Perjanjian Yang Tidak Bernama
Perjanjian Yang Tidak Bernama
Tid k diatur didalam BW, timbul karena kebutuhan di dalam praktek. Dalam praktek ada
masalah, yaitu bagaimana caranya memberikan jalan keluar apabila pihak penjual banyak
rnenghadapi permintaan barang yang djualnya, akan tetapi calon pembeli tersebut tidak
mampu rnembayar dengan sekaligus tunai. Disini penjual bersedia menerima pembayaran
dari pembeli dengan pembayaran secara angsuran, tetapi penjual memerlukan jaminan
bahwa barang yang dijualnya tersebut sebelum harganya dibayar lunas tidak akan djual
oleh pembelinya. Jadi sebelum harganya dibayar lunas tidak akan dijual oleh pembeli,
maka pembeli tadi menjadi penyewa lebih dulu dari barang yang dibelinya tadi, karena ia
seorang penyewa maka ia tidak menjual, menggadaikan., mengalihkan kepada pihak lain,
jadi angsuran yang dibayar oleh pembeli merupakan uang sewa dari barang tadi, dan
kalau angsuran sudah dilunasi oleh pembeli maka pembeli menjadi pemilik. (untuk
barang-barang bergerak tidak perlu ada penyerahan lagi, karena barang-barangnya sudah
dikuasai oleh pembeli)
Resiko:
Jika terjadi sesuatu terhadap barang yang sudah dikuasai oleh pebeli sebagai penyewa,
maka resiko ada di pihak pembeli karena ialah yang harus bertanggung jawab
memelihara dan sebagainya.
Bentuk yang hampir sama dengan sewa beli adalah jual beli secara angsuran. Hanya
terdapat perbedaan yaitu
dalam sewa beli pemilikan baru beralih jika harga barang telah dibayar lunas ( etelah
pembayaran angsuran terakhir ) sedangkan pada jual beli secara angsuran/cicilan,
pemilikan atas barang sudah beralih ketika barang diserahkan kepada pembeli walaupun
harga belum dibayar lunas,sisa harga yang belum dibayar adalah merupakan utang
pembeli kepada penjual, jadi pada waktu pembeli menerima barang ia sudah menjadi
pemilik, maka ia dapat menjual barang tadi kepada pihak ke III.
Definisi: dari SKB no.122 yaitu setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal untuk dgunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
hak opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal tersebut atau
memperpanjang jangka waktu leasing - berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
bersama. Dari definisi tersebut di atas kita melihat segi ekonominya — yaitu dari
perkataan “ kegiatan pembiayaan “ namun dengan memperhatikan aspek hukumnya yaitu
dengan adanya hak opsi dan memperpanjang jangka waktu.
Jadi kita tidak perlu ragu bahwa leasing adalah suatu perjanjian.
Apabila kita telah menerima leasing sebagai suatu perjanjian sekalipun leasing itu tidak
diatur dalam suatu undang undang maka kita melakukan leasing dalam suatu lalu lintas
hukum, yaitu:
1. Peraturan-peraturan yang disebutkan tadi sebagai landasan hukumnya.
2. Disamping itu kita juga memberlakukan ketentuan-ketentuan yang berkaku tentang
perikatan di buku ke III BW, karena ia adalah merupakan perjanjian.
Jadi terhadap leasing berlaku kebebasan berkontrak yang diatur dalam pasal 1338 BW
“semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pihak
yang membuatnya/ para pihak.
Sah artinya tidak ada penipuan, tidak ada kekhilafan dan tidak ada paksaan.
Jadi leasing itu sebenarnya datang darimana? Dari negara - negara Anglo Saxon oleh
karena itu tak dikenal didalam BW. Sekarang negara kita meriggunakan BW yang dari
Belanda,, bagaimana dengan di Belanda? Belanda yang sistemnya Eropa kontinental
sudah menerima leasing jadi kita juga belajar untuk menerimanya.
Untuk mengetahui suatu perjanjian itu leasing atau bukan maka kita harus mengetahui
ciri ciri leasing tu, Ciri-ciri Leasing adalah :
1. Leasing adalah cara pembiayaan.
2. Ada suatu jangka waktu tertentu untuk leasing tadi, jangka waktu ini dihubungkan
dengan nilai ekonomi tadi.
3. Pemilikan dari barang yang di leasing tadi ada pada perusahaan leasing (lessor).
4. Obyek dari leasing adalah barang-barang yang dipergunakan untuk usaha.
Jadi suatu perjanjan dapat dikatakan leasing bila mempunyai cirri-ciri tersebut.
Tetapi didalam praktek terdapat bermacam-macam bentuk dan variasi leasing.
Kewajiban lessee:
Membayar harga barang dan bunga ditambah bunga sesuai dengan jangka waktu.
Hak opsi dalam finacial leasing adalah harga yang sangat rendah, kalau membeli si lesse
diberi harga yang rendah sekali.
Motivasi orang memilih financial leasing
1. Lessee ingin mendapatkan pembiayan untuk menambah peralatan perusahaannya
tanpa terlihat adanya tambahan jumlah utang pada neraca perusahaannya,
sehingga perusahaannya tadi dapat memenuhi persyaratan debt equity rationya.
2. Mengharapkan keringanan pajak, yaitu semua ongkos-ongkos untuk leasing
ditulis sebagai ongkos-ongkos perusahaan.
2. Operational leasing.
Bentuknya adalah pemberian jasa, dimana lessor membeli suatu barang bergerak untuk
kemudia barang tadi diserahkan dan dipergunakan oleh leassee untuk jangka waktu
tertentu
- yaitu jangka waktu yang lebih pendek dari pada masa guna ekonomi barang tadi,
sedangkan leassee berkewajiban untuk membayar ongkos berkala berupa uang pada
lessor.
- pada operational leasing, risiko ekonomi dari barang yang dileasing tadi dipikul oleh
lessor, oleh karena itu leassee dapat mengakhiri perjanjian leasing tersebut setiap saat
- Pada operational leasing lessor mencatatkan barangnya tadi sebagai aktivanya.
Ha1 hal tersebut diatas dapat juga disebut sebagai perbedaan antara finansial leasing dan
operational leasing. Sedangkan persamaannnya adalah setelah berakhirnya perjanjian
leasing, leasse wajib mengembalikan barang yang dileasing kepada lessor, kecuali leassee
mepergunakan hak opsinya untuk: membeli barang tersebut.
Beberapa penulis membedakan finansial leasing dan operational leasing sebagai berikut:
1. Financial leasing adalah suatu perjanjian pembiayaan dimana leassee meminta kepada
lessor untuk membiayai pengadaan barang yang dibutuhkannya, sedangkan pada
opertional leasing yang diutamakan adalah perjanjian pemberian jasa.
2. Paa finaicial leasing risiko ekonomi atas obyek perjanjian ditanggung oleh leassee
sedangkan pada operational leasing risiko atas barang ditanggung oleh lessor.
3. Pada financial leasing risiko bagi lessor hanya berkaitan dengan keadaan keuangan dan
kemampuan membayar dari leassee sedangkan pada operational leasing risikonya bagi
lessor adalah hilangnya atau rusaknya barang yang dileasing.
4. Pada financial leasing jangka waktunya sama dengan masa guna ekonomi dari barang
tadi, sedangkan pada operational leasing jangka waktunya lebih pendek dari masa guna
ekonomi barang yang dileasing tersebut.
5. Pada saat berakhirnya leasing, leassee mempunyai hak opsi terhadap barang yang
dileasing tersebut untuk membeli dengan harga yang relatif rendah ( pada financial
leasing ) sedangkan pada operational leasing harganya relatif tinggi.
6. Pada financial leasing tidak dapat mengakhiri perjanjian sebelum jangka waktu yang
diperjanjikan berakhir, sedangkan pada operational leasing jangka waktu itu dapat
diakhiri sewaktu-waktu.
7. Pada operational leasing lessor memberikan jasa-jasa di bidang penggunaan
pengopersian, pemeliharaan dan perbaikan, sedangkan pada financial leasing hal-hal
tersebut tidak ada.
Maka dengan sales lease back perusahaan memperoleh modal lalu peralatan yang
dlbutuhkan juga masih dapat dipakainya.
4. Leverage lease.
Leverage lease ini sebenarnya bukan merupakan variasi dari bentuk leasing akan tetapi
merupakan suatu cara pembiayaan yang ditempuh/ diterapkan oleh suatu perusahaan
leasing dimana lessor tidak menggunakan dananya sendiri untuk membiaya barang yang
hendak dileasing, akan tetapi lessor meminjam dana yang diperlukan itu dari pihak lain
(kreditur). Dalam hal ini apabila kreditur meminta jamian, maka sebagai
jaminannya adalah barang yang dilease atau dengan cessie tagihan lessor pada leassee.
5. Syndicate leasing.
didalam praktek sering terjadi beberapa perusahaan leasing bersama-sama membiayai
penyediaan barang-barang yang dileasing untuk kemudian secara bersama-sama pula
rneleasingkan barang-barang tadi kepada leassee.
Hal ini disebabkan karena harga barangnya sangat mahal, jadi tidak dapat dibayar sendiri.
Anjak piutang/Factori.
Pengertian anjak piutang adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu atau
perusahaan untuk membeli piutang baik dalam bentuk account receivable ataupun
promessery notes atas dasar suatu tingkat discount tertentu dari penjual.
6. Perusaahan factoring membayar uang penjualan piutang tadi kepada penjual dengan
suatu tingkat discount tertentu.
7. Pembeli membayar utangnya kepada perusahaan factoring sebelum jatuh tempo.
Jadi factoring ini pada prinsipnya adalah jual beli piutang (peralihan piutang).
-1. kegiatan factoring tidak mensyaratkan pembayaran dimuka atau tidak mensyaratkan
anda harus mempunyai deposito.
-2. Penjual piutang memperoleh tambahan dana.
-3. Usaha factoring tidak memerlukan jaminan.
Sewa menyewa
• Belum tenyu merupakan kegiatan pembiayaan.
2. Yang menyewakan pada prinsipnya adalah pemilik.
3. obyeknya tidak harus alat-alat produksi.
4. resiko yang terjadi di atas barang yang disewakan pada prinsipnya ada pada hak yang
menyewakan, dengan tidak membatasi para pihak penyewa apabila kerugian itu akibat
dari kelalaiannya.
5. Imbalan jasa berapa uang sewa.
6. Jangka waktunya tidak ditentukan oleh nilai ekonomis barangnya.
7. Jika barang yang disewa musnah, maka:
- bila akibat dari force majeur, maka penyewa— tidak berkewajiban lagi untuk
membayar uang sewa.
- kalau karena kelalaian penyewa maka penyewa tetap harus membayar ganti rugi.
. Landasan hukumnya diatur dalam 1548 B.W .
9. Barang yang disewakan tak termasuk aktiva yang meyewa
0. Perjanjian sewa menyea tidak harus tertulis.
11. Subyek tidak ditentukan setiap subyek hukum dapat menjadi penyewa atau yang
menyewakan.
4. Franchise/ Franchising.
Kaitan franchise mi adalah derigan licensing dan tecnical assintance, ketiganya.
merupakan satu golongan dan sama sama dapat dimasukkan kedalam lembaga
pembiayaan. Dimana maknanya adalah penyertaan modal.
Di dalam Perseroan terbatas penyertaan modal kita kenal dengan pemilkan saham dan itu
disebut merupakan bentuk yang primer. Untuk penyertaan yang primer adalah penyertaan
berupa setoran uang tunai atau inbreng yang dapat berupa barang. Sedangkan penyertaan
modal yang berupa franchising, licensing dari tecnical assistance disebut penyertaan
modal secara informal.
Jadi bentuk penyertaan modal ada :
1. Secara bentuk primer (uang dan jasa ).
2. Bentuk informal ( frinchising, licensing dan tecnical assistance )
Bentuk penyertaan modal secara informal adalah yang disetor tidak berupa uang atau
barang melainkan yang diserahkan adalah penggunaan atau pemakaian hak milik secara
intelektual (Intelectual property right ).
Didalam sistem franchise tadi, selain berupa izin menggunakan merk dan nama dagang
tertentu termasuk pemakalan resep tertentu yang menjadi rahasla dagangnya.
Yang paling menonjol adalah sistem pengoperasian bisnisnya misalnya bajunya harus
sama (seragam ).
Modal harus kuat, karena franchisee berada dipihak yang lemah, bisa bisa diputus
sepihak oleh franchisor karena dianggap tidak memenuhi target, tetapi selain itu juga ada
keuntungannya yaitu antara lain hemat biaya iklan, tidak perlu promosi lagi, juga hemat
biaya penelitiannya - biaya penelitian bagaimana agar rasanya nikmat, bagi franchisee
tidak perlu lagi karena resepnya sudah dari franchisornya, demikian pula franchisee
mendapat pamor dari merk yang sudah terkenal tersebut.
Kalau suatu perjanjian franchising dimana franchisee dianggap tidak memenuhi syarat
maka perjanjian tersebut diputus dan dengan demikian maka franchisee tidak boleh lagi
meneruskan usaha untuk mengoperasikan franchise tersebut.
2. Licensing.
Ciri licensing adalah suatu pemberian hak untuk menggunakan suatu infomasi dari suatu
sistem atau suatu technologi termasuk disini adalah pemakaian merk, nama dagang, Copy
right, hak paten rahasia dagang dengan pembayaran royalty dari licensee pada licensor.
3. Tecnical assistance.
Tecnical assistance bertalian dengan pemberian jasa tertentu atau pengalihan suatu
pengetahuan atau informasi kepada pihak yang menerima bantuan teknik tadi.
Contohnya pemberian jasa di dalam pemasangan mesin mesin - yang dibeli ( tentunya
mesin-mesin yang canggih ), bimbingan latihan untuk karyawan yang menerima tecnical
assistance tersebut.
Tetapi di dalam pemberian bantuan tehnik penerima bantuan tidak mempunyai hak untuk
memakai nama, merk, dan rahasia dagang dari pemberi bantuan tehnik tersebut, jadi
hanya terbatas pada bantuan tehnik saja.
Modal Ventura
Jenisnya dapat berupa leasing, perdagangan effek, credit card dan sebagainya.
Lembaga pembayaran antara lain
- Leasing.
- Factoring.
- Usaha kartu credit.
- modal ventura.
- perdagangan saham / bursa effek.
- pembiayaan konsumen.
Jadi modal ventura adalah merupakan salah satu sumbr pembiayaan bisnis.
Pada zaman dahulu pembiayaan bisnis dilakukan dengan uang sendiri atau pinjam dari
bank. Tetapi sekarang sudah banyak lembaga pembiayaan kini tinggal memilih saja mau
yang mana.
Menurut masyarakat lembaga pembiayaan harus ditingkatkan karena era globalisasi ,
tehnik-tehnik sudah masuk semua. Siapakah yang menjadi lembaga pembiayaan ?
Dasar hukumnya:
1. diatur dalam Kep. Pres RI no.61/1988 tgl. 20 desember 1998 dimana disebutkan siapa
yang menjadi lembaga pembiayaan.
2. Kep. Men Keu RI no1251 tgl. 20 desember 98 disebutkan mengena perusahaan
ventura, yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu
tertentu dengan kegiatan yang meliputi
a. suatu penemuan baru.
b. Pengembangan perusahaan yang mengalami kesulitan dana.
c. membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan
d. membantu perusahan yang berada dalam keadaan mundur
Contoh peruahaan modal ventur.t di ir1iune:ia adih PT. Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia.
Kalau ada perusahaan modal ventura berarti ada perusahaan mitra, jadi selalu ada
:perusahaan mitra bisnis. Menurut surat keputusan MenKeu no 1251 /KMK .013/1988
penyertaan modal dalam setiap perusahaan mitra bisnis bersifat sementara dan tidak
boleh lebih dari jangka waktu 10 tahun, ini berarti perusahaan modal ventura harus
menyiapkan diri untuk pengunduran diri, caranya adalah:
1. Dengan menjual saham pada pasar modal.
2. Dengan menjual saham secara langsung kepada perorangan atau perusahaan atau
melalui pengambilalihan usaha management perusahaannya.
3. Menjual sahamnya kepada perusahaan mitra bisnisnya tersebut.
Pengunduran diri ini/penarikan kembali penyertaan modal tadi ( divestasi ).
5. konsorsium.
Biasanya terdapat didalam perjanjian kredit, didalam perjanjian kredit yang biasa pihak
pihaknya adalah debitur kreditur dan pemberi jaminan.
Bila kredit berupa konsorsium , maka seorang debitur memohon fasilitas kredir yang
sangat besar, oleh karena itu kalau krediturnya hanya satu tidak mampu, maka kreditur
tersebut menghimpun kreditur-kreditur lainnya, sehari-hari .dikenai dengan nama
Syndicate ( kumpulan ).
Jadi dalam konsorsium krediturnya lebih dari satu lalu salah satu daripada kreditur
tersebut bertindak sebagai agent.
Pekerjaan agen:
1. Ia sebagai tata usaha mengenai semua dokumen dari debitur,
2. Agent tadi menetapkan pengikatannya ( mengenai akta perjanjian kreditnya, kapan
ditandatanganinya dsbnya )
3. Agent menyimpan semua surat/dokumen ( seperti akta jual beli, sertifikat ) mengenai
jaminan.
4. Mengasuransikan barang jaminan tadi.
5. Menerima laporan dari debitur secara berkala.
6. Menagih semua biaya yang harus dibayar oleh debitur, ini misalnya : komitmen fee,
management fee, agency fee.
6. Pengikatan jaminan secara pari pasu. Dokumen dokumen yang untuk menjamin
seluruh hak hak dari kreditur, dan kreditur kedudukannya adalah sama, jadi
pembagiannya secara proporsional dari utang yang diserahkan kepada debitur, jadi dalam
hal ini perjanjian kreditnya satu, tetapi krediturnya lebih dari satu.
7. Custodian. :
Menurut pasal 1 Kep.Menkeu no.154/KMK.013/1990 disebut dengan nama Tempat
penitipan harta “, didalam keputusan tadi kustodian didefinisikan sebagai berikut
custodion adalah suatu perusahaan yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam
penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
Siapakah yang dapat menjadi custodian? adalah bank dan lemba ga kliring penyelesaian
dan penyimpanan, dengan ketentuan: untuk penitipan tadi harus dibuat administrasi yang
terpisah dari kegiatan lainnya, dan harta penitipan/ yang dititipkan tadi tetap menjadi
milik yang melakukan penitipan. Custodian tadi berkewajiaban untuk menjaga keamanan
dan mengadministrasikan dengan baik harta yang dititipkan tersebut. Pada umumnya
harta yang dititipkan berupa surat surat berharga seperti effek effek yang dijual dipasar
modal, karena hubungannya dekat/erat dengan pasar modal maka custodian disebut
lembaga penunjang pasar modal. Custodian selalu diperlukan di pasar modal, pemodal
asing tidak pernah membawa surat-suratnya keluar negeri melainkan dititipkan di
custodian, jadi custodian berfungsi memperlancar, mempermudah sekaligus
mengamankan transaksi atas effek-effek. Dengan demikian dapat kita lihat fungsi
custodian tidak hanya sebagai tempat penyimpanan/ penitipan harta melainkan juga
bertindak sebagai kuasa dan agen bagi para investor yang menanamkan modalnya di
bursa efek dimana custodian menangani tugas administrasinya, yaitu:
- menerima surat-surat efek tadi.
- menyimpan surat-surat efek tadi.
- melakukan pembayaran atas pembelian efek efek tadi.
Antara investor dan custodian selalu ada kontrak, dimana antara cutodian satu dengan
yang lain mungkin tidak sama karena semuanya berdasarkan kontrak itu tadi.
Kedudukan harta dalam custodian tadi adalah harta yang dititipkan tidak menjadi milik
dari custodian dan tidak menjadi bagian dari harta custodian.
Pengeluaran harta dari custodian atas permintaan tertulis dari pemilik atau pihak yang
secara sah mewakilinya.
Kwajiban-kewajiban custodian
1 . Memberin ganti rugi terhadap harta yang hilang atau rusak akibat kelalaian custodian.
2. Memberiikan ganti rugi terhadap hilangnya keuntungan atau pendapatan yang
berkaitan dengan harta yang disimpan.
3. Meuberikan ganti rugi terhadap keterlambatan penyerahan harta tadi.
4. Menjaga harta yang dititipkan sebaik-baiknya, biasanya disimpan di dalam safety
box/deposit box.
5. Pemberikan salinan catatan atas semua harta yang disimpannya, salinan tadi diperlukan
custodian agar tidak terjadi kekeliruan.