Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

NAMA KELOMPOK

ALDY

ANDI PUTRI AINUNISA

ARABIAH

ARYI BIANA PUTRI

DEMILIA MADINA

Makalah Negara Demokrasi dan Negara Otoriter

GURU PENDAMPING: IBU GUSMA SISTER SILITONGA S.pd


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................……………………………………………………….

DAFTAR ISI..............................……………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN.............……………………………………………………….

1.1KATA PENGANTAR........……………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN..............……………………………………………………….

2.1.PENGERTIAN NEGARA DEMOKRASI DAN OTORITER DAN CONTOH


......................................……………………………………………………….

2.2PERBEDAAN NEGARA DEMOKRASI DAN OTORITER

................................................……………………………………………………….

BAB III PENUTUP.....................……………………………………………………….

3.1.KESIMPULAN...............……………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Negara demokrasi
dan Negara otoriter

   makalah tentang Negara demokrasi dan Negara otoriter


ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah tentang Negara
demokrasi dan Negara otoriter ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                      Batulicin,24 september 2018
    
                                                                                              Penyusun
BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Negara Demokrasi dan Negara Otoriter

A.NEGARA DEMOKRASI

ata demokrasi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, apalagi


negara kita juga menganut sistem politik demokrasi. Apa sebenarnya
yang dimaksud dengan demokrasi? Demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yaitudemos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat. Sesuai pandangan salah satu ahli yaitu Abraham
Lincoln, bahwa : Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.

Negara-negara yang menganut sistem demokrasi


diantaranya, Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dan
Selandia baru.
Amerika Serikat

Dalam sistem pemerintahan Amerika Serikat, Amerika Serikat


adalah sebuah republik federal yang terdiri atas negara bagian dan
sebuah distrik federal. Amerika Serikat merupakan negara demokrasi
konstitusional dengan sistem threee-tier dan institusi kehakiman yang
bebas. Ada tiga peringkat, yaitu nasional, negara bagian dan
pemerintahan lokal yang mempunyai badan legislatif serta eksekutif
dengan bidang kuasa masing-masing.
 
Negara Amerika Serikat menggunakan sistem persekutuan atau
federalisme, yaitu di negara pusat dan negara bagian berbagi kuasa.
Negara pusat berkuasa terhadap beberapa perkara, seperti percetakan
mata uang Amerika dan kebijakan pertanahan. Akan tetapi, negara-
negara bagian berkuasa menentukan hak dan UU masing-masing
seperti hak pengguguran bayi dan hukuman maksimal dalam hal UU.
 
Satu elemen yang jelas di Amerika Serikat adalah doktrin pembagian
kekuasaan. Pasal 1 hingga 3 konstitusi Amerika, telah menggariskan
secara terpirinci mengenai kekuasaan negara yang utama, yaitu
eksekutif, legislatif dan kehakiman. Checks and Balances atau
pemeriksaan dan keseimbangan merupakan satu ciri yang utama
dalam negara Amerika. Hal ini begitu komprehensif sehingga tidak ada
satu cabang negara yang mempunyai kuasa mutlak untuk mengawal
cabang yang lain.
 
Di negara Amerika Serikat, semua rakyat yang berusia 18 tahun ke
atas berhak memilih. Pemilu untuk pemilihan Presiden diadakan setiap
empat tahun sekali dan yang terakhir pada bulan November 2008.
 
Disamping pemilu untuk pemilihan presiden, ada juga pemilu paruh
waktu, yang diadakan pada pertengahan masa jabatan presiden.
Dalam pemilu ini, yang dipilih bukanlah presiden, melainkan seluruh
anggota dewan perwakilan dan sepertiga dari semua senator dari tiap
negara bagian. Pemilu ini terakhir diadakan pada 7 November 2006.
Sistem pemerintahan Amerika Serikat didasarkan atas
konstitusi UUD tahun 1787. Akan tetapi, konstitusi tersebut telah
mengalami beberapa kali amandemen. Amerika Serikat memiliki tradisi
demokrasi yang kuat dan berakar dalam kehidupan masyarakat
sehingga dianggap sebagai benteng demokrasi dan kebebasan.
 
Sistem pemerintahan Amerika Serikat yang telah berjalan sampai
sekarang diusahakan tetap menjadi sistem pemerintahan demokratis.
Sistem pemerintahan yang dianut adalah demokrasi dengan sistem
presidensial. Sistem presidensial inilah yang selanjutnya dijadikan
contoh bagi sistem pemerintahan negara-negara lain, meskipun telah
mengalami pembaharuan sesuai dengan latar belakang negara yang
bersangkutan.
 
Pokok-pokok sistem pemerintahan Amerika Serikat adalah
sebagai berikut.
1. Amerika Serikat adalah negara republik dengan bentuk federasi
(federal) yang terdiri atas 50 negara bagian. Pusat pemerintahan
(federal) berada di Washington dan pemerintahan negara bagian
(state). Pembagian kekuasaan untuk pemerintah federral yang memilik
kekuasaan yang didelegasikan konstitusi. Pemerintahan negara bagian
memiliki semua kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada
pemerintahan federal.
2. Ada pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Antara ketiga badan tersebut terjadi checks and
balances sehingga tidak ada yang terlalu menonjol dan diusahakan
seimbang.
3. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu paket ( ticket) oleh
rakyat secara langsung. Dengan demikian, presiden tidak bertanggung
jawab kepada kongres (parlemennya Amerika Serikat), tetapi kepada
rakyat. Presiden membentuk kabinet dan mengepalai badan eksekutif
yang mencakup departemen ataupun lembaga nondepartemen.
4. Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut kongres.
Kongres terdiri atas dua bagian (bikamereal), yaitu Senat dan Badan
Perwakilan (The House of Representative). Anggota Senat adalah
perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh
rakyat di negara bagian yang bersangkutan. Tiap negara bagian
mempunyai dua orang wakil. Jadi, terdapat 100 senator yang
terhimpun dalam The Senate of United State. Masa jabatan Senat
adalah enam tahun. Akan tetapi, dua pertiga anggotanya diperbaharui
setiap dua tahun. Badan perwakilan merupakan perwakilan dari rakyat
Amerika Serikat yang dipilih langsung untuk masa jabatan dua tahun.
5. Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung ( Supreme
Court) yang bebas dari pengaruh dua badan lainnya. Mahkamah
Agung menjamin tegaknya kebebasan dan kemerdekaan individu,
serta tegaknya hukum.
6. Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai (bipartai). Ada dua
partai yang menetukan sistem politik dan pemerintahan Amerika
Serikat, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Dalam setiap
pemilu, kedua partai ini saling memperbutkan jabatan-jabatan politik.
7. Sistem pemilu menganut sistem distrik. Pemilu sering dilakukan
sering dilakukan di Amerika Serikat. Pemilu di tingkat federal,
contohnya : pemilu untuk anggota senat, pemilu untuk pemilihan
anggota badan perwakilan. Di tingkat negara bagian terdapat pemilu
untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta pemilu untuk
anggota Senat dan badan perwakilan negara bagian. Di samping itu,
terdapat pemilu untuk memilih walikota atau dewan kota, serta
jabatan publik lainnya.
8. Sistem pemerintahan negara bagian menganut prinsip yang sama
dengan pemerintahan federal. Setiap negara bagian dipimpin oleh
gubernur dan wakil gubernur sebagai eksekutif. Ada parlemen yang
terdiri atas dua badan, yaitu Senat mewakili daerah yang lebih rendah
setingkat kabupaten dan badan perwakilan sebagai perwakilan rakyat
negara bagian.
 
Pada saat dinyatakan kemerdekaan Amerika Serikat, tiga belas koloni
berubah menjadi negara bagian. Pada mulanya, negara bagian ini
bergabung sebagai sebuah persekutuan, tetapi kemudian membentuk
sebuah negara yang bersatu. Pada tahun-tahun berikutnya, jumlah
negara bagian bertambah dengan masuknya negara bagian di Barat,
pembelian tanah dan perpecahan negara bagian yang sudah ada.
Setiap negara bagian dibagi menjadi countis (semacam kabupaten),
cities (semacam kotamadya atau kota otonom), dan townships
(semacam kecamatan).
 
Amerika Serikat juga memiliki daerah federal, seperti Washington, DC,
dan tanah jajahan, seperti Puerto Riko, Samoa Amerika, Guam, dan
kepulauan Virgin. Selain negara bagian, ada satu daerah federal dan
beberapa daerah yang bisa disebut jajahan.
 
B.NEGARA OTORITER

Otoriter sering dikaitkan dengan negara-negara bersifat kerajaan.


Otoriter adalah kekuasaan yang berpegang beberapa orang atau
sekelompok orang, kekuasaan sangat luas tak terbatas meliputi
seluruh kehidupan negara, dan tidak perlu atau tidak ada mekanisme
pertanggung jawaban pemerintah. Jadi kepala negara atau
pemerintahan memiliki kekuasaan penuh atas negaranya.

Negara-negara yang menganut sistem politik otoriter


seperti, Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Iran, dan
Korea Utara.
Pemerintahan Brunei Darussalam
Sistem pemerintahan di Brunei Darussalam
tergolong tegas dan stabil. Seperti namanya yang
keislaman, negara ini juga menganut sistem
pemerintahan yang memegang tegas syariat Islam
dalam mengatur kehidupan masyarakatnya sehari-
hari. Brunei Darussalam adalah negara yang tegas.
Negara ini terletak di pulau Borneo, yang tidak lain
merupakan pulau Kalimantan. Mengapa pulau
tersebut dinamakan Borneo? Hal ini karena pada
zaman dahulu orang- orang Inggris berdagang
melalui Bandar di Brunei, karena merupakan
bandar perdagangan terbesar. Hal ini membuktikan
bahwa meskipun secara wilayah negara ini kecil,
namun pengaruhnya terhadap wilayah di sekitarnya
adalah besar.

Pemerintahan Brunei Darussalam juga menerapkan


sistem demokrasi. Di negara ini, rakyat juga
dilibatkan dalam setiap keputusan negara. Dalam
pemilihan anggota birokrat, negara ini cenderung
menerapkan sistem perekrutan secara tertutup.
Sistem ini menyerapkan personil yang berasal dari
setiap lapisan masyarakat. Brunei Darussalam
adalah negara yang tidak memiliki dewan legislatif.
Pada tanggal September tahun 2000, sultan Brunei
mengadakan sidang untuk menentuka parlemen
yang tidak pernah diadakan sejak tahun 1984.
Dewan parlemen yang dibentuk ini tidak memiliki
kuasa lain selain menasehati sultan. Pemerintahan
di negara ini ditentukan mutlak oleh sultan, dengan
demikian Brunei menjadi salah satu negara yang
memiliki politik paling stabil di benua Asia.

Pemerintahan Brunei Darussalam adalah


Monarki Absolut
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
bahwasannya Brunei Darussalam dipimpin oleh
seorang sultan yang memiliki kekuasaan mutlak.
Pemerintahan yang demikian ini disebut dengan
Monarki Absolut. Secara teoritis, pemerintahan
Monarki Absolut adalah bentuk pemerintaha dimana
seorang pemimpin atau raja memegang kekuasaan
penuh untuk mengatur negaranya. Bentuk
pemerintahan ini cocok diterapkan untuk negara
kecil karena jumlah penduduknya yang sedikit.
Pemimpin yang seorang sultan akan sangat
memperhatikan kemajuan negaranya. Dengan
demikian maju mundurnya negara itu tergantung
pada sultan itu sendiri. Namun di Brunei
Darussalam ini, meski sultan memiliki kekuasaan
mutlak, nyatanya tetap berlaku sistem demokrasi
dimana rakyat masih diakui pndapatnya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa negara Brunei Darussalam
tidak hanya bersifat monarki absolut namun juga
demokrasi.
2.2 Perbedaan Negara demokrasi dan Negara Otoriter

Pemimpin Negara
Dalam negara demokrasi, pemimpin negara dilakukan
pergantian secara teratur sesuai ketentuan negara.
Sedangkan negara otoriter, pergantian pemimpin negara
secara berkala tidak berlaku, pemimpin negara
ataudiktator memiliki kekuasaan penuh terhadap negara.

Pembagian Kekuasaan
Negara demokrasi mengedepankan adanya pembagian
kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan yudkatif) sedangkan
negara otoriter mengedepankan pemusatan kekuasaan

Fungsi dan Jumlah Partai Politik


Pada negara demokrasi terdapat lebih dari satu partai
politik, fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi
timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan negara otoriter biasanya hanya satu partai atau
beberapa tapi tetap satu yang memonopoli jalannya
kekuasaan, fungsi partai politik lebih ke pendoktrinan
pemerintah kepada masyarakat.
Peran Partai Politik
Negara demokrasi memiliki partai politik yang berperan
sebagai penghubung mata rantai budaya politik dari
generasi sebelum ke generasi selanjutnya. Sedangkan
pada negara otoriter mengedepankan sosialisasi pola pikir
yang ditentukan oleh partai

Perlindungan Ham
Negara domokrasi menganut adanya perlindungan HAM
kepada setiap anggota masyarakatnya, sedangkan pada
negara otoriter tidak diberlakukan adanya perlindungan
HAM sehingga kerap kali terjadi pelanggaran HAM.

Kebebasan Pers
Pengelolaan negara dan pemerintahan terbuka dan
disampaikan kepada publik melalui pers pada negara
demokrasi. Sedangkan negara otoriter pemerintahan lebih
tertutup dan tidak diketahui publik.

Hukum, Konstitusi dan Peradilan


Pemerintahan negara demokrasi berdasarkan kostitusional
atau hukum, sedangkan negara otoriter tidak berdasarkan
konstitusi dan hukum lebih bertujuan untuk mementingkan
visi politik penguasa.
Fungsi Hukum
Pada negara demokrasi hukum berfungsi sebagai
instrumen pelaksana kehendak rakyat, sedangkan pada
negara otoriter hukum sebagai legitimasi program
penguasa.

Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah pada negara demokrasi dilakukan
dengan jalan musyawarah sedangkan pada negara otoriter
penyelesaian masalah ditentukan oleh pemerintah atau
penguasa.
KESIMPULAN

Demikian perbedaan antara negara demokrasi dan negara otoriter,


selayaknya kita bisa memahami bahwa setiap negara memiliki
idealisme yang berbeda sehingga penentuan kekuasaan dalam hal ini
sistem politik juga berbeda. Suatu negara tidak boleh dipaksakan
untuk menganut suatu sistem politik karena merupakan hak dari
negara itu sendiri serta saling menghargai antara negara yang satu
dengan negara yang lainnya. Selayaknya kita sebagai manusia harus
saling menghargai dan menghormati sesama insan Yang Maha
Kuasa.

Anda mungkin juga menyukai