Anda di halaman 1dari 5

 

Home

 
Sains

 
Oh Begitu

Kini Hadir, Pohon Jati Platinum Hasil Mutasi Sinar Gamma


Rabu, 11 September 2019 | 13:08 WIB

DOK.LIPI

Jati platinum

Penulis: Ellyvon Pranita

 | 
Editor: Sri Anindiati Nursastri

KOMPAS.com - Lembaga Ilmi Penelitian Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Badan


Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menghasilkan kayu platinum jati atau pohon jati
platinum. Pohon ini dihasilkan oleh mutation breeding menggunakan sinar gamma.

Pohon jati dikenal sebagai pohon penghasil kayu bermutu tinggi, dengan berbagai macam
hasil olahan seperti kursi, lemari atau bahan bangunan. Hampir setiap bagian pohon jati dapat
dimanfaatkan.

Dalam hal inilah, LIPI bekerjasama dengan BATAN telah berhasil menghasilkan pohon kayu
Jati yang platinum. Hal ini dijelaskan oleh Peneliti Ahli Madya, Kepala Laboratorium Biak
Sel dan Jaringan Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Dr Ir Witjaksono MSc, Selasa
(10/9/2019).

"Jati Platinum merupakan hasil dari mutasi radiasi sinar gamma yang tidak termasuk
rekayasa genetika, tetapi masuk dalam kategori mutation breeding atau pemuliaan tanaman
konvensional," kata Witjaksono.

 Buah persik memiliki buah badan ganda yang menyatu.


 Empat buah jeruk yang menyatu di bagian pangkalnya.
 Sebuah jamur yang tampak tertusuk oleh batangnya sendiri.
 Kubis raksasa yang besarnya 6 kali kubis pada umumnya.
 Bunga matahari yang tumbuh bunga matahari di atasnya.
 Dua jagung dalam satu badan jagung.
 Kelinci yang tidak memiliki telinga.
 Daun yang tumbuh di tengah badan ketimun.
 Bunga yang memiliki dua warna sekaligus, padahal secara normal bunga tersebut hanya terdiri
dari satu warna.
 Buah tomat yang mengeluarkan akar bertunas.
 Pohon pepaya yang menghasilkan buah mirip pisang dan banyak contoh mutasi tumbuhan
lainnya.

Ektrodaktil

Sindrom capit kepiting. ()


Orang dengan ektrodaktil, atau dikenal juga sebagai tangan/kaki terpisah atau “tangan capit
lobster”, memiliki celah di tempat jari tengah seharusnya berada. Kondisi ini menyebabkan
tangan atau kaki mereka berpenampilan seperti capit. Ektrodaktil disebabkan oleh sejumlah
faktor genetik, termasuk penghapusan, translokasi, dan inversi di kromosom 7. Seiring
dengan penampilan fisik, malformasi ini juga sering dikaitkan dengan gangguan
pendengaran atau masalah pendengaran.
Tulang yang tak bisa patah
Struktur tulang. (cosmin4000/Getty Images/iStockphoto)
Low-density lipoprotein receptor-related protein 5 (LRP5) adalah salah satu gen yang
berperan dalam mengontrol kepadatan tulang. Mutasi pada gen ini dapat menyebabkan
penyakit turunan seperti osteoporosis, yang membuat penderitanya memiliki tulang yang
rapuh.
Namun mutasi pada LRP5 juga dapat melakukan hal yang sebaliknya, yakni meningkatkan
secara drastis kepadatan tulang dan membuatnya hampir mustahil untuk dipatahkan.
Seperti manusia super? Yang pasti lebih kuat dari manusia pada umumnya.

Ektrodaktil

Orang dengan ektrodaktil, atau dikenal juga sebagai tangan/kaki terpisah


atau “tangan capit lobster”, memiliki celah di tempat jari tengah seharusnya
berada.

Kondisi ini menyebabkan tangan atau kaki mereka berpenampilan seperti


capit.

Ektrodaktil disebabkan oleh sejumlah faktor genetik, termasuk


penghapusan, translokasi, dan inversi di kromosom 7.

Seiring dengan penampilan fisik, malformasi ini juga sering dikaitkan


dengan gangguan pendengaran atau masalah pendengaran.

Tulang yang tak bisa patah

Low-density lipoprotein receptor-related protein 5 (LRP5) merupakan salah


satu gen yang mengontrol kepadatan tulang.

Beberapa mutasi pada gen ini dapat menyebabkan penyakit keturunan


seperti osteoporosis, yang membuat tulang rapuh.

Tetapi mutasi lain pada gen ini dapat meningkatkan secara drastis
kepadatan tulang dan membuatnya hampir mustahil untuk dipatahkan.

Kebal HIV
Meskipun telah muncul berbagai metode pengobatan untuk HIV, namun
hingga kini penyakit menular tersebut masih membahayakan bagi
pengidapnya, karena dapat membuat pasien AIDS meninggal akibat
komplikasi penyakit.

Namun, ada beberapa mutasi genetik yang memungkinkan beberapa


individu kebal terhadap infeksi HIV.

HIV menginfeksi tubuh dengan memasuki sel melalui reseptor protein yang
disebut CD4 dan co-reseptor yang disebut CCR5.

Akan tetapi pada beberapa individu, mutasi pada CCR5 membuat HIV tidak
dapat memasuki sel dan menginfeksi tubuh.

Orang yang memiliki satu salinan gen mutasi ini memiliki tingkat kekebalan
tubuh yang tinggi terhadap virus, dan jika terinfeksi, penyakit akan
menyebar dengan lambat.

Sedangkan orang dengan dua salinan mutasi, pada dasarnya, kebal


terhadap infeksi HIV.

Kebal penyakit ketinggian

Penyakit ketinggian terjadi ketika Anda tidak mendapat cukup oksigen dari
udara di dataran tinggi.

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala yang tak menyenangkan,


seperti sakit kepala, hilangnya nafsu makan dan kesulitan tidur.

Namun, ada mutasi genetik yang ditemukan pada masyarakat yang telah
turun temurun tinggal di dataran tinggi.

Mutasi itu membuat oksigen dalam darah dapat digunakan dengan sangat
efisien, sehingga memungkinkan orang-orang tersebut hidup dan bekerja di
ketinggian lebih dari 4.000 mdpl tanpa efek sakit apapun.

Sindrom bau ikan

Individu yang menderita kondisi “sindrom bau ikan”, tidak dapat mengurai
senyawa trimetilamin.

Trimetilaminuria ditemukan dalam keringat, urin, nafas yang dihembuskan


dan sekresi tubuh lainnya.
Tanpa kemampuan untuk mengurainya, individu dengan kondisi ini akan
berbau seperti ikan busuk, telur busuk, sampah, atau pesing.
Trimetilaminuria disebabkan oleh mutasi gen FMO3. 

Anda mungkin juga menyukai