Anda di halaman 1dari 24

ORIENTASI PADA PENCAPAIAN HASIL

(Achievement Orientation – ACH)


Adalah suatu perhatian untuk bekerja dengan baik atau melampaui suatu standar prestasi. Standar tersebut
bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau; suatu ukuran yang objektif; prestasi kerja orang lain
(kompetisi); sasaran yang menantang yang ditetapkan seseorang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang
lain (inovasi).

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Tidak ada standar keunggulan dalam bekerja.
Bekerja sesuai dengan yang diminta saja, tidak menunjukkan perhatian khusus terhadap pekerjaan
(perhatiannya terpaku pada hal-hal di luar pekerjaan, seperti kehidupan sosial, status, hobby,
keluarga, olahraga, persahabatan). Hal ini dapat muncul dalam bentuk ketidakmampuan untuk
menguraikan cerita mengenai pekerjaannya secara detail namun sangat antusias bila menceritakan
aktivitas-aktivitas di luar pekerjaannya.
0 Memusatkan perhatian hanya pada tugas saja.
Bekerja keras, tetapi tidak menunjukkan adanya standar keunggulan untuk menghasilkan hasil kerja
yang istimewa.
1 Ingin bekerja dengan baik.
Bekerja untuk mencapai standar keunggulan tertentu. Mencoba bekerja dengan baik atau benar.
Dapat menunjukkan rasa frustrasi melihat adanya ketidak-efisienan (mis. : mengeluh karena waktu
yang terbuang dan ingin melakukan yang lebih baik) tapi tidak menyebabkan perbaikan kerja yang
spesifik.
2 Menciptakan ukuran prestasi sendiri.
Bekerja untuk mencapai standar kerja yang sudah ditetapkan oleh manajemen (mis. : berdasarkan
uraian tugas, budget, quota penjualan, atau persyaratan kualitas tertentu). Menggunakan cara-cara
spesifik untuk mengukur hasil kerja terhadap standar kerja tertentu yang tidak ditetapkan oleh
manajemen (mis. : besarnya biaya yang dikeluarkan, tingkatan, untuk melebihi kinerja orang lain,
lamanya waktu yang dipakai, untuk memenangkan persaingan, dsb.); Atau menetapkan sasaran
kerja yang tidak begitu menantang.
3 Meningkatkan kinerja.
Membuat perubahan spesifik dalam sistem atau metode kerja sendiri untuk meningkatkan kinerja
(mis. Melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah, lebih efisien;
meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, semangat kerja, pendapatan), tanpa menetapkan
sasaran yang spesifik.
4 Menetapkan dan bekerja untuk memenuhi sasaran yg menantang.
Menetapkan dan melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang menantang untuk diri sendiri
maupun orang lain (mis. : meningkatkan penjualan / kualitas / produktivitas sampai 15% dalam 6
bulan). ‘Menantang’ di sini berarti ada kemungkinan 50-50 untuk dapat mencapai sasaran - sulit
tapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Bisa juga membandingkan dengan ukuran prestasi
tertentu pada suatu waktu tertentu : misalnya, “Ketika saya ambil alih, tingkat efisiensi hanya 20% -
sekarang mencapai 85%”.
5 Membuat analisis cost-benefit.
Membuat keputusan, menetapkan prioritas atau memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan
output; secara eksplisit mempertimbangkan keuntungan yang potensial, Return-on-Investment atau
analisis untung-rugi.
6 Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan.
Menyediakan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk
meningkatkan kinerja, mencoba sesuatu yang baru, mencapai sasaran yang menantang (misal :
meluncurkan produk atau layanan baru, alih usaha), sambil bertindak untuk meminimalkan resiko
(mis. : melakukan riset pasar, mendaftar pelanggan terlebih dahulu, dsb); atau dalam membantu
pencapaian sasaran orang lain, mendorong dan mendukung bawahan dalam mengambil resiko
kewirausahaan.
PEMIKIRAN ANALITIS
(Analytical Thinking - AT)
Adalah pemahaman situasi dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian kecil secara logis, atau melacak
implikasi sebab-akibat dari sebuah situasi secara bertahap. Termasuk juga mengolah bagian-bagian suatu
masalah secara sistematis; melakukan perbadingan secara sistematis; menetapkan prioritas secara rasional;
mengidentifikasi urutan waktu kejadian atau hubungan Sebab-Akibat.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
ev
el
0 Tidak nampak.
Mengerjakan tugas apa adanya, bereaksi pada kebutuhan atau permintaan langsung; atau
pekerjaannya dikelola oleh orang lain.
1 Menguraikan masalah.
Merinci masalah-masalah ke dalam tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas sederhana.
2 Melihat hubungan dasar.
Menganalisis hubungan antara sebagian kecil komponen permasalahan atau situasi. Membuat
hubungan sebab-akibat yang sederhana (A menyebabkan B). Menetapkan prioritas tugas
berdasarkan derajat kepentingannya.
3 Melihat hubungan ganda.
Menganalisis hubungan antara beberapa bagian dari permasalahan atau situasi. Secara sistematis
menguraikan sebuah tugas yang kompleks menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola. Mengenali
beberapa kemungkinan penyebab dari suatu kejadian, atau beberapa akibat dari suatu tindakan.
Secara umum mengantisipasi kendala dan berpikir ke depan mengenai langkah-langkah
berikutnya.
4 Membuat rencana atau analisis yang kompleks.
Mengorganisir, merangkai dan menganalisis masalah, sistem atau proses yang kompleks dan
menguraikan masalah yang rumit untuk mencapai pemecahannya; atau membuat rangkaian
hubungan sebab-akibat yang panjang.

2
PEMIKIRAN KONSEPTUAL
(Conceptual Thinking - CT)
Adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan antara situasi yang kaitannya tidak nampak
dengan jelas. Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi isu mendasar pada situasi yang rumit.
Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan kreativitas, penalaran konseptual atau induktif.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
0 Tidak menggunakan konsep-konsep abstrak.
Berpikir dengan sangat konkrit atau memerlukan contoh-contoh nyata.
1 Menggunakan aturan-aturan dasar.
Menggunakan aturan sederhana, nalar dan pengalaman lampau untuk mengenali suatu masalah atau
situasi. Dapat mengenali kesamaan utama antara situasi saat ini dengan situasi lampau.
2 Mengenali pola.
Dapat mengenali ketidaksesuaian, kecenderungan, dan hubungan antar data, atau dapat melihat
perbedaan utama antara situasi saat ini dengan yang terjadi di masa lampau.
3 Menerapkan konsep yang kompleks.
Menerapkan pengetahuan mengenai ketidaksesuian, kecenderungan, dan hubungan di masa lampau
untuk melihat situasi saat ini. Menerapkan dan memodifikasi konsep atau metode rumit yang telah
dipelajari secara tepat.
4 Menyederhanakan data atau situasi yang kompleks.
Membuat ide atau situasi yang kompleks menjadi mudah dan dapat dipahami. Menggabungkan
gagasan, isu dan observasi ke dalam penjelasan yang mudah dimengerti. Mengenali faktor kunci
dalam situasi yang kompleks.
5 Menciptakan konsep-konsep baru.
Mengenali permasalahan dan situasi yang tidak dapat dikenali orang lain, dan tidak dipelajari dari
pendidikan atau pengalaman sebelumnya. Merumuskan penjelasan yang berguna untuk
permasalahan, situasi atau peluang yang kompleks.

3
ORIENTASI PELAYANAN PELANGGAN
(Customer Service Orientation - CSO)

adalah suatu kemauan untuk membantu atau melayani orang lain atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka. Artinya memusatkan segala daya upaya untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Kompetensi ini dapat dianggap memiliki kesamaan dengan kompetensi Pengertian Antar Pribadi (IU) dan
kompetensi Dampak & Pengaruh (IMP). Namun demikian fokus dari kompetensi ini adalah pertama-tama
berusaha memahami kebutuhan orang lain (bukan pemahaman mengenai pikiran/perasaan orang secara
umum) dan kemudian melakukan sesuatu untuk membantu atau memberikan pelayanan pada orang tersebut
(bukan mempengaruhi mereka untuk mendukung tujuan pribadi).
Pengertian ‘pelanggan’ di sini dapat berarti customer yang sebenarnya, atau bisa juga berarti Pengguna Akhir
(end-users) dalam organisasi yang sama.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-3 Menampilkan sikap negatif kepada pelanggan.
Memberikan komentar-komentar negatif tentang pelanggan, menyalahkan pelanggan. Termasuk
komentar yang menjurus ke SARA atau diskriminasi jenis kelamin.
-2 Menampilkan tidak adanya kejelasan.
Kurang memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan dan apa peran dirinya (misal :
untuk apa tujuan dari pertemuan yang dihadirinya, tidak pasti mengenai apa yang diharapkan dari
pelanggan) namun tidak ada usaha untuk lebih memperjelas situasi.
-1 Memusatkan Perhatian pada apa yang dimiliki diri sendiri.
Keinginan untuk menunjukkan pada pelanggan apa yang dimiliki diri sendiri atau perusahaan,
perhatian lebih terpusat pada apa yang dimiliki oleh diri sendiri atau perusahaan, daripada
memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan.
0 Memberikan pelayanan yang minimal sesuai persyaratan saja.
Hanya memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan pelanggan, tanpa adanya usaha untuk
menanyakan lebih dalam untuk mendapatkan kebutuhan atau permasalahan mendasar pelanggan, atau
untuk menangkap konteks dari keingintahuan pelanggan.
1 Menindaklanjuti kebutuhan pelanggan.
Menindaklanjuti keingintahuan, permintaan dan keluhan pelanggan. Mengusahakan agar pelanggan
selalu mengetahui kemajuan dari penyelesaian permasalahan yang dikeluhkan.
2 Mempertahankan komunikasi yang jelas dengan pelanggan mengenai harapan timbal balik.
Memantau kepuasan pelanggan. Menyebarkan informasi yang dapat membantu pelanggan,
memberikan pelayanan yang ramah dan menyenangkan.
3 Mengambil tanggung jawab pribadi.
Dengan segera memperbaiki masalah pelayanan yang terjadi tanpa menunjukkan sikap membela diri.
4 Menyediakan diri sepenuhnya untuk pelanggan.
Terutama ketika pelanggan menghadapi situasi kritis, misalnya dengan memberikan nomor telepon
rumah atau sarana komunikasi lain yang mudah dihubungi pelanggan, atau menyediakan waktu untuk
mengunjungi pelanggan di tempatnya.
5 Memusatkan perhatian pada kebutuhan dasar pelanggan.
Menggali informasi mengenai fakta yang sebenarnya atau kebutuhan dasar pelanggan lebih dari apa
yang ditampilkan oleh pelanggan, dan kemudian menyesuaikannya dengan layanan atau produk yang
tersedia.
6 Menggunakan perspektif jangka panjang.
Bekerja dengan menggunakan perspektif jangka panjang dalam menangani permasalahan pelanggan.

4
Bersedia untuk mengeluarkan biaya demi terciptanya hubungan jangka panjang. Mencari cara-cara
yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang untuk pelanggan. Berinisiatif melakukan suatu
tindakan yang dapat menghasilkan keberhasilan yang dapat terlihat oleh pelanggan dan kemudian
memberikan penghargaan kepada pelanggan tersebut melalui keberhasilan itu.

MENGEMBANGKAN ORANG LAIN


(Developing Others - DEV)

Keinginan yang tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan diri orang lain dengan didasari
analisis kebutuhan. Inti dari kompetensi ini terletak pada niat untuk mengembangkan orang lain, bukan
pengembangan yang memang seharusnya dilakukan dalam posisi formalnya. Mengirimkan orang untuk
mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan oleh perusahaan tidaklah mencerminkan kompetensi ini.

Dalam mengerjakan tugasnya, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Menghambat pengembangan.
Mengungkapkan harapan negatif yang didasarkan pada prasangka pribadi terhadap bawahan atau
pelanggan. Memiliki gaya manajerial yang menuntut pada kecepatan tugas.
0 Tidak tampak atau tidak melakukan usaha nyata untuk mengembangkan orang.
Memusatkan perhatian hanya dalam mengerjakan tugasnya sendiri dengan baik, membuat contoh-
contoh yang baik.
1 Mengungkapkan harapan positif terhadap orang lain.
Memberikan komentar-komentar positif mengenai kemampuan atau potensi orang lain meskipun
dalam kasus-kasus yang sulit. Percaya bahwa orang lain mau dan mampu belajar.
2 Memberikan instruksi secara detail dan/atau memberikan contoh.
Memberitahu mengenai cara-cara mengerjakan sesuatu dan memberikan saran spesifik yang sangat
membantu.
3 Memberikan alasan dan dukungan.
Memberi arahan atau contoh dengan mengungkapkan alasan dan penjelasan mengapa digunakan
cara tersebut sebagai bagian dari strategi pengembangan, memberikan dukungan atau bantuan
praktis untuk mempermudah pekerjaan tersebut (misal : dengan sukarela memberi tambahan
sumberdaya, peralatan, informasi, saran ahli). Mengajukan pertanyaan, menguji atau menggunakan
cara-cara lain untuk memastikan orang lain telah memahami penjelasan atau pengarahan yang
diberikan.
4 Memberikan umpan balik dan dukungan untuk pengembangan .
Menenteramkan hati orang lain setelah mengalami kegagalan. Memberi umpan balik negatif hanya
terhadap perilaku dan bukan terhadap kepribadiannya. Menyatakan harapan positif untuk
pengembangan di masa datang atau memberikan saran pribadi untuk perbaikan; atau menguraikan
tugas-tugas sulit menjadi lebih sederhana, atau menggunakan strategi lain untuk tujuan
pengembangan.
5 Melakukan pembinaan dan pelatihan jangka panjang.
Merancang penugasan yang sesuai, pelatihan formal, atau pengalaman lain yang berguna untuk
membantu proses pembelajaran dan pengembangan orang lain. Membuat orang lain dapat
menjawab sendiri terhadap permasalahan yang dihadapinya sehingga mereka tahu cara
mengatasinya, dibandingkan bila hanya memberikan mereka jawabannya saja. Ini tidak termasuk
pelatihan formal untuk memenuhi persyaratan perusahaan. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
atau pengembangan dan merancang atau membuat program/materi baru untuk memenuhi kebutuhan

5
tersebut. Merancang pendekatan-pendekatan baru ; atau merencanakan pengalaman bagi orang lain
untuk mengembangkan ketrampilan dan kepercayaan diri mereka.

6
PENGARAHAN
(Directiveness - DIR)

Adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti kehendaknya dengan menggunakan kekuatan pribadi
atau kekuasaan dari jabatan secara efektif dan pada tempatnya, dengan tetap mengingat kepentingan jangka
panjang perusahaan. Kompetensi ini termasuk juga “memberitahu orang lain apa yang harus dilakukannya”
dalam nada yang bervariasi mulai dari tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Bila disertai dengan
alasan atau bujukan, perilaku ini masuk ke kompetensi Dampak dan Pengaruh, bukan Pengarahan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Pasif.
Menuruti permintaan orang lain meskipun dengan melakukannya berarti mengganggu penyelesaian
tugas utama. Lebih berusaha untuk disukai orang lain (tidak mau mengecewakan atau membuat
orang lain marah) daripada penyelesaian tugas secara benar. Mungkin takut untuk mengganggu atau
mencampuri urusan orang lain.
0 Tidak memberikan pengarahan.
Tidak memberikan pengarahan meskipun diminta. Bawahan mengeluh bahwa mereka tidak
mengetahui apa yang harus mereka kerjakan.
1 Memberikan pengarahan.
Mendelegasikan tugas-tugas rutin agar dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang
membutuhkan pertimbangan yang lebih bernilai atau berjangka panjang, atau memberikan
pengarahan dengan sangat rinci.
2 Menetapkan batasan.
Dengan tegas mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak masuk akal, atau menentukan
batasan terhadap perilaku orang lain. Mungkin dapat memanipulasi situasi untuk membatasi pilihan
orang lain, atau memaksa mereka untuk menyediakan sumber daya yang diinginkan.
3 Menuntut kinerja yang tinggi.
Secara sepihak menetapkan standar, menuntut kinerja, kualitas atau sumber daya yang tinggi,
meminta dengan tegas untuk mematuhi permintaannya dengan gaya yang keras : “ jangan main-
main!”.
4 Menjaga standar kinerja yang jelas.
Secara terang-terangan, di depan umum memantau kinerja diperbandingkan dengan standar yang
sudah jelas (misal : memberi tanda hasil kerja individu yang tidak sesuai dengan standar yang
sudah baku).
5 Membuat orang bertanggung jawab atas kinerjanya.
Mengungkapkan secara langsung dan terbuka terhadap orang lain yang memiliki masalah kinerja.
Menggunakan hukuman atau penghargaan untuk mengendalikan perilaku tertentu (misal : “ Bila
kinerja anda baik, saya akan memberi reward, jika tidak ….. “).

7
KELUWESAN
(Flexibility - FLX)
Adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan
berbagai individu atau kelompok. Kompetensi ini membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai
pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatan karena suatu
perubahan lingkungan, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam organisasi atau persyaratan
jabatan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Secara kontraproduktif bertahan pada pendapat/siasat/pendekatan diri sendiri.
Meskipun dihadapkan pada masalah yang sudah jelas, ia tetap mempertahankan sudut pandangnya;
menganggap pandangan orang lain salah.
0 Selalu mengikuti prosedur.
1 Melihat situasi secara obyektif.
Menghargai sudut pandang orang lain.
2 Mengaplikasikan peraturan atau prosedur dengan luwes.
Pada situasi yang spesifik, dapat mengadaptasi peraturan secara luwes sepanjang tidak menyimpang
dari kebijakan perusahaan.
3 Menyesuaikan taktik dengan situasi atau reaksi orang lain.
Mengubah perilaku atau pendekatan supaya sesuai dengan situasi dan orang lain.
4 Menyesuaikan strategi sendiri.
Membuat penyesuaian yang sederhana atau berjangka pendek dalam perusahaan sendiri atau
perusahaan pelanggan untuk menyelaraskan dengan kebutuhan situasi.

8
DAMPAK & PENGARUH
(Impact and Influence - IMP)
Adalah usaha untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan orang lain, dengan tujuan
agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini didasarkan kepada keinginan untuk
memiliki pengaruh pada pihak lain dimana ia memiliki tujuan pribadi tertentu, kesan tertentu yang ingin
ditampilkan, dan tindakan tertentu yang ia ingin orang lain lakukan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Kekuasaan pribadi.
Bersaing dengan keras dalam organisasi, semata-mata memperhatikan posisi pribadi, tidak
mempedulikan dampak dari perbuatannya terhadap organisasi.
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja, atau terlihat tidak berusaha untuk mempengaruhi
atau membujuk orang lain.
1 Menyatakan niat tetapi tidak melakukan tindakan tertentu.
Berniat membuat pengaruh tertentu; menyatakan perhatian akan reputasi, status, penampilan, dll.,
tetapi tidak melakukan tindakan apapun.
2 Melakukan tindakan untuk membujuk.
Membujuk secara langsung dengan menggunakan alasan, data, minat pihak lain, contoh, alat
peraga, dll. Tidak melakukan tindakan nyata untuk mengadaptasi perilaku atau pembicaraan sesuai
dengan minat dan tingkatan hadirin.
3 Melakukan beberapa tindakan untuk membujuk.
Melakukan beberapa tindakan untuk membujuk tanpa berusaha menyesuaikan dengan tingkatan dan
minat hadirin. Ini termasuk persiapan seksama atas data untuk pembicaraan atau memberikan dua
atau lebih argumen yang berbeda dalam pembicaraan atau diskusi.
4 Memperhitungkan dampak dari tindakan atau perkataan.
Mengadaptasi perilaku atau pembicaraan agar sesuai dengan minat dan tingkatan hadirin.
Mengantisipasi dampak dari tindakan diri sendiri terhadap pandangan orang lain.
5 Menggunakan pengaruh tidak langsung.
Menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung: “mempengaruhi A supaya ia mempengaruhi B
sehingga B akan mempengaruhi C”. Mengambil tindakan untuk mempengaruhi, setiap langkah
disesuaikan dengan hadirin. Menggunakan ahli atau pihak ketiga untuk mempengaruhi.
6 Menggunakan strategi mempengaruhi yang kompleks
Menampilkan argumen yang kompleks atau melakukan tindakan-tindakan yang berbeda seperti
memadukan unsur politis, aktif mempengaruhi orang untuk mau terlibat dalam suatu aktivitas
tertentu, menggunakan dinamika kelompok untuk memimpin / mengarahkan kelompok.

9
PENCARIAN INFORMASI
(Information Seeking - INF)

Pencarian informasi yang didorong oleh rasa ingin tahu dan minat yang mendasar untuk mengetahui lebih
banyak tentang sesuatu, orang atau permasalahan. Ini meliputi usaha-usaha di luar pertanyaan rutin yang
diperlukan dalam pekerjaan. Termasuk ‘menggali’ untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dan pasti;
mencari inti permasalahan; atau mencari informasi untuk mendapatkan kesempatan potensial atau berbagai
informasi yang mungkin bermanfaat pada masa yang akan datang.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
0 Tidak nampak.
Tidak berusaha mencari informasi tambahan, selain informasi yang sudah diberikan.
1 Mengajukan Pertanyaan.
Mengajukan pertanyaan langsung kepada orang yang ada, atau orang yang seharusnya memberikan
jawaban atas situasi yang terjadi, seperti misalnya orang yang terlibat langsung sekalipun tidak
hadir secara fisik. Menggunakan informasi yang tersedia, atau konsultasi dengan nara sumber yang
ada.
2 Melakukan Penyelidikan secara Pribadi.
Pergi untuk melihat langsung permasalahan yang terjadi. Mencari dan bertanya kepada nara sumber
yang paling tahu mengenai masalah tersebut, dimana orang lain biasanya mengabaikan nara sumber
itu.
3 Menggali lebih dalam.
Mengajukan serangkaian pertanyaan untuk menggali akar permasalahan, yang tersembunyi di balik
informasi yang diutarakan. Menghubungi orang lain yang tidak secara langsung terlibat dalam
permasalahan, untuk memperoleh pandangan mereka, latar belakang informasi, dan pengalaman
mereka.
4 Melakukan Riset.
Melakukan upaya sistematik dalam waktu yang terbatas untuk memperoleh data atau umpan balik
yang diperlukan, atau melakukan penyelidikan mendalam dari sumber yang tidak biasa. Atau
melakukan riset formal melalui surat kabar, majalah, jaringan komputer, internet, dan sumber
lainnya.
5 Menggunakan Sistemnya Sendiri.
Memiliki sistem atau kebiasaan yang dikembangkan sendiri untuk mendapatkan informasi
(misalnya : pertemuan informal secara periodik, mendatangi penerbitan untuk mencari informasi,
dsb.). Melibatkan orang lain yang secara normal tidak akan dilibatkan dan meminta mereka untuk
ikut mencari informasi.

10
INISIATIF
(Initiative - INT)

Inisiatif adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang melebihi tuntutan tugas, melakukan hal-hal
yang tidak diminta oleh siapapun, yang dapat meningkatkan hasil kerja dan mencegah terjadinya masalah,
atau menemukan/menciptakan peluang-peluang baru.
Dengan demikian, Inisiatif dapat dilihat dalam konteks bertindak proaktif dan bukan sekedar berpikir tentang
suatu tindakan di masa datang. Kerangka waktunya berkisar dari menyelesaikan program kerja yang sudah
lampau atau saat ini sampai ke bertindak atas masalah atau peluang masa datang. Perencanaan strategis
secara rutin/formal tidak termasuk dalam kompetensi ini.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Hanya memikirkan masa lalu.
Luput atau gagal menindaklanjuti peluang yang sudah jelas ada.
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.
1 Menjawab masalah atau peluang saat ini.
Mengenali dan bertindak atas peluang saat ini, mengatasi hambatan untuk menjawab masalah yang
ada, biasanya selesai dalam waktu sehari dua hari.
2 Gigih dalam situasi krisis.
Bertindak cepat dan gigih dalam situasi krisis (dimana orang lain cenderung menunggu dan
mempelajari dulu situasinya, berharap masalah terselesaikan sendiri).
3 Bertindak sampai 1-3 bulan ke depan.
Menciptakan kesempatan atau mencegah masalah potensial dengan membuat usaha-usaha ekstra
(program baru, dll.) yang terjadi dalam kurun waktu 1-3 bulan.
4 Bertindak 4 - 12 bulan ke depan.
Mengantisipasi dan bersiap untuk masalah atau peluang spesifik yang tidak nampak oleh orang lain.
Bertindak untuk menciptakan peluang dan menghindari masalah di masa datang dalam jangka
waktu 4-12 bulan ke depan.
5 Bertindak 1 tahun ke depan.
Mengantisipasi situasi 1 tahun mendatang untuk menciptakan peluang atau menghindari masalah.

11
INTEGRITAS
(Integrity - ING)

Integritas menunjukkan bahwa tindakan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya. Dengan kata
lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka dan
langsung, dan dapat menerima keterbukaan dan kejujuran, sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak
lain.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.
1 Terbuka dan jujur mengenai situasi pekerjaan.
Mengakui perasaan negatifnya sendiri (kegelisahan, ketidakpastian, takut, dsb.) atau kesalahan,
dikaitkan dengan nilai-nilai pribadi. Mengungkapkan apa yang dipikirkan sekalipun tidak diminta
atau pada situasi yang tidak memungkinkan.
2 Menyelaraskan tindakan agar konsisten dengan nilai-nilai dan keyakinan.
Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan. Menghindari orang-orang atau situasi yang dapat
mempengaruhi konsistensi terhadap nilai-nilai yang diyakininya.
3 Bertindak sesuai nilai-nilai saat hal tersebut sulit untuk dilakukan.
Mengakui secara terbuka kepada orang lain bahwa telah melakukan kesalahan, dikaitkan dengan
nilai-nilai pribadi dan perusahaan. Berbicara terang-terangan walaupun mungkin dapat
menyinggung perasaan orang lain.
4 Bertindak berdasarkan nilai-nilai sekalipun hal tersebut mengandung biaya dan risiko yang
cukup besar.
Memastikan adanya keterbukaan dalam transaksi bisnis, mengungkapkan biaya dan kekurangan
yang ada. Mempertimbangkan untuk menghentikan pekerjaan (menghenti-kan suatu produk atau
jasa tertentu) karena terkait dengan praktek bisnis yang tidak etis. Mempengaruhi orang yang
berpengaruh kuat untuk bertindak sesuai nilai-nilai perusahaan.

12
PENGERTIAN ANTAR PRIBADI
(Interpersonal Understanding - IU)

Artinya berusaha untuk memahami orang lain. Ini adalah kemampuan untuk mendengarkan dan mengerti
secara akurat pikiran, perasaan, masalah orang lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya
disampaikan. Kompetensi ini mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain dan
mungkin juga termasuk sensitivitas antar-budaya.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Tidak memahami.
Salah mengerti atau terkejut akan perasaan/perilaku orang lain; atau memandang orang lain
berdasarkan prasangka umum mengenai jenis kelamin, rasial, dan budaya.
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja, atau secara nyata tidak menunjukkan kepekaan
akan orang lain, tapi tidak menunjukkan kesalahpahaman yang serius.
1 Memahami emosi atau isi perasaan.
Memahami emosi atau isi perasaan orang lain yang tampak, tapi tidak keduanya secara bersamaan.
2 Memahami emosi dan isi perasaan.
Bisa mengerti baik emosi maupun isi perasaan orang lain dalam waktu yang sama.
3 Memahami makna.
Memahami pemikiran, masalah, perasaan orang lain yang tidak terucapkan pada saat berinteraksi.
Atau menggunakan pemahaman ini untuk membuat orang lain bertindak sesuai keinginan.
4 Memahami isu mendasar.
Memahami masalah mendasar orang lain; memahami alasan dari perasaan, perilaku, dan masalah
seseorang dalam jangka waktu lama. Atau menunjukkan pandangan yang berimbang atas kelebihan
dan kekurangan orang lain. Memahami faktor-faktor penyebab yang kompleks dari sikap, pola
perilaku dan masalah seseorang dalam jangka waktu lama.

13
KESADARAN ORGANISASI
(Organizational Awareness - OA)

Adalah kemampuan untuk memahami kekuasaan dalam organisasi sendiri maupun organisasi lain
(pelanggan, pemasok, dll.). Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi siapa pengambil keputusan
yang sebenarnya dan individu yang dapat mempengaruhi mereka; dan untuk memprediksi bagaimana suatu
peristiwa yang baru terjadi dapat mempengaruhi individu dan kelompok dalam organisasi.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Salah memahami struktur organisasi.
Pemahaman yang simpang siur mengenai struktur organisasi.
0 Mengabaikan kepentingan perusahaan.
Memberikan tanggapan hanya pada permintaan langsung, hanya memfokuskan diri pada
penyelesaian tugas sendiri, dan mengabaikan atau meremehkan kepentingan organisasi.
1 Memahami struktur formal.
Mengenali atau menggunakan struktur formal atau hirarki dari organisasi, ‘rantai perintah’,
kekuasaan, aturan dan peraturan, Standard Operating Procedure, dll.
2 Memahami struktur informal.
Mengerti dan menggunakan struktur informal (mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan, dll.). Menggunakan pengetahuan ini pada saat struktur formal tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
3 Memahami iklim dan budaya.
Mengenali keterbatasan organisasi, apa yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan pada situasi
tertentu. Mengenali dan menggunakan budaya dan bahasa perusahaan untuk mendapat tanggapan
yang terbaik.
4 Memahami ‘politik’ perusahaan.
Mengerti dan bisa menggambarkan kekuasaan dan hubungan ‘politik’ dalam perusahaan
(kerjasama, persaingan).
5 Memahami isu mendasar dari perusahaan.
Mengerti latar belakang dari setiap perilaku organisasi, masalah mendasar, peluang, atau kekuatan
politik yang mempengaruhi organisasi. Atau menggambarkan struktur fungsional dalam
perusahaan.

14
KOMITMEN ORGANISASI
(Organizational Commitment - OC)

Komitmen Organisasi adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan
kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi
kebutuhan organisasi. Hal ini bisa tampak seperti mendahulukan misi organisasi daripada pilihan pribadi.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

L INDIKATOR PERILAKU
e
v
e
l
-1 Tidak peduli.
Tidak mempedulikan atau secara terang-terangan menentang norma-norma organisasi.
0 Tidak nampak.
Menampilkan usaha yang minimal untuk menyesuaikan diri, atau melaksanakan persyaratan
minimum (absensi, tata tertib) untuk sekedar mempertahankan pekerjaannya.
1 Melakukan upaya Penyesuaian.
Melakukan upaya aktif agar cocok, berpakaian pantas, menghormati norma organisasi, mengerjakan
apa yang diharapkan lingkungan.
2 Meneladani kesetiaan.
Memperlihatkan kesetiaan pada perusahaan, kesediaan membantu kolega menyelesaikan tugas
mereka, dan menghormati serta menerima hal yang dianggap penting oleh atasan.
3 Mendukung organisasi secara aktif.
Memahami dan mendukung secara aktif misi dan tujuan organisasi. Menyelaraskan kegiatan dan
prioritas pribadi untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi
organisasi. Memahami kebutuhan untuk bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
4 Melakukan pengorbanan pribadi.
Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri. Melakukan pengorbanan pribadi
untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Pengorbanan ini mencakup identitas profesi, pilihan pribadi
dan urusan keluarga. Membuat dan mempertahankan keputusan yang menguntungkan perusahaan
walaupun keputusan itu tidak populer dan bertentangan dengan pendapat umum.
5 Mengorbankan kepentingan unit demi kepentingan organisasi.
Mengorbankan kepentingan jangka pendek unit kerja untuk kepentingan jangka panjang perusahaan
(mis. : mempelopori pemotongan anggaran atau pengurangan tenaga kerja di unit sendiri, dsb.);
meminta orang lain untuk berkorban demi kepentingan organisasi yang lebih besar.

15
MEMBINA HUBUNGAN
(Relationship Building - RB)

Adalah berusaha membangun atau memelihara hubungan yang akrab dan hangat atau jaringan kontak dengan
orang lain yang mungkin pada suatu saat dapat bermanfaat dalam pencapaian sasaran kerja. Pembinaan
hubungan ini selalu melibatkan maksud-maksud yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
0 Menghindari kontak.
Menyendiri, menghindari interaksi sosial.
1 Membuat kontak informal.
Memulai hubungan informal/santai di tempat kerja, berbincang mengenai keluarga,
olahraga, berita, dsb.
2 Membangun hubungan baik.
Memulai kontak informal/santai di tempat kerja dengan mitra kerja atau pelanggan. Secara
sadar berusaha membangun hubungan baik.
3 Melakukan kontak sosial.
Memulai atau mencari hubungan persahabatan dengan mitra kerja atau pelanggan di luar
lingkungan kerja untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan.
4 Membina hubungan pribadi.
Memulai atau mencari hubungan persahabatan dengan mitra kerja atau pelanggan di luar
lingkungan kerja untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan. Membawa mitra
kerja/pelanggan ke rumah atau berkunjung ke rumah/keluarga mereka untuk
mengembangkan jaringan bisnis perusahaan.
5 Membuat persahabatan pribadi yang akrab.
Seringkali mengundang mitra kerja atau pelanggan di rumah. Menjadi sahabat dekat
mereka; atau menggunakan persahabatan pribadi untuk mengembangkan jaringan bisnis
perusahaan.

16
KEPERCAYAAN DIRI
(Self Confidence - SCF)

Kepercayaan Diri adalah keyakinan pada kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu tugas dan
memilih pendekatan yang efektif terhadap tugas atau masalah. Hal ini termasuk keyakinan atas kemampuan
yang terungkap dalam lingkungan yang semakin menantang, keyakinan atas keputusan atau pendapat, dan
keyakinan dalam menghadapi kegagalan secara konstruktif.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
-1 Tidak Berdaya.
Tidak percaya diri, menyatakan diri tidak mampu dan tidak berdaya. Menghindari
perbedaan pendapat atau konflik (dengan dampak buruk pada kinerja).
0 Tidak nampak atau menghindari tantangan.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja. Menuruti kehendak orang lain. Kurang
percaya diri.
1 Tampil Percaya Diri.
Mengambil keputusan secara mandiri. Bekerja tanpa perlu pengawasan yang terus-menerus.
2 Bertindak mandiri.
Membuat atau melaksanakan keputusan meskipun orang lain tidak setuju, atau bertindak di
luar batasan tugas.
3 Menyatakan Kepercayaan pada Kemampuan Diri.
Melihat dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi
kenyataan, seorang penggerak, atau seorang nara sumber. Melihat dirinya lebih baik
daripada orang lain. Secara terang-terangan menyatakan keyakinannya atas pendapat
sendiri. Mempertahankan pendapat secara jelas dalam situasi konflik. Melakukan tindakan
untuk mendukung atau mengukuhkan pernyataan kepercayaan dirinya.
4 Mengajukan diri untuk menghadapi tantangan.
Dengan senang hati dan bersemangat menghadapi penugasan yang menantang. Mencari
tanggung jawab tambahan. Menyatakan tidak sependapat kepada manajemen atau pelanggan
secara lugas dan sopan, mempertahankan pendapat secara jelas dan penuh percaya diri
sewaktu berbeda pendapat dengan atasan.
5 Menempatkan diri dalam situasi yang sangat menantang.
Mengkonfrontasi manajemen atau pelanggan secara terang-terangan, atau memilih tugas
yang sangat menantang.

17
KEPEMIMPINAN TIM
(Team Leadership - TL)

Berarti keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin suatu kelompok. Suatu keinginan untuk
memimpin orang lain. Kepemimpinan Tim biasanya, tapi tidak selalu, dapat dilihat dari posisi seseorang
dalam otoritas formal. Tim juga dapat diartikan luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil
peran sebagai pemimpin.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
-1 Melepaskan tanggung jawab.
Menolak atau gagal untuk memimpin, misal : tidak bersedia memberi arahan atau membuat
pernyataan mengenai misi di saat orang lain membutuhkannya.
0 Tidak nampak atau tugas tidak menuntut kepemimpinan.
1 Mengelola pertemuan dengan baik.
Mengemukakan tujuan dan agenda pertemuan, mengendalikan waktu, memberi tugas, dll.
2 Menjaga agar orang-orang tetap terinformasi.
Membuat orang-orang yang terkait dengan keputusannya mengetahui apa yang sedang
terjadi. Memastikan kelompok mendapat informasi yang diperlukan. Menjelaskan alasan
dari suatu keputusan yang diambilnya.
3 Meningkatkan efektivitas tim.
Menggunakan strategi yang kompleks untuk membangun semangat dan produktivitas tim
(keputusan untuk menarik atau memberhentikan anggota tim, penugasan tim, pelatihan antar
bagian, dll.) untuk meningkatkan efektivitas tim. Menggunakan kekuasaan formal dengan
cara adil dan wajar. Melakukan usaha pribadi untuk memperlakukan semua anggota
kelompok secara adil.
4 Menjaga reputasi kelompok.
Melindungi kelompok dan reputasinya di mata organisasi yang lebih besar atau di hadapan
masyarakat. Memastikan kebutuhan praktis kelompok terpenuhi. Mendapatkan orang,
sumber daya, informasi yang tepat untuk kelompok.
5 Menempatkan diri sebagai pemimpin.
Memastikan bahwa orang lain menerima misi, sasaran, agenda, iklim, dan kebijakannya
sebagai pemimpin. Menjadi contoh yang baik (misal : menampilkan perilaku yang
diharapkan sebagai pemimpin). Memastikan tugas-tugas kelompok telah diselesaikan.
Pemimpin yang dapat diandalkan.
6 Mengkomunikasikan visi yang menarik.
Memiliki karisma asli, mengkomunikasikan visi yang mendorong semangat, yang
menciptakan kegembiraan, antusiasme dan komitmen pada misi kelompok.

18
KERJASAMA
(Teamwork - TW)

Kerjasama menunjukkan kehendak untuk bekerja secara kooperatif dengan orang lain, menjadi bagian dari
kelompok, bekerja bersama. Merupakan kebalikan dari bekerja sendiri-sendiri atau berkompetisi. Agar
kompetensi ini efektif, kehendak tersebut haruslah murni dan sungguh-sungguh. Kompetensi kerjasama perlu
menjadi perhatian bila seseorang menjadi anggota dari sekelompok orang yang berfungsi sebagai suatu tim.
“Tim”, seperti halnya dalam Kepemimpinan Kelompok (TL), secara luas didefinisikan sebagai kelompok
kerja atau kelompok yang melakukan suatu proses bersama-sama.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
-1 Tidak kooperatif.
Mengacau, mengganggu, menimbulkan masalah.
0 Netral.
Pasif, tidak berpartisipasi, atau tidak menjadi anggota kelompok/tim manapun.
1 Bekerjasama dan membagi informasi.
Berpartisipasi atas kemauan sendiri, sungguh-sungguh mendukung keputusan kelompok,
seorang “anggota tim yang baik”, melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya. Sebagai
anggota tim, mengupayakan agar semua anggota mendapat informasi yang diperlukan serta
‘up to date’ tentang proses kelompok; membagi semua informasi yang relevan atau
bermanfaat.
2 Mengungkapkan pengharapan yang positif.
Mengungkapkan pengharapan yang positif tentang orang lain dalam hal kemampuan, peran,
dsb. Membicarakan anggota tim secara positif. Menghargai kecerdasan orang lain dengan
cara memberi penjelasan yang masuk akal.
3 Meminta masukan.
Sungguh-sungguh menghargai masukan dan keahlian orang lain, mau belajar dari orang
lain. Meminta ide-ide dan pendapat untuk membantu membuat keputusan tertentu.
Mendorong semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam proses tersebut.
4 Memberdayakan orang lain.
Di depan publik memuji orang lain yang memang sudah bekerja dengan baik. Memberikan
dukungan dan memberdayakan orang lain, membuat mereka merasa kuat dan penting.
5 Membangun suasana yang akrab dalam kelompok.
Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang akrab dalam kelompok. Membawa ke
permukaan konflik yang terjadi di dalam kelompok dan berusaha menyelesaikan konflik itu
dengan cara yang saling menguntungkan (harus melibatkan tindakan untuk memecahkan
konflik, tidak untuk menyembunyikan atau menghindari hal tersebut).

19
KESESUAIAN ORGANISASI
(Organizational Alignment - OAL)
Pemahaman yang mendalam mengenai batas-batas dan ciri-ciri suatu organisasi. Pada tingkat yang lebih
tinggi, orang yang memiliki kompetensi ini tidak hanya memahami batas-batas organisasi, tetapi mereka
mampu mengidentifikasi masalah-masalah tertentu yang bisa dipecahkan; dan pada tingkat yang tertinggi
seseorang akan mengambil tindakan untuk mengubah organisasi sedemikian rupa sehingga masalahnya dapat
dipecahkan.

Dalam mengerjakan tugasnya, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.
1 Memahami struktur formal.
Mengenali struktur formal yang sedang berlaku, batas-batas kinerja atau kemampuan
organisasi, dan mengetahui bagaimana pengaruh hal tersebut terhadap hasil akhir organisasi.
2 Memahami struktur informal.
Memahami struktur organisasi informal, batas-batas budaya, jejaring, dan proses-prosesnya,
seperti sifat dan kebiasaan jajaran Direksi atau Pemegang Saham, dan mengetahui
bagaimana pengaruh hal tersebut terhadap hasil akhir organisasi.
3 Memahami interaksi dengan dunia luar.
Memahami bagaimana organisasi berinteraksi dengan dunia luar; hubungan dengan
masyarakat, pemegang saham, dll. Dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada hasil.
4 Mengenali area untuk perubahan organisasi.
Mengenali kelemahan organisasi yang spesifik dengan memperhatikan pada perubahan yang
spesifik dalam fungsi, struktur atau proses organisasi.
5 Mengenali target perubahan organisasi.
Mengenali area spesifik dalam organisasi (fungsi, kelompok sosial, atau sistem) yang
merupakan target terbaik untuk suatu perubahan, sehubungan dengan SDM. Misal :
bagaimana supaya orang lebih mau atau mampu untuk berubah.
6 Menempatkan orang-orang yang sesuai.
Menempatkan orang-orang tertentu untuk menangani permasalahan yang spesifik,
berdasarkan kepribadian atau kemampuan yang cocok dengan kebutuhan pemecahan
masalah tersebut.

20
KEPEDULIAN AKAN KETERATURAN, KUALITAS DAN KEAKURATAN
(Concern for Order - CO)

Keinginan yang mendasar untuk menurunkan ketidakpastian dalam lingkungan sekitar dengan cara
mempertahankan standar keakuratan dan kualitas, dst.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
-1 Kurang memperhatikan keteraturan.
Kurang perhatian pada keteraturan, dan ketidakteraturan itu dapat menimbulkan masalah.
0 Tidak nampak.
Pekerjaannya tidak membutuhkan pemeliharaan keteraturan, atau pemeliharaannya
dilakukan oleh orang lain, atau terlihat kurangnya perhatian pada keteraturan tetapi tidak
menimbulkan masalah.
1 Memelihara kerapihan ruang kerja.
Memelihara ruang kerja yang teratur dengan meja kerja, berkas-berkas, alat kerja, dst. yang
teratur rapih.
2 Menunjukkan kepedulian terhadap keteraturan dan kejelasan.
Mengusahakan kejelasan, menginginkan peran, pengharapan, tugas, dan data yang sangat
jelas dan tertulis.
3 Memeriksa pekerjaan sendiri.
Memeriksa ulang akurasi dari informasi atau hasil kerja diri sendiri.
4 Memonitor pekerjaan orang lain.
Memonitor kualitas hasil kerja orang lain, melakukan pemeriksaan untuk memastikan
prosedur sudah diikuti. Atau membuat catatan yang jelas dan rinci mengenai aktivitas diri
sendiri dan orang lain.
5 Memonitor data atau program kerja.
Memonitor kemajuan dari suatu program kerja berdasarkan patokan atau batasan waktu
tertentu. Memonitor data, menemukan kelemahan data atau data yang hilang, dan mencari
informasi untuk menjaga keteraturan; memperhatikan keteraturan sistem yang ada.
6 Mengembangkan sistem.
Mengembangkan dan menggunakan sistem untuk mengelola dan memantau informasi.
Mengembangkan sistem yang baru, rinci, dan kompleks untuk meningkatkan keteraturan
dan kualitas data. Atau menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan baru dari ketidakteraturan yang
terlihat.

21
PENGENDALIAN DIRI
(Self Control - SCT)

Kemampuan untuk mengendalikan/menjaga emosi dan untuk menahan diri dari tindakan-tindakan negatif
ketika terganggu, ketika dihadapkan dengan lawan atau permusuhan dari pihak lain, atau ketika bekerja di
bawah tekanan (stress).

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
-1 Kehilangan kendali.
Emosi mengganggu efektivitas pekerjaan. Menyatakan frustrasi dan atau emosi negatif
lainnya, serta mengungkapkan perasaan dengan cara yang tidak pantas kepada orang lain.
0 Menghindari stress.
Menghindari orang atau situasi yang dapat memancing emosi negatif.
1 Bertahan dari gangguan.
Menahan keinginan untuk melibatkan diri atau melakukan tindakan-tindakan yang tidak
baik atau impulsif.
2 Mengendalikan emosi.
Merasakan emosi yang kuat, seperti rasa marah, frustrasi berat, atau stress; dan dapat
mengendalikannya.
3 Bertindak dengan tenang.
Merasakan emosi yang kuat, seperti rasa marah, frustrasi berat; dan dapat mengendalikan
emosi ini serta melanjutkan kegiatan dengan tenang.
4 Mengendalikan stres secara efektif.
Menggunakan teknik-teknik pengelolaan stress untuk mengendalikan perilaku, dan
menangani stress yang sedang berlangsung secara efektif.
5 Memberikan respon secara konstruktif.
Mengendalikan emosi yang kuat atau stress lainnya dan mengambil tindakan secara
konstruktif untuk menangani sumber masalah.
6 Menenangkan orang lain.
Dalam situasi yang sangat menekan (stressfull) menenangkan orang lain sambil
mengendalikan emosi diri sendiri.

22
WAWASAN BISNIS
(Business Insight - BI)

Memikirkan dan mengkomunikasikan informasi dan peluang bisnis serta menempatkannya secara tepat
dalam perusahaan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEV INDIKATOR PERILAKU


EL
0 Tidak nampak.
Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.
1 Mempelajari trend baru melalui informasi perusahaan.
Mempelajari trend baru melalui informasi yang tersedia dalam perusahaan.
2 Menggunakan sumber-sumber dari luar perusahaan untuk mendapatkan informasi
tentang bisnis.
Secara aktif mengumpulkan dan mempelajari informasi baru tentang dunia bisnis dari
sumber-sumber di luar perusahaan. Menggunakan informasi bisnis untuk mengambil
keputusan dalam pekerjaan sendiri. Membagi informasi dan ide-ide kepada orang lain.
3 Mengkomunikasikan mengenai informasi bisnis.
Mencari jalan untuk menjadikan informasi bisnis sebagai bagian dari komunikasi sehari-hari
di perusahaan.
4 Menggunakan informasi bisnis dari luar perusahaan untuk mempengaruhi.
Menggunakan informasi bisnis / ide-ide bisnis untuk mempengaruhi keputusan di bidang
yang lebih luas.
5 Menganalisis efisiensi dan penerimaan.
Berpikir sebagai pemilik perusahaan. Menganalisis efisiensi proses bisnis perusahaan demi
keuntungan yang dapat diperoleh.

23
KEAHLIAN TEKNIS/PROFESIONAL/MANAJERIAL
(Technical/Professional/Managerial Expertise - EXP)

Penguasaan mengenai pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan (dapat berupa pengetahuan teknis,
profesi, maupun manajerial), dan juga keinginan untuk mengembangkan, menggunakan, dan menyebar-
luaskan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan kepada orang lain.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU


1 Dasar.
Mengerjakan tugas yang sederhana dan berulang-ulang, dapat dipelajari dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari. Contoh : Cleaner, Pesuruh, Porter.
2 Kejuruan Dasar.
Mengerjakan bermacam-macam tugas yang mengikuti suatu urutan kerja tertentu dan
membutuhkan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan untuk menjadi benar-benar ahli
dalam hal tersebut. Contoh : Operator telepon / telex, typist, data entry.
3 Kejuruan.
Mengerjakan beragam tugas yang membutuhkan sedikit perencanaan dan pengorganisasian
untuk bisa diselesaikan dengan efisien; biasanya membutuhkan pendidikan SMU atau
sederajat, dan 6 bulan sampai 2 tahun pengalaman kerja. Contoh : Staf ticketing, teknisi
pembantu, administrator, operator komputer.
4 Kejuruan tingkat lanjut.
Mengerjakan tugas yang beragam dan kompleks pada tingkat ketrampilan lanjut,
membutuhkan perencanaan dan pengorganisasian yang hati-hati untuk mencapai hasil akhir.
Biasanya membutuhkan pelatihan khusus atau pengalaman kerja khusus dalam waktu 2
sampai 4 tahun. Contoh : Teknisi, Supervisor pasasi/teknik, Awak kabin.
5 Profesional tingkat dasar.
Menyediakan layanan profesional atau manajerial (misal : merancang dan menerapkan
program atau kebijakan formal, atau menyediakan kepemimpinan dan saran-saran ahli
kepada sesama manajer dan profesional). Biasanya memerlukan pendidikan formal seperti
akademi atau S1, atau sederajat; atau pendidikan kejuruan tingkat tinggi ditambah beberapa
tahun Pengalaman kerja. Contoh : Dokter Umum, HR Analyst, Auditor, Akuntan, Engineer.
6 Profesional berpengalaman.
Menyediakan layanan profesional atau manajerial tingkat tinggi/spesialisasi. Umumnya
memerlukan pendidikan tingkat pasca sarjana (misal : MD, PhD) disertai beberapa tahun
pengalaman dalam penerapannya. Contoh : Kepala Dinas, Kepala SBU, Dokter DSKP.
7 Penguasaan profesional/spesialisasi.
Hasil utama dari pekerjaannya adalah kepemimpinan keahlian atau kepemimpinan teknis
yang cukup ahli di bidang profesional dalam organisasi.
8 Ahli yang unggul.
Seorang ahli bertaraf nasional/internasional dalam bidang profesional atau keilmuan yang
sangat kompleks.

24

Anda mungkin juga menyukai