Anda di halaman 1dari 25

DRACUNCULUS MEDINENSIS

Sahat M. Ompusunggu
Hospes
 Hospes definitif:
» Manusia.
» Lainnya: anjing, kucing, kuda, sapi,
kera, serigala (foxes, wolves dan
jackals) dan macan tutul.
 Hospes perantara: udang-udangan
seperti: Mesocyclops leucarti dan
berbagai spesies Cyclops.
Penyakit
drakunkuliasis medinensis, drakontiasis
Distribusi geografis

 Dari Afrika Tropis →Timur Tengah


→ India, Srilangka → Uni Soviet
 Sporadis: Burma, Malaysia, Indonesia
 Indigenous: Jepang.
 Kasus import: Korea.
 Cina: hanya pada anjing.
Morfologi
 Cacing dewasa tinggal jaringan subkutan .
 Ukuran ♀: 90 (70 - 120 cm) x 1 - 2 mm,
♂: 1,5 - 4 cm x 0,4 mm .
 Mulut dikelilingi oleh 10 papila.
 Kebanyakan organ mengecil/atrofi akibat desakan
uterus yang berisi larva stadium pertama.
 Pada jantan, ekor mempunyai 4 (3 - 6) pasang
papila preanal dan 4 - 6 pasang papila postanal.
 Cacing jantan mati setelah kopulasi sehingga jarang
ditemukan
Kumpulan cacing dewasa Cyclops

Larva pd tubuh Cyclops


Larva stadium-1 Dracunculus medinensis
Cyclops
Siklus Hidup D. medinensis
Manusia minum air tidak
disaring yang mengan-
dung kopepoda dgn L3
Larva berganti kulit dua
kali di tubuh kopepoda dan
menjadi larva L3

Larva terbebas setelah kope-


poda mati. Larva menembus
dinding lambung dan usus,
menjadi dewasa dan bertelur

Larva L1 dimakan kopepoda

Cacing betina mulai keluar


dari kulit setahun setelah
infeksi
Cacing betina pindah ke
permukaan kulit ,
menyebabkan lepuh dan
menyemprotkan larva

Larva L1 dilepaskan ke dalam


air dari cacing betina yang
muncul
Siklus Hidup
 Manusia minum air mentah tanpa disaring
yg mengandung copepoda infektif → cope-
poda mati di dlm lambung → larva terbe-
bas → larva menembus dinding usus →
rongga perut dan retroperitoneal →
dewasa ♂ dan ♀ → kawin → ♂ mati → ♀
menuju jar subkutan → timbul lepuh pd
kulit.
Patogenesis, Patologi, Klinis
 Bila cacing betina mulai nampak dlm jar
subdermal, setahun kemudian timbul
demam, pusing, mual, muntah dan keme-
rahan lokal, pembengkakan dan rasa nyeri
 terbentuk bulla  bulla pecah  muncul
ujung anterior cacing.
 Cacing betina biasanya muncul selama 3 -
6 minggu .
 Pembentukan bulla bisa di sembarang
tempat, bahkan di ujung lidah, tetapi paling
sering di kaki yg mana itu cocok utk kontak
dengan air.
Lepuh (bulla) pada kulit kaki pada penderita
drakunkuliasis
Lepuh pecah dan ujung anterior cacing
D. medinensis kelihatan keluar.
Lepuh (bulla) pada kulit kaki pada penderita
drakunkuliasis

Cacing D. medinensis ditarik dari bulla


Cacing D. medinensis keluar dari bulla yang pecah
Cacing sedang ditarik dari
bisul/bulla di paha

Cacing sedang ditarik dari


bisul/bulla di glandula mamae
Cacing dewasa keluar
sebagian dari bisul/bulla

Bisul/bulla di punggung
Bisul/bulla di kepala

Bisul/bulla di kening
Bisul/bulla di ujung jari kaki

Bisul/bulla
di daun telinga
Bisul/bulla di kaki

Bisul/bisul
di jari tangan
Bisul/bulla di pipi

Bisul/bulla dimana ya?


Diagnosis
 Klinis dan parasitologis: pembengkakan
lepuh disertai nyeri lokal, urtikaria dan rasa
terbakar di sisi pembengkakan.
 Dlm 4 hari bulla pecah dan larva bisa diper-
oleh dgn merendam bulla pd air dingin lalu
air rendaman diperiksa dgn mikroskop.
 Cacing dewasa bisa juga diperoleh dari
abses atau terlihat dgn sinar Rontgen.
 Serologis: intradermal test, complement
fixation test dan fluorescent antibody tech-
nique.
Pengobatan
 Pembedahan untuk mengeluarkan cacing
dewasa.
 Kemoterapi: dgn mebendazol atau tiaben-
dazol.

Pencegahan
 Membiasakan minum air yg sdh matang
dan air lebih disaring seblm dikonsumsi .
Epidemiologi
 Di India dan Nigeria angka infeksi bisa
mencapai 53 %.
 Transmisi terjadi secara musiman, teruta-
ma pd musim kemarau/kering (karena
kesulitan memperoleh air) .

Anda mungkin juga menyukai