Skor nilai :
Disusun Oleh :
NIM : 3183311021
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review yang berjudul
kepada selaku dosen Pengampu ibu Dr. Reh Bungana Br PA, S.H., M. Hum dalam
Tujuan dari pembuatan Critical Book Review ini adalah menganalisis dan
memberi tanggapan dan saran terhadap buku yang akan dikritik dan dibandingkan.
Pembuatan ini juga bertujuan untuk melatih penulis lebih teliti dalam memahami teori
kelemahan penelitian. Dalam penyusunan critical book review ini, penulis merasa
kesalahan materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan critical review book
ini.Akhir kata semoga critical book review ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Pembahasan buku.........................................................................................
B. Kelebihan buku.............................................................................................
C. Kelemahan buku..............................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran/rekomendasi........................................................................................
DAFTARPUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Report ini juga akan memudahkan pembaca dalam mencari suatu informasi
didalam sebuah buku yang dibahas. Dan dengan adanya CBR ini, mahasiswa
C. Manfaat CBR
buku karena telah disertai dengan kelebihan dan kekurangan isi buku,
Penulis : Heliarta
EISBN : 978-623-7366-06-05
E. BUKU PEMBANDING
EISBN : 978-979-491-146-4
BAB II
RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA
beberapa istilah yaitu International law, The Law of Nation, Droit International. Dan
Hukum Internasional dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Pada saat itu orang-
orang Romawi Kuno mengenal dua hukum. Lus Ceville adalah hukum nasional yang
berlaku untuk masyarakat Romawi, dimanapun mereka berada. Lus Gentium adalah
hukum yang diberlakukan bagi warga asing yang bukan kebangsaan Romawi.
Hukum Internasional modern mulai berkembang pesat pada abad 16, yaitu sejak
sejarah hukum internasional modern, bahwa dianggap sebagai suatu peristiwa hukum
internasional yang baru. Baik mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara-
hakikat negara itu dan pemerintahannya yaitu pemisahan kekuasaan negara dan
pemerintahan dari pengaruh gereja. Sejak saat itu mulai bermuncuan negara yang
westphalia diperteguh dalam perjanjian utrech yang penting artinya dilihat dari sudut
politik internasional.
arti meteriil dan sumber hukum dalam arti formil. Sumber hukum materiil adalah
sesuatu aktual yang berguna untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi peristiwa
ataupun situasi tertentu. Sumber hukum yang membahas materi dasar yang menjadi
substansi dari pembuatan hukum itu sendiri. Sumber hukum formal adalah sumber
hukum yang membahasa bentuk nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk atau
wujud apa sajakah hukum itu tampak dan berlaku. Dalam bentuk atau wujud inilah
Sumber hukum primer adalah sumber hukum yang dapay berdiri sendiri tanpa
ada sumber hukum yang lainnya. Sumber hukum primer yang dimaksud
adalah berikut :
a. Perjanjian internasional
b. Kebiasaan internasional
Sumber hukum subsider adalah hukum tambahan yang digunakan oleh hakim
dalam memutuskan perkara. Sumber hukum subsider bisa dilakukan bila ada
dukungan dari sumber hukum primer. Jadi sumber hukum subsider tidak bisa berdiri
sendiri. Sumber hukum subssider itu meliputi keputusan pengadilan dan pendapat
menyelesaikan masalah tidak boleh bersumber pada hukum ini saja. Hukum subsider
merupakan hukum tambahan untuk sumber hukum primer, karena hukum subsider
objek hukum dalam hal ini negara. Menurut bentuknya perjanjian internasioanal
dibagi menjadi tiga yaitu perjanjian bilateral, perjanjian regional, dan perjanjian
multilateral.
Perjanjian bilateral adalah suatu kesepakatan yang dibuat oleh negara.
Perjanjian regional adalah suatu kesepakatan yang dibuat oleh negara yang
negara.
Asas teritorial. Asas ini didasarkan kekuasaan negara pada daerahnya. Negara
Asas kebangsaan. Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga
negaranya. Asas ini berlaku secara extorial, artinya hukum dari negara tetap
berlaku bagi warga negaranya, walaupun warga negara itu berada di wilayah
negara lain.
Asas kepentingan umum. Asas ini berdasarkan atas wewenang negara untuk
bermasyarakat.
berikut :
Negara
Organisasi internasional
Pemberontak
Individu
Perusahaan multinasional
Subjek hukum internasional adalah negara atau kesatuan bukan negara yang
dalam keadaan tertentu mempunyai kemampuan untuk mendukung adanya hak dan
kewajiban meliputi :
Ciri-ciri kenegaraan
penuhi di antaranya :
Mempunyai penduduk
Mempunyai wilayah
Mempunyai pemerintahan
Pengakuan suatu negara merupakan salah satu pokok yang sangat sulit dalam
hukum internasional, karena dalam hal ini unsur-unsur hukum dan politik tidak dapat
Bentuk pengakuan
Pengakuan negara dibedakan menjadi dua yaitu pengakuan yang tegas dan
Individu
Perusahaan multinasional
internasional sering dibagi bersama-sama dengan dua negara atau lebih. Dalam
perjanjian/penyewaan suatu wilayah yang dibuat oleh negara kepada negara yang
Terjadinya negara secara sekunder yaitu negara itu ada karena adanya dua
peristiwa yaitu adanya pengakuan dari negara lain (de jure). Jadi dalam hal ini
ada pengakuan dari negara lain tentang berdirinya suatu negara. Pengakuan
kedua adalah pengakuan dari negara tersebut (fe facto) tentang suatu negara.
Menurut sejarah kejadian dari negara itu disebabkan oleh beberapa faktor.
Pendudukan (occupasie)
Peleburan (fusi)
Penyerahan (cessie)
Penaikan (accesie)
Proklamasi
Separatisme
Inovation
Pencaplokan (anexatie)
Teori terjadinya suatu negara banyak dikemukanakan oleh para ahli politik.
Teroti-teori tersebut antara lain teori ketuhanan, teori perjanjian masyarakat, teori
organis, teori hukum alam, dan teori daluwarsa. Yurisdiksi adalah suatu kekuasaan
negara untuk mengadili. Dalam pelaksaan yurisdiksi di masing-masing negara
terhadap orang, harta benda, itu berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
historis dan geografis. Faktor ini kini tidak begitu nampak karena terkena pengaruh
Prinsip nasionalitas
negara- warga negaranya, bahkan jika warga negaranya itu berada di luar
negeri, hal ini didasarkan bahwa warga negara mempunyai loyalitas terhadap
Prinsip perlindungan
Prinsip universalitas
negaranya.
UNDANG-UNDANG DI INDONESIA
Hubungan antara hukum nasional dan hukum internasional dalam sistem tata
hukum jika dilihat dari sisi teori hukum atau ilmu hukum maupun dari sisi praktik
merupakan hal yang menarik. Kedudukan hukum internasional dalam tata hukum
internasional dalam tata hukum secara umum didasarkan atas anggapan bahwa
hukum internasional sebagai bidang hukum merupakan bagian dari hukum pada
tiga asas yang disesuaikan dengan cara pandang dan pemikiran tiap-tiap negara.
Ketiga asas tersebut adalah asas teritorial, asas kebangsaan, dan asas kepentingan
umum.
Perbedaan pandangan atas dua teori ini membawa akibat yang berbeda dalam
teori voluntarisme terhadap hukum nasional dan hukum internasional sebagai dua
perangkat hukum yang berbeda, terpisah, hanya berdampingan saja. Berbeda dengan
internasional sebagai dua perangkat hukum dalam satu kesatuan perangkat hukum,
Aliran dualism
Aliran monism
merupakan bagian yang saling berkaitan dari satu sistem hukum pada
hukum internasional atau hukum nasional. Menurut teori ini, dengan primat
negeri.
Penjajakan merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh kedua pihak yang
perjanjian internasional.
internasional lain harus ada pembuatan dan pengesahan perjanjian. Perjanjian adalah
suatu perbuatan hukum yang sangat penting karena mengikat negara dengan subjek
hukum internasional lainnya. Oleh sebab itu pembuatan dan pengesahan suatu
excuting.
pernyataan menerima atau juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah
ditandatangani. Suatu instrumen ratifikasi, kalau tidak ditentukan lain oleh perjanjian
persetujuan akhir untuk terikat pada perjanjian internasional. Kondisi ini dapat
mengikat bila sudah dilakukan. Pertukaran instrumen ratifikasi kepada negara lain.
BUKU PEMBANDING
karena negara memiliki semua hak untuk melakukan tindakan demi eksistensinya.
Hal ini berbeda dengan subjek hukum internasional yang lain seperti organisasi
Wilayah adalah suatu ruang Di mana orang menjadi warga negara atau
wilayah negara. Menurut ajaran ini ada empat cara memperoleh wilayah negara.
1. Prescription
pendudukan dalam jangka waktu lama secara damai tanpa digugat oleh pihak
2. Conquest (Anexation)
Conquest menunjukkan perolehan wilayah melalui cara penaklukan secara
paksa. Cara ini seperti sekarang lebih sering disebut sebagai annexation
3. Cessie
berkaitan dengan masalah utang dan karena wilayah tersebut memang dijual
oleh satu pihak kepada pihak yang lain seperti yang dilakukan Rusia yang
menjual wilayah Alaska kepada Amerika Serikat pada akhir abad ke-19.
4. Acretion
peralihan alam seperti pantai yang menjorok ke laut sehingga menambah luas
wilayah suatu negara. Peroleh wilayah seperti ini memang sering tidak terkait
dengan kepentingan negara lain tetapi sering diperoleh oleh suatu negara
wilayah yang sudah lama menjadi bagian dari hukum kebiasaan internasional yang
beberapa diantaranya Pada masa ini sudah jarang di temui dalam praktik. Sekalipun
demikian pemahaman tentang cara-cara memperoleh wilayah ini penting untuk
Wilayah negara meliputi tiga bagian besar yaitu wilayah darat, udara, dan laut.
1. Wilayah darat
Wilayah darat suatu negara merupakan wilayah yang cukup penting dari segi
tersebut. Hal yang penting untuk dibahas berkenaan dengan wilayah darat
pembatasan wilayah darat antara dua negara dapat berupa perbatasan secara
2. Wilayah udara
Wilayah udara suatu negara merupakan ruang udara di atas wilayah daratan
dan di atas laut teritorial negara tersebut. Dengan demikian pembatasan ruang
udara antara dua negara merupakan garis lurus yang ditarik ke atas dari
perbatasan wilayah darat dan laut teritorial antara ke dua negara. Akan tetapi
suatu negara.
3. Wilayah angkasa
Di atas ruang udara keadaannya hampa tidak terdapat udara. Artinya unsur-
unsur kimia yang menjadi elemen penting di ruang udara menjadi sangat
berkurang. Ruang ini oleh masyarakat disebut ruang angkasa. Di ruang ini
pesawat udara biasa yang menggunakan gaya angkat dari reaksi udara tidak
dapat dioperasikan lagi. Hal ini karena di ruang angkasa tidak terdapat udara
angkasa ini hanya dapat dioperasikan pesawat ruang angkasa yang digerakkan
4. Wilayah perairan
Dalam membahas Wilayah perairan suatu negara maka pada bagian awal
harus disebut bahwa ada negara yang memiliki laut dan ada negara yang tidak
memiliki laut. Contoh negara tidak berpantai atau tidak memiliki laut seperti
Laos, Nepal, Swiss, Hungaria, dan Austria. Pengertian lain yang perlu
diketahui adalah tentang garis pangkal. Garis pangkal adalah garis garis yang
internasional secara garis besar ada dua jenis garis pangkal yaitu garis pangkal
normal yang mengikuti lekuk liku pantai dan garis pangkal lurus yang
menghubungkan titik-titik terluar dari suatu pantai. Pengaturan internasional
konvensi PBB melalui hukum laut yang berlaku sejak 16 November 1994
17 tahun 1985 yang berlaku sejak 31 Desember 1985. Oleh karena itu
NUSANTARA
utara dengan pusatnya di Pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu
salah satu doktrin nasional yang disebut wawasan nusantara dan politik luar negeri
nasional yang bertumpu pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan
maritim, maka diperlukan strategi dasar maritim sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan
adalah laut.
Implementasi dari strategi Maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim
yang dapat menjamin kedaulatan dari integritas wilayah dari berbagai ancaman.
wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut
khatulistiwa.
memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut)
termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup
segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi Aspek politik, ekonomi, sosial
budaya dan Hankam. Wawasan nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan
dalam GBHN dengan TAP MPR nomor IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan
mendasari hubungan antar negara dan juga merupakan landasan dari tatanan dunia.
negara memiliki kedaulatan penuh yang dilandasi oleh kemerdekaan dan persamaan
negara yang berdaulat termuat dalam Konvensi Montevideo 1933 Tentang Hak−hak
dan Kewajiban Negara (Montevideo Convention on the Rights and Duties of States).
menjadi dasar dalam hubungan internasional, prinsip persamaan kedaulatan ini juga
untuk bertindak dalam hubungan antar negara-negara sesuai dengan kerangka kerja
yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Ada beberapa batas –batas penting dari
kedaulatan negara dan yurisdiksi nasional yang diterima secara meluas dalam hukum
sisi lain. Berkaitan dengan kedaulatan negara yang dibatasi oleh kebiasaan dan
hukum internasional.
Dalam bahasa yang lebih sederhana Shaw mengemukakan bahwa yurisdiksi adalah
kompetensi atau kekuasaan hukum Negara terhadap orang, benda dan peristiwa
hukum. Yurisdiksi ini merupakan refleksi dari prinsip dasar kedaulatan Negara,
kasus ditemukan unsur asing. Misalkan saja kewarganegaraan pelaku dan/atau korban
warga Negara asing., atau tempat perbuatan atau peristiwa terjadi di luar negeri.
Dalam kasus yang kompleks bisa tersangkut banyak unsure asing, misalkan saja
dalam kasus pembunuhan yang dilakukan Oki, seorang mahasiswa WNI terhadap dua
WNI lainnya dan WN India di New York tahun 1995. Kasus ini menyangkut tiga
hanya ada satu Negara yang akan mengadilinya. Seorag pelaku kejahatan tentu tidak
dapat diadili untuk kedua kalinya dalam perkara dan tuntutan yang sama. Negara
pelaku ke Indonesia.
yurisdiksi eksklusif. Adapun berkaitan dengan ruang atau tempat objek atau masalah
yang bukan semata-mata masalah domestic maka yurisdiksi Negara dapat dibedakan
perdata dan pidana. Yurisdiksi perdata adalah kewenangan hokum pengadilan suau
perdata biasa (nasional), maupun yang bersifat perdata internasional di mana ada
unsur-unsur asing dalam kasus tersebut baik menyangkut para pihak, objek yang
menyangkut kepidanaan baik yang murni nasional maupun yang terdapat unsure
asing di dalamnya.
yurisdiksi yang dikenal dalam hokum internasional yang dapat digunakan oleh
aspek kualitas maupun kuantitas. Dengan adanya pembatasan persenjataan ini, maka
diharapkan akan tercipta kondisi stabilitas militer. Andaikata kondisi seperti ini
terjadi, diperkirakan kekerasan dalam hubungan antar negara akan menurun dan
serta pencegahan upaya mempersenjatai kembali dunia pada masa –masa selanjutnya.
persaingan militer antar negara. Dalam suasana seperti ini, perasaan takut satu Negara
terhadap Negara lain tidak begitu tinggi. Konsekwensinya, peluang terjadinya perang
antar Negara tidak begitu tinggi pula. Persamaan lain adalah keduanya bertujuan
maupun jenis senjata yang diproduksi maupun digunakan. Banyak pendekatan yang
pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau
warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi
daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan
membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk
memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum
merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak
berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa
negara tertentu yang dengan memiliki status warga negara maka timbulah sebuah
hubungan negara dengan warga negara dengan adanya sebuah hak dan kewajiban
terhadap negara tersebut begitupun sebaliknya. Dan warga negara Indonesia memiliki
sebuah pengertian yakni orang-orang asli bangsa Indonesia serta orang-orang dari
bangsa lain yang seperti tercantum dalam UU No. 12 Tahun 2006 mengenai
menetap di sebuah negara tertentu namun bukan berasal dari negara tersebut juga
tidak secara resmi tedaftar sebagai warga negara, yang memiliki tujuan yang
beragam, misalnya dalam rangka menempuh pendidikan, bisnis maupun hal lainnya.
seseorang tersebut tetap memiliki hak dan juga kewajiban terhadap negara yang di
tinggalinya.
BAB 7 EKSTRADIKSI
Ekstradisi adalah penyerahan oleh suatu negara kepada negara yang meminta
penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana karena melakukan suatu kejahatan
di luar wilayah negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi wilayah negara
Unsur-unsur Ekstradisi
a. Unsur subjek
diminta oleh negara atau negara-negara yang memiliki yurisdiksi atau negara
Rewuested State).
b. Unsur objek
terhukum) yang diminta oleh negara peminta kepada negara-negara diminta supaya
diserahkan. Dia inilah yang dengan singkat disebut sebagai orang yang diminta.
Meskipun dia hanya sebagai objek saja yang menjadi pokok masalah antara kedua
pihak, tetapi sebagai manusia dia harus tetap diperlakukan sebagai subjek hukum
dengan segala hak dan kewajibannya yang asasi, yang tidak boleh dilanggar oleh
siapapun juga.
maupun tata cara untuk menyerahkan atau menolak penyerahan itu sendiri
serta segala hal yang ada hubungannya dengan itu. Penyerahan hanya dapat
didasarkan pada perjanjian ekstradisi yang telah ada sebelumnya antara kedua
pihak atau apabila perjanjian itu belum ada, juga bisa didasarkan pada saat
d. Unsur tujuan
Jenis-jenis Ekstradisi
Menurut Damaian (1991), terdaat tiga jenis sistem ekstradisi, yaitu sebagai berikut:
Ekstradisi sistem daftar (list system/enumerative system), yaitu sistem yang memuat
dalam perjanjian suatu daftar yang mencantumkan satu persatu kejahatan mana yang
dapat diekstradisi. Contoh: Perjanjian Ekstradisi antara Inggris dan Amerika Serikat
Ekstradisi sistem tanpa sistem daftar (eliminative system), yaitu sistem yang hanya
menerapkan apakah suatu kejahatan yang dapat diserahkan atau tidak tanpa
menyebutkan satu persatu nama delik yang dapat diekstradisikan. Contoh: Perjanjian
Menurut Parthiana (2004), terdapat asas-asas ekstradisi yang telah diakui secara
Asas ini mensyaratkan bahwa kejahatan yang dapat dijadikan alasan dalam
permohonan ekstradisi atas orang yang diminta adalah kejahatan yang telah diancam
hukuman baik hukum pidana dari negara-peminta ataupun hukum dari negara yang
diminta. Hal ini dapat terjadi dikarenakan suatu perbuatan atau peristiwa mungkin
merupakan peristiwa pidana atau kejahatan menurut sistem hukum negara tertentu,
sedangkan menurut sistem hukum negara lain tidak dipandang sebagai peristiwa
pidana. Terdapat perbedaan dalam penilaian atas suatu perbuatan atau peristiwa.
Perbedaan penilaian itu juga membawa akibat perbedaan penilaian terhadap si pelaku
menghukum orang yang diminta berdasarkan kejahatan yang dijadikan alasan untuk
permintaan penyerahan ekstradisinya. Jadi ia tidak boleh diadili, dan atau dihukum
atas kejahatan lain, selain dari pada kejahatan yang dijadikan sebagai alasan untuk
meminta ekstradisinya. Asas kekhususan baru dapat berfungsi apabila orang yang
diminta telah diekstradisi oleh negara yang diminta kepada negara-peminta. Hal ini
Asas ini pada dasarnya memberikan kekuasaan pada negara-negara untuk tidak
negara lain. Apabila orang yang diminta oleh negara-peminta ternyata merupakan
warga negara dari negara yang diminta, maka negara yang diminta berhak menolak
permintaan ekstradisi dari negara-peminta tersebut. Hal ini dilandasi oleh pemikiran,
bahwa negara wajib untuk melindungi setiap warga negaranya dan warga negara juga
penolakan tersebut tidak berarti menghapus kesalahan warga negara tersebut. Warga
negara tersebut wajib untuk diadili dan dihukum oleh negara yang diminta
Political Criminal)
Asas ini bermula pada abad ke-18, yang menunjukkan bahwa yang dapat
diserahkan hanyalah para penjahat politik dan pasukan yang melakukan tindakan
kejahatan politik, maka negara-diminta harus menolak permintaan tersebut. Hal ini
dikarenakan kejahatan politik bersifat subjektif serta definisi kejahatan politik yang
berlaku secara umum bagi hukum internasional juga tidak ada. Suatu kejahatan
digolongkan sebagai kejahatan politik atau tidak memang merupakan sebuah masalah
sangat subjektif.
ekstradisi atas orang yang diminta, ternyata telah diadili dan/atau telah dijatuhi
hukuman yang telah memiliki kekuatan hukum yang mengikat, maka negara yang
memberikan jaminan kepastian hukum bagi orang yang pernah dijatuhi putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan mengikat yang pasti, baik putusan itu
Asas Daluwarsa
Asas ini dikenal juga dengan asas lewat waktu (lapse of time). Asas ini
menyatakan bahwa seseorang tidak dapat diserahkan oleh negara yang diminta
melaksanakan putusan pidana telah daluwarsa atau lewat waktu menurut hukum dari
salah satu maupun hukum dari kedua belah pihak. Tujuan dari diakui daluwarsa ini
adalah demi memberikan jaminan kepastian hukum bagi semua pihak. Bahwa suatu
fakta yang sudah demikian lamanya terjadi dan tidak pernah dipersoalkan selama
jangka waktu tersebut,dipandang sebagai suatu hal yang sudah lewat dan oleh karena
wilayah (territorial asylum) dan suaka diplomatic (diplomatic asylum atau exstra-
territorial asylum). Suaka wilayah atau suaka territorial adalah perlindungan yang
diberikan suatu negara kepada orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia.
Adapun suaka diplomatic adalah suaka yang diberikan oleh suatu kedutaan besar
terhadap orang yang bukan warga negaranya. Contoh suaka ini adalah orang asing
yang memasuki wilayah kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) diluar negeri,
Suaka politik jenis pertama mendapat jaminan dalam hukum Internasioanal.
Setiap negara berhak memberikan perlindungan politik kepada warga negara asing.
politik jenis kedua (diplomatic asylum), hukum Internasional tidak mengakui adanya
hak kepala perwakilan suatau negara (duta besar) untuk memberikan jaminan
keamanan terhadap orang asing di gedung kedutaan besarnya, karena hal ini
yang minta suaka kepada pemerintah setempat, bila tidak ada perjanjian antara kedua
kekuasaan memberikan suaka merupakan hak dan atribut kedaulatan negara yang
Tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada kepala negaranya. Dalam
hal ini ia berkuasa penuh menentukan layak tidaknya seorang diberikan perlindungan.
Disamping dua suaka diatas, masih ada lagi bentuk lain suaka politik, yaitu
suaka netral (neutral asylum). Dalam suaka bentuk ini, pemohon suaka memasuki
kedutaan asing atau lari kesuatu negara, tetapi ia memilih tempat perlindungan ke
tersebut.
Konsepsi suaka politik dalam hukum Internasional meliputi unsur pemberian
naungan yang bersifat lebih dari peralian sementara dan unsur-unsur pemberian
Orang yang mendapat suaka politik secara prinsip tidak dikembalikan ke negara lain,
perjajian ekstradisi.
Tanggung jawab negara merupakan salah satu isu penting yang selalu dibahas
dalam hukum internasional. Hal ini dikarenakan negara merupakan subyek hukum
utama dalam hukum internasional. Atas alasan itulah mengapa komisi hukum
kodifikasi perihal tanggung jawab negara. Upaya tersebut pada akhirnya hanya
berbuah sebuah draft konvensi yaitu draft Articles on the Responsibility of States for
kewajiban yang harus dilakukan oleh negara kepada negara lain berdasarkan perintah
dimintakan tanggung jawab. Akan tetapi faktanya tidak semudah itu sebab sulit untuk
Untuk dapat menilai, maka yang perlu diperhatikan adalah soal tindakan
sebuah negara. Dalam hukum internasional, tindakan negara dapat dibedakan antara
tindakan negara dalam kapasitas publik (iure imperium) dan privat (iure gestiones).
Konsep tanggung jawab negara pun sebenarnya lahir sebagai upaya untuk
membedakan tindakan negara yang bersifat publik atau perdata. Hal inilah yang
kemudian diadopsi dalam draf konvensi tanggung jawab negara, pasal 1, yaitu:
of that state.”
tanggung jawab adalah ketika suatu tindakan atau pembiaran (action/omission) itu
internasional negara. Unsur atribusi menjadi bagian penting untuk menilai apakah
tindakan negara yang salah itu dilakukan dalam kapasitas publik atau perdata. Sebab
salah satu tujuan dibuatnya rancangan konvensi tanggung jawab negara adalah untuk
yang diatribusi kepada tindakan aparatus negara ini menimbulkan suatu keadaan
dalam hukum pidana internasional yang menjadi subyek pengaturan adalah individu
bukan negara. Rezim hukum pidana internasional lahir dikarenakan adanya kehendak
LINGKUNGAN
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk
hidup dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-
hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air.
Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup.
Di samping itu masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu
hidup dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Terdapat tiga unsur lingkungan, yaitu Pertama,
biotik, unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari segala jenis makhluk hidup,
mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, maupun organisme atau jasad renik lainnya.
Kedua, Abiotik yaitu segala unsur lingkungan yang terdiri dari benda-benda mati
seperti air, udara, dan lain sebagainya. Ketiga, Sosial Budaya, unsur lingkungan yang
diciptakan manusia yang di dalamnya terdapat nilai, gagasan, norma, keyakinan, serta
perilaku manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari
dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang
termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Baik komponen
biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
BERUBAH
hukum.Namun pada sisi yang lain, ternyata di era globalisasi termasuk teknologi
yang berada dalam perkembangan teknologi informasi juga telah merusak tatanan
yang jugan mengandung nilai-nilai keadilan sosial. Indonesia yang mengalami era
Indonesia suatu kebutuhan sosiologis yang juga dibangun atas dasar landasan
filosofis dengan menempatkan cita hukum Pancasila. Rekonstruksi hukum ini juga
berdasarkan tuntutan hak asasi manusia yang mewadahi tuntutan keadilan sosial
dengan kearifan local yang telah lama mendasari masyarakat Indonesia yang bercorak
multicultural. Corak multicultural ini ternyata dibangun atas tatanan kehidupan
hukum yang mendasarinya terkait dengan perkembangan ilmu pada umumnya yang
dan meniadakan hal-hal yang bersifat metafisika. Ajaran ilmu hukum yang murni
(reine rechtlehre) dari Hans Kelsen mengajarkan adanya pemisahan secara tegas ilmu
hukum dari hal-hal yang metafisis yang bersifat non-juridis. Ilmu hukum yang
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN BUKU
Kekurangan dari buku yang di review ini dapat dilihat dari penulisan kata-
kata yang kurang disederhanakan sehingga membuat pembaca bingung dalam
menyimpulkan materi.
B. SARAN
Isi materi dalam buku tersebut sangat menarik dengan pemaparan
secara sitematis dan detail dalam kajian pengantar ilmu hukum sehingga
kami merekomendasikan bagi pembaca untuk membaca buku ini terutama
bagi yang ingin memahami dan tertarik dengan ilmu Hukum Internasional
karena dapat menambah wawasan kelimuan dan referensi bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Adji Samekto. 2009. Negara dalam dimensi hukum internasional. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti
LAMPIRAN
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDING