KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Hukum Internasional, semester
III.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,dari teman-teman kelompok,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam doa
dan memotivasi penulis dalam penyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Hukum Internasional, yang telah memberikan tugas, materi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Hukum Internasional, semester
III.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,dari teman-teman kelompok,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam doa
dan memotivasi penulis dalam penyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Hukum Internasional, yang telah memberikan tugas, materi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................................
BAB IIPEMBAHASAN.......................................................................................
2.1.......................................
2.2..........
2.3 ........................................................................
BAB III PENUTUPAN.........................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa yang lalu, doktrin positivisme ortodoks secara jelas menegaskan
bahwa negara adalah satu-satunya subyek hukum internasional. Dalam
perkembangannya melalui perjanjian-perjanjian internasional beberapa entitas
diberikan kapasitas oleh hukum sebagai international legal person, maka doktrin
ini tidak bisa dipertahankan lagi. Individu adalah salah satu subyek hukum yang
terbilang baru dalam hukum internasional, dimana isu mengenai status dan
kedudukannya muncul seiring dengan berkembangnya perlindungan hak asasi
manusia (HAM) secara global. Hal tersebut secara bersamaan mengakui bahwa
individu dapat bertanggung jawab atas tindakan tertentu. Dengan demikian, fiksi
hukum bahwa dalam skema internasional individu tidak dapat berpartisipasi,
sehingga ia tidak dapat bertanggung jawab atas tindakannya, telah dihapuskan.
Terlebih khusus dalam HHI, individu dianggap memiliki hak dan kewajiban
untuk
menjamin penghormatan terhadap norma-norma HHI.
Keberlakuan prinsip pertanggungjawaban yang berlaku bagi individu
sebagai subyek hukum sama halnya dengan negara yang juga adalah subyek
hukum, dimana setiap pelanggaran dan pengabaian akan kewajiban meminta
pertanggungjawaban .
2.3.APA SAJA UNSUR PERTANGGUNGJAWABAN INDIVIDU
Kemudian berdasarkan Pasal 25 ayat (3) (b), (c), dan (d), bentuk tindakan individu yang
dianggap sebagai keterlibatan dalam kejahatan, yaitu:
memerintahkan, membujuk, atau mendorong
dilakukanya suatu kejahatan
bertindak untuk membantu atau mempermudah
terjadinya kejahatan dengan berbagai cara
berkontribusi dalam kejahatan yang dilakukan
secara berkelompok untuk mencapai tujuan yang
sama.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Individu merupakan subjek internasional yang utama
karena memiliki kapasitas aktif maupun pasif.kapasitas aktif
berarti ilmu hukum memberikan peran terhadap individu
sebagai aktor atau pelaku dari ketentuan normative yang
dihasilkan dari hukum internasional.
3.2.SARAN
Ada banyak sekali sumber-sumber penting mengenai
individu dalam hukum internasional.Dalam hal ini
keterikatan individu dengan hukum internasional merupakan
suatu aspek yang tidak bisa dipisahkan.setiap individu harus
tahu peran serta pedoman hidupnya dalam aspek hukum.