Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

DisusunOleh:

Salsabilah Permata Putih (P27834118053)


Adelia Gita Prasasti (P27834118054)
Ribka Tama Ulina Arenani S. (P27834118055)
Vemy Rahmany Kurniawan (P27834118056)
Tiara Dewanti Putri (P27834118057)
Revi Zakiyatul Maftukhah (P27834118059)
Nely Meliyana (P27834118063)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PRODI D4 JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
kami ajukan untuk memenuhi tugas hematologi kami pada Progam Pendidikan Diploma IV
Program Studi Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis perlukan agar makalah ini
lebih bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surabaya, 15 Oktober 2019

2
Daftar isi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP.......................................................................................5
2.1.1Hemoglobin..........................................................................................................................5
2.1.2 Hematokrit..........................................................................................................................8
2.1.3Leukosit................................................................................................................................9
2.1.4Trombosit...........................................................................................................................10
2.1.5 Eritrosit.............................................................................................................................11
2.1.6 Indeks Eritrosit.................................................................................................................12
2.1.7 Laju Endap Darah............................................................................................................13
2.1.8 Hitung Jenis Leukosit.......................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................14
3.2 SARAN................................................................................................................................14
Daftar pustaka..............................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnose suatu penyakit dan untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya
disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan
suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan
pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnose dan
terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam. Pemeriksaan Darah Lengkap
terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu :hemoglobin, hematokrit, leukosit
(White Blood Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood Cell / RBC),
indeksEritrosit (MCV, MCH, MCHC), laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation
Rate (ESR), hitung Jenis Leukosit (Diff Count).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah parameter yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui beberapa jenis parameter yang termasuk dalam pemeriksaan
darah lengkap.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnose suatu penyakit dan untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu :
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Leukosit (White Blood Cell / WBC)
 Trombosit (platelet)
 Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
 Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
 Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
 Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang
ke suatu RumahSakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang
diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap
gangguan tersebut, sehingga diagnose dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya
waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar
maksimal 2 jam.

2.1.1 Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.

5
Harga normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang, kita harus memperhatikan faktor
umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
 Bayibarulahir : 17-22 gram/dl

 Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

 Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

 Anakanak : 11-13 gram/dl

 Lelakidewasa : 14-18 gram/dl

 Perempuandewasa : 12-16 gram/dl

 Lelakitua : 12.4-14.9 gram/dl

 Perempuantua : 11.7-13.8 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.

Tujuan:

Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya dehidrasi, penyakit paru –paru
obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-lain

BahanPemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.

PrinsipPemeriksaan:
Mengukur kadar Hb berdasarkanwarna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam
hematin oleh adanya HCl 0,1N

Alat Dan Bahan :

1. Haemometer set terdiri dari :


 Tabungpengukur
 2 tabungstandarwarna
 Pipet Hbdenganpipakaretnya
 Pipet HCl
 Batangpengaduk
 BotoltempatHCldanaquadest

6
 Sikatpembersih
2. Perlak kecil dan pengalas
3. Kapas alkohol 70%
4. Jarum/Lancet
5. Handscoon steril
6. Kapas kering
7. Bengkok

Prosedur Kerja :

1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai pada
angka 2.
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat – alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah kebagian jaritangan dengan cara
memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alkohol
10. Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12. Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sampai ada
gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
14. Menuangkan darah tersebut kedalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl
0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
15. Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas dengan
jalan meniup dan menyedotnya.
16. Tunggu sampai 1 menit
17. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna dari
larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna dari larutan standar
18. Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan kadar Hb
dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr

7
19. Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
20. Melepaskan handscoon
21. Mencuci tangan
2.1.2 Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen (%). Nilai normal hematokrit untuk pria
berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar
hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit
yang sama.
1. Hematokrit Mikro

Tujuan   :
Untuk mengetahui Nilai Ht seseorang dalam volume %

Prinsip   :
Darah dengan anticoagulant (heparin) dimasukkan kedalam pipet kapiler kemudian dipusing
dalam waktu 3 – 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm sehingga sel – sel terpisah dalam
keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai
hasil px dalam vol%.

Alat  dan bahan yang digunakan :


 pipet kapiler / mikro kapiler dengan antikoagulan Heparin.
 Sentrifuge mikrohematocrit
 Skala pembacaan
 Dempul

Cara Kerja
1. Isi darah ¾ pipet kapiler
2. Sumbat dengan  dempul
3. Pemusingan (16.000 rpm selama 3 – 5 menit)
4. Posisi dempul menghadap keluar   
5. Seimbang
6. Diulangj ika
a. Hemolisa

8
7. Darah keluar pipet
8. Hasil Ht> 50 vol %
Perhitungan
 Hb      : Ht x 0.34
 AE       : Ht x 120.000
 AL       : BC x 10.000

2. Hematocrit Makro

Prinsip :
Darah dengan anticoagulant Na2EDTA dimasukkan kedalam tabung wintobe kemudian
dipusing 3000 rpm selama 30 menit sehingga sel –sel terpisah dalam keadaan memadat,
prosentase pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil px dalam vol%
Cara Kerja :
1. Darah dengan anticoagulant dihomogenkan.
2. Masukkan darah kedalam tabung wintrobe dengan pipet Pasteur hingga mencapai
garis tanda 100.
3. Dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

Pembacaan Hasil :
 Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan
dalam vol%.
 Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan
trombosit.
 Lapisan ini disebut sebagai buffi coat dan dinyatakan dalam mm.
 Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indekikterik.

2.1.3 Leukosit

Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi


yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal

9
leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada
kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya
bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut,
leukemia, gagal ginjal, dll.

Tujuan :
 Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah

Prinsip kerja :
Darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume pengenceran
tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan  jumlah leukosit dan di peroleh
jumlah leukosit dalam satuan volume darah

Alat :
 
 pipet thoma leukosit
 kamar hitung (improved neubaure)
 dek glass/cover glass
 counter tally
 tissue mikroskop

Bahan pemeriksaan :
 darah yang telah di beri EDTA

Reagen :
 larutan turk

Cara kerja:
1. hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
2. hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
3. lalu hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi
gelembung udara)
4. lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan
larutan turk homogen
5. letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass
(supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan
sedikit air)
6. lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
7. tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan
diamkan sebentar
8. kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif
10x dan 40x untuk memperjelas.

2.1.4 Trombosit

10
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.
Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam
berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang

Prinsip kerja :
Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit sampai tanda 101.
Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai pengenceran .
Alat :
 Pipet eritrosit
 Bilik hitung
 Lancet
 reagen rees ecker dan Giemsa Mikroskop
 Magnesium sulfat
 Kaca preparat Alkohol

Bahan pemeriksaan:
 darah vena
 darah kapiler

Cara kerja :
Cara Langsung (Rees dan Ecker)
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda “1″ dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass tertutup
selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm
kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah. 2.

Cara tidak langsung (Fonio)


1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)
6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu

11
2.1.5 Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit
pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta -
5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK
(penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll,
sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit
sistemik seperti kanker dan lupus, dll.

Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu dengan mengalikan
terhadap faktor perhitungan,sehingga diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Pengenceran darah dengan Hayem menyebabkan lisisnya sel selain eritrosit dan trombosit,
sehingga memudahkan pehitungan sel eritrosit , darah diencerkan 201x dan sel eritrosit
dihitung pada 5 bidang kecil.

Bahan:
 Darah vena

Alat :
 Mikroskop
 Bilik hitung
 Deck Glass
 Transferpet 4 ml, dan 20 mikroliter
 Tabung

Reagensia :
 Larutan Hayem

Cara Kerja :
1. Bilik hitung dan deck glass disiapkan dalam keadaan bersih.
2. Masukkan 4 ml reagen Hayem dalam tabung.
3. Ditambahkkan 20 mikroliter darah ke dalam tabung berisi larutan Hayem.
4. Tabung digojok agar larutan Hayem benar-benar melisiskan sel-sel selain eritrosit dan
trombosit.
5. Bilik hitung dengan kaca penutupnya diletakkan di atas bidang yang datar.
6. Larutan campuran (darah+Hayem) dipipet dengan pipet pasteur kemudian ujung pipet
disentuhkan dengan sudut 30° pada permukaan bilik hitung dengan menyinggung
kaca penutup. Biarkan bilik hitung terisi perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya
sendiri.
7. Biarkan bilik hitung tersebut selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat mengendap.
8. Sel-sel eritrosit yang terdapat pada 5 petak kecil (bagian tengah bilik hitung)
menggunakan mikroskop perbesaran 40X.

2.1.6 Indeks Eritrosit


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi
di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

12
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl

Interpretasi Hasil :

Penurunan MCV (VER) terjadi pada pasien anemia mikrositik, Defisiensi besi, arthritis  
rheumatoid, talasemia, anemia sel sabit, HBC, keracunan timah, dan radiasi.
Peningkatan MCV (VER) terjadi pada pasien anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia
pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, penyakit hati kronis, hipotiroidisme, efek obat
vitamin B12, antikonvulsan, dan antimetabolik

MCH  (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu


banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg

Interpretasi Hasil :
 
Penurunan MCH (HER) terjadi pada anemia mikrositik, dan anemia hipokromik
Peningkatan MCH (HER) terjadi pada anemia defisiensi besi

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin


Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
 
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %

Interpretasi Hasil :
    
Penurunan MCHC terjadi pada anemia hipokromik dan talasemia
Peningkatan MCHC terjadi pada penderita defisiensi zat besi

 
2.1.7 Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal

13
ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga
hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0-15 mm/jam
Perempuan : 0- 20 mm/jam

2.1.8 Hitung Jenis Leukosit


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.

Nilai normal untuk setiap sel :


Basophil : 0-1%
Eosinofil : 1-3%
Netrofil : 55-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 2-8%
 

2.2 HEMATOLOGY ANALYZER


Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasa digunakan
dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu mendiagnosis penyakit yang diderita seorang
pasien seperti kanker, diabetes, dll.

Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel
darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di
lewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat
ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan
hitung jumlah sel trombosit.

1. Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu
dengan larutan  atau sampel yang dilewatinya. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer .
Flow cytometri adalah metode pengukuran  (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus
oleh aliran cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian
rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan
ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.

Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan oleh sel-sel darah di
dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana sampel darah yang diencerkan dengan
elktrolit diluents / sys DII akan melalui mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya
(sisi sekum dan konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue maka akan
terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel
(ukuran sel) yang melewati impulst / voltage yang dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan

14
dianalisa oleh elektonik system lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC)
dengan sys. LYSE membentuk methemoglobin , cyanmethemoglobin dan diukur secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang didapat diprintout pada
printer berupa nilai lain grafik sel.

Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati celah dimanaberkas
cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel, diletakkan pada
sudut-sudut tertentu akan manangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang
memakai prinsip ini lazim disebut flow cytometri.      

2. Macam-macam Alat Hematology Analyzer


Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer dengan fitur pengukuran
yang berbeda:

Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).

  Merk Celtac

  Tipe MEK-5208

  Buatan Nihon Kohden

  Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara
otomatis).

  Merk Celtac Alpha

  Tipe MEK-6318

  Buatan Nihon Kohden

  Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out
dilakukan secara otomatis).

  Merk Celtac F

  Tipe MEK-8222

  Buatan Nihon Kohden

  Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

2.3 CONTOH PELAPORAN TES DARAH LENGKAP

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnose suatu penyakit dan untuk melihat
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari
beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu :hemoglobin, hematokrit, leukosit (White Blood
Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood Cell / RBC), indeksEritrosit (MCV,
MCH, MCHC), laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR), hitung Jenis
Leukosit (Diff Count).

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak sehingga cukup
sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Selain itu ada bahan materi yang cukup
sulit untuk ditemukam. Dan dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita
dapat mengetahui apa itu pemeriksaan darah lengkap dan beberepa parameternya.

16
Daftar pustaka

https://www.academia.edu/7210331/PEMERIKSAAN_DARAH_LENGKAP
http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2012/05/nilai-eritrosit-rata-rata-indeks.html?
m=1
https://education.microsoft.com/Story/Lesson?token=V7bBT

17

Anda mungkin juga menyukai