OLEH:
DWI YUDHA SAPUTRO
202101171
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh lapisan yang telah membantu
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Sejarah
Pertumbuhan Hukum Internasional.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah kami dan untuk menambah pengetahuan dalam mata kuliah tersebut.
Banyak kendala yang kami alami dalam menyusun makalah ini. Namun, itu
semua tidak menyurutkan niat kami untuk menyelesaikan makalah ini. Berkat
adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapakan terima kasih kepada Dosen Mata
Kuliah atas segala bentuk bimbingannya.
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Batasan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Kegunaan/Manfaat.........................................................................................2
E. Metode Penyusunan.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah hukum internasional dalam artian modern. Sementara para ahli hukum
perlu diketahui bahwa embrio hukum internasional itu sudah ada jauh sebelum
Pada kurang lebih tahun 3100 SM, sudah terdapat suatu perjanjian (traktat)
antara dua bangsa, yaitu bangsa Lagas dan bangsa Umma. Selain itu juga sudah
ada perjanjian antara dua raja, yaitu raja Ramses Il dari Mesir dan raja Huttusili II
dari Hittutes. Menurut penyelidikan para ahli sejarah kuno, perjanjian itu ditulis
dalam bahasa Akkadia (Babylonia) yang pada saat itu dipakai sebagai bahasa
Demikian pula pada masa India Kuno. Pada masa itu telah terdapat kaidah-kaidah
dan lembaga-lembaga hukum yang mengatur hubungan antara kasta, suku bangsa
lain yang diatur oleh adat kebiasaan yang dinamakan "Desa Dharma". Hukum
mengatur perjanjian, kewajiban dan hak-hak raja. Ketentuan yang agak jelas
1
antara kombatan dan non kombatan. Juga ketentuan mengenai perlakuan tawanan
Berdasarkan uraian di atas Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut terkait
B. Batasan Masalah
C. Tujuan
D. Kegunaan/Manfaat
1. Secara akademis, tulisan ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi
2
terkhususnya diri pribadi penulis dan tulisan ini diharapkan dapat berguna dan
2. Secara Praktis, Sebagai tolak ukur dan referensi dalam studi Ilmu Hukum
E. Metode Penulisan
yang tepat harus diutamakan agar makalah yang akan dibuat jelas
penyusunannya.
2. Tahap Penulisan Draft, yakni buatlah tulisan kasar ke dalam setiap susunan
makalah.
3. Tahap Revisi, yakni pemeriksaan ide penelitian, apakah sudah sesuai topik
4. Tahap Penyuntungan.
5. Tahap Publikasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kota/Polis/City State, juga sudah ada hukum internasional dalam taraf embrio
kebiasaan (customary rules) yang sudah menjadi hukum, misalnya: sifat tidak
utusan resmi dari suatu negara ke lain negara tidak boleh diganggu, prajurit yang
gugur di medan perang harus dikebumikan dengan hormat, para tawanan perang
diberikan oleh hukum Romawi Kuno. Mula-mula hukum yang berlaku di Romawi
Kuno adalah apa yang dikenal dengan istilah jus civile, yaitu hukum yang berlaku
tidak mungkin hubungan antara mereka dengan bangsa lain itu tunduk pada jus
civile. Karena itu pada kira-kira tahun 242 SM di Romawi Kuno sudah diadakan
1
Aris Prio Agus Santoso, Rina Arum Prastyanti, dan Sukendar, Pengantar Hukum Internasional,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2022), hlm. 22
4
antara orang-orang asing satu sama lain. Hakim ini dinamakan praetor peregrnus.
Hukum yang dipakai sebagai landasannya diberi nama jus gentium. Jadi jus
gentium ini mula-mula sebagai hukum yang dipakai untuk mengatur hubungan
hukum antara orang Romawi satu dengan orang bukan Romawi atau antara orang
bukan Romawi satu dengan lainnya. Namun dalam perkembangannya lebih lanjut,
jus gentium ini berubah menjadi hukum yang mengatur hubungan antarbangsa.
yang ada di Asia. Demikian juga kerajaan Singosari, maupun kerajaan Majapahit.
kebudayaan Islam, antara lain di Spanyol, yaitu di kota Cordoba dan Granada.
tidak terdapat lagi negara-negara yang berdiri sendiri, sehingga tidak diperlukan
2
Ibid; hlm. 23
5
1. Kesatuan duniawi dan rohani sebagian besar Eropa di bawah Imperium
bersifat pengertian belaka dan digambarkan secara keliru oleh banyak contoh-
2. Struktur feodal Eropa Barat yang terikat pada suatu jenjang wibawa yang
mencegah negara-negara pada waktu itu untuk memperoleh sifat unitaris dan
perdamaian yang mengakhiri perang Eropa tiga puluh tahun. Hal ini disebabkan
zaman baru dalam sejarah masyarakat internasional yang tidak mempunyai kaitan
dengan masa lampau. Perjanjian tersebut tidak lain merupakan kelanjutan dari
3
Ibid; hlm. 24
6
gerakan reformasi dan sekularisasi kehidupan manusia, terutama perebutan
kekuasaan duniawi antara negara dengan gereja pada masa abad pertengahan.
Karena itu akan lebih tepat jika perjanjian perdamaian tersebut dinyatakan sebagai
titik kulminasi dari suatu proses yang dimulai dari zaman abad pertengahan
tersebut.
Westphalia adalah:
eksklusif.
persamaan derajat.
seorang kaisar pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai kepala negara.
beralih dari anggapan mengenai doktrin yang bellum justum sebagai ajaran
7
perang suci ke arah ajaran yang menganggap perang sebagai salah satu cara
kebangsaan;
b. Adanya hubungan antara negara-negara itu, yang satu sama lain dalam
mengandung sifat yang universal ini, berlaku satu prinsip hukum dasar yang
mengikat semua bangsa-bangsa, yaitu jus naturale atas mana jus gentium
4
Ibid; hlm. 25
8
dan kewajiban-kewajiban suatu perjanjian adalah kejujuran suatu prinsip
Legislatore.
terpenting dari buku ini adalah negara-negara di dalam tingkah lakunya tidak
terbatas pada dunia Kristen Eropa, melainkan berlaku bagi seluruh umat
modern.
falsafah keagamaan, sehingga tidak ada pemisahan antara hukum, etika dan
teologi, maka Gentilis secara tegas telah memisahkan antara hukum dengan
etika dan teologi. Karyanya yang terkenal berjudul De Yure Belli, yang terbit
9
3. Grotius (Hugo de Groot)
(tentang Hukum Perang dan Damal), yang diterbitkan pertama kali tahun
dasar pertimbangan sifat bawaan hukum itu sendiri, yang harus memiliki sifat
yang universal dan dapat diterima oleh siapa pun, terlepas dari pandangan etis
atau agama. Prinsip universal ini berfungsi sebagai dasar dalam susunan tertib
(dictates of reason). Jadi sebagai hasil karya akan nurani kemanusiaan, yang
tingkah laku demikian menjelma nyata sebuah prinsip keadilan dengan sifat
universal, karena setiap aturan tingkah laku riil mengandung nilai intrinstik
5
Ibid; hlm. 27
10
Di samping dasar hukum kodrat, Grotius juga mengakui adanya
dinamakan jus voluntarium. Pada masa itu bagian hukum ini jumlahnya
belum begitu banyak, dan mempunyai fungsi untuk penegasan hukum kodrat
ini merupakan hukum kodrat yang disekulisir, karena didasarkan atas dictates
internasional adalah:
e. Ide perdamaian.
11
negara dalam mengurus hubungan internasional mereka. Akan tetapi ia juga
2. Samuel Pufendorf
karena dialah yang pertama kali secara tegas mengemukakan teori mengenai
praktek negara sebagai sumber hukum yang terjelma dalam adat kebisaan dan
12
disederhanakan, dari tokoh-tokoh ahli pikir tersebut di muka, terdapat dua
Konferensi ini diadakan atas usul Raja Nicholas II dari Rusia, setelah
6
Ibid; hlm. 29
13
a. Perdamaian yang nyata dan tahan lama;
ballon-ballon,
di darat,
14
Selain itu juga disepakati adanya sebuah badan pengadilan
Arbitration).
Liga akan mulai bekerja secara efektif pada tanggal 10 Januari 1920.
4. Konferensi Paris
15
demikian sebab pakta ini terbentuk di kota Paris dan didasarkan atas usul
bersama antara Briand (Wakil Perancis) dan Kellog (Wakil Inggris). Pakta ini
15 pemerintah. Nama sebenarnya dari pakta ini adalah The General Treaty of
perang).
diderita oleh orang asing yang ada dalam wilayah negara tersebut.
konferensi berlainan pendapat tentang jarak luas perairan teritorial ini. Hanya
16
ada sekadar kesesuaian paham tentang kedudukan hukum dari wilayah laut,
Organisasi ini dibentuk lewat suatu proses yang cukup panjang, yaitu
pada tanggal 26 Juni 1945, dan secara efektif mulai berlaku sejak tanggal 24
Oktober 1945.
penghargaan atas persamaan hak dan hak untuk menentukan nasib sendiri
atau agama,
17
d. Menjadikan perserikatan bangsa-bangsa sebagai sebuah pusat bagi
pengadilan.7
7
Ibid; hlm. 33
18
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah hukum internasional dalam artian modern. Sementara para ahli hukum
sejak perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang Eropa 30 tahun. Namun perlu
diketahui bahwa embrio hukum internasional itu sudah ada jauh sebelum Masehi.
internasional.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20