Disusun Oleh:
Kelompok 8
YOGYAKARTA
2019
BAB I. PENDAHULUAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Manusia membutuhkan berbagai zat gizi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.
Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dibutuhkan tubuh untuk
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses
kehidupan. Tidak hanya orang sehat yang membutuhkan gizi melainkan juga pasien yang
berada di rumah sakit. Kebutuhan gizi pada pasien tersebut diatur dalam bentuk diet untuk
membantu mempercepat kesembuhan pasien sehingga masa perawatan dapat diperpendek.
Pengaturan gizi pasien tersebut bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau
mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga untuk meningkatkan atau mempertahankan
daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit / cedera khususnya infeksi serta membantu
kesembuhan pasien dari penyakit / cederanya dengan memperbaiki jaringan yang rusak serta
memulihkan keadaan homeostasis yaitu keadaan seimbang dalam lingkungan internal tubuh
yang normal / sehat. Pada umumnya rumah sakit memiliki standar makanan untuk pasien,
yaitu standar makanan secara umum dan standar makanan secara khusus. Standar makanan
ini disesuaikan dengan pengaturan gizi pada pasien.
1. Pengaturan secara umum
Pengaturan gizi secara umum, biasanya tidak memerlukan diet khusus. Diet umum
hanya berdasarkan pada jenis makanan yang diberikan kepada pasien. Jenis makanan
yang umum diberikan adalah Makanan Biasa dan Makanan Lunak.
2. Pengaturan secara khusus
Makanan khusus atau diet khusus umumnya dalam penyajian dikombinasikan dengan
Makanan Biasa atau Makanan Lunak. Terdapat beberapa macam pengaturan diet
khusus yang umum disediakan di rumah sakit yang disesuaikan dengan penyakit
pasien, seperti diet untuk pasien DM, jantung, pasca bedah, diet garam, dll.
B. TUJUAN PUSTAKA
1. Mengetahui jenis-jenis makanan standar rumah sakit.
2. Mengetahui proses pembuatan makanan standar rumah sakit.
3. Mengetahui kandungan gizi dari makanan standar rumah sakit.
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Makanan Lunak (Kelompok 8)
Menu Malam : Bubur nasi, bistik daging cincang, tahu kukus, sup wortel buncis, jus
jambu
Selingan : Biskuit
Bubur nasi
Bahan Takaran Cara Memasak
Beras 100 g 1. Beras dicuci dan dimasak bersama air dan
Air 800 ml garam hingga menjadi kental.
Tahu Kukus
Bahan Takaran Cara Memasak
Tahu 100 gram 1. Lubangi tahu, keruk isinya, lalu hancurkan,
Kuning telur 1 butir dan sisihkan
Tim tahu
Bahan Takaran Cara Memasak
Tahu 100 g 1. Kocok telur sampai rata, masukan tahu, bejek
Telur 35 g sampai halus
Wortel 20 g
Daun bawang 10 g 2. Masukkan bumbu-bumbu, bawang putih,
Bawang putih 1 siung daun bawang, juga wortel. Aduk sampai rata
Garam Secukupnya
3. Kukus selama 15-20 menit. Hidangkan.
Merica Secukupnya
Sari jeruk
Bahan Takaran Cara Memasak
Jeruk 50 g 1. Peras satu buah jeruk.
Gula 26 g 2. Tambahkan gula dan air matang.
Air 350 ml
3. Sari jeruk disajikan sebanyak 350 ml
Pudding hunkwe
Bahan Takaran Cara Memasak
Tepung 30 g 1. Masukkan semua bahan sekaligus kemudian
hunkwe 100 ml aduk sampai mengental dan padat
Santan cair 25 g
Gula pasir ¼ sdt 2. Matikan api ketika adonan sudah mendidih
Garam 3. Masukkan ke dalam cetakan. Angkat dan
sajikan
Entramix (Komersial)
Bahan Takaran Cara Membuat
Bubuk entramix 58 g 1. Ambil bubuk Entramix dari kemasan, sejumlah yang
Air 200 cc dibutuhkan
2. Seduh dengan air hangat
3. Aduk hingga tercampur merata
4. Entramix siap diminum atau diberikan melalui sonde
Kandungan Zat Gizi
Zonde Lengkap Zonde Lengkap
Entramix
(per 1000 cc) (per 250 cc)
Energi 1030,4 kkal 257,6 kkal 260 kkal
Protein 47,6 gr 11,9 gr 10 gr
Lemak 31,9 gr 7,9 gr 8 gr
Karbohidrat 141,9 gr 35,5 gr 37 gr
Komentar instruktur untuk kelompok 12: Konsistensi zonde lengkap yang dibuat
masih terlalu kental (kurang encer), namun tetap masih bisa lolos ketika diujicobakan
pada NGT (naso gastric tube). Selain itu, minyak pada zonde lengkap masih nampak
terpisah (belum tercampur secara merata/homogen). Agar minyak tercampur merata
dengan bahan lain, maka instruktur member saran agar selama pemasakan dilakukan
pengadukan secara terus menerus.
Komentar instruktur untuk kelompok 13: Zonde rendah protein yang dibuat
berdasarkan resep standar masih sedikit kental dan minyak yang menjadi salah satu bahan
dalam pembuatan masih nampak di bagian permukaan. Kemungkinan hal tersebut
dikarenakan oleh kurangnya pengadukan sehingga minyak tidak tercampur menjadi larutan
homogen. Namun, ketika diujicobakan ke dalam NGT (naso gastric tube), zonde rendah
protein tetap mengalir secara lancar.
Zonde DM
Bahan Takaran Cara Memasak
Wortel 75 gr 1. Potong wortel dan tempe bentuk dadu
Tempe 20 gr 2. Rebus wortel dan tempe sampai matang dan blender
Tepung beras 80 gr setelah dingin
Susu FCM 25 gr
Susu skim 25 gr 3. Encerkan tepung beras, susu skim dan susu FCM
Gula pasir 25 gr dengan air hingga rata
Air 1000 cc 4. Campurkan tempe dan wortel yang telah diblender
dengan tepung beras, susu skim, susu FCM dan gula
pasir
Komentar instruktur untuk kelompok 14: Kekentalan zonde DM yang dibuat telah
sesuai. Diabetasol memiliki aroma yang lebih kuat dibanding zonde DM buatan manual.
Selain itu, prakikan harus lebih memahami perbandingan zat gizi antara zonde DM dan
Diabetasol.
B. PEMBAHASAN
Standar umum makanan rumah sakit berdasarkan konsistensi:
1. Makanan Biasa
a. Pengertian
Makanan biasa merupakan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan hidangannya seimbang dan sesuai
kebutuhan gizi individu yang penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus.
Sebaiknya makanan mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna.
b. Indikasi
Makanan Biasa diberikan kepada pasien yang penyakitnya tidak memerlukan
makanan khusus.
c. Tujuan Diet
Memberikan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi serta mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
d. Syarat dan Prinsip Diet
- Energi sesuai dengan kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan
istirahat atau aktivitas ringan.
- Protein 10 – 15% dari kebutuhan energi total.
- Lemak 20 – 30% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat 55 – 70% dari kebutuhan energi total.
- Cukup vitamin, mineral, air, dan kaya serat.
- Makanan tidak merangsang saluran cerna.
- Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi.
2. Makanan Lunak
a. Pengertian
Makanan lunak merupakan makanan dengan tekstur mudah dikunyah, ditelan,
serta dicerna dibandingkan dengan makanan biasa. Makanan lunak mengandung
cukup zat gizi. Makanan ini dapat diberikan langsung atau sebagai perpindahan dari
makanan saring ke makanan biasa.
b. Indikasi
Makanan ini dapat diberikan kepada pasien dengan kenaikan suhu badan yang
tidak terlalu tinggi, pasien pasca operasi, atau pasien dengan kesulitan mengunyah
dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
c. Tujuan Diet
Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna
sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
d. Syarat dan Prinsip Diet
i. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup.
ii. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau cincang, sesuai dengan keadaan
penyakit serta kemampuan makan pasien.
iii. Makanan diberikan dalam porsi sedang, dengan 3 kali makan utama dan 2 kali
makanan selingan.
iv. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang, serta rendah serat.
3. Makanan Saring
a. Pengertian
Makanan saring adalah makanan semi padat dengan tekstur lebih halus daripada
makanan lunak sehingga mudah ditelan dan dicerna. Makanan ini dapat diberikan
sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak. Makann saring
memiliki nilai gizi yang sedikit kurang adekuat serta kurang seimbang karena rendah
serat dan vitamin C.
b. Indikasi
Makanan saring diberikan kepada pasien pasca operasi tertentu, pasien infeksi
akut termasuk infeksi saluran cerna, pasien dengan kesulitan menelan atau
mengunyah, atau sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
c. Tujuan Diet
Memberikan makanan dalam bentuk semi padat yang mendekati kebutuhan gizi
pasien dengan jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk
makanan yang lebih padat.
d. Syarat dan Prinsip Diet
i. Rendah serat.
ii. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat , yaitu selama 1-3 hari, hal ini
dikarenakan kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi serta vitamin dan
mineral.
iii. Makanan dalam bentuk halus atau diblender.
iv. Diberikan dalam porsi kecil dan sering, 6-8 kali sehari.
4. Makanan Cair
a. Pengertian:
Makanan cair merupakan makanan dengan konsistensi cair hingga kental.
Berdasarkan konsistensinya, makanan cair terdiri dari makanan cair jernih, makanan
cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair diberikan ke pasien dengan
gangguan menelan, gangguan mengunyah, dan gangguan pencernaan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, rasa mual, muntah, suhu tinggi, pasca
pendarahan saluran cerna, dan pra serta pasca bedah. Makanan cair dapat diberikan
secara oral atau secara sonde. Makanan cair dapat dibuat dengan susu atau tanpa susu.
Bagi pasien yang tidak tahan dengan susu sapi, dapat diganti dengan susu rendah
laktosa. Pemakaian pemakaian gula dikurangi apabila pasien menjadi kembung/diare.
d) Indikasi Pemberian
- Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu
- Keadaan mual dan muntah
- Sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna
d. Makanan Cair Penuh
a) Pengertian
Makanan yang berbentuk cair maupun semi cair pada suhu ruang dengan
kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang apabila diletakkan dalam
wadah yang bening. Jenis makanan tergantung pada keadaan pasien dan
merupakan peralihan dari makanan cair jernih ke makanan cair kental. Terdapat
2 golongan makanan cair penuh yaitu Formula Rumah Sakit (FMRS) dan
Formula Komersial (FK). Terdapat 10 jenis formula komersial :
1. Rendah/bebas laktosa : tidak tahan terhadap laktosa
2. Dengan MCT : malabsorbsi lemak
3. Dengan BCAA : sirosis hati
4. Protein tinggi : katabolisme meningkat
5. Protein rendah : gagal ginjal
6. Protein terhidrolisa : alergi protein
7. Tanpa susu : tidak tahan protein susu
8. Dengan serat : perlu suplemen serat
9. Rendah sisa : reseksi usus
10. Indeks glikemik rendah : Diabetes Mellitus
b) Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan gizi dalam bentuk cair maupun semi cair
- Meringankan kerja saluran cerna
c) Syarat Diet
- Kandungan energi minimal 1 kkal/ml
- Konsentrasi cairan dapat diberikan secara bertahap mulai dari ½, ¾, hingga
penuh
- Tidak merangsang saluran cerna
- Dapat diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan
protein
- Osmolaritas <400 Mosml
- Dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks, vitamin C untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
- Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah/bebas laktosa,
formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula dengan protein
yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan serat, dan sebagainya
d) Indikasi Pemberian
- Pasien dengan gangguan mengunyah, menelan, atau mencerna makanan padat,
seperti pada operasi mulut/tenggorokan, dan/atau kesadaran menurun
- Dapat diberikan melalui oral, pipa, maupun enteral (NGT), secara bolus atau drip
(tetes)
5. Zonde Lengkap
Indikasi: Zonde lengkap merupakan nutrisi formula rumah sakit yang tidak berasal dari
pabrikan (dibuat sendiri secara manual) untuk diberikan pada pasien malnutrisi.
7. Zonde DM
Indikasi: Zonde Diabetes Mellitus merupakan nutrisi formula rumah sakit yang tidak
berasal dari pabrikan (dibuat sendiri secara manual) yang diberikan pada pasien dengan
Diabetes Mellitus untuk membantu menstabilkan glukosa darah.
8. Formula Komersial Entramix
a. Komposisi
- Vitamin: A, B1, B2, B5, B6, B7, B9, B12, C, D, E
- Mineral: natrium, kalium, kalsium, besi, fosfor, magnesium, selenium, seng,
nitrogen, klorida, yodium
- Asam amino: glutamine, taurin, valin, fenilalanin, aspartat, treonin, leusin, arginin,
isoleusin, histidin, serin, prolin, glutamate, alanin, tirosin, lisin, glisin, triptofan,
metionin, sistein
- Lain-lain: inulin, omega 3, omega 6
b. Indikasi Diet
Entramix digunakan untuk keperluan medis khusus pada kondisi malnutrisi.
c. Cara Pemberian
Setiap penyajian, 58 gram bubuk susu (4 sendok takar) dilarutkan dalam 200 ml air
hangat untuk menghasilkan 250 kkal
c. Cara Pemberian
Setiap penyajian, 60 gram bubuk susu (4 sendok takar) dilarutkan dalam 200 ml air
hangat untuk menghasilkan 250 kkal.
B. SARAN
Dalam pembuatan makanan standar rumah sakit, sebaiknya diperhatikan tekstur, rasa,
aroma, dan warna makanan untuk meningkatkan asupan makan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
A. Nutrisurvey
a. Kelompok 8 (Makanan Lunak)
1) Bubur nasi 2) Tahu kukus
5) Jus jambu
b. Kelompok 9 (Makanan Saring)
1) Bubur tepung beras 2) Bola daging bumbu
B. Dokumentasi Foto
Kelompok 8 Kelompok 9
Kelompok 10 Kelompok 11
Kelompok 12 Kelompok 13
Kelompok 14