Anda di halaman 1dari 19

TERAPI NUTRISI SINDROMA PADA SISTEM ENDOKRIN PENYAKIT

DIABETES MELITUS DENGAN BERAT BADAN IDEAL

KELOMPOK 1

1. Cherry Krismondya Rosemary NIM 151810483002

2. Shabrina Nurul Mahmudah NIM 151810483009

3. Galuh Puja Prabawaningtyas NIM 151810483013

4. Eka Faradhila NIM 151810383014

5. Roby Muhammad Giri NIM 151810483016

6. Febrianti Nur Indrianingsih NIM 151810483021

7. Amanda Dionetta Wahyudi NIM 151810483022

8. Fathimah Afifah NIM 151810483025

9. Deshinta Shofiyana Putri NIM 151810483031

PROGRAM STUDI D4 PENGOBAT TRADISIONAL

FAKULTAS VOKASI

2020
A. Diabetes Mellitus

Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan


berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun
resistensi insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Pada perjalanannya,
penyakit diabetes akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut
maupun yang kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik.
Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikendalikan atau dikelola, artinya apabila seseorang
sudah didiagnosis DM, maka seumur hidupnya akan bergaul dengannya (Isniati,
2007).

Diabetes melitus lebih dikenal sebagai penyakit yang membunuh


manusia secara diam-diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal sebagai
“Mother of Disease” karena merupakan induk dari penyakit - penyakit lainnya
seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal,
dan kebutaan. Penyakit DM dapat menyerang semua lapisan umur dan sosial
ekonomi (Anani, 2012; Depkes, 2008).

Pada masyarakat dianjurkan untuk menerapkan pola makan yang sehat


supaya terhindar dari DM terutama DM tipe 2 dengan cara mengonsumsi
makanan secara seimbang terutama mengonsumsi lemak dan karbohidrat cukup
serta meningkatkan konsumsi serat, selain melakukan aktifitas fisik atau
olahraga secara teratur. Terkait dengan makanan yang dikonsumsi, sejumlah
faktor mempengaruhi respon glikemik terhadap makanan. Faktor tersebut
meliputi jumlah karbohidrat, jenis gula, sifat pati, cara memasak dan mengolah
makanan serta bentuk makanannya, disamping komponenpanganlainnya.

B. Identifikasi dan Kebutuhan Kalori

Jenis Kelamin : Perempuan


Usia : 65 Tahun
TB : 158 cm
BB : 49 kg
Aktivitas : Sedang
Kebutuhan Kalori/hari: 1470 kkal ~ 1500 kkal

C. Menu Makanan Untuk Penderita Diabetes

Waktu Menu

Sarapan Nasi jagung, Urap-urap, Ikan gabus

Selingan Pagi Hot Cocoa 1 Sachet

Siang Nasi Merah, Semur daging ayam

Selingan Siang Singkong rebus

Malam Nasi Merah, Sop jamur


C. Cara Pembuatan

1. Sarapan

❖ Urap - urap

Bahan : a. Daun kenikir


b. Kacang panjang
c. Tauge/kecamba kedelai
d. Kelapa muda parut
e. 5 siung bawang putih
f. 5 buah cabe merah
g. 8 buah cabe rawit (optional)
h. Terasi
i. Daun jeruk
j. Kencur
k. Garam secukupnya

Cara membuat: 1. Rebus semua sayuran dan tiriskan,kemudian iris daun


kenikir dan kacang panjang.
2. Siapkan cobek, siapkan semua bahan sambal kecuali
kelapa muda parut, ulek hingga halus kemudian
letakkan kelapa parut dan aduk rata dengan sambal
tadi. Kemudian di sangrai. Setelah sambal kelapa
selesai disangrai bisa langsung diurap/diaduk rata
dengan rebusan sayuran tadi, siap sajikan.
❖ Nasi Jagung

Bahan : a. 100 gr beras analog/beras jagung


b. 200 ml air

Cara pembuatan : 1. Cuci bersih beras. Rendam sekitar 10 menit


2. Campur dan masak beras dan air
3. Jika air telah menyusut habis, lanjut dikukus hingga
nasi matang. Proses pengukusan ini membutuhkan
waktu kurang lebih 45 menit, lalu sajikan.

2. Selingan Pagi

❖ Hot Cocoa

a. 800 ml air
Bahan :
b. 3 sdm susu bubuk
c. 50 gr cocoa powder
d. 30 gr dcc ( Dark Chocolate)
e. 3 sdm gula pasir

1. Larutkan susu bubuk ke dalam air dengan api kecil.


Cara Pembuatan :
2. Masukkan cocoa powder, aduk hingga rata.
3. Tambahkan dcc kemudian aduk hingga larut.
4. Masukkan gula, aduk hingga rata (jika kurang manis
tambahkan gula sesuai selera)
3. Makan Siang

❖ Nasi merah

Bahan : a. 100 gr beras merah


b. 400 ml air

Cara Pembuatan : 1. Cuci beras merah hingga bersih


2. Rendam selama ½ - 1 jam
3. Serelah di diamkan, buang airnya dan bilas sekali lagi
lalu tiriskan
4. Masukkan beras merah dan 400 ml air dalam rice
cooker (atau dilebihi satu ruas jari diatas permukaan
beras)
5. Tekan tombol cook dan tunggu sekitar 30 menit,
kemudian sajikan. (perkirakan waktu memasak agar
bagian bawah tidak gosong)

❖ Semur daging ayam

Bahan : a. Daging ayam, potong sesuai selera-500 gram


b. Bunga bawang 2 biji
c. Batang kayu manis 3 cm
d. Cengkeh 3 biji
e. Kecap manis 1 sedok makan
f. Air 1 liter
g. Minyak goreng 2 sdm
h. Bawang merah goreng 2 sdm
i. Garam secukupnya
j. Bawang merah 8 siung
k. Bawang putih 6 siung
l. Jahe 1 cm
m. Lada secukupnya
n. Pala secukupnya
o. Kapulaga secukupnya

Cara pembuatan : 1. Rebus daging dengan 1 liter air hingga empuk, tiriskan
dan dinginkan. Ambil kaldunya.
2. Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu hingga
wangi.
3. Masukkan bunga lawang, kayu manis, cengkeh, kecap
lalu aduk rata sebentar.
4. Masukkan daging, aduk hingga tercampur dengan
bumbu.
5. Tambahkan air rebusan daging atau kaldu.
6. Masukkan garam, masak hingga daging empuk dan
bumbu meresap. Sesuaikan rasanya.
7. Angkat, sajikan dengan taburan bawang goreng.

2. Selingan Siang

❖ Rebusan singkong

Bahan : Singkong

Cara pembuatan Kupas kulit singkong, lalu potong kecil seperti dadu, rebus
singkong hingga matang , kurang lebih 15 menit
2. Makan Malam

❖ Nasi merah

Bahan a. 100 gr beras merah


b. 400 ml air

Cara Pembuatan : 1. Cuci beras merah hingga bersih


2. Rendam selama ½ - 1 jam
3. Serelah di diamkan, buang airnya dan bilas sekali lagi
lalu tiriskan
4. Masukkan beras merah dan 400 ml air dalam rice
cooker (atau dilebihi satu ruas jari diatas permukaan
beras)
5. Tekan tombol cook dan tunggu sekitar 30 menit,
kemudian sajikan. (perkirakan waktu memasak agar
bagian bawah tidak gosong)

❖ Sop jamur

Bahan : a. Jamur kuping


b. Brokoli
c. Buncis
d. Pala
e. Gula, garam, dan merica secukupnya
f. Penyedap kaldu
g. Air secukupnya

Cara Pembuatan : 6. Didihkan air, masukkan jamur kuping, brokoli dan


buncis, lalu aduk.
7. Tambahkan pala, gula, garam dan merica
secukupnnya,serta penyedap kaldu aduk hingga
merata, setelah itu masak hingga semua bahan
matang.
8. Setelah matang sajikan sup di mangkuk dan tambah
dengan taburan bawang goreng.

D. Alasan Memilih Menu Makanan

1. Sarapan

a. Daun kenikir

Daun kenikir yang masih muda dan pucuknya dapat digunakan


untuk sayuran, dimakan mentah-mentah. Masyarakat Jawa sudah
biasa menggunakan sayuran ini sebagai salah satu pelengkap pecel.
Daun kenikir mengandung senyawa aktif fenolik, flavonoid, flavon
dan flavanon, polifenol, saponin, tanin, alkaloid dan minyak astiri
(Ramadan, 2014; Dwiyanti,2014). Kandungan flavonoid yang
terdapat dalam daun kenikir seperti myricetin, kuersetin, kaempferol,
luteolin dan apigenin. Kuersetin dan kaempferol yang tertinggi juga
terdapat dalam daun kenikir berkisar 0,3-143 mg/100g berat basah
dan total fenol terbesar yaitu 1,52 mg GAE/100 g berat basah daun
kenikir. Oleh karena itu, daun kenikir diidentifikasi sebagai sumber
sayuran yang memiliki potensi kaya flavonoid dan antioksidan
(Andarwulan, 2010). Pemberian bubuk daun kenikir berpengaruh
signifikan pada penurunan kadar glukosa darah selama 21 hari. Dosis
optimal bubuk daun kenikir 1400 mg/200gBB dapat menurunkan
sampai kadar glukosa darah rata-rata 114,17±3,92 mg/dl (Prahartini
et al., 2016). Dapat disimpulkan bahwa kandungan yang ada di
dalam daun kenikir sangat bagus untuk penderita diabetes mellitus
dan bagus sebagai antioksidan.

b. Kacang panjang

Kacang panjang mengandung zat gizi yaitu thiamin (vitamin B1)


dan serat yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah
tinggi pada pasien DM. Peran thiamin di dalam tubuh berkaitan
dengan metabolisme karbohidrat dalam menghasilkan energi. Bentuk
aktif thiamin adalah di dalam koenzim karboksilase yang masuk
dalam siklus krebs dan menghasilkan metabolit berenergi tinggi yaitu
Adenosine Triphosphate (ATP) (Sediaoetama, 2006). Sehingga
pemberian kacang panjang (Vigna sinensis L.) dapat menurunkan
kadar glukosa darah pasien Diabetes Mellitus tipe 2 melalui fungsi
regulasi glukosa darah oleh tiamin dan serat dalam kacang panjang.

c. Tauge / Kecambah kedelai

Selain itu protein kedelai juga mengandung trypsin inhibitor (TI).


TI telah diketahui mampu memperbaiki fungsi pankreas dan
meningkatkan sekresi insulin pada tikus diabetes (Suzuki dan Tobe,
1984). Kecambah kedelai atau tauge memiliki kandungan gizi berupa
tinggi protein, tinggi kandungan serat, rendah karbohidrat,
mengandung lemak esensial, rendah lemak serta kaya dengan mineral
(Maulana, 2010)

d. Kelapa muda

Berdasarkan hasil analisis kimia daging buah kelapa muda,


ternyata kadar air cukup tinggi di atas 80% dan kadar lemak di atas
5%. Jika dibandingkan dengan produk tanaman hortikultura, maka
kadar air, lemak dan protein daging buah kelapa muda mendekati
komposisi buah alpukat, yakni kadar air 84,3%, lemak 6,5% dan
protein 0,9% (Direktorat Gizi - Departemen Kesehatan, 1981). Selain
itu daging buah kelapa muda mengandung karbohidrat, serat kasar,
galaktomanan, fosfolipid serta sejumlah makro dan mikro mineral
(Anonim, 2004)

e. Ikan gabus

Ikan gabus sering dikaji dalam beberapa penelitian karena


memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dibandingkan dengan
ikan air tawar jenis lainnya. Penelitian lainnya melaporkan bahwa
konsumsi ekstrak ikan gabus dalam diet secara nyata dapat
meningkatkan kadar albumin serum dan mempercepat proses
penyembuhan luka setelah operasi (Aisyatusoffi dan Abdulgani
2013). Hidrolisat, isolat fermentasi dan isolat non fermentasi ikan
gabus mengandung asam amino yang dapat menstimulasi insulin,
terdiri dari: leusin, arginin, lisin, alanin, fenilalanin, isoleusin, dan
metionin. Hidrolisat memiliki kandungan asam amino 51,15 b/b serta
memiliki potensi antihiperglikemik karena mampu menghambat
aktivitas enzim α-glukosidase lebih besar dibanding isolat fermentasi
dan isolat non fermentasi pada setiap konsentrasi yang digunakan.
(Prastari, Cindytia. 2017). Pemberian sari ikan Gabus sebagai bentuk
terapi pada diabetes walaupun belum dapat meningkatkan kadar
insulin secara signifikan, namun sudah menunjukkan adanya
kecenderungan terjadi peningkatan kadar insulin pada pemberian
dosis yang lebih tinggi dan periode pemberian yang lebih lama.
(Mustafa, Annasari. 2013)

f. Nasi Jagung

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan beras analog


adalah jagung, sagu aren, dan sorgum. Pemilihan jagung dan sagu
sebagai bahan baku karena bahan pangan tersebut sudah cukup
familiar dalam masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan beras
analog yang dihasilkan dapat diterima. Selain itu jagung memiliki
nilai IG 59 dalam kisaran sedang, sagu 28 (IG rendah) (Foster Powell
dkk., 2002; Alfons dan Rivaie, 2011) dan jagung juga memiliki nilai
serat pangan yang cukup tinggi yaitu 11,21% (Kurniawati 2013). Hal
ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan baku yang kaya
akan protein seperti kacang-kacangan. Beras analog yang berasal dari
campuran jagung putih, kedelai, sagu mengandung protein sebesar
10,48% (Noviasari dkk., 2015), dan bahan baku jagung kuning,
bekatul, dan kedelai menghasilkan beras analog dengan protein
sebanyak 11,4% (Kurniawati, 2013).

2. Selingan Pagi

Hot Cocoa

Dalam bubuk kokoa terdapat Kandungan antioksidan


yang dapat menghentikan kerusakan sel beta pankreas karena radikal
bebas sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin pada DM.
(Restuti,2018). Dan kakao juga memiliki flavonoid yang mendukung
efek diabetes dengan meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan
sensitivitas insulin dalam jaringan perifer, memberikan efek penurun
lipid dan mencegah kerusakan oksidatif dan inflamasi yang terkait
dengan penyakit ini. Meskipun dapat disarankan bahwa konsumsi
harian flavanol dari coklat atau coklat hitam akan menjadi alat
pencegahan potensial yang berguna untuk manajemen nutrisi T2D
(DM Tipe 2), rekomendasi kudapan ini harus berhati-hati karena
sebagian besar produk kakao larut yang tersedia secara komersial
atau coklat mengandung jumlah flavanol yang rendah dan kaya akan
gula dan kalori yang dapat memperburuk kontrol glikemik pada
pasien T2D. (Ramos.2017)
3. Makan Siang

a. Nasi merah

Beras merah adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling
dan termasuk padi-padian alamiah. Pada tahap pemrosesan beras
merah, hanya bagian terluar yaitu sekam yang dibuang sehingga
beras merah masih mengandung kulit ari yaitu aleuron. Beras merah
mampu menurunkan risiko untuk terkena DM2. Hal ini disebabkan
karena kandungan magnesium dalam aleuron beras merah mampu
meningkatkan metabolisme glukosa dalam darah dengan
meningkatkan sekresi dari hormon insulin. Magnesium mampu
bertindak sebagai kofaktor untuk meningkatkan enzim yang
membantu proses sekresi insulin. Selain itu kandungan serat yang
tinggi pada beras merah juga mampu memperlambat absorbsi gula
ke dalam darah dan meningkatkan sensitivitas dari hormon insulin.
Indeks glikemik dari beras merah diketahui lebih rendah dari beras
putih. Hal inilah yang menyebabkan beras merah tidak
meningkatkan kadar glukosa darah setinggi beras putih.

b. Daging ayam

Sebagai pengimbang, sumber protein dari hewan dipilih yang


berkualitas baik dan bagian hewan dengan tinggi protein namun
rendah akan lemak dan kolesterol. Daging ayam merupakan sumber
vitamin dan mineral yang sangat baik. Daging ayam mengandung
mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi serta vitamin B
kompleks. (Murtidjo, 2003). Olahan ayam bersumber dari dada ayam
karena memiliki kandungan protein yang tinggi dan lemak terendah
(tanpa kulit). Putih telur ayam digunakan kerena hanya terdiri oleh
protein, air dan tidak memiliki kandungan kolesterol.

c. Kecap
Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau
kedelai hitam (Glycine max (L) Merril) telah digunakan di negara-
negara Asia selama berabad-abad sebagai sumber protein yang
utama dari tanaman. Kedelai mengandung isoflavon genistein,
dadzein dan glycitein yang mempunyai aktivitas antioksidan. Ada
dugaan isoflavone kedelai mempunyai aktivitas hipoglikemik dan
dapat meningkatkan ekspresi insulin sel β pankreas.

4. Selingan Siang

Singkong (ketela pohon) dipilih karna mengandung beta karoten


yang menjadi bahan utama dari manfaat antioksidan. Ketela pohon
juga mengandung vitamin B kompleks, vitamin C, zat besi dan
fosfor, selain itu ketela pohon cukup efektif untuk membantu sistem
sekresi dan mempengaruhi produksi insulin, sehingga kadar gula di
dalam peredaran darah tubuh bisa terjaga kestabilannya.

5. Makan malam

a. Nasi merah

Beras merah adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling
dan termasuk padi-padian alamiah. Pada tahap pemrosesan beras
merah, hanya bagian terluar yaitu sekam yang dibuang sehingga
beras merah masih mengandung kulit ari yaitu aleuron. Beras merah
mampu menurunkan risiko untuk terkena DM2. Hal ini disebabkan
karena kandungan magnesium dalam aleuron beras merah mampu
meningkatkan metabolisme glukosa dalam darah dengan
meningkatkan sekresi dari hormon insulin. Magnesium mampu
bertindak sebagai kofaktor untuk meningkatkan enzim yang
membantu proses sekresi insulin. Selain itu kandungan serat yang
tinggi pada beras merah juga mampu memperlambat absorbsi gula
ke dalam darah dan meningkatkan sensitivitas dari hormon insulin.
Indeks glikemik dari beras merah diketahui lebih rendah dari beras
putih. Hal inilah yang meny

b. Jamur kuping

Jamur kuping dikategorikan sebagai sayuran dengan indeks


glikemik antara 10 hingga 15, oleh karena itu, tidak berkontribusi
terhadap lonjakan kadar gula darah. Selain itu, mengandung vitamin
B kompleks untuk melawan fungsi kognitif yang lebih lambat
terutama bagi seseorang yang mengkonsumsi metformin untuk
mengobati diabetes. Jamur kuping juga rendah kalori yang disertai
dengan kandungan nutrisi seperti kalsium, kalium, fosfor, natrium
dan besi.

c. Buncis

Buncis merupakan sumber vitamin, mineral dan protein yang


penting. Selain itu, juga mengandung gum dan pektin yang dapat
menurunkan kadar gula darah dan berkhasiat sebagai antioksidan (
mengandung vitamin A dan vitamin C).

d. Brokoli

Dari hasil penelitian yang dilakukan, brokoli kaya akan


kandungan Sulforphane, diketahui senyawa ini dapat mengurangi
produksi glukosa oleh sel hati dan dapat memotong produksi glukosa
yang berlebihan. Selain itu, brokoli juga memiliki kandungan nutrisi
seperti kalsium, tembaga, besi, magnesium, mangan, selenium, zinc,
natrium, kalium dan B-karoten.
DAFTAR PUSTAKA

Anani, S. 2012. Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Diabetes dan


Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi
Kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No 2, Tahun 2012, hlm 466-478.

Andarwulan, Nuri, Ratna Batari, Diny Agustini Sandrasari, Bradley Bolling,


Hanny Wijaya. 2010. Flavonoid content and antioxidant activity of
vegetables from Indonesia. Journal of Food Chemistry 121 : 1231-1235

Anonim. 2004. Potensi Buah Kelapa Muda untuk Kesehatan dan


Pengolahannya (Rindengan Barlina). Badan Penelitian Tanaman
Kelapa dan Palma Lain 3(2) hlm: 46-60

Amonimous. 1999. Manfaat Jamur Kuping. Yogyakarta : Dinas Pertanian


Tanaman Pangan Provinsi DIY

Aisyatussoffi N, Abdulgani N. Pengaruh pemberian ekstrak ikan gabus


(Channa striata) pada struktur histologi pankreas dan kadar glukosa
darah mencit (Mus musculus) hiperglikemik. Jurnal Sains Dan Seni
Pomits. 2(1): 2337-3520.

Alfons, J.B. dan Rivaie, A.A. 2011. Sagu mendukung ketahanan pangan
dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Jurnal Perspektif 10(2):
81–91.

Cahyono, B.2007. Kacang Buncis: Teknik Budidaya dan Analisis.Yogyakarta


: Kanisius, 129 pp

Depkes RI. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit


Metabolik, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Jakarta.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan


Makanan. Bhratara Karya Aksara-Jakarta. 57 hal.
Dwiyanti, Wariska, Muslimin Ibrahim, Guntur Trimulyono. 2014. Pengaruh
ekstrak daun kenikir (cosmos caudatus) terhadap pertumbuhan
bakteri Bacillus cereus secara In Vitro. Lentera Bio 3 (1): 1-5.

Foster-Powell, K.F., Holt, S.H.A. dan Miller, J.C.B. 2002. International table
of glycemic index and glycemic load values. American Journal of
Clinical Nutrition 76: 5–56.

Isniati. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus


Dengan Keterkendalian Gula Darah Di Poliklinik RS Perjan Dr.
Djamil Padang tahun 2003. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September
2007, 1(2).

Kurniawati, M. 2013. Stabilisasi Bekatul dan Penerapannya pada Beras


Analog. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Maulana, Aditya Iqbal. 2010. Pengaruh Ekstrak Tauge (Phaseolus radiatus)


Terhadap Kerusakan Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) Yang
Diinduksi Parasetamol. Universitas Sebelas Maret : Fakultas
Kedokteran

Mustafa, Annasari, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Sari Ikan Gabus


(Channa Ntriata) Terhadap Perbaikan Kondisi Diabetes Pada Tikus
Wistar (Rattus Norvegicus) Diabetes Mellitus. Malang : Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang

Noviasari, S., Kusnandar, F., Setiyono, A. dan Budijanto, S. 2015. Beras analog
sebagai pangan fungsional dengan indeks glikemik rendah. Jurnal
Gizi Pangan 10(3)225- 232

Nunung, MD dan Abbas, SD. 2001. Deskripsi,Taksonomi,Kandungan Kimia


dan Khasiat dari Brokoli. Yogyakarta : Kanisius
Prahartini, Ayu et al. 2016. Pengaruh Bubuk Daun Kenikir (Cosmos
caudatus) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Diinduksi
Streptozotocin. Journal of Nutrition College : 5(2)

Prastari, Cindytia, dkk. 2017. Karakteristik Protein Ikan Gabus Yang


Berpotensi Sebagai Antihiperglikemik. Jawa Barat : Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor

Radman, Harizz Miszard, Kamisah Yusof, Qodriyah H J Mohd Saad, Wan


Zurinag Wan Ngah, Azman Abdullah. 2014. The effect of ulam raja
(Cosmos caudatus) on drug-metabolizing enzymes, lipid
perioxidation and antioxidant status in mice liver. International
Journal of Pharmacology, faculty of medicine, Universitas Kebangsaan
Malaysia.Int.J. PharmTech Res 6(4): 1213-1225.

Ramos, Sonia. et al. 2017. Effect of Cocoa Antoxidant in Type 2 Diabetes


Mellitus. MDPI, Basel, Switzerland

Restuti, ANS. dkk. 2018. Jurnal Riset kesehatan : Intervensi Bubuk kakao
Terhadap Perubahan Kadar Gula darah Puasa Tikus Sprangue
Dawley Diabetes Melitus. Poltekkes Semarang

Sediaoetama, A. 2006. Ilmu Gizi 1. Jakarta: PT Dian Rakyat, hlm. 31-185.

Suzuki, T dan Tobe, T. 1984. Effect of trypsin inhibitor on the remnant


pancreas after 85 percent pancreatectomy in rats. Journal of Surgery
Today 14: 420-431

Yonathan, Chtistian dan Suhendra, Adrian. 2017. Perbandingan Pengaruh


Nasi Putih dengan Nasi Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah.
Bandung : Universitas Kristen Maranatha

Yosefina maura M. 2018. Pengaturan Menu Makanan Pasien Diet Diabetes


Mellitus Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Mustofa S., dkk. 2010. Pengaruh Kedelai (Glycine max (L) Merril) terhadap
Kadar Glukosa Darah dan Ekspresi Insulin Sel β Pankreas pada
Tikus Diabetik. Jakarta: Department of Biology, Faculty of medicine,
YARSI University Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai