai berikut. Entri
utama nama pengarang diikuti dengan nama kecil, tahun terbit, judul tulisan (buku), nama
penerbit, tempat penerbit, halaman tempat pengutipan.

4. Bahasa Peranan bahasa sangat penting dalam mengkomunikasikan pikiranpikiran dan hasil
kegiatan pendederan ikan air tawar yang disusun dalam sebuah laporan. Untuk menuangkan
pikiran-pikiran yang jelas dan komunikatif dalam bahasa, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1T a. Pakailah bahasa Indonesia yang baku, ejaan dan tanda-tanda baca yang juga telah
dibakukan.
2T b. Pakailah kalimat yang sederhana, dan sedapat mungkin hindarkan penggunaan
kalimat majemuk. Lebih baik dua atau tiga kalimat sederhana daripada sebuah kalimat majemuk
yang panjang. Perhatikan susunan kalimatnya yang terdiri atas subyek-predikatobyek. Sedapat
mungkin jangan dimulai dengan kata penghubung, misalnya : ”dan setelah itu ........” atau ” Karena
itu..........”
3T c. Penulisan laporan survey tidak kaya dengan bahasa seperti pada tulisan novel
atau fiktif, yang ditonjolkan bukan keindahan kalimatm tetapi kejelasan sebagai kalimat laporan.
4T d. Informasi yang dikutip dari sumber lain merupakan masukan yang perlu diolah
supaya ada output yang bisa memperkaya tulisan. Kalau tidak, maka kutipan itu tidak ada
gunanya.

C. Tugas Coba amati dan cermati proses kegiatan membuat laporan hasil pemeliharaan ikan.

D. Tes Formatif
1 Jelaskan sistimetika pembuatan laporan !
2 Mengapa parameter pemeliharaan dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan ?
3 Jelaskan tingkat keberhasilan pemeliharaan benih ikan berdasarkan parameter yang telah
dicatat !

E. Faktor Evidance of Learning


1 Tulisan atau laporan hasil observasi tentang membuat laboran hasil pemebesaran ikan
yang ditugaskan
2 Lembar jawaban hasil tes formatif
3 Bahan presentase hasil observasi tentang membuat laboran hasil pembesaran ikan yang
ditugaskan
4 Daftar pertanyaan untuk kegiatan observasi tentang membuat laboran hasil pembesaran
ikan yang ditugaskan

Anda mungkin juga menyukai