Anda di halaman 1dari 21

Kebijakan Nasional Pertumbuhan Ekonomi Hijau

dalam Kerangka
Pembangunan Rendah Karbon (PRK)
RPJMN 2020-2024 dan SDG Roadmap 2030
Dr. Medrilzam
Direktur Lingkungan Hidup
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS
Pendahuluan

3
Rencana Penyusunan RPJMN 2020-2024:

2017 2018 2019 2020


Persiapan Background Study Penulisan RPJMN disetujui
RPJMN RPJMN Presiden terpilih

MISI:
MENYUSUN RPJMN 2020-2024 MENJADI
LEBIH HIJAU DAN RENDAH KARBON
Arahan Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk RPJMN 2020-2024

“This is why our upcoming 5 year development


plan, … will be Indonesia’s first low-carbon
development plan. We want to use this plan to
address sustainability challenges and unlock some
of these opportunities which will be critical to
achieving a prosperous, low-carbon growth path.
We want to ensure that our growth, moving
forward, continues to secure our natural assets,
providing value in tandem with the creation of
new opportunities for economic transformation
and development….”

(Prof. Bambang Brodjonegoro – Minister of


National Deveopment Planning, Bonn COP 23
UNFCCC, 2017);
KLHS untuk RPJMN 2020-2024 & SDG Roadmap 2030

Bersifat wajib (PP No.46 tahun 2016) agar:

1 2 3 4

Pembangunan Daya dukung dan Menghapus Pemangku


harus terus daya tampung SDA silo dalam kepentingan
berkelanjutan dan LH (Carrying perencanaan punya hak suara RPJMN Hijau &
Capacity) menjadi yang sama dalam Rendah Karbon
pertimbangan dalam perencanaan 2020-2024
kebijakan

* KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program – PP No.46 tahun 2016 4
Definisi dan Prinsip Dasar PRK dalam KLHS

Pembangunan Rendah Karbon (PRK) adalah


platform baru pembangunan yang bertujuan untuk
PRK
mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial
melalui kegiatan pembangunan beremisi GRK
rendah dan meminimalkan eksploitasi SDA.
Green Growth

RPJMN-SDG
KLHS

KLHS adalah “kendaraan” atau tool untuk


PRK
mengaplikasikan analisis Kebijakan, Rencana dan
Program (KRP) untuk menghasilkan
Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dalam
RPJMN 2020-2024 dan SDG Roadmap 2030
Social Benefit Less Carbon Pollution
5
Prinsip Dasar PRK

1. Menerapkan kebijakan berbasis science (evidence based


policies) – mengaplikasikan pendekatan terintegrasi
berbasis sistem
2. Menempatkan carrying capacity (termasuk emisi GRK)
sebagai bagian penting dalam menyusun dan
merencanakan target pembangunan
3. Menekankan pada trade-off analisis kebijakan untuk
menyeimbangkan tujuan pembangunan ekonomi dan Action Effect
sosial dengan tujuan pengelolaan lingkungan
4. Menerapkan prinsip HITS (Holistic, Integrated, Thematic,
Spatial)
5. Pelibatan aktif para perencana pembangunan dengan
stakeholders lingkungan

6
Indikator Keberhasilan (Outcome) PRK

1 Intensitas Emisi/Karbon* 2 Penurunan Emisi/Penyerapan GRK

GHG
Intensitas Intensitas Emission/ Activity Emission
Karbon Energi Fuel Mix Removal Data Factor

CO2 Energi CO2

GDP
=
GDP
x Energi
CO2 = Activity Unit
x CO2
Activity Unit
*) definisi WRI, perlu kesepakatan definisi

• Intensitas Emisi/Karbon adalah jumlah emisi GRK • Activity data adalah besaran kegiatan pembangunan
per satuan output ekonomi, yang biasanya diukur yang berpotensi mengeluarkan atau menyerap emisi di
melalui PDB di tingkat nasional satu wilayah dalam waktu tertentu.
Misalnya: penanaman pohon 1 juta ha/tahun
• Intensitas energi adalah jumlah konsumsi energi
per unit PDB • Emission factor adalah rata-rata emisi GRK untuk suatu
• Fuel mix adalah kandungan karbon dari konsumsi sumber emisi relatif terhadap unit kegiatan pada
energi di suatu negara sumber emisi yang sama.
Misalnya: faktor emisi hutan lahan kering primer
adalah 132,99 ton C/ha
7
PRK dan Keterkaitannya dengan KLHS
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) adalah sekumpulan kebijakan perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi
investasi rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan
emisi GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Trade Off

Inter-related Human Activities Carrying Capacity

Dampak/
Tekanan
Energi Industri Daya Tampung Air

+
Kelautan

IKLH
KEBIJAKAN
Pertanian Kehutanan Emisi
PEMBANGUNAN
Daya Dukung
Kehati
Ketersediaan

Permukiman Perikanan Tutupan


Lahan

Trade Off Target Intensitas Emisi


Ekonomi Kemiskinan
Sektor Emisi GRK
8
PRK dan Keterkaitannya dengan SDGs

Lingkungan
Dalam konteks SDG, PRK adalah tema pilar
lingkungan yang menempatkan pencapaian
target Goal 13 (Perubahan Iklim) sebagai basis
utama untuk mendukung:
Goal 7,8,9 dan 17 (Pilar Ekonomi),
Goal 1,2 dan 4 (Pilar Sosial),
Sosial Ekonomi Goal 6,11,12,14 dan15 (Pilar Lingkungan)

9
Metodologi

11
Metodologi berbasis Sistem

1 2
Model
Model Berbasis Berbasis
Non-Spasial Spasial
(System Dynamics) (Spatial
Dynamics)

• Untuk mengetahui dan memahami perilaku


dinamis sebuah fenomena (perubahan • Untuk memahami dan menggambarkan
berdasarkan perjalanan waktu) perilaku fenomena secara spasial
• Untuk mengidentifikasi variabel-variabel dari • Menjadi tools evaluasi kebijakan spasial
perubahan tersebut serta membantu memprediksi atau
• Untuk menguji sensitivitas model melalui merekayasa dampak spasial di masa
intervensi terhadap variabel-variabel tersebut mendatang akibat intervensi tertentu
• Variabel yang sensitif terhadap perubahan • Memperkirakan perubahan penggunaan
perilaku tersebut dapat diklasifikasikan sebagai lahan yang mungkin terjadi di masa
Leverage Policy yang bermanfaat dalam proses datang
penyusunan kebijakan
12
Pendekatan Spasial yang Terkait dengan
Hasil Pemodelan System Dynamics

Land Use (Non Spatial) System Dynamics

4 7
5 6 Historical Behavior Of Land Use (CA)
Distribution
of Land Use
2
3 (Spatial) Suitability Accessibility
ANN

Zoning Validation

Analysis of Analysis Carrying Capacity of Analysis of Analysis of


Forest Availability Water Self Sufficiency (Rice) Carbon Stock

16
Optimasi Spasial untuk Pemodelan Komoditas Berbasis Lahan

Optimasi • INDOBIOM menggunakan angka pertumbuhan


ekonomi dan populasi dari model sistem dinamis untuk
Maksimalkan Mempertimbangkan memperkirakan jumlah kebutuhan lahan pertanian
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
Keuntungan produksi Ketersediaan SDA domestik dan juga keperluan ekspor
Keterpenuhan konsumsi Mekanisme pasar • Angka kebutuhan lahan ini kemudian diolah untuk
Dikalkulasi setiap 5 tahun

mendapatkan distribusi optimal pemenuhan kebutuhan


lahan pertanian dengan mempertimbangkan
Keterwakilan lokasi Perdagangan global

Umpan balik
keragaman spasial produktivitas lahan dan transisi
perubahan penggunaan lahan yang memungkinkan
• Selain distribusi spasial secara optimal, pemodelan
pemenuhan kebutuhan pertanian juga dilakukan
dengan memperkirakan produksi komoditas
pertanian seperti padi dan jagung dalam satuan ton
• Model perkiraan produksi ini dibangun dengan
mempertimbangkan keragaman kondisi biofisik dan
perkembangan teknologi yang belum merata di
Keluaran model seluruh Indonesia
• Kebijakan terkait perubahan dan penguatan
Jumlah produksi (ton) Jumlah permintaan (ton) Harga (US$) teknologi pertanian kemudian dapat disimulasikan
untuk memperkirakan dampaknya terhadap produksi
komoditas pertanian nasional secara keseluruhan
Tata guna lahan (ha) Neraca dagang (ton) Emisi GRK (CO2)

17
Kebijakan POVERTY
Distribusi upah
desa-kota
• Upah
• Distribusi pendapatan
Kebijakan • Garis kemiskinan Kebijakan
Peningkatan
Produktivitas • Kemiskinan
Kebutuhan & ketersediaan dana
pengentasan kemiskinan

Dampak inflasi
(Bantuan Sosial)
Kerangka
• Penduduk kota
POPULATION Kebutuhan energi
Ketersediaan energi

ENERGY
Permintaan energi
Terintegrasi Analisis
• Penduduk desa • Eksploitasi sumber energi
• Penduduk berdasarkan umur Ketersediaan • Ketersediaan energi
Kebijakan PRK untuk

Kebutuhan energi
Kebutuhan air domestik

(tenaga kerja) • Impor energi

Tenaga kerja
energi
• Pendidikan • Share EBT
Ketersediaan
air domestik

RPJMN 2020-2024

Emisi energi
Ketersediaan lahan
tenaga kerja
Kebutuhan

Kebijakan
Kebutuhan lahan
dan SDG Roadmap

WATER
Air Permukaan Kebutuhan air •
ECONOMY
Permintaan 7 sektor (C,G,I,X dan M) Kebutuhan • Lahan hutan
LAND USE 2020-2030
• Air Tanah ekonomi • Nilai tambah 7 sektor lahan • Lahan pertanian
• Curah Hujan • Keterkaitan input-output • Lahan permukiman & industri
• Kualitas Air Ketersediaan air • Inflasi/harga Ketersediaan • Lahan lainnya
ekonomi lahan

Ketersediaan air
untuk lahan

Kebutuhan air untuk


Kebijakan Economics stock-flows
lahan

Emisi lahan
Kebutuhan Ketersediaan SD Dampak perubahan lahan
terhadap biodiversity
Kebijakan Social
biodiversity terhadap populasi

SD perikanan perikanan Emisi industri/ekonomi


Dampak perubahan

Kebijakan stock-flows
FISHERY
• SD perikanan tangkap Natural resources
• SD perikanan budidaya GHG EMISSION
• Produktivitas perikanan budidaya stock and flows
Dampak perubahan iklim
terhadap
Kebijakan SD perikanan Absortive capacity
stock-flows

Kebijakan BIODIVERSITY CLIMATE


Dampak perubahan iklim terhadap biodiversity
19
Keterkaitan Parameter yang Dikaji
PILAR Laju
pertumbuhan • Emisi CO2
limbah padat • Intensitas emisi CO2
domestik • Kerentanan garis pantai
• Potensi banjir dan
kekeringan
• Ketersediaan energi Ekonomi Lingkungan
• Permintaan energi
• Listrik per kapita • Rasio antara konsumsi
• Share RE lahan terbangun dan
• Intensitas energi populasi perkotaan
• Konsumsi energi sektor
• GDP • Total
transportasi
• GDP/cap produksi ikan
• GDP growth tangkap dan
• Angkatan kerja Sosial budidaya
• Tingkat pengangguran • Maximal
• Tenaga kerja sustainable
• Upah Nilai tambah sektor yield
• Jumlah orang pertanian dibagi • Kualitas air
• Value added sektor industri jumlah tenaga kerja
permukaan
miskin sektor pertanian
• Share industri dalam PDB •
• Poverty level Ketersediaan air
• Proporsi tenaga kerja sektor industri Mean years
• Kemiskinan
• Emisi CO2 sektor industri per value of schooling
desa-kota
added sektor industri • Proporsi tutupan hutan
• Potensi peningkatan tinggi gelombang terhadap total lahan
• Proporsi lahan sawit per pulau
Pertumbuhan ekspor produk non- • Situs penting
migas keanekaragaman hayati
• Luas lahan terdegradasi/kritis
terhadap luas lahan total
• Luas lahan gambut terbakar

20
Penutup

11
REPUBLIK
Sumber Pendanaan Pembangunan Rendah Karbon
INDONESIA

Bank and
Central institutional Sharia Islamic
Government loans Financing

Capital investment planning


Non-government
Long term
investment (PPP,
Local municipal and
KPBU, PINA,
Government Green bonds
Carbon Market,
Budget
etc)

Projects for LCD

18
Proses PPRK dan SDGs dalam Penyusunan KLHS
RPJMN 2020-2024
Perencanaan Pembangunan

Background KRP
study Teknokratik
Final
STAGE 2 STAGE 6

STAGE 7
Rancangan STAGE 5
Kebijakan,
Proses Baseline
Rencana,
Program (KRP)
Sinkronisasi Model RPJMN 2020-2024
STAGE 4
STAGE 3 STAGE 1
(Ekonomi Hijau &
Rendah Karbon)

SDGs PPRK

KETERANGAN: Stage 4: Analisis dampak KRP terhadap baseline


Stage 1: Penyusunan informasi baseline daya dukung dan daya tampung Stage 5: Rekomendasi KRP
Stage 2: Penyusunan background study dengan mempertimbangkan informasi baseline model Stage 6: Penyusunan KRP Teknokratik Final berdasarkan rekomendasi model
Stage 3: Penyusunan Rancangan KRP Stage 7: Penyusunan RPJMN pro-green & rendah karbon
10
Penyusunan RPJMN 2020-2024 dan KLHS:
Agustus 2018

2017 2018 2019 2020


Persiapan Background Study Penulisan RPJMN disetujui
RPJMN RPJMN Presiden terpilih

SEA

Konseptualisasi dan Simulasi dampak Komunikasi Laporan KLHS


simulasi baseline model kebijakan kebijakan sebagai bagian
dan pengembangan pembangunan terintegrasi dari
database
RPJMN 2020-2024
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai