M. Zain Kanro, M.S. Lestari, A. Wahid Rauf, Atekan, dan Afrizal Malik
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Irian Jaya, Jl. Jahin Sentani Kotak Pos 256 Sentani, Jayapura 99352
ABSTRAK
Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Papua cukup besar sekitar
17,80% pada tahun 1998, menduduki urutan kedua setelah sektor pertambangan. Namun, praktek usaha tani di
daerah tersebut masih sangat sederhana, yaitu pertanian meramu, pertanian ladang berpindah, dan pertanian
menetap secara subsisten. Teknologi yang diterapkan juga sangat sederhana meliputi pembukaan hutan, pembersihan
lahan, pembakaran sisa-sisa tanaman, kemudian penanaman tanpa pemupukan. Produktivitas yang dicapai masih
sangat rendah, yaitu 19,4150,69% dari produktivitas potensial, tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan.
Secara teknis produktivitas beberapa komoditas sudah dapat ditingkatkan karena telah tersedia teknologi spesifik lokasi.
Produktivitas jagung meningkat hingga empat kali lipat dengan menerapkan pemupukan berimbang. Penggunaan
varietas unggul kedelai dan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas hingga 30%. Varietas unggul ubi jalar
Muara Takus berpotensi diadopsi oleh petani karena selain produktivitasnya tinggi, cita rasanya sama dengan
varietas lokal Hielaleke. Penggunaan varietas unggul padi Membramo dan pemupukan berimbang dapat
meningkatkan produktivitas hingga 5,60 t/ha. Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat dalam
pembangunan pertanian di Papua memerlukan penanganan tersendiri. Tingkat pendidikan yang rendah serta
budaya pertanian meramu dan ladang berpindah memerlukan lebih banyak kegiatan nyata di lapang berupa demonstrasi
teknologi. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan secara bertahap akan memperbaiki pola pikir petani. Sistem
pemilikan lahan secara komunal (hak ulayat) juga memerlukan pendekatan tersendiri misalnya melibatkan kepala suku
dalam program pembangunan pertanian itu.
Kata kunci: Tanaman pangan, sistem usaha tani, penerapan teknologi, Papua
ABSTRACT
Management of food crop farming system and its improvement in Papua
Agricultural sector has the second major contribution to the PDRB of Papua province, reaching 17.80% in
1998. Agricultural practises were very simple i.e. food material collection from the forest, shifting cultivation,
and subsistent farming. Also, technology application very simple that are: land clearing, and sowing, without
fertilization. Consequently, farming system productivity was very low, varying only about 19.41 to 50.69%
potencial productivity depend on kind of farming system that effort. Technicially, farming system productivity
easy to increase by application of specific location technology. Maize productivity would increased drastically by
fertilizer application. Used superior soybean variety and fertilizing application could increased about 30% soybean
productivity. Superior sweet patato variety "Muara Takus" potencially adopted by farmer because it has high
productivity and teste equally with "Hielaleke" local variety. Used Membramo rice variety and fertilizer application
could increased rice productivity up to 5.60 t/ha. In sosio-culture aspect, for promote of farming system at Papua
need specified approach. Low level of farmer education and tradisionally farming practiced need more technology
demonstration on farmer site. Communal land ownership also need leader of etnic participation on development
of farming system program. Involving of etnic leadership hoping to promote farming system on large area in
Papua Province.
Keywords: Food crops, farming system, technology transfer, Papua
Tabel 5. Jenis usaha tani tanaman pangan yang berkembang di Papua, 1998.
JENIS USAHA TANI
TANAMAN PANGAN DAN
Usaha tani Luas panen Produksi Produktivitas Daerah pengembangan
PENERAPAN TEKNOLOGI (ha) (kg) (kg/ha) utama
Varietas Hielaleke banyak Usaha tani padi umumnya disiapkan oleh penangkar benih se-
digunakan pada upacara-upacara adat dilakukan oleh masyarakat tempat. Varietas yang banyak digunakan
yang dikenal dengan istilah bakar batu. transmigran, dimana proses adopsi adalah Digul, Membramo, dan
Masalah yang perlu diperhatikan adalah Ciliwung. Pemilihan varietas Digul
teknologi sudah mulai berjalan.
kemurnian dari kultivar lokal dan didasarkan pada produktivitas yang
Penggunaan varietas unggul dan pupuk
cara panen. Pe- ngamatan di tinggi dan ketahanan terhadap
buatan sudah diterapkan, namun
lapangan menunjukkan bahwa berbagai penyakit seperti tungro dan
produktivitas tanaman masih rendah.
variabilitas dari sifat-sifat hasil dan hama putih palsu. Penggunaan pupuk
Beberapa faktor penyebab
komponen hasil beberapa kultivar sudah lengkap sudah direspons oleh 20%
rendahnya produktivitas padi adalah
sangat tinggi atau kemurnian dari petani, sedangkan 80% hanya meng-
kandungan Fe tanah yang tinggi. Tanah
kultivar sudah menurun (Tabel 7). gunakan pupuk urea dengan takaran
seperti ini memerlukan pemupukan
Untuk sifat bobot umbi, koefisien
berat terutama P2O5, sementara 150 200 kg/ha. Rata-rata produktivitas
keragamannya mencapai 69,2490%. Ini
ketersediaan pupuk di daerah-daerah padi antara 3,253,41 t/ha (Dinas
menunjukkan bahwa kultivar ubi jalar
terpencil tidak terjamin (Sahari et al., Pertanian Tanaman Pangan TK I Irian
yang dikembang- kan di tingkat petani
1996). Di Merauke menurunnya Jaya, 1998).
sudah hampir hilang sifat aslinya
produktivitas padi disebab- kan oleh
sehingga perlu segera dimurnikan.
tingginya curah hujan pada saat panen
Tanpa usaha pemurnian, dikhawatirkan
sehingga proses penjemuran gabah
dalam waktu lima tahun mendatang
terganggu. Dalam waktu yang cukup UPAYA PERBAIKAN
varietas asli Hielaleke atau Musan asli SISTEM USAHA TANI
lama, tingkat kerusakan gabah akan
sudah tidak ditemukan lagi di lapangan.
meningkat. TANAMAN PANGAN
Keragaan visual dari umbi varietas
Hielaleke diperlihatkan pada Gambar Teknologi budi daya padi sudah
mulai dipraktekkan petani dengan Perbaikan sistem usaha tani di
3.
menggunakan benih bermutu yang Papua tidak hanya ditentukan oleh aspek
teknis,
Gambar 3. Keragaan visual umbi dari varietas lokal Hielaleke (kiri), Visca (tengah), dan Muara Takus (kanan).
tetapi juga aspek sosial budaya. Melalui Musan. Penggantian varietas sulit di- tawarkan mempunyai produktivitas lebih
kegiatan penelitian dan pengkajian telah lakukan, walaupun varietas yang di- tinggi dari varietas lokal. Hasil penelitian
ditemukan paket teknologi spesifik Simanjuntak et al. (2000) menunjukkan
lokasi yang dapat meningkatkan bahwa minimal ada tiga varietas atau galur
produktivitas jagung, kedelai, dan ubi yang mempunyai produktivitas nyata
jalar. lebih tinggi daripada varietas lokal
(Hielaleke) yaitu Visca, 48-1, dan Muara
Takus. Varietas Muara Takus mem-
Jagung punyai peluang untuk diadopsi oleh
petani. Selain cita rasanya sama dengan
Sistem usaha tani jagung dapat Hielaleke, produktivitasnya juga lebih
diperbaiki dengan penerapan teknologi tinggi (Tabel 8).
anjuran, yang meliputi bibit unggul, Permasalahan yang dihadapi adalah
pemupukan intensif, serta penyiangan teknik panen dan pascapanen. Panen
intensif dan tepat waktu. Penggunaan dilakukan menurut kebutuhan makan
benih bermutu dari jenis unggul lokal, keluarga, sehingga tanaman ubi jalar
pupuk berimbang urea, SP36, dan KCl dipertahankan di lapang dalam waktu
masing-masing 100, 150, dan 100 kg/ha, yang lama. Bila terjadi bencana alam
serta penyiangan intensif dua kali dapat berupa "frost" atau ledakan hama,
meningkatkan produktivitas hingga 5,60 persediaan pangan penduduk akan
t/ha. Tingkat produktivitas ini terancam. Untuk itu perlu diperkenalkan
meningkat hingga empat kali lipat dari panen serentak dan metode penyimpanan
rata-rata daerah. Pendapatan yang umbi.
diperoleh mencapai Rp 1.280.000 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan R/C 1,40 penyimpanan umbi selama satu bulan
(Nunuela, 2000). dengan menggunakan media serbuk
gergaji dapat mengurangi susut bobot
sekitar 7,40% pada varietas Hielaleke
Ubi Jalar (Lestari et al., 2000). Penelitian perlu
diteruskan untuk menemukan teknik
Ubi jalar dapat dianggap sebagai penyimpanan umbi minimal untuk waktu
tanaman asli Papua dan sudah sejak tiga bulan. Selain itu serbuk gergaji tidak
lama diusahakan sebagai tanaman tersedia cukup di pedalaman Papua
pangan pokok. Teknik budi daya yang sehingga perlu ditemukan bahan lainnya
dikuasai oleh petani masih sederhana yang lebih tersedia atau cara lain dalam
sehingga produktivitasnya rendah. penyimpanan umbi. Fakta di lapangan
Kultivar yang dikembangkan menunjukkan bahwa umbi yang dicuci
bermacam-macam bahkan sudah ada setelah panen tidak tahan disimpan lama
spesifikasi peruntukannya. Untuk dibandingkan dengan umbi tanpa
pesta adat misalnya, mereka meng- pencucian. Berdasarkan fakta ini
gunakan varietas Hielaleke, untuk pakan penelitian metode penyimpanan ubi jalar
babi diambil umbi kecil dari varietas
perlu dilanjutkan dengan mempelajari perhatian khusus. Budaya peternalistik
efektivitas penutupan tanah pada yang tergantung pada kepala suku
permukaan umbi sebelum memerlukan penanganan yang cermat.
penyimpanan. Lestari et al. (2000)
mengemukakan bah- wa penutupan
tanah pada permukaan umbi dapat
mengurangi penguapan permukaan,
sehingga kadar air umbi dapat
dipertahankan tetap tinggi dalam waktu
yang lama.
Kedelai
Produktivitas kedelai secara teknis
mudah ditingkatkan. Tabel 9 mem-
perlihatkan hasil pengujian paket
teknologi usaha tani kedelai introduksi
dan pola petani.
Tampak bahwa penerapan paket
teknologi mempengaruhi produktivitas
dan pendapatan petani. Untuk varietas
unggul Orba, penggunaan pupuk 50 kg
urea + 100 kg SP36 + 50 kg KCl, 5 t/ha
pupuk hijau dan Rizhoplus
meningkatkan produktivitas hingga
30%. Selain itu penerapan paket
teknologi anjuran memberikan
pendapatan Rp. 2.330.000/ha dengan
net R/C rasio 1,05.
Budi daya kedelai banyak di-
usahakan oleh penduduk transmigran,
yang lebih peka terhadap
pembaharuan, sehingga diharapkan
adopsi teknologi berlangsung baik.
Kendala utama dalam budi daya
kedelai adalah belum ter- sedianya
penangkar benih yang dapat
menjamin ketersediaan benih bermutu
pada saat penanaman. Benih biasanya
dibeli di pasar sehingga kualitas fisik
dan genetiknya sudah tidak dapat
diper- tanggungjawabkan.
Padi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Rencana Induk Kawasan Sentra
jagung di Irian Jaya. Laporan Penelitian Sahari, D., M.Y. Maamun, Bahtiar, dan Wasniati.
Produksi Propinsi Irian Jaya. Austraining,
PAATP. Loka Pengkajian Teknologi 1996. Identifikasi pengelolaan usaha tani di
Jayapura. 300 hlm.
Pertanian Koya Barat, Sentani, Jayapura. 83 Kabupaten Merauke, Irian Jaya. Prosiding
Badan Pusat Statistik Irian Jaya. 1998. Irian Jaya hlm. Identifikasi Sistem Usaha Tani di Irian Jaya.
dalam Angka. Kerja Sama Bappeda TK. I Badan Litbang Pertanian. Proyek Penelitian
Nunuela, M. 2000. Pengkajian sistem usaha tani
dengan Kantor Statistik Propinsi Irian Jaya. Sistem Usaha Tani Irian Jaya, Jayapura. hlm.
jagung pada lahan kering di Irian Jaya.
Badan Pusat Statistik Irian Jaya, Jayapura 2775.
Laporan Hasil Penelitian. Loka Pengkajian
hlm. 77504.
Teknologi Pertanian Koya Barat, Sentani Simanjuntak, Y., D. Wamaer, dan A. Soplanit.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tk. I Irian Jaya. Jayapura. 18 hlm. 2000. Pengkajian adaptasi varietas ubi jalar
1998. Laporan Tahunan. Dinas Per- tanian di Kabupaten Jayawijaya. Laporan Hasil
Rauf, A.W., A. Syam, S. Tanga, M.N. Noor, dan
Tanaman Pangan Propinsi Dati I Irian Jaya, Penelitian. Loka Pengkajian Teknologi
S. Saenong. 2000. Pengkajian pengem-
Jayapura. 93 hlm. Pertanian Koya Barat, Sentani, Jayapura.
bangan lahan sawah irigasi secara optimal.
14 hlm.
Lestari, S.M., A. Rachim, D. Wamaer, dan A. Laporan Hasil Penelitian. Loka Pengkajian
Soplanit. 2000. Kajian teknologi pe- Teknologi Pertanian Koya Barat, Sentani, Simanjuntak, Y., Nicolas, dan N. Lewaherilla.
nyimpanan dan pengolahan ubi jalar di Jayapura. 12 hlm. 1997. Pengaruh cara tanam dan waktu
Kabupaten Jayawijaya. Prosiding Seminar panen terhadap produksi beberapa varietas
Saenong, S., Atekan, dan A. Rouw. 2000.
Hasil Penelitian Sistem Usaha Tani Irian Jaya. ubi jalar lokal terpilih. Laporan Hasil
Pengkajian SUT kedelai. Laporan Hasil
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Penelitian. Loka Pengkajian Teknologi
Penelitian. Loka Pengkajian Teknologi
Bogor. hlm. 4149. Pertanian Koya Barat, Sentani, Jayapura.
Pertanian Koya Barat. Sentani, Jayapura. 54
12 hlm.
Malik. A., H. Lakuy, dan R. Hendayana. 2000. hlm.
Analisis potensi dan kendala pengembangan