Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Daftar isi........................................................................................................................... 1
BAB I Pembahasan
A. Pengertian Korosi.................................................................................................. 2
B. Penyebab Terjadinya Korosi................................................................................. 2
C. Contoh Korosi dalam Kehidupan Sehari-hari....................................................... 5
D. Pencegahan Korosi................................................................................................ 6
BAB II Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................................ 8

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam.
Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti
seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain
pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian
peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak
langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi
yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.

B. Penyebab Terjadinya Korosi


1. Kontak langsung logam dengan H2O dan O2
Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi
yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada
oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran
karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Hal tersebut menimbulkan
perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe)
bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air
akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi
redoks pada peristiwa korosi. Jika jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan
permukaan logam semakin banyak, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada
permukaan logam tersebut.

2
2. Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu
karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi
reduksi gas oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat
pula.
3. Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan. Konsentrasi elektrolit yang besar dapat meningkatkan
laju aliran elektron sehingga laju korosi meningkat.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi
pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur
dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung
(seperti mesin kendaraan bermotor).
5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
6. Metalurgi
· Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.
· Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang
terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni
timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom
unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah.
3
Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada
daerah anode.
7. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada
logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang
mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans.

4
C. Contoh Korosi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bangkai Kapal di Dasar Laut yang Telah Terkorosi oleh Kandungan Garam yang Tinggi

Knalpot Kendaraan Bermotor yang Mudah Terkorosi Akibat TemperaturTinggi

Kerusakan logam besi dgn terbentuknya karat oksida

5
D. Pencegahan Korosi
Berdasarkan proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia.
1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan mekanis ialah mencegah agar permukaan logam tidak bersentuhan langsung
dengan udara. Untuk jangka waktu yang pendek, cara ini dapat dilakukan dengan
mengoleskan lemak pada permukaan logam. Untuk jangka waktu yang agak lama, dapat
dilakukan dengan pengecatan. Salah satu cat pelindung yang baik ialah meni (Pb3O4) karena
selain melindungi secara mekanis juga memberi perlindungan elektrokimia. Selain
pengecatan, perlindungan mekanis dapat pula dilakukan dengan logam lain, yaitu dengan
cara penyepuhan.
Proses penyepuhan untuk perlindungan terhadap korosi harus diperhatikan harga E° dari
logam yang akan dilindungi dan logam pelindungnya. Logam yang baik sebagai pelindung
harus mempunyai E° lebih kecil dari E° logam yang dilindungi. Sebab bila terjadi goresan
pada logam yang dilapisi, maka logam pelindung akan menjadi anode pada “sel volta mini”
yang terjadi, sehingga logam yang dilindungi tidak akan teroksidasi selama logam pelindung
masih ada.
Untuk perlindungan agar barang-barang yang terbuat dari besi tidak cepat rusak, maka besi
(E° = –0,44 volt) lebih baik dilapis dengan seng (E° = –0,76 volt) daripada dilapis dengan
timah (E° = –0,14 volt).
1) Besi yang dilapisi seng
Apabila terjadi goresan atau di permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-
partikel lain, terjadilah sel volta mini dengan Zn sebagai anodenya dan Fe sebagai katodenya.
Zn akan teroksidasi terlebih dahulu karena harga E°-nya lebih kecil daripada Fe, sehingga
korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam) tidak terjadi.
Reaksi yang terjadi:
Anode (–): Zn(s) —> Zn2+(aq) + 2 e–
Katode (+): 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
2) Besi yang dilapisi timah
Apabila terjadi goresan atau lapisan mengelupas kedua logam akan muncul di permukaan.
Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain terjadilah sel volta mini. Di sini
Fe akan bertindak sebagai anode karena E0 Fe lebih kecil daripada E° Sn, hingga Fe akan
teroksidasi lebih dulu. Di sini akan terjadi proses korosi elektrolitik. Oleh karena itu, pelat
besi yang dilapisi timah akan cepat berlubang-lubang daripada besi Galvani. Hanya dari segi
6
keindahan, besi yang dilapisi dengan NiCr dan Sn tampak lebih bagus daripada besi yang
dilapisi Zn.
Reaksi yang terjadi:
Anode (–) : Fe(s) —> Fe2+(aq) + 2 e–
Katode (+) : 2 H2O(l) + 2 e– —> H2(g) + 2 OH–(l)
2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan elektrokimia ialah mencegah terjadinya korosi elektrolistik (reaksi elektrokimia
yang mengoksidasi logam).Perlindungan elektrokimia ini juga disebut perlindungan katode
(proteksi katodik) atau pengorbanan anode (anodaising). Cara ini dilakukan dengan
menghubungkan logam pelindung, yaitu logam yang lebih tidak mulia (E°-nya lebih kecil).
Logam pelindung ini ditanam di dalam tanah atau air dekat logam yang akan dilindungi. Di
sini akan terbentuk “sel volta raksasa” dengan logam pelindung bertindak sebagai anode.
Contoh-contoh proteksi katodik
1) Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam yang lebih
aktif, misalnya Mg,
yang dihubungkan dengan kawat. Batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg yang
rusak dapat
diganti dalam jangka waktu tertentu, sehingga pipa yang terbuat dari besi terlindung dari
korosi.
2) Untuk melindungi menara-menara raksasa dari pengkaratan, maka bagian kaki menara
dihubungkan dengan lempeng magnesium yang ditanam dalam tanah. Dengan demikian
menara besi akan menjadi katode magnesium dan lempeng Mg sebagai anodenya.

7
BAB II
PENUTUP
a. Kesimpulan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi terjadi pada bahan-bahan logam atau besi.
Penyebab terjadinya korosi ada beberapa hal, antara lain:
 Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
 Keberadaan Zat Pengotor
 Kontak dengan Elektrolit
 Temperatur
 pH
 Metalurgi
 Mikroba
Berdasarkan proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia.
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip, yaitu: Mencegah kontak dengan oksigen
dan/atau air dan Perlindungan katoda (pengorbanan anoda).

Anda mungkin juga menyukai