Anda di halaman 1dari 4

SOAL UTS MATA KULIAH DIGITALISASI KARYA SASTRA

Nama : Gunawan Sembiring


NIM : 2173210007
PRODI SASTRA INDONESIA B/17
SEMESTER VI, 3 SKS
DOSEN : M. SURIP

1. Jelaskanlah maksud dari digitalisasi karya sastra dan bagaimana proses


mendigitalisasikannya.

2. Mendigitalisasikan karya sastra tentu memiliki beberapa tujuan, jelaskan 2 tujuan yang
urgen jika dilihat dari kondisi karya sastra saat ini di Sumatera Utara.

3. Pembagian jenis sastra ada dua yaitu imajenatif dan non-imajenatif, jelaskanlah
keduanya.

4. Apa yang saudara ketahui tentang pantun, syair dan gurindam, jelaskanlah serta berikan
masing-masing contohnya dari salah satu etnis di Sumatera Utara

Jawaban

1. Digitalisasi karya sastra adalah kegiatan mengubah dokumen karya sastra tercetak
menjadi dokumen digital. Adapun proses mendigitalisasikannya yaitu:
1). Proses digitalisasi dokumen, yaitu proses perubahan dari dokumen tercetak menjadi
dokumen elektronik
2). Proses penyimpanan, yaitu didalamnya adalah pemasukan data, editing, pembuatan
indeks, dan klarifikasi berdasarkan subjek dari dokumen.
3). Proses pengaksesan dan pencarian kembali dokumen.
4). Uploading, yaitu proses pengisian metadata dan meng-upload berkas dokumen
tersebut ke digital library.
2. 1). Mendapatkan kembali data-data karya sastra yang sudah tidak diterbitkan lagi
sehingga orang yang mengaksesnya lebih mudah untuk mendapatkannya.
2). Sumber daya informasi elektronik dapat dilakukan oleh masyarakat luas tanpa harus
datang ke perpustakaan.

3. Sastra imajinatif adalah sastra yang diciptakan berdasarkan imajinasi pengarang,


contohnya: puisi,cerpen, novel, drama.
Sastra non-imajinatif
adalah sastra yang diciptakan berdasarkan fakta atau kenyataan yang terjadi sebenarnya
yang di tuangkan dengan gaya sastra atau dengan imajinasi. Contohnya : esai, kritik,
sejarah, memoar atau memory, biografi dan auto biografi.

4. Pantun merupakan salah satu karya sastra melayu yang sampai sekarang masih
dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang
mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran. Pantun memiliki ciri-ciri antara lain:
- Mempunyai bait dan isi,
- Setiap bait terdiri atas baris-baris,
- Jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas,
- Setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi,
- Bersajak a-b-a-b
Contoh : (bahasa karo)
Saringkulit taneh tenggiring
Baba durian nukur kemeja
Ola min lit sitading-tading
Muat bagin mbangun kuta

Syair merupakan bentuk puisi lama yang tiap bait terdiri atas empat larik. Syair bersajak
rata atau a-a-a-a. Pada umumnya syair merupakan rangkaian kisah yang panjang. Semua
baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk
menceritakan sesuatu.
Contoh: (bahasa karo)
Bulung birah bulung parira
Rimo mungkur mbelah itaka
Pulung me sendah kita kerina
Meriah ukur ersada
Mantek kuta mbelin gunana
Inganta jumpa Dibata Bapa
Rende ertoto megi pedah Na
Rikut pe mindo pasu-pasu Na
Baba cekala ku Tigajumpa
Gelah situkur minak mentega
Sepala nggo me kita jumpa
Ersada ukur mantek gereja

Gurindam termasuk dalam karya sastra lama jenis puisi berirama. Gurindam disebut
juga sajak peribahasa. Gurindam terdiri atas dua baris yang berirama. Baris pertamanya
umumnya berupa sebab (hukum atau pendirian), sedangkan baris kedua merupakan
jawaban atau dugaan. Sebenarnya gurindam bukan kreasi rakyat nusantara (melayu),
namun puisi yang berasal dari india (Tamil), ciri-ciri gurindam antari lain sebagai berikut.

 Terdiri atas dua baris


 Rumus rima akhir sama (aa).
 Baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisi akibat yang telah disebutkan
dalam baris pertama.
 Gurindam biasanya berisi ajaran baik, budi pakerti, nasihat, dan agama.
Contoh: (bahasa karo)
Kune kita nggo erban salah
Ola teridah biak pekulah-kulah
Pertingkah olah mbuesa ulah
Pengkebet pe ola bagi singulah
Terus terang akuken me gelah
Pusuh jadi salang ukur pe meriah
Rezeki pe tentu ertambah-tambah
Ate malem pe nandangi turah

Anda mungkin juga menyukai