Anda di halaman 1dari 15

1.

Terapi topical actinic cheilitis apa


Jawaban:
 Obat topical
5-fluorouracil 1%
2 kali sehari selama 2 minggu atau 3 kali sehari selama 10 hari akan menghilangkan epitel yang
mengalami dysplasia sehingga terjadi regenerasi epitel yang normal. Aplikasi 5-fluorouracil akan
menyebabkan eritema, vesikel, erosi ulserasi, nekrosis dan epitelisasi. Dapat juga retinoin atau
trichloroasetat atau dengan krim imiquimod 5%. Pada beberapa kasus digunakan podophylin

 laser ablation, di mana laser dapat menghilangkan lapisan luar kulit yang rusak akibat sinar matahari
 cryotherapy, di mana bagian kulit yang terkena dibekukan
 vermilionectomy, di mana lapisan luar bibir diangkat dengan operasi
 electrocautery, di mana arus listrik digunakan untuk menghilangkan patch atau bercak penebalan
yang abnormal
 KIE  Pencegahan terutama pada orang – orang yang beresiko tinggi, sering terpapar sinar UV B

dan orang dengan kelainan photosensitivitas seperti xeroderma pigmentosum bisa dengan

menggunakan sunscreen / sunblock liquid atau gel yang mengandung SPF 30 atau lebih dan anti air,

atau mengandung para amino benzoate (PABA) serta dapat memakai masker pelindung (shield)

2. Bagaimana pada actinic cheilitis bisa terdapat akumulasi jamur pada sudut bibirnya
Jawaban: actinis cheilitis itu vermilion bibir nya cenderung kering, sehngga pasien akan memiliki kebiasaan
unutk membasahi bibirnya dengan saliva terus menerus menggunakan lidahnya, kemudian aliran saliva
diseluruh area bibirnya mnybabkan terjadinya penumpukan saliva disudut bibirnya, area yg lembab dan
hangat pada sudut bibir itu merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan jamur, sehingga mnyebabkan
terakumulaisnya jamur pada sudut bibir.

3. Pada actinic cheilitis kenapa lebih sering terkena pada bibir bawah
Jawaban : Lokasi paling banyak pada bibir bawah daripada bibir atas karena bibir bawah lebih banyak
terpapar matahari sehingga melepuh atau mengelupas. Vermillion border bbibir bawah lebih rentan
terhadap lesi – lesi yang dipicu oleh rrradiisi sinar UV, karena epitelnya yang tipis, memiliki lapisan keratin
yang tipis, dan kandungan melanin yang sedikit. Dimana fungsi dari melanin itu sendiri adalah untuk
melinidungi lapisan basal
Keratinosit dari energy matahari. Sehingga sedkitnyamelanin dpaat menyebakan bibir rentan terjadi lesi yang
disebabkan oleh radiasi
4. Perawatan pada bell palsy apa?
a) Jawaban : Istirahat terutama pada keadaan akut
b) Medikamentosa Prednison
Pemberian sebaiknya selekaslekasnya terutama pada kasus BP yang secara elektrik
menunjukkan denervasi. Tujuannya untuk mengurangi odem dan mempercepat reinervasi.
Dosis yang dianjurkan 3 mg/kg BB/hari sampai ada perbaikan, kemudian dosis diturunkan
bertahap selama 2 minggu.
c) Fisioterapi
Sering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium akut.
Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh. Cara yang sering
digunakan yaitu : mengurut/ massage otot wajah selama 5 menit pagisore atau dengan
faradisasi
d) Operasi Tindakan
Operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak- anak karena dapat menimbulkan komplikasi
lokal maupun intracranial. Tindakan operatif dilakukan apabila :
 Tidak terdapat penyembuhan spontan
 Tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednisone
 Pada pemeriksaan elektrik terdapat denervasi total. Beberapa tindakan operatif yang
dapat dikerjakan pada BP antara lain dekompresi n. fasialis yaitu membuka kanalis
fasialis pars piramidalis mulai dari foramen stilomastoideum nerve graft operasi plastik
untuk kosmetik (intan 2020)

5. Apa perbedaan pada cheilitis dan cheilosis?


- Cheilosis merupakan suatu kelianan noninflamasi berupa fisur dan scale pada bibir
dan dihubungkan dengan kekurangan vitamin ribovlavin dalam diet. Sedangkan Cheilitis
merupakan suatu kelainan inflamasi dan menyebabkan bibir pecah-pecah
- Tambahan : Cheilosis adalah keadaan dimana terdapat fisura dan kondisi mengelupas pada
permukaan merah dari bibir dan sudur-sudut mulut yang diakibatkan oleh defisiensi
riboflavin (Intan 2020)
- Cheilosis merupakan suatu kelianan noninflamasi berupa fisur dan scale pada bibir dan
dihubungkan dengan kekurangan vitamin ribovlavin dalam diet. Sedangkan Cheilitis
merupakan suatu kelainan inflamasi dan menyebabkan bibir pecah-pecah (naiya 2020)

6. Cari 1 gambar amalgam tato dan deskripsikan lesi pada gambar amalgam tattoo di video

Jawaban :
Lokasi :pada mukosa bukal sebelah kiri
Jenis: terdapat lesi berupa makula
Jumlah: tunggl
Bentuk: berbentuk bulat
Ukuran: ukuran -+ 1 mm
Warna: berwarna abu kehitaman
Tekstur: permukaan licin
Batas: difus
Tekstur tepi: reguler
Daerah sekitar: normal

7. Jika kalian menemukan amalgam tato pada mukosa labial gigi 36 dan pada gigi 36 ada tumpatan amalgam
kelas 1 tapi sudah pecah dan pecahnya kearah bukal, apa perawatan yang kalian lakukan?
Jawaban : untuk alasan estetik dapat dilakukan laser untuk mengihilangkan pigmentasi akibat
amalgam
Tambahan (naiya 2020) Perawatan yang dilakukan pada gigi 36 adalah membongkar tumpatan amalgam.
Apabila gigi masih vital dapat dilakukan restorasi dengan crown ? karena bagian bukal pada gigi sudah pecah.
Apabila mengarah ke nekrosis, dapat dilakukan PSA terlebih dahulu. Apabila tidak memiliki alat yang
memadai seperti rubber damn, rujuk pasien ke IKG menimbang bahwa sisa amalgam yang akan di hilangkan
memiliki kandungan yang berbahaya. Untuk amalgam tattoo, edukasi pasien bahwa amalgam tattoo tidak
berbahaya dan diakibatkan oleh gesekan terus menerus dari tumpatan amalgam. Jika pasien ingin
menghilangkan amalgam tattoo dengan alasan estetik, maka dapat menyarankan pasien untuk melakukan
tindakan laser.

8. Deskripsikan lesi pada Angular Cheilitis


Jawaban : Jawaban :

Deskripsi lesi :
a. Lokasi : sudut bibir kanan dan kiri
b. Jenis lesi :makula melanotik
c. Jumlah : multiple
d. Bentuk : bulat
e. Ukuran : kurang lebih 1cm
f. Warna : kemerahan
g. Tekstur permukaan : indurasi
h. Batas : diffuse
i. Tekstur tepi : irregular
j. Daerah sekitar : eritem

9. Jelaskan mekanisme defisiensi vitamin B pada Angular Cheilitis


Jawaban : vitamin B, khususnya vitamin B12 berfungsi untuk melindungi dan sel sel disekitar saraf dan
mendorong pertumbuhan sel, defisiensi vit B12 menyebabkan berkurangnya pertumbuhan / regenerasi sel
menunjukkan terjadinya penurunan kualitas mukosa oral yang mengakibatkan mikroorganisme
bakteri dan jamur mudah melekat pada mukosa sehingga sel2 yang terbentuk menjadi rapuh dan
tampilan klinis tampak ulserasi dan retak seperti padatampilan angular cheilitis

10. Bagaimana cara mengetahui angular cheilitis oleh karena defisiensi vitamin B
Jawaban : pemeriksaan hematologi untuk mendiagnosis angular cheilitis yang disebabkan oleh
anemia defisiensi besi

11. Jelaskan burning mouth syndrome pada penderita DM


Jawaban :

(naiya 2020) Ada beberapa alasan yang mendukung perkiraan bahwa diabetes menyebabkan
timbulnya rasa panas dalam mulut. Kurangnya insulin pada penderita DM mengganggu proses
katabolic dalam mukosa mulut sehingga menyebabkan resistensi jaringan terhadap gesekan normal
menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah adanya xerostomoia dan infeksi candida yang
merupakan keadaan yang sering menyertai pasien diabetes. (Broody) dkk menyatakan mekanisme
timbulnya keluhan pada mulut merupakan neuropati yang irreversible dan perubahan pada membrane
dalam pembuluh darah kecil di jaringan mulut

(intan 2020) Korelasi antara DM dan BMS masih menjadi kontroversi. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa DM Tipe II memainkan peran dalam terjadinya BMS sedangkan beberapa
penelitian lain melaporkan tidak ada hubungan antara dua kondisi tersebut. Beberapa penelitian
menyatakan adanya hubungan antara DM dan BMS, karena sindrom ini ditemukan pada 2-10%
pasien DM. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Nasri dkk pada 66 orang pasien BMS
sebanyak 4 orang (7%) mengalami DM. Alasan yang mendukung terjadinya BMS pada pasien DM
adalah kurangnya insulin pada penderita DM mengganggu proses katabolik dalam mukosa mulut
sehingga menyebabkan resistensi jaringan terhadap gesekan normal menjadi berkurang.
Kemungkinan lain adalah adanya xerostomia dan infeksi kandida yang merupakan keadaan yang
sering menyertai pasien DM.

12. Jelaskan scoring pada ankyloglossia dan coated tongue


Jawaban :

(naia 2020)
Ankyglosia :
Tipe I : insersi frenulum pada ujung permukaan bawah lidah
Tipe II : insersi frenulum di belakang ujung permukaan lidah
Tipe III : frenulum tebal dan ketat (tidak elastis)
Tipe IV : frenulum ketat di pangkal lidah Ankyloglossia
tipe I dan II dikenal dengan ankyloglossia anterior, tipe III disebut ankyloglossia posterior, dan tipe IV
tergolong ankyloglossia submukosa.
Coated tongue :
Menurut miyazaki et.al , scoring coated tongue berdasarkan area distribusinya :
Score 0 : tidak terlihat
Score 1 : menutupi kurang dari 1/3 permukaan dorsum lildah
Score 2 : menutupi kurang dari 2/3 permukaan dorsum lildah
Score 3 : menutupi lebih dari 2/3 permukaan dorsum lildah

Miyazaki et al. (15) assessed the


tongue-coating status according to the
distribution area: score 0,
none visible; 1, less than one-third of
tongue dorsum surface
covered; 2, less than two-thirds; and 3,
more than two-thirds. Chen
(7) classified the tongue coating by
colour (white, yellow, grey
and black) and by quality of the tongue
(dry, slippery, dry and
rough, prickly, partially furred,
completely furred)
Miyazaki et al. (15) assessed the
tongue-coating status according to the
distribution area: score 0,
none visible; 1, less than one-third of
tongue dorsum surface
covered; 2, less than two-thirds; and 3,
more than two-thirds. Chen
(7) classified the tongue coating by
colour (white, yellow, grey
and black) and by quality of the tongue
(dry, slippery, dry and
rough, prickly, partially furred,
completely furred).
Menurut Winkel, scoring dilakukan dengan membagi lidah menjadi 6 area. Tiga daerah pada posterior lidah dan 3
daerah pada anterior lidah. Skoring coated tongue pada setiap daerah dilakukan scoring penutupan dan scoring
diskolorasi sebagai berikut :
Scoring coated :
Score 0 : tidak tertutup
Score 1 : tertutup ringan
Score 2 : tertutup parah
Scoring diskolorasi :
Score 0 : tidak ada diskolorasi
Score 1 : diskolorasi ringan
Score 2 : diskolorasi parah

Selain itu ada pula scoring dari Gomez yang memodifikasi teknik scoring dari miyazaki dengan membagi
area lidah menjadi 9 part. Kesembilan part ini kemudian dilakukan scoring penutupan dan dcoring
diskolorasi:
Scor diskolorasi :
Score 0 : pink
Score 1 : white
Score 2 : coklat muda
Score 3 : coklat
Score 4 : hitam
Score penutupan :
Score 0 : tidak ada penutupan
Score 1 : penutupan tipis
Score 2 : penutupan tebal

13. Jelaskan etiologi dari ankyloglossia dan derajat keparahannya


Jawaban :
(intan, 2020)
Adanya malformasi kongenital pada rongga mulut, termasuk pada dasar mulut diduga menjadi
etiologi utama dari ankyloglossia. Malformasi ini menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses
embriogenesis atau sebagai hasil dari kerusakan perkembangan embrio intrauterin dan
pertumbuhan janin. Ankyloglossia merupakan hasil dari kegagalan mutasi pada gen yang mengkode
transkripsi faktor TBX22. Malformasi kongenital ini juga diwujudkan dengan kurangnya
perkembangan membran oro-nasal, atau ruptur parsial
Klasifikasi :
 Tipe I : insersi frenulum pada ujung permukaan bawah lidah
 Tipe II : insersi frenulum di belakang ujung permukaan lidah
 Tipe III : frenulum tebal dan ketat (tidak elastis)
 Tipe IV : frenulum ketat di pangkal lidah
Ankyloglossia tipe I dan II dikenal dengan ankyloglossia anterior, tipe III disebut
ankyloglossia posterior, dan tipe IV tergolong ankyloglossia submukosa.
Indikasi frenotomi ditegakkan berdasar penilaian tampilan struktur dan fungsi frenulum lingual.
Kriteria diagnostk bervariasi dari inspeksi visual yang sederhana hingga sistem klasifikasi
menggunakan instrumen Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF).
Instrument ATLFF telah teruji sebagai alat skrining yang reliabel untuk penilaian bayi di bawah usia 3
(tiga) bulan.
 Skor ATLFF 14 menunjukkan fungsi frenulum yang sempurna dan tidak memerlukan tindakan
frenotomi
 Skor ATLFF 11-13 masih dapat ditoleransi, apabila skor penampilan  10
 Skor ATLFF <11 mengindikasikan kebutuhan frenektomi, apabila konseling dan manajemen
laktasi tidak berhasl menyelesaikan masalah menyusui
 Skor tampilan frenulum <8 mendukung diagnostik ankyglossia, namun tidak
direkomendasikan frenektomi kecuali jika bayi mengalami kesulitan menyusui
14. Bagaimana cara anamnesa pasien dengan kondisi eosinophilic ulcer dan deksripsikan lesinya
Jawaban :
- Cara anamnesa pasien eosinophilic ulcer
Jawaban: Anamnesa pada pasien dengan eosinophilic lesion.
a.Riwayat keluhan utama: Lokasi lesi, Sejak kapan lesi tersebut muncul, apakah terdapat rasa nyeri?
bagaimana karakteristik nyeri, sebelumnya apakah pernah mengalami hal serupa, apakah saat ada
keluhan pasien mengkonsumsi obat atau dibiarkan?, keluhan lain yang menyertai
b.Riwayat Penyakit sistemik
c.Riwayat Obat-obatan
d.Kebiasaan merokok
e.Apakah pernah mengalami trauma
f.Apakah mengkonsumsi alcohol

tambahan :
1.Riwayat penyakit sekarang
Meliputi lokasi keluhan tersebut apakah dijumpai pada bagian tubuh lainnya, onset (penting untuk
mengetahui onset karena eosinophilic ulser pada umumnya akan sembuh secara spontan dalam
beberapa minggu jika tidak ada keganasan), kronologis lesi muncul ( untuk mengetahui apakah terdapat
trauma yang memungkinkan eosinophilic muncul (untuk mengetahui apakah terdapat trauma yang
memungkinkan eosinophilic muncul), apakah menimbulkan rasa sakit beserta kuantitas dan kualitas rasa
sakit (eosinophilic ulser dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak sehingga menentukan terapi yang
akan diberikan), factor yang memperberat maupun memperingan keluhan ( seperti merokok dan
konsumsi alkohol), keluhan lainnya.
2.Riwayat Penyakit dahulu
Untuk mengetahui rekurensi penyakit, mengetahui riwayat medis sebelumnya ( apakah pernah dilakukan
pemeriksaan darah, neck nodes, and spleen ultrasonography

- Deskripsi lesi eosinophilic ulcer


a. Jenis : ulcer
b. Bentuk : bulat/oval
c. Ukuran : 0.5cm sampai beberapa cm
d. Warna : merah muda keabuan
e. Lokasi : lidah, mukosa bukal, atau bibir
f. Batas : jelas
g. Tekstur tepi : indurasi
h. Daerah sekitar : eritema

15. Jelaskan penggunaan antibiotic dan obat steroid terhadap terjadinya coated tongue
Jawaban: - Penggunaan antibiotic terhadap terjadi coated tongue, Antibiotik menghambat aksi bakteri dalam
rongga mulut yang mengubah flora normal dalam rongga mulut. Perubahan lingkungan ini akan menginduksi
pertumbuhan ragi/yeast di rongga mulut, dan menyebabkan lidah tampak putih/coated
- hubungan obat kortikosteroid dengan couted tongue: Obat-obatan kortikosteroid akan mempengaruhi
sistem imun yang akan menimbulkan infeksi opurtunistik seperti jamur sehingga terjadi akumulasi
mikroorganisme . Kortikosteroid topikal menekan produksi dan efek-efek faktor humoral yang terlibat
pada respon inflamasi karena terjadi hambatan pelepasan fosfolipase A2, yaitu enzim yang bertanggung
jawab terhadap pembentukan prostaglandin, leukotrin. Sehingga lebih mudah mengalami inflamasi.

16. Bagaimana KIE pada pasien dengan coated tongue


Jawaban : Mengedukasi bahwa coated tongue bukan mengarah ke ganasan melainkan karena penumpukan
debris / sisa makanan dan dapat dilakukan perawatan dengan penggunaan sikat lidah atau tonge scrapper
serta mengedukasi cara menyikat lidah yang benar.

17. Apakah semua KIE coated tongue pada setiap pasien sama seperti itu
Jawaban :
Tidak, tergantung hasil anamnesa pasien jika ditemukan faktor penyebab lain seperti obat-obatan, teh, dan
kopi, gigi tiruan, merokok, bakteri jamur, kebiasaan membersihkan lidah ( rakita 2020)

18. Cara membedakan coated tongue dengan candida


Jawaban :
Coated tongue biasanya tidak menimbulkan keluhan bagi penderitanya/asimptomatik, tetapi bila sudah
terinfeksi Candida sp/candidiasis kelainan ini dapat menimbulkan beberapa gejala simptomatik seperti
mengurangi kenyamanan penderitanya seperti sensasi rasa kecap yang terganggu, rasa pedih, rasa sakit dan
rasa seperti terbakar pada lidah (rakita 2020)

19. Cara menegakkan diagnosa burning mouth syndrome


Jawaban :
 Anamnesa
 Pemeriksaan subjektif : kondisi rasa sakit dalam mulut yang kronik, biasanya disertai dengan
rasa terbakar atau panas pada lidah, bibir, dan mukosa tanpa adanya kelainan patologik.
Keluhan rasa terbakar tersebut dapat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat, yang
timbul menjelang pagi dan mereda setelah sore atau malam hari. Daerah rongga mulut yang
sering dikeluhkan penderita adalah bagian sepertiga anterior dorsum lidah, kemudian bibir
dan yang jarang dikeluhkan adalah daerah palatum, gingival dan orofaring. Tiga keluhan
yang paling banyak dikeluhkan oleh penderita adalah keluhan rasa sakit (paling utama),
disgeusia dan serostomia sehingga ketiganya disebut triad simpton burning mouth
syndrome.
 Pemeriksaan objektif : Pemeriksaan klinis (IO dan EO) sangat penting untuk mengeluarkan
faktor-faktor organic yang dapat menimbulkan keluhan burning mouth syndrome seperti
adanya infeksi pada rongga mulut karena kandida, erythema migrans atau geographic
tongue, lichen planus, hiposalivasi, masalah yang berhubungan dengan gigi tiruan serta
diabetes melitus yang belum terdiagnosis dan pengaruh sistemik lainnya.
 Pemeriksaan penunjang : Pada pemeriksaan klinis, seringkali ditemukan beberapa kelainan
klinis sehingga penderita memerlukan rujukan medis yang terkait dengan kelainan tersebut.
Bila ditemukan adanya keterlibatan kelainan sistemik, maka pengelolaan burning mouth
syndrome bekerja sama dengan bidang terkait. Pada penderita diabetes dapat diketahui
adanya glikemia dari pemeriksaan laboratories, penatalaksanaan selanjutnya dapat bekerja
sama dengan bagian endokrin, demikian pula bila diketahui adanya hipotiroid pada
penderita burning mouth syndrome
(Intan, 2020)

20. Cara menegakkan diagnose dysgeusia, ageusia, hypogeusia bagaimana


Jawaban :

Ageusia.disgeusia/hipogeusia merupakan kelainan pengacapan pada rongga mulut.

- Cara menegakkan diagnosis dengan anamnesa pasien dengan pemeriksaan subyektif, pemeriksaan
obyektif (IO dan EO)
- Anamnesa dari Pemeriksaan subyektif dimulai dari keluhan utama (pasien biasanya mengeluh tidak
merasakan apa saat makan atau merasakan sensasi yang tidak biasa), onset, lokasi, kuantitas, kualitas,
faktor yang memperberat dan mempringan, keluhan penyerta.
- Kemudian pemeriksaan objektif ekstra oral dengan meemriksaan simetris/tidak wajah, bibir, kelenjar,

dan lainnya.

- Kemudian intra oral dilihat dari gambaran klinis yang ditemukan dengan ciri-ciri :

* Pada dysgeusia, lidah mengecap sensasi logam, busuk, atau tengik di dalam mulut (Naik dan

Claussen, 2010). Pada kondisi ini lidah juga sering dilaporkan mengecap rasa pahit spontan walaupun

mengonsumsi makanan yang manis (Hsiao dan Li, 2007). Pada ageusia, kemampuan pengecapan lidah

hilang sepenuhnya sehingga lidah tidak dapat merasakan rasa apapun. Pada hypogeusia, lidah

mengalami penurunan fungsi pengecapan sehingga lidah sulit membedakan/mengidentifikasi rasa asin,

manis, asam, dan pahit pada makanan (Naik dan Claussen, 2010).Pada dysgeusia, lidah mengecap

sensasi logam, busuk, atau tengik di dalam mulut. Pada kondisi ini lidah juga sering dilaporkan

mengecap rasa pahit spontan walaupun mengonsumsi makanan yang manis. *Pada ageusia,

kemampuan pengecapan lidah hilang sepenuhnya sehingga lidah tidak dapat merasakan rasa apapun.

*Pada hypogeusia, lidah mengalami penurunan fungsi pengecapan sehingga lidah sulit

membedakan/mengidentifikasi rasa asin, manis, asam, dan pahit pada makanan. Dengan pemeriksaan

tersebut maka kita dapat mendiagnosis yang tepat keluhan pasien.

Tambahan (intan 2020) saat pemeriksaan subjektif dapat ditanyakan kepada pasien apakah pasien
mengecap sensasi logam busuk di dalam mulut, apakah pasien tidak bisa mengecap makanan atau
apakah pasien bisa mengecap makanan tetapi rasa yang dicap tidak sama seperti dulu. Dysgeusia
adalah kelainan di mana lidah mengecap sensasi logam, busuk di dalam mulut. Ageusia adalah
kelainan di mana lidah kehilangan seluruh kemampuan pengecapan atau dengan kata lain tidak
dapat mengecap rasa apapun. Hypogeusia adalah kelainan di mana lidah mengalami penurunan
fungsi pengecapan rasa.

21. Cara membedakan frictional keratosis dan leukoplakia bagaimana?


Jawaban :
- Diagnosis banding dari frictional keratosis adalah leukoplakia karena lesi ini terkadang
menyerupai leukoplakia displastik. Oleh karena itu, pemeriksaan hati-hati dan kadang-kadang
biopsi diperlukan untuk mengesampingkan perubahan atipikal. Pada leukoplakia gambaran
histologis hyperkeratosis mungkin disertai akantosis dan dysplasia sel epitel. Sedangkan
fricsional keratosis gambaran histologisnya hiperkeratosis tanpa disertai displasia sel epitel
- Dari etiologi, leukoplakia biasanya Faktor yang paling sering dihubungkan dengan terjadinya
leukoplakia adalah merokok, konsumsi alkohol, iritasi kronis, kandidiasis, kekurangan vitamin,
gangguan endokrin, serta karena serangan virus tertentu sedangkan frictional keratosis akibat
gesekan atau trauma berkepanjangan seperti pemakaian GT / tambalan yang overhanging
- Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, frictional hyperkeratosis tidak memiliki
gejala apa pun dan disebabkan oleh kebiasaan yang relatif umum. Jika diagnosis diragukan,
penting melakukan biopsi untuk mengecualikan lesi premalignan. Gambaran histopatologi
dicirikan oleh adanya hiperkeratosis tanpa displasia dan tidak ada atau ada peradangan subepitel
ringan (naiya 2020)

22. Pada crohn disease bagaimana manifestasi oralnya

Jawaban (naiya 2020) : Manifestasi oral yang tidak jarang, adalah pembengkakan pada lidah, angular
cheilitis,hiperplasi dari erythematous gingiva dan SAR. Pembengkakak pada area orofasial menunjukkan
kearah penyakit chorn dan biasanya muncul tanpa diikuti dengan symptom intestinal. Anak2 lebih sering
memiliki manifestasi pembengkakan. Apabila pasien anak datang dengan kondisi ini, harus segera
dievaluasi karena kecurigaan penyakit chorn

23. Apa maksud ulkus sembuh secara spontan setelah biopsy? Apa fungsi biopsy? (ni gak tau penyakit yang
mana soalnya)
Jawaban :
Biopsy merupakan perawatan penunjang. biopsy merupakan  pengambilan sebagian kecil jaringan
tubuh/spesimen yang terdapat kelainan untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut
bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit tertentu, dengan biiopsi kita menjadi tahu penyebab suatu
penyakit, baik itu bakter/virus/jamur, kemudian digunakan untuk menegakkan diagnosis sehingga
rencana perawatan terhadap suatu kasus menjadi tepat. Jika perawatan tepat maka suatu lesi akan
dapat sembuh. Namun jika dilkukan biiopsi namun tidak ditindaklanjuti maka lesi tidak dapat sembuh.

24. Anamnesa pada geographic tongue


Jawaban : (intan 2020)
- Pemeriksaan Subjektif : Pada umumnya geographic tongue bersifat asimtomatik, namun pada
beberapa kasus ditemukan adanya sensasi terbakar dan tidak nyaman ketika mengonsumsi
makanan yang asam, panas, maupun pedas
- Pemeriksaan objektif : Secara klinis geographic tongue tampak berupa lesi ireguler, licin dan
berwarna kemerahan dengan tepi berwarna putih pada dorsal lidah yang disebabkan oleh
hilangnya papila filiformis. Diawali dengan lesi kecil pada bagian lateral dan kemudian meluas
selama beberapa hari sebelum akhirnya menghilang dan muncul kembali di area lainnya. Lesi ini
bermigrasi secara sirkumferensial dan meninggalkan area eritema dibawahnya yang merupakan
atrofi dari papila filiformis dan area tepinya lama-kelamaan akan menghilang seiring dengan
terjadinya regenerasi dari papila filiformis

26. Jelaskan knp candidiasis bisa sbgi etiologinya ? (etilogi cheilitis angular)

Kandidiasis merupakan infeksi jamur oportunisktik yaitu disebabkan oleh slah satu flora normal rongga mulut yaitu
jamur candida, khususnya c. albicans. Kandidiasis oral dobagi menjadi kandidiasis pseudomembran, hiperplastik,
eritematosa dan kandidiasis cheilitis angular. Angular cheilitis sendiri memiliki etiologi yang bervariasi, salah
satunya yaitu disebabkan infeksi jamur Candida albicans. Jadi pada seseorang yang menderita cheilitis
angular dapat tejadi kandidiasis yang disebabkan oleh jamur candida albicans. Kandidiasis oral diawali
dengan kemampuan jamur candida melekat pada mukosa mulut, yang kemudian akan menyebabkan
terjadinya infeksi. kemudian menyebabkan bibr pecah-pecah, hal ini menimbulkan kecenderungan apsien
untuk sering menjilat bibir/ membasahi bibir dengan saliva, kemudian saliva dapat terakumulasi pada sudut
bibir yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan jamur khususnya candida sehingga dapat
menyebbkan terjainya angular cheilitis.

27. Jelaskan mekanisme periodontitis pd kasus tsb (kasusnya gatau apa tapi jajwaban klp kemarin gini:

Periodontitis merupakan etiologi taste disorder, bakteri yang ada apda aksus periodontitis dapat mnstimulasi sel
inflamasi sperti sitokin pada papilla lidah

28. Pertanyaan saya kedua, bagaimana perbedaan TUGSE / eusinophilic ulcer dan RAS
- Dari gambaran klinis TUGSE mengalami granuloma sedangkan SAR tidak
- Kalau TUGSE ini gambaran klinis yang sangat jelas yang dapat dilihat itu adalah dari pinggiran tepi lesi indurasi
(akibat infiltrasi sel2 inflamasi spt eusinofil dan limfosit ke lapisan mukosa yang lebih dalam) hal ini disebabkan
karena durasi infiltrasi dari sel2 inflamasi terjdi dalam jangka waktu yang cukup lama. Tugse ini sudah mengandung
eusinofil tinggi yang merupakan tanda tanda keganasan (biasnya pada lesi kronis, telah berlangsung lama)
- Terdapat batas indurasi dan peninggian pada tugse karena adanya hiperkeratosis epithelium (diferensiasi
epithelium menjadi hiperplastik) Akibat adanya infiltrasi sel inflamasi secara intens
- SAR tidak mengandung jumlah eusinofil yg tinggi sementara pemeriksaan histologis eusinofilik ulcer memiliki
karakteristik terdiri dari tingginya eusinofil bercampur dengan infiltrasi populasi sel mononuklear, dimana alasan
kehadiran eusinofil tidak diketahui.
- dari etiologinya traumatic ulcer granuloma stromal eosinophilia ini terjadi akibat adanya trauma, sedangkan SAR
etiologinya bukan traumatic/ masih belum diketahui secara pasti

29. Apa yang membedakan etiologi dari eosinophilic ulcer dengan traumatic ulcer biasanya? Dan deskripsikan lesi
eosinophilic ulcer
Jawaban :
Traumatic ulser tidak mengandung jumlah eusinofil yang signifikan sementara pemeriksaan histologis
eusinofilik ulser memiliki karakteristik terdiri dari kaya eusinofil bercampur dengan infiltrasi populasi sel
mononuclear, dimana alasan kehadiran eusinofil tidak diketahui.
Tambahan :
Traumatic ulser :
- Termasuk acute ulser/ kalo traumatic ulser trauma akut
- Tidak ada kategori usia resiko tinggi
Eosinofilik Ulser :
- kalo eosinophilic trauma berulang kronis/ Termasuk chronic ulser
- Resiko terbesar usia 40-60 tahun
- Durasi penyembuhan sampai berbulan bulan hingga menahun

29. deskripsikan lesi dari actinic cheilitis

Lokasi :pada bibir bawah


Jenis: terdapat lesi berupa fisur / ulcer
Jumlah: multipel
Bentuk: berbentuk ireguler
Ukuran: ukuran 0,5 mm / lebih
Warna: pucat keabuan
Tekstur permukaan : kasar
Batas: jelas
Tekstur tepi: indurasi
Daerah sekitar: normal / eritem

30. Penanganan bels palsy pada odon

Jika terjadi bells palsy maka tindakan awal pasca tindakan odon yaitu dengan memberikan pasien kortikosteroid yaitu
methylprednisolone unutk meredakan predangan padasaraf wajah. Selain itu dapat diberikan analgesic untuk
meredakan nyeri, kemudian merujuk pasien ke spesialis saraf untuk tindakan lebih laanjut.

Pasien juga dapat disarankan untuk melanjutkan perawtaan ke bidang fisioterapi untuk lebih mengoptimalkan
penyembuhan.

31. metode swab dan kultur jelaskan

metode pengambilan spesimen dibagi menjadi dua yaitu metode direk (sab) dan metode indirect (kultur)
metode direk/ swab tahapannya :
1. siapkan object glass (beri tanda oval dengan spidol pada satu sisi & identitas pasien)
2. pegang cotton swab stick dg tangan kanan dan kaca mulut dg tangan kiri (disbeut teknik pen grasp)
3. ulaskan ctton swab stick padalesi dg gerakan memutar disertai sedikit tekanan pada permukaan lesi, sehingga
selruh bagian swab stick terkena
4. ulaskan cton stick pada sisi object glass yang berlawanan dg yang diberi spidol di dalam area tanda oval
5. fiksasi -> ayunkan diatas api brander (-+ 10 cm jaraknya) hingga tampak mengering (-+ 1 detik per ayunan)
6. letakkan pada tempat aman dan kering dg posisi sisi spesimen menghadap ke aats
7. llindungi permukaan object glass & kirimkan ke lab

METODE INDIREK (KULTUR)


1. siapkan tabung media (beri tand aidentitas px, tanggal, dan jam pengambilan spesimen)
2. lakukan swab pada lesi sesuai metode direk
3. letakkan kaca mulut, matikan lampu, ambil tabung media dg tangan kiri
4. buka tutup tabung media dg jari manis dan kelingking tangn kanan
5. panaskan bibir tabung media diaats lidah api brander
6.lakukan streaking gerakan zigzag tidak terputus pada permukaan media agar atau masukan swab stick ke dalam
media cair
7. panaskan bibirtabung media diaats lidah api brander
8. tutup kembali tabung media dg jari manis dan kelingking tangan kanan
9. kirim ke lab

32. deskripsikan variasi normal fisuure tongue


deskirpsi fissure tongue
lokasi : dorsum lidah
jenis lesi : variasi normal (fisura)
jumlah : multiple
bentuk: garis
ukkuran : diameter 1 mm , panjang 0,5 - 2,5 mm
warna : merah / serupa lidah
tektur permukaan : kasar
batas : jelas
teksttr tepi : iregular
daerah sekitar : normal

33. deskripsi lesi fordispot


Jenis : kombinasi papula dan makula
Jumlah : multiple
bentuk : bulat
ukuran : -+ 1milimeter dan jika bergabung dapat menjadi ukuran beberapa cm
warna : putih kekuningan
tekstur permukaan : indurasi
batas : jelas
tesktur tepi : reguler
daerah sekitar : normal

34. deskripsi crenated tongue gmana ?


lokasi : lateral lidah
jenis : variasi normal (?)
jumlah : multiple
bentuk: bergelombang
ukkuran : -+ 3 cm per sisi (sepanjang lateral lidah)
warna : sewarna lidah
tektur permukaan : kasar
batas : jelas
teksttr tepi : iregular
daerah sekitar : normal

35. di eritema multiforme ada dijelasin sering pula terjadi pengerasan pada kulit? Why?
Pengerasan kulit bibir pada EM sering terjadi karna terbentuknya krusta pada bibir. Awalnya adalah daerah
kemerahan, berubahdengan cepat menjadi bentuk vesikula dan segera pecah danmeninggalkan daerah erosi
kemerahan yang ditutupi pseudomembran putih dan krusta akibat perdarahan.

36. deskkripsi lesi eritema multiform

Lokasi :mukosa bukal Lokasi : bibir


Jenis: bula, erosi atau ulserasi Jenis: lesi erosif permukaan keratin bibir disertai
Jumlah: multipel perdarahan dan krusta
Bentuk: berbentuk ireguler Jumlah:
Ukuran: Bentuk: berbentuk ireguler
Warna: putih Ukuran:
Tekstur permukaan : licin Warna: putih: merah kehitaman
Batas: jelas Tekstur permukaan : kasar
Tekstur tepi: ireguler Batas: jelas
Daerah sekitar: eritem Tekstur tepi: ireguler
Daerah sekitar: eritem

Anda mungkin juga menyukai