A. Fishbone Diagram
1. Pengertian
(diagram tulang ikan ) sering juga disebut cause and effect diagram (Andiani,
menemukan akar penyebab masalah dari suatu masalah dengan cara yang
masalahnya.
Fishbone diagram dapat pula digunakan sebagai petunjuk atau dasar dalam
“kepala ikan”.
b. Mengidentifikasi kategori-kategori
1) Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”.
Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab
sesi brainstorming.
dari HIV/AIDS dan juga sikap tidak setia terhadap pasangan dapat
tenaga kesehatan.
yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan
mengidentifikasi masalah.
b. Untuk diagram dengan tipe klasifikasi proses produksi sering sebab yang
digambarkan.
Identifikasi Masalah
1. Brain Storming
Tabel 2 menjelaskan bahwa pemberian informasi medis pada tindakan yang dilengkapi
dengan form masih sangat rendah bahkan pada tindakan yang tidak dilengkapi
dengan form tidak ada penjelasan sama sekali. Berdasarkan data di atas
menunjukkan bahwa penyampaian informasi tindakan medis oleh perawat di RS X masih
rendah sehingga perlu di tingkatkan lagi. Hasil observasi ditemukan ketidak lengkapan
dokumentasi rekam medis berupa pembubuhan tanda tangan yang memberi
penjelasan dan saksi, akan tetapi kekurangan tersebut dapat diidentifikasi sebelum
pasien pulang sehingga perawat berusaha melengkapinya. mudah dilaksanakan.
Pemberian skor berdasarkan kesepakatan peserta brainstorming.
DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persetujuan tindakan secara lisan diberikan oleh
pasien sebelum perawat melakukan tindakan, tetapi untuk pembubuhan tanda tangan
pasien pada form persetujuan tindakan medis yang menunjukkan persetujuan pasien dan
sebagai bukti sah secara hukum hanya 50% di lakukan sebelum dan sisanya dilakukan
sesudah diberikan tindakan. Pemberian penjelasan informasi medis tidak dilakukan dengan
baik sesuai ketentuan permenkes. Para pemberi jasa kesehatan diharuskan untuk
memberikan informasi medis baik diminta maupun tidak kepada pasien atau keluarganya
(3). Pemberian persetujuan dan penandatanganan informed consent sebelum pasien
mendapatkan pengobatan atau terapi melindungi pihak pemberi jasa dari segi hukum (4).
Informasi medis harus dikomunikasikan dengan pasien atau keluarga pasien dengan baik,
agar pasien dan keluarga faham dengan kondisi kesehatannya dan sadar dengan
keputusannya untuk menerima atau menolak untuk menjelaskan dan perawat tidak tahu
cara diberikan tindakan medis (5-7). Dokter harus menjelaskan dan menandatangani
dokumentasi informed consent sebelum memasuki ruang terapi. Tujuan dari bentuk tertulis
adalah untuk melepaskan instansi rumah sakit dari tanggung jawab hukum. Dalam
memberi informasi dokter komprehensif membahas masalah-masalah klien mereka seperti
pembayaran, kerahasiaan, keterlibatan pihak ketiga, tujuan pengobatan, protokol, dan
durasi (8). Joffe dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian informasi medis
secara jelas dan lengkap membuat pasien merasa puas akan pelayanan (9). Kurangnya
penjelasan informasi
hingga skor 5 sangat efektif/biaya sangat murah/sangat berakibat pada ketidakpahaman
pasien tentang kondisinya dan jika terjadi kesalahan pada saat tindakan pasien
beranggapan bahwa dirinya adalah korban malpraktik (10). Pemberian informasi secara
jelas dan mereka dapat menolak atau menunda tindakan, lengkap sesusai kebutuhan pasien
dan keluarga dapat membuat pasien merasa puas, sehingga berpengaruh pada bagusnya
mutu suatu RS. Alasan rendahnya penyampaian sebelum melakukan tindakan antara lain
adalah pasien yang banyak, tindakan yang harus dilakukan cepat dan waktu yang lebih
lama untuk meminta tanda tangan. Tindakan yang tidak membutuhkan formulir dapat
dilakukan 100% sebelum tindakan karena untuk persetujuan informed consent hanya
membutuhkan persetujuan lisan saja. Memberikan informasi yang cukup dan jelas pada
pasien dapat menjelaskannya pada pasien. membantu pasien dan keluarga dalam
mengambil keputusan apakah pasien dan keluarga bersedia untuk untuk memberikan
edukasi agar pasien dan keluarga lebih menerima pengobatan bahkan mengambil
keputusan untuk tidak menerima pengobatan atau menolak (11). Informasi yang diberikan
petugas medis secara jelas, lengkap dan disampaikan dengan baik sesuai dengan kondisi
pasien, akan membuat pasien merasa lebih puas dan mudah untuk mengambil keputusan
secara bebas pasien dan atau keluarga untuk menerima informasi. (12). Pada pasien yang
sudah mendapatkan informasi medis tentang kondisinya dan sudah memahami informasi
yang diberikan sebaiknya dilakukan tidak
1 Brain Storming
Dari hasil brainstorming dengan beberapa teman dan petugas kesehatan didapatkan
beberapa masalah dalam kualitas pelayanan Rawat InapPuskesmasPutri Ayu.
A. Input
1. Ruang tunggu keluarga pasien tidak nyaman
2. Tidak ada dokter yang selalu jaga di Rawat Inap
3. Petugas Rawat Inap kurang empati dengan pasien
4. Bed Rawat Inap ada yang rusak
B. Proses
1. Kurangnya penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien
2. Kurang baiknya komunikasi antara petugas Rawat Inap dan pasien
C. Output
1. Menurunnya jumlah kunjungan Rawat Inap
D. Outcome
1. Angka capaian BOR Rawat Inaptahun 2016 dibawah standar
Dari hasil curah pendapat didapatkan 8masalah, dan setelah dilakukan pembahasan
maka masalah yang dipilih yaitu:
1. Menurunnya jumlah kunjungan Rawat Inap
2. Angka capaian BOR Rawat Inap tahun 2016 di bawah standar
masyarakat
Masalah
No. Jumlah
Bobot 5 4 3 2
1. Menurunnya jumlah N 6 6 5 6
kunjungan Rawat Inap BN 30 24 15 12 81
2. Angka capaian BOR N 8 6 5 4
Rawat Inap tahun 2016
BN 40 24 15 8 87
di bawah standar
Keterangan:
B : Bobot
N : Nilai
BN : Bobot x Nilai
Bobot ditentukan 2-5
Nilai ditentukan 1-10
Dari hasil MCUA diatas diperoleh urutan prioritas masalah pada makalah ini adalah
Angka capaian BOR Rawat Inap tahun 2016 di bawah standar
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab dan Penyebab Masalah Dominan
1.Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)
Identifikasi penyebab masalah dengan metode Diagram tulang ikan (fish bone) atau
diagram sebab akibat sering juga disebut sebagai diagram ishikawa berdasarkan
kerangka pendekatan sistem, seperti gambar di bawah ini:
Material Manusia
Komunikasi
Ada bed yang kurang
yang rusak baik antara
pasien dengan
petugas
Kursi
tunggu
tidak ada
Petugas yang
kurang empati
Angka capaian
BOR Rawat Inap
tahun 2016 di
Keluarga pasien bawah standar
memenuhi kamar
Rawat Inap dan Kurangnya penjelasan
koridor jalan Banyaknya
Faskes Layanan tentang penyakit yang
Sempit tempat
keluarga pasien Rawat Inap diderita pasien
menunggu sekitar Putri Kurang baiknya
pasien Ayu komunikasi antara
Dilaksanakan Mudah
Waktu singkat
Murah biaya
Alternatif
Pemecahan
Jumlah
No. Masalah
Bobot 5 4 3 2
1. Meningkatkan N 9 6 6 8
kualitas
pelayanan
mencakup
tenaga BN 45 24 18 16 103
kesehatan dan
sarana-
prasarana.
2. Mensosialisasik N 6 5 5 4
an Rawat
InapPuskesmas
Putri Ayu
kepada BN 30 20 15 8 73
masyarakat
sekitar
Puskesmas.
Keterangan:
B : Bobot
N : Nilai
BN : Bobot x Nilai
Bobot ditentukan 2-5
Nilai ditentukan 1-10
Dari hasil tabel MCUA diatas diperoleh prioritas alternatif pemecahan masalah pada
makalah ini, yaitu dengan Meningkatkan kualitas pelayanan mencakup tenaga
kesehatan dan sarana-prasarana.
3 . Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan curah pendapat (brainstorming) oleh tim pemecah masalah
didapatkan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan alternatif
pemecahan masalah yang telah diurutkan priotitasnya, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
- Sarana prasarana yang sudah lengkap
- Tenaga kesehatan yang sudah terlatih
2. Faktor Penghambat
- Membutuhkan waktu yang lama
- Membutuhkan dana
6. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana kegiatan sudah
dilaksanakan dan bisa memecahkan masalah yang terjadi. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara:
a. Membandingkan frekuensi/tingkat masalah atau sebab masalah sebelum
intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan bar chart
b. Menggunakan format evaluasi yang telah disediakan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa:
1. Masalah yang dihadapi pada pelayanan Rawat Inap yaitu, terjadi penurunan
jumlah kunjungan pasien Rawat InapPuskesmasPutri Ayu, dan angka capaian
BOR Rawat Inap tahun 2016 di bawah standar.
2. Masalah yang di prioritaskan adalah angka capaian BOR Rawat Inap tahun
2016 di bawah standar.
3. Faktor-faktor penyebab masalah dan penyebab masalah yang paling dominan
adalah banyaknya faskes layanan Rawat Inap sekitar PuskesmasPutri Ayu
4. Alternatif pemecahan masalah adalah meningkatkan kualitas pelayanan
mencakup tenaga kesehatan dan sarana-prasarana, Mensosialisasikan Rawat
Inap PuskesmasPutri Ayu kepada masyarakat sekitar Puskesmas.
5. Prioritas pemecahan masalah adalah meningkatkan kualitas pelayanan
mencakup tenaga kesehatan dan sarana-prasarana.
2 . Saran
Penulis menyarankan agar PuskesmasPutri Ayu melakukan upaya peningkatan
kualitas pelayanan dari segala aspek sehingga adanya peningkatan jumlah
kunjungan rawat inap, selain itu juga penulis menyarankan mensosialisaikan tentang
rawat inap puskesmas putri ayu.
DAFTAR PUSTAKA
Afebra. 2009. Analisis Penyebab Masalah. Available at
<https://www.scribd.com/doc/23912334/ANALISIS-Penybab> accessed on [Oct 7, 2014]
Poerwanto,Hendra.2012.DiagramFishbone.[online].
(https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Fishbone)