Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Visi Kadaster 2014 dan Kadaster 2034

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kadaster

oleh

REDHO SURYA PERDANA S5112001

ADAM IRWANSYAH FAUZI S5112002

FREDDY DONI HUTSON PANE S5112003

RAGIL WAHYU TASYRIFIN KARIM S5112009

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

BANDUNG

2014
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Pengangkatan “Perbedaan Visi Kadaster 2014
dan Kadaster 2034” judul makalah ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami konsep kadaster dalam
parameter pendaftaran tanah khususnya di Indonesia

Pertimbangan dalam menentukan judul yang tepat serta minimnya referensi terkait tema pada
makalah ini merupakan sedikit kendala kami dalam menyelesaikan makalah ini. Namun berkat bantuan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan serta menambah referensi kepada pembaca tentang konsep bentuk dan ukuran bumi. Kami
menyampaikan terima kasih atas bantuan berbagai pihak dalam penyelesain makalah ini. Kami menyadari
bahwasannya kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik
dan saran yang pastinya akan menjadi pertimbangan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Penulis
ABSTRAK

Makalah yang berjudul “Ellipsoid sebagai Referensi Bentuk Geometri Bumi” ini dilatarbelakangi
oleh pentingnya memahami konsep geometri bumi serta minimnya referensi tentang konsep bentuk dan
ukuran bumi.

Bumi yang luas dengan bentuknya yang tidak beraturan menyulitkan manusia dalam menentukan
posisi suatu objek di permukaan bumi baik untuk perencanaan proyek sipil maupun navigasi. Setiap
pengukuran di permukaan bumi bereferensi garis gaya berat, maka geoid yang merupakan bidang
ekuipotensial bumi, dianggap sebagai bentuk geometri yang paling mendekati bentuk bumi.

Namun, karena bidang geoid bentuknya tidak teratur maka geoid tidak dapat digunakan untuk
hitungan geodesi terkait bentuk bumi. Sehingga diperlukan suatu model bidang yang dapat digunakan untuk
memecahkan persoalan pokok geodesi dengan mudah. Untuk itu digunakan model ellipsoid sebagai
pendekatan geoid secara geometrik/matematik.

Dalam praktik geodesi, bidang ellipsoid merupakan bidang referensi hitungan dalam rangka
penentuan koordinat titik dipermukaan bumi.
DAFTAR ISI

PRAKATA i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1


1.1.1 Latar Belakang 1
1.1.2 Rumusan Masalah 1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah 2
1.3 Ruang Lingkup Kajian 2
1.4 Sistematika Penulisan 2

BAB II : TEORI DASAR KADASTER 2014 DAN 2034

2.1 Kadaster 2014 3


2.2 Kadaster 2034 3

BAB III : PERBEDAAN VISI KADASTER 2014 DAN 2034


3.1 Visi Kadaster 2014 4
3.2 Visi Kadaster 2034 4
3.3 Perbedaan Kadaster 2014 dan Kadaster 2034 5

BAB IV : KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.4.1 Latar belakang

Sistem kadaster merupakan sebuah sistem yang diciptakan untuk mendefinisikan dan merekam
data lokasi suatu property terkait dengan hak, larangan, dan tanggug jawab atas properti tersebut.
Data yang dibutuhkan terkait dengan pendeskripsian geometrik dari properti bersangkutan,
misalnya batas-batas dan luasan. Hal lain yang terkait dengan pengadaan sistem kadaster adalah
masalah kepemilikan, kebijakan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah persil tanah.

Sistem kadaster sangat dibutuhkan dewasa ini, mengingat kebutuhan manusia terus meningkat
terutama terkait dengan kepemilikan akan tanah. Meningkatnya kebutuhan akan tanah
mengindikasikan bahwa semakin modern kehidupan semakin tinggi pula nilai sebidang tanah
terkait kelangsungan hidup manusia. Hal ini yang menjadi dasar dibutuhkannya sistem kadaster
yang tepat dan cepat.

Selain hal di atas, sistem kadaster saat ini masih belum dapat menerapkan kehidupan yang
modern, dimana kehidupan saat ini memiliki mobilitas yang tinggi. Seseorang tidak perlu lagi
pergi ke toko fisik untuk membeli sebuah barang, cukup mengakses website tertentu kemudian
melakukan transaksi secara online dan barangpun tiba di depan pintu rumah. Hal ini cukup
menjanjikan jika diterapkan dalam bidang kadaster. Seseorang tidak perlu lagi menyimpan
dokumen fisik, cukup mengunduh dokumen properti yang dimilikinya di website (server) badan
resmi pengurus kadaster saat ingin melakukan sebuah transaksi dengan orang lain. Hal-hal
tersebut yang ingin diciptakan dengan menerbitkan Sistem Kadaster 2034.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas muncul beberapa persoalan, yaitu :

1. Apakah visi Kadaster 2014?


2. Apakah visi Kadaster 2034?
3. Apakah perbedaan visi kadaster 2014 dan kadaster 2034?

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk memberikan gambaran dan
penjelasan tentang perbedaan visi kadaster 2014 dan kadaster 2034.

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu :

1. Teori kadaster 2014


2. Teori kadaster 2034
3. Visi kadaster 2014
4. Visi kadaster 2034
5. Perbedaan visi kadaster 2014 dan kadaster 2034

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori dasar kadaster 2014 dan
2034, perbedaan visi kadaster 2014 dan 2034, dan kesimpulan. Pada bab satu akan dibahas mengenai
latar belakang pengangkatan tema makalah ini, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, ruang
lingkup kajian, serta sistematika penulisan.
Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum yang akan dikaji dengan menggunakan literatur
sebagai sumbernya berupa teori kadaster 2014 dan teori kadaster 2034. Bab tiga akan menjabarkan
masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa penjelasan tentang perbedaan visi
kadaster 2014 dan kadaster 2034. Bab empat berisi tentang kesimpulan.
BAB II
TEORI DASAR KADASTER 2014 DAN 2034

2.1 Kadaster 2014

Kadaster 2014 adalah suatu publikasi yang dihasilkan oleh Jurg Kaufmaan dan Daniel Steudler,
Ketua dan Sekretaris Kelompok Kerja 7.1 dari Komisi 7 FIG. Publikasi ini menyajikan visi kadaster di
masa depan. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan di dunia dalam mengukur
reformasi dan pengembangan sistem kadasterya. Indonesia diharapkan dapat menggunakan sistem kadaster
ini, mengingat Indonesia adalah salaha satu anggota FIG. Karena hal itu maka sudah sepatutnya Indonesia
menggunakan Kadaster 2014 dalam menilai posisi pengembangan sistem kadaster kita.
Kadaster 2014 mempunyai 6 statement yang diharapkan mampu untuk diwujudkan khususnya di
Indonesia, 6 statement itu adalah :
1. Kadaster 2014 menyajikan semua hak dan aspek hukum yang melekat diatas tanah secara lengkap
termasuk hak public dan batasan penggunaan tanah.
2. Pemisahan antara peta dan buku tanah akan berakhir
3. Pemetaan kadaster akan ditinggalkan, modelling akan bertahan.
4. Kadaster yang menggunakan sistem kertas dan pensil akan punah.
5. Kadaster 2014 akan lebih banyak di privatisasi. Kerja sama sektor swasta dan sektor pemerintah
akan semakin erat.
6. Kadaster 2014 akan menjadi swadana.

2.2 Kadaster 2034

Kadaster 2034 adalah suatu sistem kadaster yang dibuat oleh Don Grant dari Land Information of
New Zealand yang dapat menguraikan visi agar penggunaan kadaster dengan lebih luas, baik dalam
memberikan akses informasi yang mudah dan menjelaskan dengan baik batas – batas spasial dari berbagai
hak kepemilikan, pembatasan tanah dan tanggung jawab yang terkait dengan tanah mereka dan propertinya.

Strategi ini dapat memberikan gambaran untuk beberapa tahun kedepan tentang informasi kadaster,
termasuk bentuk tiga dimensi yang tersedia secara real time melalui saluran yang dapat memenuhi
kebutuhan perangkat mobile yang dapat digunakan untuk mencari dan menggambarkan batas – batas pada
tanah serta informasi kepemilikan hak katas tanah tersebut.
BAB III
PERBEDAAN VISI KADASTER 2014 DAN KADASTER 2034

3.1 Visi Kadaster 2014

Kadaster 2014 adalah suatu publikasi yang dihasilkan oleh Jurg Kaufmaan dan Daniel Steudler,
Ketua dan Sekretaris Kelompok Kerja 7.1 dari Komisi 7 FIG. Publikasi ini menyajikan visi kadaster di
masa depan. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan di dunia dalam mengukur
reformasi dan pengembangan sistem kadasterya. Indonesia diharapkan dapat menggunakan sistem
kadaster ini, mengingat Indonesia adalah salaha satu anggota FIG. Karena hal itu maka sudah
sepatutnya Indonesia menggunakan Kadaster 2014 dalam menilai posisi pengembangan sistem
kadaster kita. Adapun visi dari kadaster 2014 adalah sebagai berikut :
1. Hak atas tanah baik milik perorangan maupun publik (negara) didaftar dengan pola yang sama,
termasuk juga restriksi.
2. Tidak merubah sistem kepemilikan tanah (land tenure).
3. Title registration disarankan sebagai pengganti deed registration (pendaftaran akta tanah).
4. Mengikuti 4 prinsip pendaftaran tanah yaitu: pembukuan, penyerahan, spesialistis dan publisitas.
5. Mengikuti prinsip legal independence, yaitu setiap objek tanah yang diatur oleh aturan perundang-
undangan yang berbeda harus diorganisasi dalam layer terpisah.
6. Menggunakan batas tetap (fixed boundary) yang berarti bahwa setiap batas objek ditentukan
dengan koordinat, bukan dengan diskripsi (general boundary).
7. Penggunaan sistem koordinat geografis sehingga kombinasi antar legal independence objek dapat
dilakukan.

3.2 Visi Kadaster 2034

Kadaster 2034 adalah strategi komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa dalam waktu
Selandia Baru akan dapat lebih mudah memahami di mana hak-hak mereka di tanah sebenarnya, dan
akan dapat memvisualisasikan hak-hak - dan segala larangan dan tanggung jawab - dalam tiga dimensi.

Kadaster 2034 juga bisa disebut suatu sistem kadaster yang dibuat oleh Don Grant dari Land
Information of New Zealand yang dapat menguraikan visi agar penggunaan kadaster dengan lebih luas,
baik dalam memberikan akses informasi yang mudah dan menjelaskan dengan baik batas – batas spasial
dari berbagai hak kepemilikan, pembatasan tanah dan tanggung jawab yang terkait dengan tanah
mereka dan propertinya. Adapun visi kadaster 2034 adalah sebagai berikut :
1. Memberikan akses informasi yang mudah dengan menjelaskan dengan baik batas – batas
spasial dari berbagai hak kepemilikan.
2. Memberikan informasi dalam bentuk tiga dimensi secara real time melalui perangkat mobile
yang menggambarkan batas – batas tanah serta informasi kepemilikan hak atas tanah.
3. Memberikan visualisasi dalam bentuk yang mudah dipahami orang awam.
4. Mengembangkan sistem kadaster untuk menjadi suatu sistem kadaster yang handal dalam
pengelolaan hak atas tanah dan mendukung tujuan – tujuan ekonomi, budaya dan sosial.
5. Mengoptimalkan kerja dari berbagai pihak termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah,
akademisi, sektor bisnis, dan badan – badan professional dalam memberikan konsultasi dan
kerjasama.
6. Mengakui tanah sebagai dasar untuk semua aktivitas dan kegiatan manusia dan tanah
digunakan untuk keputusan yang bijaksana.
7. Menjadikan agar tanah dapat sepenuhnya terintegrasi dengan kepentingan hukum dan sosial.
8. Memberikan representasi digital dari tanah di dunia nyata dengan survey yang akurat dalam
bentuk tiga dimensi dan dinamik.

3.3 Perbedaan Kadaster 2014 dan Kadaster 2034

Pada prinsipnya, kadaster 2014 dan kadaster 2034 sama – sama mengusungkan visi yang sama
yaitu membuat sistem kadaster yang digital dan serba mudah, baik dalam hal pendaftaran, penyimpanan
data tanah, maupun pemeliharaan tanah. Namun ditemukan sedikit perbedaan antara kadaster 2014 dan
kadaster 2034. Perbedaan tersebut adalah :

Kadaster 2014 Kadaster 2034

Latarbelakang • Legalitas dan organisasi karakteristik • Lompatan inovasi


Penentuan Visi • Tingkat perencanaan dan kontrol • Gaya hidup vertikal
• Aspek kadaster multiguna • Pengetahuan virtual lingkungan
• Tanggung jawab sektor publik dan • Kolaborasi dan sumber kepadatan
swasta

Visi Kadaster 2014 berisi catatan resmi terkait Prinsip mendasar ialah untuk mengakui
hak dalam aspek legalitas objek lahan, lahan (dan/atau properti) merupakan
memberikan jawaban tentang dimana, dasar aktifitas manusia dan memberikan
seberapa banyak, siapa dan bagaimana pengetahuan bahwa lahan merupakan
serta dapat mengganti pola tradisional esensi untuk menentukan kebijakan
dari kadaster dan pendaftaran lahan. dalam masyarakat modern.

Prinsip • Prosedur identik untuk objek lahan • Kepastian dalam kepemilikan luasan
publik dan swasta spasial
• Tidak ada perubahan kepemilikan lahan • Tanah(dan/atau property) didefinisikan
• Judul pendaftaran secara unik yang umum untuk seluruh
• Mematuhi 4 prinsip pendaftaran tanah pendaftaran kepemilikan, penilaian dan
• Mematuhi prinsip kemandirian legal penggunaan lahan
• Sistem batas tetap • Intergritas dan keamanan dari batas
• Lokasi objek lahan dalam sebuah kepemilikan persil
sistem referensi umum • Hubungan yang kuat antara pemerintah
dan swasta
• standar peraturan yang tepat

Karakteristik • Menampilkan secara lengkap aspek • Sebuah kadaster yang mendasari


legal lahan termasuk hak dan batas kepemilikan lahan dan dikelola secara
publik berkelanjutan
• Penghapusan pemisahan antara peta • Sebuah kadaster yang multiguna,dapat
dan pendaftaran diakses dan divisualisasikan serta
• Merubah pemetaan kadaster menjadi mudah dipahami dan digunakan
pemodelan • Sebuah kadaster yang lebih luas
• Teknologi geomatika akan menjadi terintegrasi dengan kepentingan legal
peralatan standar untuk perkerjaan dan social terkait lahan
kadaster • Sebuah representasi digital 3 dimensi,
• Sektor publik dan swasta akan bekerja dinamis dan akurat survey.
erat bersama-sama • Sebuah kadaster gabungan berdasarkan
• Kadaster 2014 akan menjadi anggaran standar umum
pemulihan
BAB IV

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan di atas adalah :


- Sistem kadaster 2034 lebih mengutamakan teknologi untuk menjamin kepastian hukum, kepastian
data, dan kelancaran pengaksesan data kadastral;
- Sistem kadaster 2034 menawarkan tingkat ketelitian data yang lebih dibandingkan sistem kadaster
2014;
- Sistem kadaster 2034 ingin mengadopsi sistem kerangka nasional yang lebih dinamis untuk
menjamin data koodninat merupakan data terbaru.

Anda mungkin juga menyukai