Disusunoleh :
INDAH RAMADHANI
1811311035
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
tentang “Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Autisme”.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1.Latar Belakang..............................................................................................................................3
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1.3.Tujuan...........................................................................................................................................4
1. Tujuan Umum.................................................................................................................................4
2. Tujuan Khusus................................................................................................................................4
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1. Konsep Dasar...............................................................................................................................6
2.1.1. Defenisi.....................................................................................................................................6
2.1.2. Etiologi.....................................................................................................................................8
2.1.3. Patofisiologi..............................................................................................................................9
2.1.4. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................................12
2.1.5. Penatalaksanaan Medis...........................................................................................................12
2.1.6. Komplikasi..............................................................................................................................14
1. Gangguan Sensorik.......................................................................................................................14
2. Gangguan Mental.........................................................................................................................14
3. Mengalami Kejang.......................................................................................................................14
4. Tuberous Sclerosis........................................................................................................................14
5. Komplikasi Lainnya.....................................................................................................................15
2.1.7. Prognosis................................................................................................................................15
2.2. Asuhan Keperawatan.................................................................................................................15
2.2.1. Pengkajian..............................................................................................................................15
2.2.2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................17
2.2.3. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................17
BAB IIIANALISIS JURNAL..........................................................................................................19
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................21
4.1. Kesimpulan...............................................................................................................................21
4.2. Saran..........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23
LAMPIRAN.....................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap tahun di seluruh dunia, kasus autisme mengalami peningkatan.
Dalam penelitian yang dirangkum Synopsis of Psychiatry awal 1990-an,
kasus autisme masih berkisar pada perbandingan 1 : 2.000. Angka ini
meningkat di tahun 2000 dalam catatan Sutism Research Institute di Amerika
Serikat sebanyak 1 dari 150 anak punya kecenderungan menderita autis. Di
1.2.Rumusan Masalah
Dari data pada latar belakang masalah pada Anak Berkebutuhan
Khusus Autisme, maka rumusan masalah Anak Berkebutuhan Khusus
Autisme adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan anak Autisme ?
2. Apa yang menyebabkan anak Autisme ?
3. Bagaimana patofisiologi anak yang Autisme ?
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada anak Autisme ?
5. Apa saja penatalaksanaan pada anak autis?
6. Bagaimana Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Berkebutuhan
Khusus “Autisme”?
1.3.Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi tentang Konsep Medis dan Konsep
Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus “Autisme”.
2. Tujuan Khusus
Konsep Medis Autisme :
a. Memperoleh informasi tentang pengertian Anak Berkebutuhan
Khusus “Autisme”.
b. Memperolah pengetahuan tentang Etiologi Anak Berkebutuhan
Khusus “Autisme”.
PEMBAHASAN
2.1.1. Defenisi
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos (diri) sedangkan isme
(paham/aliran). Autisme secara etimologi adalah anak yang memiliki
2.1.2. Etiologi
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa
pada otak anak autisme dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa
sebabnya sampai timbul kelainan tersebut memang belum dapat
dipastikan. Banyak teori yang diajukan oleh para pakar, kekurangan
nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan.
Diyakini bahwa ganguan tersebut terjadi pada fase pembentukan organ
(organogenesis) yaitu pada usia kehamilan antara 0 ± 4 bulan. Organ
otak sendiri baru terbentuk pada usia kehamilan setelah 15 minggu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari banyak
negara diketemukan beberapa fakta yaitu 43% penyandang autisme
mempunyai kelainan pada lobus parietalis otaknya, yang menyebabkan
anak cuek terhadap lingkungannya. Kelainan juga ditemukan pada otak
kecil (cerebellum), terutama pada lobus ke VI dan VII. Otak kecil
bertanggung jawab atas proses sensoris, daya ingat, berfikir, belajar
berbahasa dan proses atensi (perhatian). Juga didapatkan jumlah sel
Purkinye di otak kecil yang sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan
2.1.6. Komplikasi
Ada beberapa gangguan berbahaya lain yang beresiko dialami oleh anak
penderita autis, di antaranya adalah gangguan sensorik, gangguan mental,
kejang, Tuberous sclerosis, serta beberapa komplikasi lainnya.
1. Gangguan Sensorik
Gangguan sensorik (SPD) merupakan kondisi dimana anak mengalami
kesulitan untuk menanggapi rangsangan sensorik yang ia terima dari
lingkungan.Dalam banyak kasus, hal tersebut mengakibatkan anak sangat
sensitif terhadap suara yang berisik, cahaya yang terlalu terang, makanan
dengan tekstur berbeda, sehingga membuatnya terganggu atau bahkan marah.
Sebagian kasus lainnya, gangguan sensorik justru membuat anak sama sekali
tidak merespon rangsangan yang ia terima dari lingkungan, seperti tidak
merespon sensasi panas, dingin, atau bahkan rasa sakit.
2. Gangguan Mental
Selain memiliki gangguan sensorik, penderita autisme juga beresiko
mengalami gangguan mental seperti rasa cemas yang berlebih, khawatir,
stres, perilaku impulsif, dan gangguan suasana hati.Kecacatan pada
kromosom X menjadi faktor yang mengakibatkan penderita autisme
mengalami gangguan mental. Hal ini lebih banyak terjadi pada penderita
autis laki-laki dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
3. Mengalami Kejang
4. Tuberous Sclerosis
Tuberous sclerosis merupakan suatu penyakit langka dimana tumor jinak
(non kanker) berkembang di banyak anggota tubuh seperti paru-paru, mata,
ginjal, jantung, kulit, bahkan otak.Faktor gangguan pada kromosom atau
mutasi DNA yang dialami oleh penderita autisme sering kali menjadi pemicu
timbulnya penyakit ini.
5. Komplikasi Lainnya
Penderita autisme juga beresiko mengalami beberapa komplikasi lain, di
antaranya seperti pola tidur atau pola makan yang tidak biasa, masalah
pencernaan, karakter yang agresif, dan sebagainya.
2.1.7. Prognosis
2.2.1. Pengkajian
a. Identitas klien
BAB III
ANALISIS JURNAL
No Penulis/ Judul Tempat Usia,sampel,d Metode Tujuan Hasil
Tahun penelitian an jenis penelitian penelitian
kelamin
1. Aisti Strategi Pusat peneliti Penelitian Tujuan Berdasarkan
Rahayu Pengajaran Layanan melakukan ini dari wawancara yang
Kharisma Interaksi Autis, penelitian menggunaka penelitian
dilakukan diperoleh
Siwi, Nisa Sosial Sragen. pada 2 orang n metode ini untuk
Rachmah Kepada tua (ayah ibu) kualitatif memahami hasil bahwa informan
Nur Anak Autis dari anak dengan strategi pertama awal mulanya
Anganti/20 autis, serta malakukan orang tua anak informan belum
17 salah satu studi kasus dalam bisa berbicara sama
terapis dari pada 5 orang mengajark sekali, padahal usianya
anak autis informan an sudah lima tahun. Dia
sebagai yaitu 2 orang interaksi
sudah dibawa terapi ke
informan tua dari anak sosial pada
pendukung. autis, serta anak kota lain, namun karena
Penelitian salah satu penyandan antrian banyak dan
dilakukan di terapis dari g autis. kurang efektif maka
Pusat Layanan anak autis
terapi tersebut jarang
Autis, Sragen. yang berada
Data di Pusat dilakukan. Anak
mengenai Layanan informan hiperaktif,
informan. Autis, oleh karenanya susah
Sragen. dalam mengajarkan
interaks sosial
kepadanya. Namun,
lama-kelamaan anak
tersebut dapat
berbicara dan
berinteraksi dengan
orang lain. Orang tua
selalu mengajarkan
anaknya setelah apa
yang diajarkan di
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Autisme suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, yang
secara klinis ditandai oleh gejala – gejala diantaranya kualitas yang kurang
dalam kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang
dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas,
perilaku tak wajar, disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan
(stereotipik). Selain itu tampak pula adanya respon tak wajar terhadap
pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia 3 tahun. Sampai saat ini
penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal yang dapat memicu
adanya perubahan genetika dan kromosom, dianggap sebagai faktor yang
berhubungan dengan kejadian autis pada anak, perkembangan otak yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
pada neurotransmitter, dan akhirnya dapat menyebabkan adanya perubahan
perilaku pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak
mengalami keterbelakangan, tetapi pada hubungan sosial dan respon anak
terhadap dunia luar, anak sangat kurang. Anak cenderung asik dengan
dunianya sendiri. Dan cenderung suka mengamati hal – hal kecil yang bagi
orang lain tidak menarik, tapi bagi anak autis menjadi sesuatu yang menarik.
Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup
dengan normal seperti anak pada umumnya, dan melatih anak untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi mahasiswa-mahasiswi keperawatan dapat memahami asuhan
keperawatan pada anak berkebutuhan khusus autisme dan bagi orang tua yang
memiliki anak autisme.
DAFTAR PUSTAKA
Alih Bahasa Prof. DR. Dr. A. Samik Wahab, Sp. A (K), EGC, Jakarta, 1995, Kesehatan Anak
Pedoman Bagi orang Tua, Arcan, Jakarta
Behrman, Kliegman, Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. DPP PPNI. Jakarta.
LAMPIRAN
Abstract. The purpose of this study is to understand the strategy of parents in teaching social
interaction in children with autism. This research used qualitative method by conducting case study
on 5 informants are 2 parents of autistic children, and one therapist from autistic children who are in
Service Center Autis, Sragen. Based on the results of research, analysis, and discussion there are
several strategies parents in teaching social interaction that imitate what is said by the informant,
paste writing on the desk, invite children to play outdoors, introduce children to parents’ friends when
a visit at home, trying to entrust the child to her grandmother if the informant goes out, imitating what
she sees like throwing garbage in her place, inviting children to play in the yard, taking her children's
walks in the wild, for example in the fields or in the garden, informants with children, trained to stay
focused on what the informants were instructing, to repeat what the informants taught, and to train
the discipline in their daily activities. The strategy is done so that children want to interact with
others.
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi
sosial ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AUTISME
184
18
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017 5
pada anak penyandang autis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan malakukan studi
kasus pada 5 orang informan yaitu 2 orang tua dari anak autis, serta salah satu terapis dari anak
autis yang berada di Pusat Layanan Autis, Sragen. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, serta
pembahasan terdapat beberapa strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial yaitu
menirukan apa yang diucapkan oleh informan, menempelkan tulisan di atas meja belajar, mengajak
anak untuk bermain di luar rumah, mengenalkan anak kepada teman orang tua jika bertamu di
rumah, mencoba untuk menitipkan anak pada neneknya jika informan ke luar rumah, menirukan apa
yang dia lihat misalnya membuang sampah di tempatnya, mengajak anak untuk bermain di halaman
rumah, mengajak jalan-jalan anaknya di alam bebas misalnya di sawah ataupun di kebun, tanya
jawab antara informan dengan anak, melatih untuk tetap fokus pada apa yang diperintahkan oleh
informan, mengulang-ulang apa yang diajarkan oleh informan, serta melatih disiplin dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Strategi tersebut dilakukan supaya anak mau berinteraksi dengan
orang lain.
Tabel 1
Data informan
Pengambilan data dilakukan dengan interaksisosial kepada anak autis dan strategi
wawancara kepada kelima informan. orang tua dalam mendampingi anak autis saat
Wawancara dilakukan dengan menggunakan melakukan interaksi sosial panduan wawancara
guide wawancara yang disusun untuk dapat dilihat di tabel.
mengungkap bagaimana peran orang tua dalam 2. Wawancara dilaksanakan di ruang
mengajarkan konsultasi Pusat Layanan Autis, Sragen.
. Tabel 2
Panduan Wawancara
No Pertanyaan Sub Pertanyaan
1 Bahasa dan Komunikasi Apakah bapak tahu bahwa anak bapak lain dengan
anak-anak yang lain?
Bagaimana cara bapak untuk mengajarkan bahasa dan
komunikasi kepada anak tersebut?
Apa kesulitan yang bapak alami saat mengajarkan
berbahasa dan berkomunikasi kepada anak tersebut?
Dimana bapak mulai mengajarkan berbahasa dan
berkomunikasi kepada anak tersebut?
2 Hubungan dengan Orang Selain berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana hubungan
Lain anak bapak dengan orang lain?
Dengan siapa anak bapak melakukan interaksi hubungan
dengan orang lain?
Dimana anak bapak melakukan hubungan interaksi dengan
orang lain?
Bagaimana cara bapak untuk mengajarkan anak tersebut
supaya tidak kesulitan dalam melakukan hubungan interaksi
dengan orang lain?
3 Hubungan dengan Selain dengan orang lain, apakah anak bapak melakukan
Lingkungan hubungan baik dengan lingkungan sekitar?
Sejak kapan anak bapak melakukan hubungan dengan
lingkungan sekitar?
Dimana biasanya anak bapak melakukannya? Bagaimana cara
pengajaran yang baik untuk melakukan hubungan dengan
lingkungan?
Mengapa bapak melakukan cara tersebut?
Bagaimana tanggapan anak bapak setelah diajarkan akan hal
tersebut?
4 Respon terhadap Dengan siapa anak bapak biasanya berbicara dengan orang
Rangsang Indera lain?
Dimana biasanya anak bapak berbicara dengan orang lain?
Apakah anak bapak selalu tanggap jika diajak berbicara
dengan orang lain?
Bagaimana cara bapak dalam mengajarkan agar anak tersebut
tanggap jika diajak berbicara dengan orang lain?
Apakah ada perubahan pada anak bapak setelah dilakukan
cara-cara seperti itu?
5 Kesenjangan Perilaku Dengan siapa biasanya anak bapak bermain di
lingkungan sekitar rumah?
Kapan biasanya anak bapak bermain di lingkungan sekitar
rumah?
Mengapa bapak melakukan hal tersebut dalam
menyikapi perbedaan?
Apakah ada perubahan pada anak setelah bapak melakukan hal
tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, N. (2013). Kebermaknaan hidup orang tua yang memiliki anak autis (Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta). Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/12434.
Karningtyas, M. A., Wiendijarti, I., Prabowo, A. (2009). Pola komunikasi interpersonal anak autis di
sekolah autisme fajar nugraha yogyakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(120), 120-129.
23
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017
Sastry, A. & Aguirre, B. (2014). Parenting anak dengan autisme: Solusi, strategi,
dan saran praktis untuk membantu keluarga anda. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tarmudji, T. (2002). Hubungan pola asuh orang tua dengan agresivitas remaja.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(37), 504-519.
Yuwono, J. (2012). Memahami anak autis: Kajian teoritis dan empirik. Bandung:
Alfabeta.