2. Bacalah paragraf tersebut dengan saksama, kemudian identifikasilah proses afiksasi kata
bentukan yang Anda temukan!
Kerusuhan warga di Manokwari, Sorong, dan kota lain di Papua awal pekan ini kembali
memberi pelajaran kepada kita sebagai bangsa yang majemuk. Peristiwa ini menjadi kemelut
bangsa Indonesia. Di tengah kenyataan kita sebagai bangsa dengan kebudayaan yang beragam,
rupanya persatuan kita masih cukup rentan. Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
masih mudah mengoyak tenun kebangsaan kita hari ini.Beruntung, situasi di beberapa kota di
Papua serta kota lain saat ini berangsur pulih. Harapan besar seluruh anak bangsa saat ini adalah
konflik ini bisa segera berakhir. Gemerlap peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 yang baru-
baru ini kita laksanakan seyogianya memberi semangat kepada kita untuk tetap menjaga
semangat persaudaraan dan persatuan. Apresiasi tinggi perlu disampaikan kepada aparat
keamanan yang terus bekerja keras meredakan situasi, terutama di wilayah Papua.Presiden Joko
Widodo juga sudah meminta kepada seluruh masyarakat untuk saling memaafkan. Pernyataan
Kepala Negara ini juga layak diapresiasi dan diharapkan bisa makin menciptakan ketenangan di
masyarakat. Namun, pemerintah juga perlu menyadari bahwa setiap perkara konflik warga,
terutama yang dilatari isu SARA, perlu penanganan yang sangat serius. Tidak cukup hanya
dengan saling memaafkan, maka masalah lantas dianggap sepenuhnya selesai. Yang lebih
penting dari itu adalah bagaimana menemukan akar permasalahan setiap konflik yang
berdimensi rasial. Akar permasalahan penting diurai agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Sumber: https://nasional.sindonews.com
4. Bacalah dengan saksama paragraf berikut! Perbaikilah kalimat tidak efektif yang Anda
temukan dalam paragraf tersebut!
Bangsa Indonesia ditakdirkan lahir dengan beragam suku, agama, bahasa, dan budaya.
Keragaman ini terus terpelihara dengan baik hingga kini sekarang dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perekat dari keragaman itu bernama Bhinneka Tunggal
Ika. Namun, belakangan kita mulai cemas karena ada upaya gangguan terhadap kemajemukan
bangsa tersebut. Pada akhir hari-hari ini kita semua melihat politik identitas seringkali dijadikan
komoditas untuk mencapai kepentingan tertentu. Perebutan kekuasaan
dalam kontestasi politik di tanah air tak jarang seringkali menjadikan isu identitas sebagai alat
demi agar untuk mendapatkan kemenangan.
Sumber: https://nasional.sindonews.com