Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

TUGAS EKOLOGI ARSITEKTUR


Dosen Pengampu : Qurrotul A’yun, S.T.,M.T.,IPM., ASEAN Eng.

Sumber Foto : Dwi Yoga, 2019

H03217003 ASA DINA NURHIDA Analisis Ekologi Bangunan


H73217029 FERYAN EKO KRISTIANTO
H73217053 CHADHIQ BARIROTIN Villa De’Desa Pacet
H73217057 FAHMI RAMADHAN FACHRUDIN
1. BALE DHUWUR
2. OMAH KIDUL
3. BALE JAGONG
4. OMAH LOR
5. OMAH KULON
6. BALE ANDHAP
7. PLAZA BATU
8. JOGLO

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


PENERAPAN KRITERIA BANGUNAN EKOLOGIS PADA
BANGUNAN DI DE’DESA VILLA
1. KONSERVASI ENERGI

Tiap bangunan menggunakan 90% material dari kayu


sehingga dapat mengurangi emisi karbon, daripada
material beton.
Banyak bukaan sehingga hampir 95% tidak
menggunakan pendingin ruangan di malam atau siang
hari Sumber Foto : Dokumen Pribadi Sumber Foto : Villadedesa.com

2. KONSERVASI AIR
Tertundanya pelepasan kelebihan air yang
disaring ke sungai ditujukan untuk mencegah
erosi dan air dimanfaatkan untuk menyirami
tanaman pada tapak dan mengaliri kolam ikan
Permukaan landscape berfungsi sebagai
perembesan dan pengumpulan air hujan pada
penutup tanah (rumput dan batu) Sumber Foto : Dokumen Pribadi Sumber Foto : Buku Villa De’Desa
PENERAPAN KRITERIA BANGUNAN EKOLOGIS PADA
BANGUNAN DI DE’DESA VILLA
3. DESAIN LAYAK HUNI

Kesadaran pada iklim tropis: Menggunakan atap


pelana
Kesadaran pada lingkungan dan upaya pelestarian
alam: Pemanfaatan Kontur pada bangunan, ada yang
menggunakan split level dan pondasi umpak

Sumber Foto : Mansyur, 2019 Sumber Foto : Dokumen Pribadi

4. KONSERVASI MATERIAL

Menggunakan material kayu bekas sebesar 90%


pada tiap bangunan dan ramah lingkungan
Material lokal dari Trowulan dan Ponorogo
Memilih material yang low maintenance yaitu
kayu dan dinding unfinished Sumber Foto : Dokumen Pribadi Sumber Foto:
Buku Villa De’Desa
 Bale Dhuwur berbentuk panggung
sehingga tidak melakukan cut
and fill

 Menggunakan material kayu


bekas yang ramah lingkungan

 Tidak memerlukan pendingin


(kipas angin) sama sekali
Berbentuk panggung,  Penggunaan lampu hanya pada
dengan pondasi umpak malam hari

 Berada di tapak paling atas


sehingga berfungsi sebagai
Sumber Foto : Villadedesa.com pengawasan
1. Penggunaan atap pelana - sesuai dengan
iklim tropis
2. Material kayu bekas dan lokal serta ramah
lingkungan – Penggunaan pada kerangka atap,
kolom, balok, dan beberapa sisi dinding
3. Tanpa pengecatan/unfinished sehingga
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
memberi kesan alami dan mengurangi biaya
untuk perawatan
4. Bangunan membujur dari Utara-Selatan
sehingga bagian yang di lintasi oleh
matahari tidak banyak terkena paparan sinar
matahari
5. Bagian depan bangunan dibuat terbuka untuk
memaksimalkan penghawaan alami dari alam
pegunungan
6. Kolam di depan untuk memberikan kesan sejuk
dan dapat difungsikan untuk menampung air
hujan
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
1. Bale Jagong berbentuk panggung sehingga tidak
melakukan cut and fill

2. Menggunakan material kayu bekas yang ramah


lingkungan

3. Tidak memerlukan pendingin (kipas angin) sama


sekali

4. Penggunaan lampu hanya pada malam hari

Berbentuk panggung, 5. Berada di tapak paling atas sehingga berfungsi


menggunakan pondasi umpak sebagai pengawasan

6. Bale Jagong dengan 4 soko guru (tiang kayu utama),


Sumber Gambar : Buku Villa De’Desa dan dibuat terbuka ke segala arah. Jika dirasakan
lebih mendalam, bangunan ini layaknya sebuah
payung, karena bebas memandang ke mana saja

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


Penerapan
1. Penggunaan atap pelana - sesuai dengan iklim
tropis
2. Material kayu bekas dan lokal serta ramah
lingkungan – Penggunaan pada kerangka atap,
kolom, balok, dan beberapa sisi dinding
3. Tanpa pengecatan/unfinished sehingga memberi
kesan alami dan mengurangi biaya untuk
perawatan
4. Banyak terdapat bukaan sehingga penghawaan
alami dapat maksimal, hampir sama sekali tidak
membutuhkan pendingin ruangan, udara dapat
masuk melalui celah dinding kayu dan jendela.
5. Halaman Omah Lor berupa pelataran dari
hamparan rumput untuk mengajak pengguna
kembali ke alam.
Integrasi
bangunan dengan
alam
Menggunalan atap pelana yang
disesuaikan dengan iklim
tropis

Material kayu bahan


Memberikan ruang kenyamanan bekas dan material
pengguna untuk kembali ke lokal
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi alam
GALERI

1. Penggunaan atap pelana - sesuai dengan iklim tropis


2. Material kayu bekas dan lokal serta ramah lingkungan – Penggunaan
pada kerangka atap, kolom, balok, dan beberapa sisi dinding
3. Tanpa pengecatan/unfinished sehingga memberi kesan alami dan
mengurangi biaya untuk perawatan
4. Bangunan memanfaatkan kontur dengan split level, bagian atas
merupakan omah kulon dan bagian bawah berupa galeri
5. Banyak terdapat bukaan sehingga penghawaan alami dapat maksimal,
hampir sama sekali tidak membutuhkan pendingin ruangan, udara
dapat masuk melalui celah dinding kayu dan jendela.
seperti pohon mangga, jambu,
kelengkeng

Tanaman lokal yang


dapat dimanfaatkan Orientasi omah menghadap
taman

Pemanfaatan kontur untuk Pemanfaatan ruang luar untuk


penataan taman komunal
Bale Andhap merupakan bangunan terbuka yang terletak
dibawah. Berfungsi sebagai ruang komunal dan musholla
yang menaungi tanpa dinding

Merupakan bangunan split level. Dengan bagian atas


untuk musholla dan bagian bawah ruang komunal.

Menggunakan material kayu bekas yang ramah lingkungan

Pemanfaatan material lokal seperti gedhek (anyaman


bambu) untuk menutupi dari panas matahari

Dikelilingi oleh vegetasi jenis perdu dan pohon


sebagai peneduh disekitarnya
Sumber Foto : Villadedesa.com

Sumber Foto : Villadedesa.com

Sumber Foto : Mansyur, 2019


Plaza Batu merupakan area komunal yang cukup luas
dengan penutup tanah nya adalah material batu kali

Batu kali yang tersusun sebagai penutup tanah


berfungsi sebagai resapan air yang baik dibandingkan
paving dan sejenisnya.

Pemanfaatan kontur di plaza batu digunakan sebagai


tempat view pegunungan yang indah.

Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan nusantara


plaza batu didekorasi oleh tempat duduk tradidional
Sumber Foto : Dokumen Pribadi yang berasal dari tempat untuk menumbuk beras pada
zaman dulu

Plaza batu dipagari oleh perdu daun afrika dan iris


disekelilingnya
Material kayu 95% terbuat dari kayu bekas berasal
dari Ponorogo, 5% berupa kayu baru pada reng atap

Merupakan bangunaan tanpa dinding dan berfungsi


sebagai Ruang Komunal dan Café Moengkopi

Lantai Joglo Senepo terbuat dari susunan batu-bata


sehingga dapat meresap air dengan baik

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Anda mungkin juga menyukai