Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Semantik

Dosen Pengampu : Dr. Idawati Garim, S. Pd., M. Pd.

MAKALAH

IDIOM DALAM SEMANTIK

Oleh:

ST. NURHALISA

(1951040029)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inaya-Nya sehinggah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Idiom Dalam Semantik”, Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya
di akhirat nanti. Makalah ini dibuat penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah
Semantik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada dosen


pembimbing mata kuliah Semantik yang telah membimbing penulis dalam pembuatan
makalah dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua
pihak yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya
pepatah “Taka ada gading yang tak retak” oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberi
manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Jeneponto, 28 April 2020

St. Nurhalisa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

A. Pengertian Idiom...........................................................................................................3
B. Jenis-jenis idiom...........................................................................................................4

BAB III PENUTUP ........................................................................................................8

A. Kesimpulan ..................................................................................................................8
B. Saran ............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai peranan penting dalam
keberlangsungan hidup manusia. Karena dengan adanya bahasa, seseorang dapat
dengan mudah mengutarakan maksud yang hendak disampaikan kepada orang lain.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu
anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
(Pusat Bahasa Depdiknas, 2007: 88).
Untuk berbahasa, seseorang tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan
bahasa sebagai keperluan komunikasi sehari-hari saja. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang peribahasa, idiom dsb. mutlak perlu dikuasai, sehingga muncul adanya variasi
dalam berbahasa. Variasi dalam berbahasa maksudnya seseorang harus pandai dalam
memilih kata, frasa, dan kalimat yang berbeda namun masih dalam maksud yang
sama. Misalnya “panjang tangan” dalam kalimat “Anak itu panjang tangan, hati-hati
kalau bergaul dengan dia” untuk mengungkapkan maksud „suka mencuri atau suka
mengambil sesuatu milik orang lain‟. Penggunaan frasa “panjang tangan” lebih
variatif dari pada terus- menerus menggunakan kalimat „suka mengambil milik orang
lain‟.
Penggunaan kata, frasa dan kalimat yang lebih variatif dan dirasa mempunyai
makna sendiri, khas, dan khusus tersebut muncul yang disebut dengan idiom. Idiom
adalah satuan bahasa (bisa berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya tidak
dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun gramatikal satuan-
satuan tersebut (Chaer, 1995: 74).
Kemunculan idiom juga terjadi pada penggunaan bahasa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti: (1) penggunaan idiom sebagai ungkapan seseorang dan (2)
penggunaan idiom untuk menunjukkan lambang kehidupan. Penggunaan idiom untuk

1
menunjukkan lambang kehidupan dibagi menjadi tiga yaitu:(a) pepatah (b)
perumpamaan (c) pemeo (Sudrajat, 2009: 89)
“Idiom merupakan salah satu bentuk ekspresi bahasa. Ekspresi bahasa
merupakan penyebutan sesuatu yang dialami oleh pemakainya. Oleh karena itu,
idiom pun salah satu menifestasi kehidupan (kebudayaan) masyarakat pemakainya.”
(Sudrajat, 2009: 81).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Idiom?
2. Apa sajakan jenis-jenis idiom?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini


adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian idiom


2. Untuk mengetahui jenis-jenis idiom

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan tersebut, maka manfaat penulisan makalah ini


adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengertian Idiom


2. Dapat mengetahui jenis-jenis idiom

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Idiom

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun tidak
dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal
satuan-satuan tersebut). Umpanya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan,
kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yang disebut bentuk
dasarnya. Tetapi kata kemaluan tidak memiliki makna yang seperti itu. Begitu juga
frase rumah kayu bermakna ‘rumah yang terbuat dari kayu’; tetapi frase rumah batu
selain bermakna gramatikal ‘rumah yang terbuat dari batu’; juga memiliki makna lain
yaitu ‘pegadaian’ atau ‘rumah gadai’. Contoh lain frase menjual sepeda bermakna si
pembeli menerima sepeda dan si penjual menerima uang; frase menjual rumah
bermakna ‘si pembeli menerima rumah dan si penjual menerima uang’; tetapi
konstruksi menjual gigi bukan bermakna si pembeli menerima gigi dan si penjual
menerima uang’; melainkan bermakna tertawa keras-keras’.
Jadi dalam contoh di atas kata kemaluan dan frase menjual gigi dalam bahsa
Indonesia ini tidak memiliki makna gramatikal, melainkan hanya memliki makna
idiomatical. Begitu juga dengan frase rumah batu, meja hijau, dan membanting
tulang.
Karena makna idiom ini tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal atau
makna gramatikal unsur-unsurnya, maka bentuk-bentuk idiom ini ada juga yang
menyebutkan sebagai satuan-satuan leksikal tersendiri yang maknanya juga
merupakan makna leksikal dari satuan tersebut. Jadi, menjual gigi adalah sebuah
leksem dengan makna ‘tertawa keras-keras’. Membanting tulang adalah sebuah
leksem dengan makna ‘bekerja keras’, dan meja hijau adalah sebuah leksem dengan
makna ‘pengadilan’.

3
Perlu diketahui juga adanya dua macam bentuk idiom dalam bahasa Indonesia
yaitu: Idiom penuh dan Idiom sebagian. Idiom penuh adalah yang unsur-unsurnya
secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Sedangkan
pada idiom sebagian masih ada unsure yang memiliki makna leksikalnya sendiri,
misalnya daftar hitam yang berarti “daftar yang berisi nama-nama orang yang
dicurigai/dianggap bersalah”.

B. Jenis-jenis idiom
1. Jenis Idiom Berdasarkan Makna Unsur Pembentukannya
a) Idiom penuh
Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah
merupakan satu kesatuan dengan satu makna, seperti yang sudah kita lihat pada
contoh membanting tulang, menjual gigi, dan meja hijau di atas. Jadi Idiom penuh
merupakan ungkapan/idiom yang unsur-unsur  pembentuknya telah kehilangan
makna leksikanya.
Contoh :
 Gulung tikar = Bangkrut
Analisis makna leksikalnya : -Gulung memiliki arti lipatan benda.
-Tikar memliki arti anyaman pandan.

 Kambing hitam = Orang yang dituduh atau bersalah


Analisis makna leksikalnya : -Kambing memiliki arti nama hewan.
- Hitam memiliki arti salah satu jenis warna.

b) Semi Idiom
Semi idiom atau idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsur
pembentuk masih memiliki makna leksikalnya.

4
Contoh :
 Lapangan hijau = Lapangan sepak bola
Analisis makna leksikalnya : -Lapangan memiliki arti tempat atau tanah
yang luas.
-Hijau memiliki arti salah satu jenis warna.

 Koran kuning = Koran sensasi


Analisis makna leksikalnya : - Koran memiliki arti surat kabar atau berita.
-Kuning memiliki arti salah satu jenis warna.

2. Jenis idiom berdasarkan pemilihan kata

Idiom dibedakan menjadi tujuh macam menurut pemelihan kata yang


membentuknya, yaitu:

1. Idiom dengan bagian tubuh


Merupakan sebuah ungkapan yang telah diekspresikan oleh deskripsi bagian
tubuh.
Contoh:
 Berat hati: kurang suka melakukan
 Hati terbuka: senang hati
 Mencari muka: berbuat sesuatu agar dipuji
 Tutup manis: Diam
 Tebal telinga: tak mau mendengarkan kata orang
 Tangan besi: kekuasaan keras
 Tangan kanan: orang kepercayaan

5
2. Idiom dengan kata indera
Merupakan sebuah bekspresi yang ekspresinya dibandingkan dengan makna kata.
Contoh:
 Dingin hati: tak bergembira
 Uang panas: uang yang tidak halal
 Kering kerontang: kurus sekali
 Sempit hati: cepat marah
 Besar kepala: sombong
3. Idiom dengan nama benda alam
Adalah sejenis idiom yang wahyunya disamakan dengan benda-benda alami di
lingkungan.
Contoh:
 Terang bintangnya: beruntung
 Kabar angin: desas-desus
 Mental baja: kuat
4. Idiom dengan bagian tumbuhan
Adalah sebuah idiom yang ekspresinya dibandingkan dengan bagian-bagian tanaman.
Contoh:
 Batang air: sungai
 Sebatang Kara: hidup seorang diri
 Naik daun: mendapat nasib baik
 Kembang Desa: gadis yang tercantik di desa
5. Idiom dengan nama bintang
Contoh:
 Kuda hitam: pemenang yang tak diduga
 Buaya darat: laki-laki gemar ganti pasangan
 Membabi buta: melakukan sesuatu dengan nekat
 Otak udang: bodoh sekali

6
6. Idiom dengan kata bilangan
Adalah sejenis idiom yang ekspresinya dibandingkan dengan bilangan.
Contoh:
 Bersatu hati: sekata
 Tiada duanya: tidak ada bandingannya
 Mendua hati: ragu-ragu
 Diam seribu bahasa: diam sama sekali
7. Idiom dengan warna
Suatu jenis wahyu disamakan dengan beberapa warna.
Contoh:
 Merah muka; malu
 Jago merah: api kebakaran
 Lapangan hijau: lapangan olahraga
 Berputih tulang: mati

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun tidak
dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal
satuan-satuan tersebut).
Idiom penuh merupakan ungkapan/idiom yang unsur-unsur  pembentuknya
telah kehilangan makna leksikanya.
Semi idiom atau idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsur
pembentuk masih memiliki makna leksikalnya.

B. Saran
Untuk menambah khazanah dan memperkaya bahasa Indonesia idiom harus
tetap digunakan dalam setiap kesempatan berbahasa. Selain itu dengan digunakannya
idiom, sebuah wacana akan lebih menarik dan akan mendorong pembaca untuk
berusaha mengetahui makna idiom yang sebenarnya.

8
Daftar Pustaka

Chaer, Abdul.2009.Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


http://awah-arsipku.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://heraherliana023.blogspot.co.id/2016/02/idiom-dalam-bahasa-indonesia-
makalah.html
https://www.slideshare.net/login/li_connect?from_source=%2F

Anda mungkin juga menyukai