Musuh/tantangan : 1. Diri kita sendiri Diri kita sudah terbiasa merekam pola hidup yang salah. Jiwa kita sudah terbiasa dengan cara hidup yang salah. Karena apa yang dilakukan berulang-ulang, itulah bentuk penyembahan (tindakan menyembah kita). Kalau yang kita lakukan berulang-ulang bukan kehendak Tuhan, maka yang kita sembah bukan Tuhan. tetapi sebaliknya, kita menyembah Tuhan apabila dalam hidup melakukan apa yang Tuhan mau secara terus menerus. 2. Pengaruh dunia yang jahat dengan kuasa kegelapan didalamnya. Kalau kita goyah, pasti kita akan terpengaruh oleh dunia. Kita melepas prinsip kebenaran yang sebelumnya kita pegang sehingga mungkin sekali untuk terpengaruh. Lalu juga menyangkut pola pikir. Kita tahu pola pikir dunia, tetapi kita tidak dapat menahan pola pikir itu. Kita jadi gak berdaya untuk melawannya. Gaya hidup orang dunia berpusat pada diri sendiri (egosentris). Sementara, orang percaya melandaskan gaya hidup pada kehendak Tuhan (Teosentris). Anak Tuhan memang tidak punya tempat di bumi ini (untuk hidup nyaman). Mengubah sikap hati dan pola pikir adalah dengan menaruh hati ke Kerajaan Allah. Tandanya, hati kita benar-benar serius mencari perkenanan Bapa. Tidak ada yang bisa membuat kita merasa bahagia, senang, damai di bumi ini. Sebab hati kita sudah terpindah ke sana. Ukuran cara hidup yang benar terletak pada sikap hati. Itulah yang membedakan orang percaya dengan yang tidak. Jadi kalau perbuatan salah yang kita. Tidak mudah mengubah keadaan batiniah kita. Kita bersyukur dianugerahkan Roh Kudus sebagai pribadi yang menguasai orang percaya dan berfungsi apabila orang percaya mau menjadi murid Kristus. belajar Firman mengaktifkan Roh Kudus. Jangan sampai Roh Kudus tidak lagi sebagai pribadi yang menuntun kita. Kita harus tetap setia. Kita berlomba untuk mengikuti gaya hidup Kristus. semua orang percaya berlomba, tapi tidak semua orang percaya menang : sebab goal nya adalah keserupaan dengan Kristus/yang bisa memenuhi kriteria. Kita dituntut untuk mengikuti pokok keselamatan. Ibr 5:9 berkata dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, q Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya Mat 11:15-19, Tuhan Yesus bilang seperti itu karena disamping pernyataan-Nya sulit dipahami, orang-orang disitu juga banyak yang tidak serius mendengar. Allah bermaksud untuk tidak mengharapkan apa-apa dari ktia. Tapi yang Allah mau itu diri kita, mempergunakan apa yang ada. Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar. Cari tahu makna dibaliknya. Allah mempercayakan ke kita dengan segala kelebihan, manfaatkan sebaik-baiknya. Ketidaktahuan mereka disebabkan mereka tidak ada niat/keinginan untuk mencari tahu. Kita adalah cerminan Kristus lewat karakter. Apa yang dapat kita praktekkan dari setiap pembelajaran. Kita sudah tau perbedaan kita dengan orang lain adalah sikap hati. Kalau secara lahiriah mungkin kelihatan sama, hanya saja ada batasan. Kalau sedang sendiri atau diperhadapkan oleh masalah : kita bisa mencerminkan Kristus. Cara hidup yang salah dimulai dari cara berfikir yang salah. Harus punya logika rohani supaya bisa membenahi hidup yang salah. Orientasi logika rohani pasti memikirkan LB3 (Langit Baru dan Bumi Baru). Kalau kita masih dibahagiakan dengan hal lain selain Tuhan, kita tidak akan mampu secara penuh menjadi murid Kristus. Selamat Berjuang!!