Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI DALAM BERBAGAI BIDANG


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Farid Fadillah, S.pd

Oleh :

1. Dimas Aji Pangestu 20302244003


2. Helda Noer Ramadhani 20302244009
3. Mellina Ayu Danyuari 20302244005
4. Inayah Az-Zahra 20302244021
5. Ammar Al Faruq 20302244022
6. Puspita Prima Tri 20302244025
7. Jevanny Aulia S 20302244014
8. Faishal Fadhila 20302244012
9. Alfan Als 20302241043
10. Ilham Luqman Hadi 20302244018

PENDIDIKAN FISIKA C
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantaisa kita ucapkan, atas karunia-Nya memberi
kesehatan dan keselamatan sehingg penulis dapat menyelesaikan maklah dengan topik
pembahasan “Penerapan Demokrasi dalam Berbagai Bidang”.

Penulisan makalah ini dibuat untuk mengkaji dan memahami tentang penerapan
demokrasi di berbagai bidang. Penulis tidak hanya berfokus membicarakan pada bidang politik
atau hokum saja tetapi juga dalam bidang pendidikan, ekonomi, social, dan kesehatan.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf atas ketidaksesuaian kalimat atau
adanya kesalahan dalam penulisan. Meskipun demikian, penulis juga terbuka dengan kritik atau
saran dari pembaca.

Sleman, 11 Oktober 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………..............

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi…………………………………………………………….

2.2 penerapan demokrasi di bidang pendidikan……………………………………...

2.3 penerapan demokrasi di bidang ekonomi………………………………………...

2.4 penerapan demokrasi di bidang politik…………………………………………..

2.5 penerapan demokrasi di bidang kesehatan……………………………………….

2.6 penerapan demokrasi di bidang sosial dan budaya………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah demokrasi pada tiga dasawarsa terakhir, khususnya di berbagai negara
berkembang kian populer, baik pada tingkat wacana maupun aras gerakan sosial politik.
Sebagai suatu sistem politik, demokrasi telah menempati lapisan teratas yang diterima oleh
banyak negara karena dianggap mampu mengatur dan menyelesaikan hubungan sosial dan
politik, baik yang melibatkan kepentingan antar individu dalam masyarakat, hubungan antar
masyarakat, masyarakat dan negara maupun antar negara di dunia.
Demokrasi terbagi menjadi dua kategori dasar, yaitu demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan. Demokrasi langsung, memungkinkan semua warga tanpa melalui pejabat yang
dipilih atau diangkat dapat ikut dalam pembuatan keputusan negara. Sedangkan demokrasi
tidak langsung menggunakan sistem perwakilan. Setiap partai politik yang memenuhi syarat
untuk mendapat kursi, menempatkan wakilnya dalam badan legislatif yang jumlahnya
bergantung pada prosentase perolehan suara tingkat nasional. Pejabat pemerintahan dalam
sistem demokrasi perwakilan memangku jabatan atas nama rakyat dan tetap
bertanggungjawab kepada rakyat, atas semua tindakan yang mereka lakukan
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, terlihat bahwa demokrasi belum membudaya.
Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah dipraktikan baik dalam keluarga,
masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara tetapi, kita belum
membudayakannya. Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi
telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh
kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi. Pemahaman dan penerapan budaya
demokrasi antara lain melalui pendalaman prinsip dasar demokrasi yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat dan penyelenggaraan hidup bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan demokrasi di bidang pendidikan?
2. Bagaimana penerapan demokrasi di bidang ekonomi?
3. Bagaimana penerapan demokrasi di bidang politik?
4. Bagaimana penerapan demokrasi di bidang kesehatan?
5. Bagaimana penerapan demokrasi di bidang sosial dan budaya?
1.3 Tujuan
1. Mendeskrispsikan penerapan demokrasi di bidang pendidikan
2. Mendeskrispsikan penerapan demokrasi di bidang ekonomi
3. Mendeskrispsikan penerapan demokrasi di bidang politik
4. Mendeskrispsikan penerapan demokrasi di bidang kesehatan
5. Mendeskrispsikan penerapan demokrasi di bidang sosial dan budaya

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan
setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta
praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia.

2.2 penerapan demokrasi di bidang pendidikan

Demokrasi pendidikan dipahami sebagai pendidikan yang berpijak pada nilai-nilai


demokratis. Pendidikan demokratis merupakan pembelajaran yang dibangun untuk
mewujudkan lingkungan yang kritis dan aman, menghidupkan dialog, dan keikusertaan
seluruh pihak. Pendidikan demokratis acap kali disepadankan dengan pendidikan inklusif.
yang dimanifestasikan melalui pembukaan akses pendidikan bermutu bagi setiap warga
bangsa dengan latar belakang beragam, juga pendidikan demokratis merupakan proses dan
lingkungan pembelajaran yang dirancang untuk memelihara kelangsungan kehidupan yang
demokratis, pengembangan sikap tanggung jawab dalam masyarakat, ketaatan terhadap
perilaku etis, dan penanaman cara pandang luas atau global, selain sebagai pembelajaran
tentang proses demokratis dalam pengelolaan pemerintahan.

Demokrasi pendidikan diwujudkan dalam sekolah/pembelajaran demokratis. Sekolah


demokratis dicirikan dengan keterlibatan stakeholder (guru, murid, pimpinan sekolah, staf,
dan orangtua murid/masyarakat) dalam hal-hal yang berkaitan dengan tata kelola sekolah
(school governance) dan pembuatan keputusan pendidikan (sekolah) yang seharusnya
dipandu dengan nilai-nilai dan melalui proses yang demokratis.

Dalam sekolah demokratis, peserta didik dilibatkan dalam penyelenggaraan sekolah,


seperti penentuan pembelajaran, memilih apa yang ingin dipelajari menurut rangkaian waktu
dan kepemimpinan. Kelas demokratis Sekolah demokratis dicirikan dengan kelas
demokratis. Kelas demokratis mencerminkan komitmen terhadap tujuan, yakni tiap-tiap
individu merasa diterima, termotivasi untuk mengembangkan diri. Kelas demokratis
memberikan penghargaan kepada setiap peserta didik. Penghargaan ini diwujudkan dalam
bentuk bantuan kepada peserta didik memahami tujuan dan mencapai sasaran, swakontrol,
dan kerja sama antarpeserta didik. Kurikulum demokratis memberi peluang terbuka terhadap
informasi dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat. Para pendidik berpegang teguh
pada prinsip bahwa pengetahuan dibangun berdasarkan konteks sosial, yakni dihasilkan dan
disebarluaskan individu yang secara pribadi mempunyai nilai, minat, dan bias sendiri
(constructivism). Guru dan murid terlibat dalam diskusi tentang kejadian atau peristiwa yang
tengah terjadi, menggunakan materi pembelajaran dari media masa seperti surat kabar atau
kasus yang terjadi. Kurikulum demokratis tidak hanya mengandung pemikiran-pemikiran
apa yang penting dari para ahli, tetapi juga hal-hal yang menjadi perhatian dan pertanyaan
peserta didik tentang dirinya dan dunia di sekitar. Kurikulum demokratis mensyaratkan
peran aktif dari peserta didik sebagai 'pembuat arti (making meaning).' Proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan kemampuan kecerdasan dan kemampuan reflektif terhadap
masalah, peristiwa, dan isu yang muncul dalam kehidupan, seperti keadilan, konflik, dan
lainnya. Proses ini menjadikan peserta didik paham dan terlatih dengan berbagai cara atau
pendekatan. Kurikulum demokratis memberdayakan peserta didik memahami dan
melakukan perubahan. Dengan kata lain, kurikulum demokratis mendukung kebebasan
akademik ,menumbuhkan dialog, kritik, oposisi, dan keadilan.. mengembangkan kebijakan
tentang lintas ilmu pengetahuan, multikulturalisme, dan isu-isu yang terkait dengannya,
seperti keadilan, saling menghargai. Pendekatan pembelajaran yang digunakan membekali
peserta didik berpikir, belajar, melakukan refleksi dan bekerja sama. Peserta didik dibawa
dalam pergumulan persoalan untuk memahami dan mencari pemecahan (authentic learning)
melalui penerapan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, menghargai dan menarik manfaat
(hikmah) dari gagasan dan pandangan teman sejawatnya. Pendidikan demokrasi Seperti
halnya demokrasi, pendidikan demokrasi secara substantif bukan semata keterlibatan publik
dalam elektoral, seperti pilkada, pileg. Pendidikan demokrasi memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk meraih (a) pengetahuan, (b) keterampilan, (c) sikap, dan (d)
nilai-nilai yang berkaitan dengan berbudaya demokratis. Pendidikan demokrasi membentuk
warga negara 'politik', warga negara yang percaya, setia, menjunjung tinggi, dan mendukung
prinsip-prinsip dasar demokrasi, dan menjadi warga negara yang efektif atau melek politik.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangakan demokrasi kini dan kedepan,
yakni kohesivitas sosial dan integrasi masyakarat. Karenanya, pendidikan demokrasi secara
hakiki ialah menumbuhkan sikap kesediaan berbagi dalam menghadapi persoalan yang
muncul dalam masyarakat, budaya, ekonomi, politik dan lain sehingga demokrasi bukan
semata bentuk pemerintahan, melainkan juga merupakan bentuk kesediaan berbagi dalam
kehidupan social.

Penerapan budaya demokrasi di sekolah berlaku untuk seluruh warga sekolah, seperti
siswa, guru, orang tua siswa, dan semua karyawan di sekolah. Khusus untuk siswa
penerapan budaya demokrasi dibimbing oleh guru sebagai penerapan dari pendidikan
kewarganegaraan. Contoh penerapan budaya demokrasi di sekolah, antara lain :
1. Bermusyawarah untuk penyusunan tata tertib di sekolah, khususnya tata tertib di dalam
kelas.
2. Bermusyawarah dalam penyusunan kelompok piket sekolah, kelompok dalam pelajaran,
dan kepengurusan kelas.
3. Diadakannya pemilihan ketua murid atau ketua kelas dan ketua Osis
4. Rapat yang diadakan oleh organisasi dalam sekolah, seperti penyelenggaraan rapat
anggota tahunan koperasi sekolah
5. Rapat pembahasan program dan kegiatan sekolah antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa
6. Penyelenggaraan kegiatan sekolah degan membentuk kepanitiaan, seperti acara rekreasi,
peringatan hari besar agama dan hari besar nasional, acara pentas seni,bazar sekolah, dan
acara perpisahan sekolah bagi siswa yang akan lulus.
7. Penyelenggaraan diskusi, baik diskusi kelompok dalam kelas, musyawarah guru, maupun
acar seminar yang memberi kesempatan semua warga sekolah untuk mengemukakan
pendapat secara baik.
8. Menyelesaikan masalah dan kesulitan yang menimpa siswa dengan cara musyawarah
antara guru, siswa, dan orang tua.
9. Pembahasan mengenai kurikulum

2.3 penerapan demokrasi di bidang ekonomi

Demokrasi di bidang ekonomi pemahaman dasarnya adalah tiap warga negara berhak
untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan minat dan keahliannya, dan hak tersebut
dilindungi oleh undang undang. Sesuai UUD 1945 pasal 33 ayat 1 sampai 5, perekonomian
Indonesia berdasar asas demokrasi ekonomi. Pembangunan ekonomi didasarkan pada
demokrasi ekonomi dan merupakan bagian integral pembangunan nasional. Pembangunan
nasional mencangkup di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan, dan bertujuan
untuk mewujudkan suatu masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam demokrasi ekonomi cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dan dipergunakan demi
kemakmuran rakyat. Untuk itulah dibuatlah undang-undang agar pemilikan langsung dan
penguasaan oleh pemerintah. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak yang diperbolehkan dikuasai orang seorang dan bermotivasi memperoleh laba.

Pasal 34 UUD 1945, menyatakan fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh
negara. Dalam kata lain menghapuskan kemiskinan absolut. Demokrasi ekonomi
menghindarkan atas sistem liberalisme, sistem etatisme, dan pengeksploitasian. Dalam rangka
itu, para pelaku ekonomi baik perorangan maupun dalam bentuk badan usaha koperasi, diakui
haknya menentukan sendiri penggunaan sumber daya ekonomi yang dimilikinya.
Pemanfaatan hak ini tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat luas.
Pengambilan keputuan ekonomi oleh para pelaku ekonomi dikendalikan pemerintah secara
tidak langsung terutama dengan sistem intensif dan dis-intensif dan tidak melalui sistem
komando. Dan menghindarkan perusahaan yang berusaha memonopoli.

2.4 penerapan demokrasi di bidang politik

Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi mekanisme kekuasan dalam
menjalankan roda pemerintahan negara. Kedua konsepsi tersebut saling berkaitan yang satu
sama lainnya tidak dapat dipisahkan, karena pada satu sisi demokrasi memberikan landasan
dan mekanisme kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan manusia, pada
sisi yang lain negara hukum memberikan patokan bahwa yang memerintah dalam suatu
negara bukanlah manusia, tetapi hukum. Dalam tataran praksis, prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat dapat menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang diterapkan dan ditegakkan
benar-benar mencerminkan perasaan keadilan masyarakat. Sedangkan dalam negara yang
berdasarkan atas hukum, dalam hal ini hukum harus dimaknai sebagai kesatuan hirarkis
tatanan norma hukum yang berpuncak pada konstitusi.

Negara hukum di Indonesia sesuai dengan batasan konstitusi memperkenalkan dirinya


sebagai negara yang menjunjung tinggi Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945  pada Pasal 1 ayat (3) yaitu, negara Indonesia adalah negara hukum. Pada ruang
demokrasi, rechtstaat (negara hukum) bukan machstaat (negara kekuasaan) semata-mata agar
kekuasaan tidak meluluskan segala cara untuk mencapai Visi dan Misi dari seorang penguasa
yang dipilih melalui demokrasi elektoral (Presiden dan Wakil Presiden) atau Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) yang diberikan wewenanng (authority) dari UUD 1945.
Pengalaman bernegara yang telah dilalui dari Indonesia merdeka tahun 1945 sampai dengan
sekarang (Pasca Reformasi) melahirkan ide sentral jikalau bangsa ini harus memasukkan
norma-norma yang membatasi kekuasaan di dalam konstitusi itu sendiri dengan
menitikberatkan pada tindakan dan kewenangan penguasa agar sejalan dengan pemerintah
berdasarkan hukum, adanya peradilan administrasi, pengakuan hak-hak asasi manusia,
pembagian dan pembatasan kekuasaan (F.J. Stahl) dengan bersandar pada proses-proses
pembentukan hukum yang demokratis.
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan secara
sepihak oleh dan atau hanya untuk kepentingan penguasa. Hal ini bertentangan dengan prinsip
demokrasi, karena hukum tidak dimaksudkan hanya untuk menjamin kepentingan beberapa
orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua orang sehingga
negara hukum yang dikembangkan bukan absolute rechtsstaat, tetapi demcratische
rechtsstaat.
Indonesia adalah negara hukum yang didasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi dan
keadilan. Dimana hukum seyogianya senantiasa harus mengacu pada cita-cita masyarakat
bangsa, yaitu tegaknya negara hukum yang demokratis dan berkeadilan sosial. Meski
demikian ada pendapat yang mengemukakan, bahwa adalah tidak benar seluruhnya jika
hukum adalah alat masyarakat untuk menegakkan demokrasi. Penekanan fungsi hukum
cenderung lebih mendukung kekuasaan pemerintah serta implementasinya, baik untuk
mendapatkan basis penggunaan kekuasaan yang kukuh dalam melaksanakan pembangunan.
Untuk mendalami hal diatas, kiranya perlu dikemukakan ciri-ciri dari produk hukum yang
demokratis;

1. produk hukum harus bersifat mengatur


2. produk hukum yang bernama undang-undang keatas dan peraturan daerah, penetapannya
harus melibatkan rakyat setidak-tidaknya wakilnya.
3. dilihat dari segi isinya, isi produk hukum harus untuk kepentingan rakyat dan
kepentingan umum.
4. dilihat dari segi pelaksanaannya harus untuk kepentingan umum dan kepentingan rakyat.
2.5 penerapan demokrasi di bidang kesehatan
Merujuk pada hasil penelitian dari Stanford University School of Medicine California,
Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sistem demokrasi telah berperan dalam meningkatkan
kesehatan global, terutama pada penyebab kematian orang dewasa. Penelitian ini
menjelaskan bahwa Lembaga dan proses demokrasi, khususnya pemilihan umum yang
bebas dan adil, dapat menjadi katalisator penting untuk meningkatkan Kesehatan populasi
manusia. “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa demokrasi dan Kesehatan rakyat
semakin tak terpisahkan” tulis Tara Templin, anggota penelitian itu.
Di Indonesia, demokrasi dan Kesehatan adalah salah satu dari sekian banyak semangat
pasca kemerdekaan Indonesia. Pembangunan Sistem Kesehatan Nasional adalah salah satu
tujuan yang hendak dicapai dari momentum kemerdekaan Indonesia.
Merujuk kajian dari Edward Aspinall, 2014, Health care and democratization in
Indonesia memperlihatkan dengan jelas bagaimana upaya membangun program
kesejahteraan dimulai dengan agenda demokrasi. Selama ini mekanisme pembangunan yang
mengambil model trickle down effect hanya sampai pada kalimatnya saja, karena
mekanismenya sendiri banyak terhambat pada mesin birokrasi, termasuk mekanisme
pembangunan Kesehatan. Sejalan dengan pengamatan Aspinall, maka demokratisasi
menjadi sarana bagi pencapaian tujuan agenda kesejahteraan, termasuk capaian Kesehatan.
Demokrasi dan penanggulangan penyakit dan kematian
Selama 2 dekade terakhir, demokrasi mengurangi angka kematian di negara-negara
berkembang dari tuberkulosis dan kardiovaskular serta beberapa jenis penyakit tidak
menular antara 8-10 persen. “Pemilihan umum yang bebas dan adil tampaknya penting
untuk meningkatkan kesehatan orang dewasa dan hasil penyakit yang tidak menular, serta
kemungkinan besar dengan meningkatkan akuntabilitas dan daya tanggap pemerintah,” kata
Templin. Templin dan teman-temannya menemukan bahwa kehidupan demokrasi ternyata
berhubungan dengan penanganan penyakit menjadi lebih baik, bahwa demokrasi dapat
memberikan prioritas lebih tinggi untuk investasi perawatan kesehatan.
Demokrasi dan pembangunan sistem Kesehatan nasional
Pasca kemerdekaan pembanguna sistem Kesehatan berjalan secara sentralisitik. Peralihan
dari orde lama menuju orde baru mampu mewujudkan konsep Puskesmas beserta berbagai
program baru seperti keluarga ideal, melalui program Keluarga Berencana dan lain-lain.
Pada transisi antara orde baru dengan reformasi, perluasan akses Kesehatan public menjadi
titik yang ditekankan. Hingga, melalui demokratisasi dibuatlah Sistem Jaminan Sosial
Nasional(SJSS) pada 2004 dan UU BPJS pada 2011.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 374/MENKES/SK/2009, Sistem
Kesehatan Nasional adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan Kesehatan yang
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap Langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan Kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat sebagaiman dimaksud dalam Undang - Undang Dasar 1945.

2.6 penerapan demokrasi di bidang sosial dan budaya


Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Paneasila dan UUD 1945.
Dalam Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan
tetapi, bila tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui
pemungutan suara (Pasal 2, Ayat (3), UU D 1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak
mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas. Domiinasi mayoritas adalah
kelompok besar yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai
segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar.

Dalam kehidupan bermasyarakat, Demokrasi Pancasila menggariskan penting ”hikmat


kebijaksanaan” sebagai penuntut hubungan antar manusia Indonesia dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat atau aparat pemerintah yang
dituntut untuk selalu mengunakan hikmat kebijaksanaan dalam mengusrus kepentingan
bersama. Seluruh bangsa Indonessia baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan
pengurus RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya di sekolah,
maupun kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah, perusahaan, Dewan Perwakilan
Rakyat, untuk dituntut melakukannya..

Demokrasi selalu dikaitkan dengan ilmu politik, karena pada dasarnya demokrasi
adalah penerapan dari ilmu yang menata kekuasaan (politik) yang didasarkan atas dimensi
kedaulatan rakyat. Demokrasi banyak sekali macamnya, antara lain demokrasi social
budaya. Budaya demokrasi merupakan nilai-nilai demokratis yang terekspresikan secara
kultural dalam kehidupan warga negara sehari-hari Sedangkan Demokrasi
sosial adalah ideologi politik, sosial, dan ekonomi yang mendukung intervensi
ekonomi dan sosial untuk mendorong keadilan sosial dalam kerangka entitas
politik demokrasi liberal dan ekonomi campuran kapitalis. Jadi demokrasi social dan budaya
merupakan kebebasan dalam menerima semua unsur sosial dan kebudayaan yang ada tanpa
ada mencela diantara unsur tersebut.

Penerapan demokrasi pada bidang social dan budaya di masyarkat antara lain :

1. Membangun system jaminan social tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk
mendapatkan perlindungan,keamanan, dan keselamatan kerja.
2. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin, dan anak-anak
terlantar melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasioanl bangsa Indonesia yang
bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa Indonesia.
4. Menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional sebagai wahana bangi
pengembangan pasiwisata nasioanl.
5. Meningkatkan kedudukan pemimpin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melaluai kebijakan nasional yang mamapu memperwujudkan kesetaraan dan
keadilan.
6. Meningkatkan budaya olahraga guna meningktkan kualitas manusia Indonesia
sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik.
7. Saling menghormati dan menjunjung tinggi budaya yang ada di Indonesia sampai
dengan kaca internasioanl.
8. Menyanring budaya-budaya yang masuk dengan baik dan bijaksana.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulanya adalah penerapan demokrasi yang terbagi menjadi lima bidang yaitu
Pendidikan, hukum, social budaya, ekonomi, dan Kesehatan kelimanya memiliki masalah
dan solusi sendiri-sendiri dalam menegakkan demokrasi di negara kita ini. Pendidikan
membutuhkan demokrasi dalam penerapanya untuk menunjang kualitas dan profesionalitas
Pendidikan baik secara teori maupun secara tenaga. Usaha penunjang Pendidikan seperti
demokratis, sekolah demokratis, kelas demokratis, dan kurikulum demokratis yang
diharapkan dapat membimbing siswa siswi agar lebih mengerti, memahami, dan
menerapkan demokratis pada kehidupan sehari-hari. Hukum juga merupakan bidang yang
membutuhkan demokrasi dalam penerapanya. Indonesia merupakan negara hukum yang
segala sesuatunya telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hukum dan
demokrasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hukum dan juga
demokrasi harus berjalan berdampingan supaya hukum yang gunanya mengatur segala
urusan tidak membebani salah satu pihak atau menguntungkan para penguasa karena
hukum tidak dimaksudkan hanya untuk menjamin kepentingan beberapa orang yang berkuasa,
melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua orang sehingga negara hukum yang
dikembangkan bukan absolute rechtsstaat, tetapi demcratische rechtsstaat. Bidang ketiga yang
harus menerapkan demokrasi di dalamnya ialah ekonomi. Dalam perekonomian, cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara. Hal tersebut dilakukan supaya tidak terjadi monopoli dalam perekonomian oleh
suatu pihak yang hanya mencari laba dan yang pada akhirnya menyulitkan masyarakat.
Dalam Kesehatanpun terdapat penerapan demokrasi pula. Menurut survey, demokrasi
dalam pemilihan umum sangatlah berpengaruh terhadap rata-rata lama masa hidup
masyarakat. Penanganan penyakit juga menjadi lebih baik dan efisien berkat demokrasi
yang diterapkan. Bidang terakhir yang membutuhkan penerapan demokrasi adalah bidang
social budaya. Dalam bidang sosial budaya haruslah diterapkan demokrasi yang bisa
diartikan kebebasan dalam menerima semua unsur sosial dan kebudayaan yang ada tanpa
ada mencela dan diskriminasi. Jadi, demokrasi haruslah di terapkan dalam semua bidang
yang terhubung dengan kepentingan masyarakat karena dengan demokrasi itu semua akan
ditentukan dan dijalankan untuk kebaikan dan kemaslahatan seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
 https://kumparan.com/basuki-kurniawan/demokrasi-pancasila-dalam-bingkai-politik-
hukum-indonesia/full
 https://media.neliti.com/media/publications/84235-ID-demokrasi-dan-negara-hukum
 https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/06/23/peranan-hukum-dalam-
kehidupan-demokrasi-di-indonesia/
 https://rmol.id/read/2020/08/02/446295/demokrasi-dan-pembangunan-kesehatan
 https://tirto.id/hasil-penelitian-demokrasi-tingkatkan-kesehatan-masyarakat-djLi
 http://sosiologis.com/budaya-demokrasi
 https://istifunnyassyidiq.wordpress.com/bab-iv-pelaksanaan-demokrasi-
dalam-berbagai-aspek-kehidupan/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_sosial#:~:text=Demokrasi
%20sosial%20adalah%20ideologi%20politik,liberal%20dan%20ekonomi
%20campuran%20kapitalis.
 http://nurwidati.blogspot.com/2015/09/
 http://repository.upi.edu/27766/4/D_IPS_1006989_Chapter1.pdf

https://guruppkn.com/contoh-penerapan-budaya-demokrasi

 https://mediaindonesia.com/read/detail/170950-demokrasi-pendidikan-dan-
pendidikan-demokrasi

Anda mungkin juga menyukai